Anda di halaman 1dari 34

Modul 4

Prinsip Dasar
Bedah Mulut
PEDRO SI PEMBALAP
Pedro berusia 20 tahun mengalami kecelakaan bersama
temannya terjatuh dari motor. Mereka langsung dibawa ke UGD RS
X. pada pemeriksaan intraoral, Pedro mengalami fraktur dan
mobility pada gigi 21 serta gigi 11 avulsi. Pada gigi 12 dan 13
dibagian labial 1/3 permukaan gingival terjadi vulnus punctum
sehingga gingivanya mengalami luka robek, sedangkan kondisi
temannya hanya luka lecet saja, tapi temannya saat diperiksa
rongga mulutnya terdapat abses periodontal di regio posterior
rahang bawah gigi 36.
Tindakan pada Pedro dilakukan hecting pada daerah
uang robek. Sedangkan untuk mengatasi gigi yang mobility 11 dan
avulsi 21 dilakukan tindakan splinting dan fiksasi gigi
tersebut. Sebelum tindakan operasi, Pedro di anestesi terlebih
dahulu dengan anestesi blok dan infiltrasi oleh drg. Sp.BM.
Pada rekan Pedro,dilakukan insisi abses didaerah bukal gigi 36
nya. Setelah tindakan bedah minor tersebut selesai, dokter
memberikan obat antibiotik, analgesik antiinflamasi serta
roborontia kepada keduanya
Rumusan Masalah

1. Apa tindakan yang dilakukan terhadap gigi yang 1. Apa indikasi dilakukannya anestesi infiltrasi ?
avulsi ?
2. Apa saja nervus yang teranestesi pada anestesi
2. Apa saja penanganan untuk gigi fraktur pedro ? lokal rongga mulut ?
3. Apa saja klasifikasi luka, selain vulnus punctum 3. Apa tujuan insisi dan apa macam- macam insisi ?
4. Apa tujuan dilakukannya hecting ? 4. Apa alat yang digunakan untuk insisi ?
5. Apa prinsip dalam melakukan hecting ? 5. Apa saja tindakan bedah minor dalam kedokteran
6. Apa saja alat-alat dan bahan yang digunakan gigi ?
untuk hecting ? 6. Apa indikasi dilakukan bedah minor ?
7. Apa saja metode fiksasi untuk gigi mobility dan 7. Kenapa pasien tsb diberi antibotik, analgesik
avulsi gigi pedro ? antiinflamasi dan roborontia ?
8. Apa saja jenis-jenis anestesi ? 8. Apa saja yang termasuk antibotik, analgesik
9. Apa saja teknik anestesi yang digunakan dalam antiinflamasi dan roborontia ?
kedokteran gigi ? 9. Apa pertimbangan drg. Sebelum memberikan
10. Apa saja alat dan bahan yang digunakan untuk antibotik, analgesik antiinflamasi dan roborontia ?
anestesi ?
SKEMA
PEDRO (20 th) TEMAN PEDRO

KECELAKAAN MOTOR

KE UGD RS X

PEMERIKSAAN OBJEKTIF

PEMERIKSAAN INTRAORAL

FRAKTUR DAN MOBILITY GIGI 21 1/3 GINGIVAL BAGIAN LABIAL GIGI 12, ABSES PERIODONTAL 36 (TEMAN
AVULSI GIGI 11 13 VULNUS PUNCTUM PEDRO)

ANESTESI BLOK DAN INFILTRASI

FIKSASI HECTING INSISI

ILMU BEDAH MULUT

BEDAH MAYOR BEDAH MINOR

ANESTESI INSISI DAN EKSISI HECTING FIKSASI ANTIBIOTIK, ANALGESIK


ANTIINFLAMASI
Learning Objektif

1. M4 dasar ilmu bedah mulut ( insisi dan eksisi )


2. M4 fiksasi
3. M4 anestesi
4. M4 hecting
5. M4 antibiotik dan analgesik antiinflamasi
1.
Dasar Bedah Mulut
( insisi dan eksisi )
Dasar- dasar Ilmu Bedah Mulut

a. Eksodonsi b. Bedah minor: c. Bedah Mayor:


