MANAJEMEN
KEPERAWATAN
Ns.Solehudin,S.Kep.,M.Kes
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan mahasiswa memahami
perencanaan dalam manajemen keperawatan
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu:
Menjelaskan definisi dan pentingya perencanaan dalam
manajemen keperawatan
Menjelaskan komponen dan kriteria perencanaan
Menjelaskan lingkup aplikasi rencana strategis
Menjelaskan perhitungan tenaga keperawatan
Pengertian Perencanaan
Perumusan Visi
Perumusan Misi
Perumusan Filosofi
Perumusan Tujuan
Tujuan Perencanaan
Standar pengawasan
Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya
Mengetahui siapa saja yang terlibat mendapatkan kegiatan
yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
Meminimalkan kegiatan yang tidak produktif
Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
Mengarahkan pada pencapaian tujuan
Manfaat Perencanaan
Perencanaan Organisasi
Perencanaan Strategis
Rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan
strategis
Rencana umum yang mendasari keputusan alokasi
sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
Rencana strategis pada umumnya melibatkan manajemen
tingkat atas dan menengah
Macam-Macam Perencanaan
Perencanaan Organisasi
Perencanaan Taktis
Rencana ditujukan untuk mencapai tujuan taktis,
dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian
tertentu dari rencana strategis.
Memiliki jangka waktu yang lebih singkat dan suatu fokus
yang lebih spesifik dan nyata
Macam-Macam Perencanaan
Perencanaan Organisasi
Perencanaan Operasional
Rencana yang menitikberatkan pada perencanaan taktis
untuk mencapai tujuan operasional.
Dikembangkan oleh manajer tingkat menengah dan tingkat
bawah, rencana operasional memiliki fokus jangka pendek
dn lingkup yang relatif lebih sempit.
Masing-masing rencana operasional berkenaan dengan
suatu rangkaian kecil aktivitas.
Macam-Macam Perencanaan
Perencanaan Organisasi
Perencanaan Operasional
Rencana Sekali Pakai : dikembangkan untuk melaksanakan
serangkaian tindakan yang mungkin tidak berulang di masa
mendatang. Rencana yang digunakan satu kali saja yang yang
secara kusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan situasi
o Program: rencana sekali pakai untuk serangkaian aktivitas yang
besar
o Proyek: rencana sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit
dan lebih tidak kompleks dibandingkan dengan program
Macam-Macam Perencanaan
Perencanaan Organisasi
Perencanaan Operasional
Rencana Tetap (Terus Menerus): dikembangkan untuk aktivitas yang
berulang secara teratur selama suatu periode waktu tertentu. Rencana
yang berkesinambungan yang menjadi pedoman bagi kegiatan-kegiatan
yang dilakukan secara berulang-ulang
o Kebijakan: rencana tetap yang merinci respons umum organisasi
terhadap suatu masalah atau situasi tertentu
o Prosedur Operasi Standar: rencana tetap yang menguraikan langkah-
langkah yang harus diikuti dalam situasi tertentu
o Aturan dan Peraturan: rencana tetap yang mendeskripsikan dengan
tepat bagaimana aktivitas tertentu dilaksanakan
Macam-Macam Perencanaan
Perencanaan Kontigensi
Jenis perencanaan lain yang juga penting adalah
perencanaan kontingensi (contingency planning) yaitu
penentuan serangkaian tindakan alternatif jika suatu
rencana tindakan secara tidak terduga tergganggu atau
dianggap tidak sesuai lagi.
Kerangka Waktu Perencanaan
Staf Perencanaan
Satuan Tugas Perencanaan
Dewan Direksi
Chief Executive Officer (CEO)
Komite Executive
Manajemen Lini
Jenis Perencanaan Dalam
Manajemen Keperawatan
Rencana Harian
Rencana Bulanan
Rencana Tahunan
Rencana Harian
12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat dan lingkungan yang belum
teratasi
istirahat
13.00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan askep buat sore, malam
dan besok ssi dengan tingkat ketergantungan pasien
RENCANA TINDAK
LANJUT :
Contoh Rekapitulsi Rencana
Harian Perawat Yang Dilakukan
Oleh Kepala Ruangan
perawat juml Yang % Yang tidak %
membuat membuat rencana
rencana harian
harian
1 Ketua tim
2 Perawat
pelaksana
RENCANA TINDAK
LANJUT :
RENCANA BULANAN KETUA
TIM
Umum :
Sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan unit kerja sehingga tujuan
program dapat tercapai.
Khusus :
Adanya kejelasan langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan.
Adanya kejelasan siapa yang melaksanakan kegiatan dan bagaimana
melaksanakan kegiatan tersebut sehingga tujuan dapat tercapai.
