Beban Sumbu
Aspal Beton
Batu Pecah
Sirtu
Tanah Dasar
Mengubah LHR kedalam
Muatan Gandar Standar
STRT 3 t = 3000 kg
E = (3000/8160)4x 1 = 0,0183
STRT 5 t = 5000 kg
E = (5000/8160)4 x 1 = 0,1410
STRT 6 t = 6000 kg
E = (6000/8160)4 x 1 = 0,2923
STRT 9 t = 9000 kg
E = (9000/8160)4 x 1 = 1,4798
STRG 8 t = 8000 kg
E = (8000/8160)4 x 1 = 0,9238
SGRG 14 t = 14000 kg
E = (14000/8160)4 x 0,086 = 0,7452
SGRG 15 t = 15000 kg
E = (15000/8160)4 x 0,086 = 0,9820
STRG
Pertumbuhan
Lalulintas (i)
Kenaikan lalulintas
pertahun dinyatakan
dalam % terhadap LHR
Awal
Dipengaruhi oleh
peningkatan kegiatan
ekonomi di sekitar
daerah pengaruh jalan
Tinggi i = 12 %
Sedang i = 4 – 6 %
Contoh i = 3 %
Contoh data LHR yang disesuaikan
dengan pertumbuhan lalulintas
Misal data LHR tahun 2005;
Bus 8 ton = 25 kend/hari
Truk 2 as 13 ton = 100 kend/hari
Truk 2 as 20 ton = 100 kend/hari
Truk 2 as 24 ton = 25 kend/hari
Jalan dibuka tahun 2007
Pertumbuhan lalulintas (i) = 3 % / tahun
LHR tahun 2007 untuk setiap jenis =
Bus 8 ton = 25 x (1 + 0,03)2 = 27 kend/hari
Truk 13 ton =100 x (1 + 0,03)2 = 106 kend/hari
Truk 20 ton = 100 x (1 + 0,03)2 = 106 kend/hari
Truk 24 ton = 25 x (1 + 0,03)2 = 27 kend/hari
Contoh LEP jenis kendaraan
LEP = LHR x C x E
Bus 8 ton = 27 x 0,50 x 0,1593 = 2,15
Truk 13 ton = 106 x 0,50 x 1,0648 = 56,43
Truk 20 ton = 106 x 0,50 x 1,0375 = 54,99
Truk 24 ton = 27 x 0,50 x 2,4613 = 33,23
Jumlah = 146,80
Umur Rencana (UR)
LEA UR 5 tahun;
Bus 8 ton = 2,15 x (1 + 0,03)5 = 2,492
Truk 13 ton = 56,43 x (1 + 0,03)5 = 65,418
Truk 20 ton = 54,99 x (1 + 0,03)5 = 63,748
Truk 24 ton = 33,23 x (1 + 0,03)5 = 38,523
Jumlah = 170,18
LET UR 5 tahun;
(LEP + LEA) / 2 = (146,80 + 170,18) = 158,49
Faktor Penyesuaian (FP)
Pengujian
Penentuan lokasi pada ruas
jalan yang bersangkutan
dengan membuat pembagian
seksi ruas (segmen)
Ditentukan pengujian tanah
dasar untuk konstruksi
perkerasan baru atau untuk
peningkatan dan rekonstruksi
jalan lama
Identifikasi bahan tanah dasar
untuk konstruksi perkerasan
baru; untuk peningkatan dan
rekonstruksi jalan lama
dilakukan dengan cara CBR
lapangan
Diadakan pemilihan cara
pengujian terhadap tanah dasar,
dengan CBR laboratorium, CBR
lapangan atau DCP
Jalan dalam arah
memanjang cukup
panjang dibandingkan
dengan jalan arah
melintang
Melintasi jenis tanah dan
keadaan medan yang
berbeda-beda
Kekuatan tanah dasar
bervariasi
Panjang jalan dibagi atas
segmen-segmen yang
mempunyai daya dukung
tanah, sifat tanah dan
keadaan lingkungan
yang relatif sama
Cara lain;
CBR Segmen = CBR rata-rata – S
S = Standar deviasi
Nilai ‘R’ untuk Perhitungan CBR Segmen
Jumlah Titik Pengamatan Nilai ‘R’
2 1,41
3 1,91
4 2,24
5 2,48
6 2,67
7 2,83
8 2,96
9 3,08
> 10 3,18
5 10 10/11 x 100 = 91
6 9 9/11 x 100 = 82
7 6 6/11 x 100 = 55
8 4 4/11 x 100 = 36
9 2 2/11 x 100 = 18
10 1 1/11 x 100 = 9
%
100 100%
91%
90 90%
82%
80
70
60
55%
50
40 36%
30
20 18%
10 9%
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 CBR
5,1
Latihan 1
Titik No: Nilai CBR (%)
1 6
2 5
3 10
4 4
5 7
6 4
7 6
8 8
9 5
10 7
11 7
12 8
Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat pemberat seberat 20lb (9,07 Kg)
dijatuhkan dari ketinggian 20 inch (50,8 cm) melalui sebuah tiang berdiameter
5/8 inch (16 mm)
Ujung tiang berbentuk kerucut dengan luas ½ sqin (1,61 cm2) bersudut 30o
atau 60o; di Indonesia umumnya digunakan bersudut 30o
- Skala Penetrometer
Penetrability (S.P.P.), yaitu
mudah atau tidaknya
Hasil Pemeriksaan melakukan penetrasi
kedalam tanah