(pencabutan gigi) : ◍ Ilmu bedah mulut ◍ Reseksi rahang
◍ Alat- alat yang untuk perawatan ◍ Kista besar
digunakan endodontik
◍ Tumor
◍ Teknik dan ◍ Pengambilan kista
manipulasi kecil ◍ Fraktur rahang
◍ Anastesi ◍ Prostetik ◍ Pembedahan
ortodontik
◍ Perawatan pasca ◍ Fraktur akar
bedah ◍ Rekonstruksi cacat
◍ Pengambilan gigi bawaan
◍ Komplikasi yang terbenam
mungkin timbul
Prinsip-prinsip dalam bedah mulut

1. Diagnostik yang 2. Rencana perawatan, 3. Perawatan


tepat, dibutuhkan 4 macam yang akan dapat pembedahan, Pada
pemeriksaaan terhadap: dilakukan: tindakan operasi harus
◍ Keluhan utama diikuti syarat-syarat :
◍ Observasi (diamati
◍ Penyakit sekarang eanjutnya) ◍ Asepsis

◍ Penyakit sebelumnya ◍ Perawatan ◍ trauma seminimal


konservatif (dengan mungkin
◍ Riwayat penyakit
kelurga pengobatan saja) ◍ memenuhi tata kerja
◍ Pembedahan (diambil yang teratur
◍ Kebiasaan-kebiasaan
tindakan operasi)
◍ Konsultasi
INSISI
Prinsip pada Teknik Insisi.

Menggunakan mata pisau / blade


yang tajam & steril.

Gerakan insisi tidak boleh terputus-putus


dan menggunakan tekanan yang seimbang.

Dalam melakukan insisi harus memperhatikan


jaringan penting (pembuluh darah & saraf )

Mata pisau harus dijaga agar tetap tegak


lurus dengan struktur yang akan dipotong.
Insisi dilakukan pada daerah jaringan yang
sehat atau didukung oleh tulang yang tidak
rusak.
Macam- macam bentuk insisi

Insisi linear

Insisi elip

Insisi sirkuler

Insisi marginal

Insisi angular
Insisi trapesoid

Insisi U shape
Insisi semilunar
Eksisi

Eksisi adalah salah satu tindakan bedah ,membuang


jaringan dengan cara memotong

Teknik Eksisi

1. Eksisi elips (fusiform) 3. Eksisi sirkular

2. Eksisi wedge 4. Eksisi multipel


2.
Fiksasi

Fiksasi adalah mempertahankan tulang / gigi yang telah


direposisitetap pada tempatnya
METODE FIKSASI

FIKSASI INTERDENTAL
3. “Stout Continuous
1. “Essig Wiring” Loop” “(Continuous Eyelet
◍ Lilitkan kawat Methode Wiring atau
panjang mengelilingi Continuous Ivy Loop)”
gigi-gigi, melalui; ◍ Merupakan pengulangan
misalnya : 13 s/d 23. dari Eyelet atau Ivy
2. “Eyelet methode Loop.
wiring” atau “Ivy Loop” 4. Arch bar
◍ Kawat dililitkan
pada dua gigi saja
FIKSASI INTERMAKSILAR
◍ Fiksasi Intermaksilar“Eyelet methode
wiring” atau “Ivy Loop”
◍ Fiksassi Intermaksilar dengan
menggunakan Arch Bar
3.
anastesi

Anestesi adalah suatu tindakan mengilangkan rasa sakit ketika melakukan


pembedahan dan berbagai prosedur yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.

