Anda di halaman 1dari 11

PENYAKIT ALZEIMER

KEL. II

Disusun oleh :
1. Eka Wiji Oktaviani
2. Febriyan Mulyanto
3. Lola Amalia Julfa
4. Siti Rahayu
Definisi

• Alzheimer merupakan penyakit kronik,


progresif, dan merupakan gangguan
degeneratif otak dan diketahui mempengaruhi
memori, kognitif dan kemampuan untuk
merawat diri. ( Suddart, & Brunner, 2002)
Patofisiologi alzeimer

Faktor risiko yang terkait dengan DA termasuk usia,


penurunan kapasitas cadangan otak, cedera kepala,
sindrom Down, depresi, gangguan kognitif ringan, dan
faktor risiko penyakit pembuluh darah, termasuk
hipertensi, peningkatan kolesterol lipoprotein densitas
rendah, kepadatan tinggi rendah kolesterol lipoprotein,
dan diabetes. Temuan tanda tangan termasuk kusut
neurofibrillary intraseluler (NFTs), plak amiloid
ekstraseluler di korteks dan lobus temporal medial, dan
degenerasi neu-ron dan sinapsis dan atrofi kortikal.
epidemiologi

• Menurut National Alzheimer's Association (2003), penyakit


Alzheimer menyerang hingga 10 % dari orang berusia 65
tahun atau lebih, dan secara berangsur proporsi ini berlipat
ganda setiap 10 tahun setelah usia 65 tahun. Dan sebanyak
separuh dari populasi yang berusia 85 tahun atau lebih dapat
dipastikan mengidap Alzheimer. Sementara, pada orang yang
memiliki faktor genetik turunan / bawaan dari orang tua,
penyakit ini akan menyerang di bawah usia 65 tahun. Namun,
kasus seperti ini cukup jarang ditemukan.
etiologi

• Alzheimer diduga terjadi karena penumpukan protein


beta-amyloid yang menyebabkan plak pada jaringan
otak. Secara normal, beta-amyloid tidak akan
membentuk plak yang dapat menyebabkan gangguan
sistem kerja saraf pada otak. Namun, karena terjadi
misfolding protein, plak dapat menstimulasi kematian
sel saraf. (Alzheimer’s Association, 2015)
Faktor Resiko
• Usia
• Riwayat Keluarga
• Pendidikan atau
Pekerjaan
• Traumatic Brain Injury
(TBI)
Diagnosis
Alzheimer • Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Kognitif dan
neuropsikiatrik
• Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana Alzheimer

1.Terapi Non Farmakologi

Terapi non farmakologi melibatkan pasien, keluarga,


atau pengasuh untuk mensupport, menghadapi dan
memahami kondisi pasien.
2. Terapi farmakologi
a. Farmakoterapi Dari Gejala Kognitif
• Golongan inhibitor kolinesterase.
• Golongan antagonis reseptor NMDA
• Golongan obat non konvesional
b. Farmakoterapi gejala non-kognitif
• Inhibitor kolinesterase dan memantine
• Antipsikosis
• Antidepresan
• Terapi lainnya
SEKIAN DAN TERIMAKASH

Anda mungkin juga menyukai