Adanya kejelasan sasaran, tujuan dan waktu pelaksanaan kegiatan.
Sistematika/Format Penulisan
I. Pendahuluan
II. Latar Belakang
III. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
V. Cara Melaksanakan Kegiatan
VI. Sasaran
VII. Skedul (Jadwal) Pelaksanaan Kegiatan
VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
IX. Pencatatan, Pelaporan
Petunjuk Penulisan
Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan program.
Latar Belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program
tersebut disusun.
Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan program
tersebut dapat lebih kuat.
Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus
Tujuan disini adalah merupakan tujuan program.
Tujuan umum adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus
adalah tujuan secara rinci.
Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang
harus dilakukan sehingga tercapainya program tersebut.
Karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
Cara Melaksanakan Kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan
pokok dan rincian kegiatan.
Metode tersebut bisa antara dengan membentuk , melakukan rapat, melakukan
audit, dan lain-lain.
Sasaran
Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan program
Sasaran program menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk merealisir
tujuan tertentu
Sasaran yang baik memenuhi “SMART”
Specific :
Sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, bukan cara
pencapaiannya.
Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat
dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik pula.
Measurable :
Sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk memastikan apa dan
kapan pencapaiannya. Akuntabilitas harus ditanamkan kedalam proses
perencanaan.
Oleh karenanya metodologi untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan
program) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan sasaran
tersebut dilaksanakan.
Aggressive but Attainable :
Apabila sasaran harus dijadikan standard keberhasilan, maka sasaran harus
menantang, namun tidak boleh mengandung target yang tidak layak.
Umpamanya “ pengurangan kematian misalnya di IGD hanya sampai
ketingkat tertentu” namun “meniadakan kematian” merupakan hal yang tidak
dapat dipastikan kelayakannya.
Result Oriented :
Sedapat mungkin sasaran harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai.
Misalnya : mengurangi komplain pasien sebesar 50 %
Time Bound :
Sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relatif pendek, mulai dari
beberapa minggu sampai ke beberapa bulan, sebaiknya kurang dari 1 tahun.
Kalau ada program 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih
mudah dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila
dibuatnya sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di rumah sakit.
Plan Of Action (POA)
Waktu
Sub
No Program Sasaran Ket
Program 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 1.
2.
3.
2 2 1.
2.
3.
3 3 1.
2.
3.
4 4 1.
2.
3.
Plan Of Action (POA)
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Evaluasi
Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan Dan Pelaporan
Teknik Delphi
Menggunakan keahlian sekelompok orang
Kesimpulan dari pendapat sekelompok orang
Kemudian dikaji ulang, disurvei ulang
Teknik-Teknik Perencanaan SDM
Ekstrapolasi
Mendasarkan pada perubahan atau kecenderungan masa
lalu utk membuat proyeksi dimasa datang
Dasar pemikiran; kehidupan organisasi mrpk suatu yg
berulang
Asumsi Cateris Paribus; faktor-faktor lain tdk berubah
Hanya digunakan perencanaan SDM jangka pendek
Teknik-Teknik Perencanaan SDM
Indeksasi
Teknik estimasi kebutuhan SDM masa yg akan datang dgn
menandai tingkat perkembangan pegawai dgn indeks
Asumsi; faktor (eksternal & internal) yg mempengaruhi
permintaan pegawai bersifat konstan
Hanya digunakan utk perencanaan jangka panjang
Teknik-Teknik Perencanaan SDM
Analisis Statistik
Mempertimbangkan perubahan tuntutan kebutuhan SDM
Regresi dan Korelasi
Proses Perencanaan SDM
Tahapan Perencanaan SDM
Tujuan Organisasi