Anestesi yang umumnya digunakan di kedokteran gigi adalah anestesi


lokal.Terdapat 3 jenis teknik dalam anestesi lokal yaitu anestesi topikal,
anestesi blok dan anestesi infiltrasi
ALAT DAN BAHAN ANASTESI

ALAT Bahan anastesi


1. JARUM 1. Senyawa ester : kokain,
2. CARTRIDGE prokain, oksibuprokain,
3. SYRINGE tetrakain
4. PRESSURE SYRINGE ( intraligamen 2. Senyawa amida : lidokain dan
syringe )
prilokain, mevikain dan
5. jet injector ( tanpa syringe )
buvipakain, chincokain,
artikain
3. Lainnya : fenol,
benzilalkohol, cryofluoran,
etilklorida
PROSEDUR UMUM ANESTESI LOKAL

1. Ambil sebuah disposable syringe, pastikan hal-hal berikut ini:


a. Masih tersimpan pada pembungkus dan tidak terdapat
cacat atau robekan
b. Periksa tanggal kadaluwarsa
c. jarum pada barrel dieratkan terlebih dahulu
sebelum membuka pembungkusnya dengan memutar hub
searah jarum jam, kemudian handle pada syringe
didorong sehingga plunger menyentuh ujung barrel,
baru kemudian pembungkus syringe dibuka
PROSEDUR UMUM ANESTESI LOKAL

2. Ambil sebuah ampul yang berisi cairan anestesi lokal, periksa


keterangan pada dinding ampul yang mencantumkan: kandungan,
konsentrasi, dan volume larutan anestesi lokal, kandungan dan
konsentrasi bahan vasokonstriktor, dan tanggal kadaluarsa
cairan anestesi lokal tersebut

3. Sebelum mematahkan leher ampul pastikan bahwa seluruh


cairan berada di bawah leher ampul, apabila ada cairan yang masih
berada di atas leher ampul lakukan ketukan pada dinding ampul
dengan jari tangan atau putar ampul dengan gerakan
sentrifugal sampai seluruh cairan berada di bawah leher ampul
PROSEDUR UMUM ANESTESI LOKAL

4. Leher ampul dipatahkan, lalu penutup jarum pada disposable syringe


dibuka, kemudian larutan anestesi lokal di dalam ampul tersebut
dihisap dengan jarum injeksi sampai seluruh cairan anestesi lokal
berpindah ke dalam barrel tanpa ujung jarum menyentuh dinding ampul

5. Setelah semua cairan telah terhisap ke dalam barrel penutup


jarum dipasang kembali dengan hati-hati jangan sampai ujung jarum
menyentuh penutupnya, kemudian diperiksa apakah ada gelembung udara di
dalam cairan di dalam barrel tersebut, apabila terdapat gelembung udara
dilakukan ketukan pada dinding barrel sampai semua gelembung udara
keluar dari cairan yang ada kemudian dorong handle sampai terlihat ada
cairan yang keluar dari ujung jarum
PROSEDUR UMUM ANESTESI LOKAL

6. Keringkan daerah yang akan menjadi tempat tusukan jarum dengan kasa
steril lalu ulasi daerah tersebut dengan cairan antiseptik secukupnya
7. Jarum ditusukkan pada mukosa di daerah yang dituju secara
perlahan-lahan, perlu diperhatikan bahwa bevel pada ujung jarum selalu
menghadap ke arah tulang, sebelum cairan anestesi lokal diinjeksikan
mutlak dilakukan aspirasi, apabila terlihat darah masuk ke dalam
barrel maka tariklah jarum keluar dari mukosa.

*Aspirasi adalah tindakan menarik sedikit handle pada syringe sesaat untuk mengetahui
kemungkinan masuknya ujung jarum ke dalam pembuluh darah
TEKNIK-TEKNIK ANESTESI LOKAL DI
RAHANG ATAS