- Dinyatakan dalam
JATUH BEBAS cm/tumbukan
- Tahanan Penetrasi Skala
(SPR = Scala Penetration
Resistance), yaitu sukar
0 0 0
D1
penetrasi kedalam tanah
- Dinyatakan dalam
tumbukan/cm
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Korelasi DDT
dan CBR
LER /
Lintas Lokal Kolektor Arteri Tol
Ekivalen
Rencana
LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton beban sumbu tunggal
Indeks Permukaan pada awal Umur Rencana (IPo)
Jenis Lapis Perkerasan IPo Roughness (mm/km)
Laston ≥4 ≤ 1000
3,9 – 3,5 > 1000
Lasbutag 3,9 – 3,5 ≤ 2000
3,4 – 3,0 > 2000
HRA 3,9 – 3,5 ≤ 2000
3,4 – 3,0 > 2000
Burda 3,9 – 3,5 < 2000
Burtu 3,4 – 3,0 < 2000
Lapen 3,4 – 3,0 < 3000
2,9 – 2,5 > 3000
Latasbum 2,9 – 2,5
Buras 2,9 – 2,5
Latasir 2,9 – 2,5
Jalan Tanah ≤ 2,4
Jalan Kerikil ≤ 2,4
Alat Pengukur Roughness
(kekasaran permukaan)
Roughometer NAASRA (National Association of Australian
State Road Authorities)
Dipasang pada kendaraan standar Datsun 1500 stasion
wagon; kecepatan kendaraan = 32 km per jam
Gerakan sumbu belakang dalam arah vertikal dipindahkan
pada alat ‘roughometer’ melalui kabel yang dipasang
ditengah-tengah sumbu belakang kendaraan; selanjutnya
dipindahkan kepada counter melalui “flexible drive”
Setiap putaran counter adalah sama dengan 15,2 mm
gerakan vertikal antara sumbu belakang dan body
kendaraan
Alat pengukur ‘roughness’ type lain dapat digunakan
dengan mengkalibrasikan hasil yang diperoleh terhadap
‘roughometer’ NAASRA
Untuk Jalan tidak banyak berharap dapat mencapai mutu
tertinggi (IPo = 4) karena itu ditetapkan IPo = 2,9 – 2,5
Faktor Regional (FR)
Iklim II
> 900 1,5 2,0 – 2,5 2,0 2,5 – 3,0 2,5 3,0 – 3,5
mm/th
Analisis Tebal Perkerasan
Perhitungan perencanaan ini didasarkan pada
kekuatan relatif masing-masing lapisan
perkerasan
Penentuan tebal perkerasan dinyatakan oleh
ITP (Indeks Tebal Perkerasan), dengan rumus
sebagai berikut:
ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3
a1; a2; a3 = Koefisien kekuatan relatif bahan
perkerasan
D1; D2; D3 = Tebal masing-masing lapis
perkerasan (cm)
Angka 1,2 dan 3: masing-masing untuk lapis
permukaan, lapis pondasi dan lapis pondasi
bawah
Grafik Nomogram Tebal Perkerasan
0,3
B
0,2
B
0,1
1700
0
400 800 1200 1600 2000 2400
0,4
A
0,3
0,2
C
0,1
B
0
400 800 1200 1600 2000 2400
Highway Research Record Number
(Lapis Pondasi/Base Course)
0,28
0,24
A
0,20
0,16
C
0,12
0,08
B
0,04
0
200 400 600 800 1000
Highway Research Record Number 90
(Lapis Pondasi/Base Course)
0.150
0.125
0,11 C
0.100
0.075
BB
0.050
0.025
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 10 20 40 60 80 100
Highway Research Record Number 90
(Lapis Pondasi/Base Course)
A
0.125
0,11
0.100
C
0.075
0.050
B
0.025
30
0
1 2 3 4 5 6 7 8 10 20 40 60 80 100
Highway Research Record Number 90
Kekuatan Tekan (Kt) stabilisasi tanah dengan semen diperiksa pada hari ke 7
Kekuatan Tekan (Kt) stabilisasi tanah dengan kapur diperiksa pada hari ke 21
Koefisien Kekuatan Relatif
untuk Lapis Pondasi Bawah (a3)
0,10 20 Tanah/Lempung
Kepasiran
Batas-batas Minimum Tebal
Lapisan Perkerasan
Lapis Permukaan:
Nilai Kondisi
Perkerasan Jalan Lama
Pelapisan Ulang (Overlay)
1. Menambah kekuatan
2. Meratakan kembali permukaan jalan akibat
defferential settlement; tambal sulam
3. Aus atau terjadinya secondary compaction akibat
dilalui oleh lalu-lintas
Perhitungan Kebutuhan Tebal
Pelapisan Ulang
Cara yang digunakan antara lain;
Benkelmann Beam
Plate Bearing Test
Falling Weight Deflectograph
Dsb.
20 cm
Perkerasan
Lama
30 cm