Merumuskan Kondisi Saat Ini
Mengidentifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman (SWOT)
Mengembangkan Rencana Pencapaian Tujuan SDM
Perhitungan Kebutuhan Tenaga
Keperawatan
Perencanaan Kebutuhan Tenaga
Identifikasi Beban Kerja
Faktor Pasien
FORMULA GILLIES
A 52 Mg 7 Hr TT BOR
TP 125%
41Mg 40 jam / Mg
TP = Tenaga Perawat
A = Jumlah Jam Perawatan / 24 jam
41 Mg = 365 - 52 (Hr Ming.) - 12 hr libur - 12 hr cuti
= 289 / 7
CONTOH : KASUS (FORMULA PPNI)
TP = (A x 52 mg x 7 hr (TT x BOR)
41 mg x 40 mg
= 6 x 52 mg x 7 hr (100 x 0,7)
41 mg x 40 jam/mg
= 152880
1640
= 93,22 x 125 %
= 117 Orang
FORMULA HITUNG PERAWAT RS
(ILYAS)
TP = A x B x 365
255 x jam kerja/hari
Keterangan :
A = Jumlah Jam perawatan /24 jam
B = Sensus harian
365 = Jumlah hari kerja selama setahun
255 = Hari kerja efektif perawat pertahun
{365- (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x 3/4 = 255 hari}
FORMULA ILYAS
TP = A x B x 365
255 x jam kerja
= 6 x (0,7 x 100) x 365
255 x 6
= 153.300
1530
= 100,2
= 100 Orang
FORMULA HITUNG PERAWAT
INTENSIVE CARE UNIT (ILYAS)
Tenaga Perawat (TP) = A x B x 365
255 X 6 jam/hari
Keterangan:
A = 11 - 12 jam perawatan/24 jam
B = sensus harian BOR x jumlah tempat tidur
365 = jumlah hari kerja selama setahun
255 = hari kerja efektif perawat/tahun
{365 - (12 hari libur nasional - 12 hari libur cuti tahunan) x 3/4 = 255 hari}
FORMULA HITUNG PERAWAT
UNIT GAWAT DARURAT ( ILYAS)
TP = D x 365
255 x jam kerja/hari
Keterangan:
TP = Tenaga Perawat
D = Jumlah Jam Perawatan / 24 jam
365 = Jumlah hari kerja di Instalasi Gawat darurat
255 = Hari kerja efektif perawat/tahun
{365- (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan x 3/4) = 255 hari}
Lanjutan Formula UGD
Keterangan:
A1 = waktu keperawatan pasien kasus gawat darurat
A2 = waktu keperawatan pasien kasus mendesak
A3 = waktu keperawatan pasien kasus tidak mendesak
os = jumlah pasien
Adm time = waktu administratif yang dibutuhkan untuk penggantian
shift selama 45 menit
24 jam/hr = jumlah 24 jam kerja efektif perawat di IGD
Lanjutan Formula UGD
Klasifikasi pasien IGD Contoh:
• gawat darurat = 87 menit Jumlah Pasien UGD = 50
•Gawat darurat = 15
• mendesak = 71 menit •Mendesak = 15
• tidak mendesak = 34 menit •Tidak Mendesak = 20
D = 3185’
TP = 53,08 x 365
255 x 6
TP = 12,66 perawat
13 perawat (dibulatkan)
TP = A x 365
255 x jam kerja/hari
Keterangan:
TP = Tenaga Perawat
A = Jumlah Jam Perawatan / 24 jam
365 = Jumlah hari kerja di Instalasi Gawat darurat
255 = Hari kerja efektif perawat/tahun
{365- (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan x 3/4) = 255 hari}
Lanjutan Formula Perawat Ruang Bedah
A = {(A1 x os/hr x P) + (A2 x os/hr x P) + (A3 x os/hr x P) + (A4 x os/hr x P)}
Keterangan:
A1 = waktu keperawatan pasien bedah khusus
A2 = waktu keperawatan pasien bedah besar
A3 = waktu keperawatan pasien bedah sedang
A4 = waktu keperawatan pasien bedah kecil
os = jumlah pasien
P = jumlah anggota tim perawat/kasus bedah
24 jam/hr = jumlah 24 jam kerja efektif perawat di RB
Lanjutan Formula Perawat Ruang Bedah
Klasifikasi Pasien Bedah Jml Transaksi: Jml Tim Perawat
• Khusus = 4 jam • OS B Khusus = 2 • P B Khusus = 3
• Besar = 3 jam • OS B Besar = 5 • P B Besar = 3
• Sedang = 2 jam • OS B Sedang = 8 • P B Sedang = 2
• Kecil = 1 jam • OS B Kecil = 3 • P B Kecil = 2
A = {(A1 x os/hr x P) + (A2 x os/hr x P) + (A3 x os/hr x P) + (A4 x os/hr x P)}
A = 24 + 45 + 32 + 6
A = 107
Lanjutan Formula Perawat Ruang Bedah
TP = A x 365
255 x 6 jam/hari
TP = 107x 365
255 x 6
TP = 25,52 perawat
Klasifikasi KLien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Pasien
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
dst
Metode Douglas
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan minimal, 8
orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total.
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan:
Pagi 0,17 x 3 = 0,51 0.27 x 8 = 2.16 0.36 x 6 = 2.16 4.83 (5) orang
Sore 0.14 x 3 = 0.42 0.15 x 8 = 1.2 0.3 x 6 = 1.8 3.42 (4) orang
Malam 0.07 x 3 = 0.21 0.10 x 8 = 0.8 0.2 x 6 = 1.2 2.21 (2) orang