Field Block/
Infiltrasi Lokal pada paraperiosteal injection Nasopalatine Nerve Block
Membran Mukosa Saraf yang teranestesi:
(submucosal injection) saraf yang teranestesi:
cabang saraf terminal nervus nasopalatinus yang
saraf yang teranestesi: dari suatu saraf sensorik keluar dari foramen
ujung cabang saraf incisivus
terminal daerah yang teranestesi:
pulpa gigi rahang atas Daerah yang teranestesi:
daerah yang teranestesi: yang bersangkutan, mukoperiosteum sepertiga
terbatas pada tempat ligamen periodontal, anterior palatum durum
di mana larutan tulang alveolaris dan dan mukosa palatal gigi-
anestesi lokal periosteum, dan mukosa gigi anterior rahang atas
diinjeksikan gingiva sisi labial
atau bukal dari gigi
tersebut
TEKNIK-TEKNIK ANESTESI LOKAL DI
RAHANG BAWAH

Inferior Alveolar Nerve Block Mandibular Anesthesia


saraf yang teranestesi: Infiltrasi Lokal pada
saraf yang teranestesi: nervus
nervus alveolaris inferior Membran Mukosa alveolaris inferior dan cabang-
dan cabang-cabangnya yaitu: (submucosal injection) cabangnya yaitu: rami dentalis,
rami dentalis, nervus mentalis
saraf yang teranestesi: nervus mentalis dan nervus
dan nervus incisivus
incisivus, dan nervus lingualis
daerah yang teranestesi: ujung cabang saraf beserta cabangcabangnya
corpus mandibula dan bagian terminal
inferior ramus ascendens pada daerah yang teranestesi: sama
sisi yang dianestesi, seluruh daerah yang dengan daerah yang teranestesi
gigi rahang bawah termasuk teranestesi: terbatas oleh teknik inferioralveolar nerve
jaringan penyangga dan pada tempat di mana block tersebut di atas, ditambah
processus alveolaris pada dengan daerah yang dilayani oleh
sisi yang dianestesi,
larutan anestesi lokal
nervus lingualis yaitu: dua pertiga
mukoperiosteum dan gingiva diinjeksikan anterior lidah, mukosa dasar mulut,
sisi bukal atau labial mulai
dan mukosa gingiva dan alveolaris
dari foramen mentalis sampai
sisi lingual mulai region retromolar
dengan linea mediana, mukosa
bibir bawah dan kulit dagu pada sampai dengan linea mediana
sisi yang dianestesi
Teknik blok anestesi untuk pencabutan
gigi rahang bawah

Anestesi teknik Gow-Gates Teknik akinosi dan fisher Teknik Modifikasi fisher
Saraf yang dituju : N. Saraf yang dituju adalah :N.
Mandibularis Alveolaris inferior dan N. Saraf yang dituju : N.
Lingualis
Yang teranestesi : gigi Bukalis
mandibula setengah kuadran, yang teranestesi:gigi gigi Pada teknik ini menambahkan
mukoperiosteum bukal, membran mandibula setengah quadran, satu posisi lagi sebelum
mukosa pada daerah badan mandibula dan ramus jarum dicabut sehingga tidak
penyuntikan, dua pertiga bagian bawah, mukoperiosteum diperlukan penusukan ulang
anterior lidah dan dasar bukal dan membrane mukosa yang menambah beban sakit
mulut, jaringan lunak lingual didepan foramen mentalis, pada pasien.
dan p eriosteum, korpus dasar mulut dan dua pertiga
mandibuladan bagian bawah anterior lidah, jaringan
ramus serta kulit diatas lunak dan periosteum bagian
zigoma , bagian posterior lingual mandibula
pipi dan region temporal..
Komplikasi anestesi lokal pada kedokteran gigi

Komplikasi Lokal Komplikasi Umum

1. Tidak bekerjanya 1. Pingsan atau


analgesik serangan vasovagal

2. Rasa sakit saat 2. Toksisitas sistemik


injeksi 3. Alergi obat
3. Pembentukan hematoma
4. Trismus
5. Trauma bibir
4.
Hecting

Hecting ( penjahitan luka ) : suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan
benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis.
ALAT DAN BAHAN HECTING

ALAT Bahan
a. Tissue forceps ( pinset ) a. Benang
b. Scalpel handles dan scalpel blades
c. Dissecting scissors ( Metzen baum ) b. Cairan desifektan : Povidon-
d. Suture scissors iodidine 10 % (Bethadine )
e. Needleholders
c. Cairan Na Cl 0,9% dan
f. Suture needles ( jarum )
perhydrol 5 % untuk mencuci
g. Sponge forceps (Cotton-swab
forceps) luka.
h. Hemostatic forceps ujung tak bergigi ( d. Anestesi lokal lidocain 2%.
Pean) dan ujung bergigi (Kocher) e. Sarung tangan.
i. Retractors, double ended
j. Towel clamps
f. Kasa steril.
Jenis- jenis Jahitan

1) Jahitan Terputus/Interrupted
2) Teknik Continous
Macam-macam teknik interrupted yaitu:
Macam-macam teknik continous
1. Simple Interrupted
1. Simple Continous
2. Mattress Interrupted, terbagi 2:
2. Continous Lock Stich
- Teknik Horizontal Mattress
Interrupted
3. Mattress Continous

- Teknik Vertikal Mattress


Interrupted
3) Teknik Figure Eight
Teknik figure eight digunakan pada
penjahitan luka pasca pencabutan gigi
untuk memberikan perlindungan pada
daerah operasi. Jahitan ditempatkan di
atas alveolus untuk menahan dressing
atau pack.
5.
Antibiotik,
analgesik antiinflamasi
Antibiotik

Berdasarkan mekanisme kerjanya,


1. Antibiotik yang menghambat sintesis 4. Antibiotik yang menghambat metabolisme
dinding sel spt : sikloserin, sel mikroba
basitrasin, vankomisin, penisilin dan 5. Antibiotik yang menghambat sintesis
sefalosporin asam nukleat sel mikroba, spt :
2. Antibiotik yang menghambat rifampisin, dan golongan kuinolon
permeabilitas atau fungsi membran sel,
spt : azoles, polien, dan polimiksin
3. Antibiotik yang menghambat sintesis
protein sel mikroba spt:
Aminoglikosida, tetrasiklin, makrolida
atau eritromisin, kloramfenikol, dan
linkomisin
Klasifikasi antibiotik,
Berdasarkan struktur kimianya

(1) Antibiotik β- (8) Golongan


laktam yang terdiri (3) Linkosamida; aminoglikosida;
atas golongan penisilin (4) Metronidazole; (9) Vankomisin;
dan derivatnya,
sefalosporin, (5) Tetrasiklin; (10) Streptogramin;
karbapenem, dan (6) Glisilsiklin; (11) Oksasolidinon;
monobaktam
(7) Golongan kuinolon (12) Sulfonamida;
(2) Antibiotik
/ fluoro-kuinolon; (13) Kloramfenikol
makrolida dan ketolida;

Di praktek kedokteran gigi, tidak semua jenis antibiotik digunakan, hanya


beberapa jenis saja yang umum digunakan di antaranya antibiotik golongan β-laktam
(seperti amoksisilin, amoksisilin-asam klavulanat, ampisilin, sefadroksil,
sefaleksin, sefazolin, dan penisilin), linkosamida (seperti klindamisin),
makrolida (seperti azitromisin, eritromisin), kuinolon/fluorokuinolon (seperti
siprofloksasin), aminoglikosida (seperti gentamisin), dan metronidazole
Analgesik, Anti inflamasi

Analgesik dibagi 2 :
1. Analgesik opioid/narkotika, spt : metadon, fentanyl, kodein
2. Obat analgesik anti-narkotika, spt: ibuprofen, Paracetamol /acetaminophen, Asam
Mefenamat, dll

OBAT-OBAT ANAL GETIK ANTI INFLAMASI


1. Asam mefenamat dan Meklofenamat
2. Diklofenak
3. Ibuprofen
4. Fenbufen
5. Indometasin
6. Piroksikam dan meloksikam
7. Salisilat
8. Diflunsial
9. Fenilbutazon dan Oksifenbutazon
10. Allopurinol
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai