Anda di halaman 1dari 105

PERENCANAAN

MANAJEMEN
KEPERAWATAN
Ns.Solehudin,S.Kep.,M.Kes
Tujuan Pembelajaran

 Tujuan Umum
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan mahasiswa memahami
perencanaan dalam manajemen keperawatan
 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu:
 Menjelaskan definisi dan pentingya perencanaan dalam
manajemen keperawatan
 Menjelaskan komponen dan kriteria perencanaan
 Menjelaskan lingkup aplikasi rencana strategis
 Menjelaskan perhitungan tenaga keperawatan
Pengertian Perencanaan

 Perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan


tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai
tujuan tersebut (Boone, Kurzt, 1984)
 Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan
tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijakan,
proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan
standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
(Handoko,1995)
Pengertian Perencanaan

 Perencanaan merupakan usaha sadar dan pembuatan


keputusan yang telah diperhitungkan secara matang
tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan suatu
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan (Siagian, 2007).
 Perencanaan adalah sejumlah keputusan yang menjadi
pedoman untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan,
2005).
Perencanaan Dalam Manajemen

 Perumusan Visi
 Perumusan Misi
 Perumusan Filosofi
 Perumusan Tujuan
Tujuan Perencanaan

 Standar pengawasan
 Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya
 Mengetahui siapa saja yang terlibat mendapatkan kegiatan
yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
 Meminimalkan kegiatan yang tidak produktif
 Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
 Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
 Mengarahkan pada pencapaian tujuan
Manfaat Perencanaan

 Standar pelaksanaan dan pengawasan


 Pemilihan alternatif terbaik
 Penyusunan skala perioritas
 Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
 Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan
 Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak
terkait
 Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti
Unsur Perencanaan

 Rasional; dibuat dgn pemikiran yg rasional, tdk


khayalan/angan-angan, harus dapat dilaksanakan
 Estimasi; dibuat berdasarkan analisa fakta dan perkiraan
yg mendekati
 Preparasi; dibuat sbg persiapan, pedoman/patokan
tindakan yg akan dilakukan
 Operasional; dibuat utk dilaksanakan, utk keperluan
tindakan-tindakan kemudian dan seterusnya
Sifat Perencanaan

 Faktual; dibuat berdasarkan fakta/data, memperkirakan


kejadian yg akan datang
 Rasional; masuk akal, ilmiah dan dpt
dipertanggungjawabkan
 Fleksibel ; dpt mengikuti perkembangan kemajuan
masyarakat
 Kontinu; dipersiapkan utk tindakan yg terus menerus, tdk
utk sekali tp utk selamanya
 Dialektis; memperkirakan peningkatan dan perbaikan utk
kesempurnaan masa yg akan datang
Fungsi Perencanaan

 Interpretasi: dpt menjelaskan, menguraikan dan menjabarkan kebijakan


umum (general policy) dari bentuk kerjasama manajemen
 Forcasting: dpt memperhitungkan keadaan dan situasi dimasa yg akan
datang
 Koordinasi: sbg alat koordinasi seluruh kegiatan manajemn
 Ekonomis: mengandung prinsip ekonomis/hemat, agar kegiatan efisien
 Pedoman: jadi pedoman, patokan atau pegangan pelaksanaan
perencanaan
 Kepastian: menetapkan dimuka hal-hal yg akan dikerjakan kemudian scr
pasti, tidak coba-coba
 Preventive Control: alat pengontrol & peniliai agar terhindar dari
penyelewengan dan pemborosan, baik waktu, tenaga,biaya & fasilitas
Prinsip Perencanaan

 Contributeir: membantu tercapainya tujuan manajemen


 Primary Activity: kegiatan pertama dari seluruh kegiatan manajemen
 Pervasivitas: mencakup seluruh kegiatan manajemen, menyeluruh dalam
setiap level
 Alternative: adanya alternatif/pilihan – bahan, waktu, tenaga, biaya, dsb
 Efficiency: nilai efisiensi – penghematan dan kerapian
 Limiting Factor: factor yang urgen, terang, jelas, tegas dan tidak bertele-tele
 Fleksibilitas: mudah disempurnakan, diperbaiki – disesuaikan dengan situasi
dan kondisi yang berubah-ubah
 Strategis: punya siasat/strategi agar diterima atasan, masyarakat maupun
anggota untuk dilaksanakan
Syarat Perencanaan

 Tujuan harus jelas , rasional, obyektif dan cukup menantang untuk


dikerjakan
 Rencana harus mudah dipahami dan penafsiranya hanya satu
 Rencana harus dapat di pakai sebagai pedoman untuk pengendalian
semua tindakan
 Rencana harus bisa dikerjakan oleh sekelompok orang
 Rencana harus dipakai sebagai pedoman untuk bertindak ekonomi.
 Rencana harus fleksible
Syarat Perencanaan

 Rencana harus menunjukan urutan – urutan  dan waktu pekerjaan


 Rencana harus berkesinambungan
 Rencana harus meliputi semua tindakan yang akan dilakukan
 Rencana harus berimbang
 Dalam rencana tidak boleh ada pertentangan antar departemen
hendaknya saling mendukung
 Rencana harus sensitive terhadap situasi sehingga terbuka
kemungkinan untuk mengubah teknik pelaksanaanya tanpa mengalami
perubahan pada tujuanya
Kriteria Perencanaan

 Mengetahui sifat / cirri / prinsip rencana yang baik, yaitu :


-   Mempermudah tercapainya tujuan
-   Dibuat oleh orang yang memahami tujuan organisasi
-   Dibuat oleh orang yang mendalami teknik perencanaan
-   Disertai perincian yang teliti
-   Tidak boleh lepas dari pemikiran pelaksanaan
-   Bersifat sederhana
-   Luwes
-   Dalam perencanaan terdapat tempat pengambilan risiko
-   Bersifat praktis
-   Merupakan forcasting
Kriteria Perencanaan

 Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian


pertanyaan yang harus dijawab, sebagai berikut :
 What (apa) = tujuan (tindakan apa yang perlu dilakukan)
 Where (dimana) = tempat (dimana pekerjaan itu harus dilakukan)
 When (kapan) = waktu (kapan hal tersebut perlu dilakukan.
 Who (siapa) = tenaga kerja (siapa yang melakukan pekerjaan tersebut)
 Why (mengapa) = keperluannya (mengapa pekerjaan itu harus
dilakukan).
 How (bagaimana) = cara mengerjakannya (bagaimana cara melakukan
pekerjaan tersebut)
Kriteria Perencanaan

 Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus


dipecahkan dengan mempergunakan teknik-teknik ilmiah (scientific
techniques of problem solving), melalui langkah:
• Mengetahui sifat hakikat masalah yang dihadapi (know the nature of the
problem)
• Mengumpulkan data (collect data)
• Menganalisa data-data (analisis of the data)
• Menentukan beberapa alternatif (determination of several alternatives)
• Memilih cara yang terbaik (selection of the seeminingly best way from among
alternatives)
• Pelaksanaan (execution)
• Penilaian hasil (evaluation of results)
Proses Perencanaan

£ Mengembangkn dasar pemikiran kondisi mendatang


£ Menentukan tujuan perencanaan
£ Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan
£ Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan
£ Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya
Langkah Pokok Perencanaan

 Menentukan masalah, tugas, tujuan dan kebutuhan secara jelas


 Mencari informasi secara lengkap yang berhubungan dengan berbagai
kegiatan
 Mengorbservasi, meneliti, menganalisis dan mengklasifikasi informasi
yang sudah terkumpul
 Melaksanakan metode perencanaan yang telah dibuat dengan
menetapkan pelaksanaan rencana (memilih rencana yang diajukan /
memantapkan perencanaan dan mempertimbangkan hambatan-
hambatan dengan berbagai kegiatan
Langkah Pokok Perencanaan

 Menetapkan planning alternatif


 Memilih dan memeriksa rencana yang diajukan
 Membuat sintesis (metode/alternatif penyelesaian)
 Mengatur urutan dan waktu rencana secara terperinci
 Mengadakan evaluasi (penilaian)
Macam-Macam Perencanaan

 Perencanaan Organisasi
 Perencanaan Strategis
 Rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan
strategis
 Rencana umum yang mendasari keputusan alokasi
sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
 Rencana strategis pada umumnya melibatkan manajemen
tingkat atas dan menengah
Macam-Macam Perencanaan

 Perencanaan Organisasi
 Perencanaan Taktis
 Rencana ditujukan untuk mencapai tujuan taktis,
dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian
tertentu dari rencana strategis.
 Memiliki jangka waktu yang lebih singkat dan suatu fokus
yang lebih spesifik dan nyata
Macam-Macam Perencanaan

 Perencanaan Organisasi
 Perencanaan Operasional
 Rencana yang menitikberatkan pada perencanaan taktis
untuk mencapai tujuan operasional.
 Dikembangkan oleh manajer tingkat menengah dan tingkat
bawah, rencana operasional memiliki fokus jangka pendek
dn lingkup yang relatif lebih sempit.
 Masing-masing rencana operasional berkenaan dengan
suatu rangkaian kecil aktivitas.
Macam-Macam Perencanaan

 Perencanaan Organisasi
 Perencanaan Operasional
 Rencana Sekali Pakai :  dikembangkan untuk melaksanakan
serangkaian tindakan yang mungkin tidak berulang di masa
mendatang. Rencana yang digunakan satu kali saja yang yang
secara kusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan situasi
o Program: rencana sekali pakai untuk serangkaian aktivitas yang
besar
o Proyek: rencana sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit
dan lebih tidak kompleks dibandingkan dengan program
Macam-Macam Perencanaan

 Perencanaan Organisasi
 Perencanaan Operasional
 Rencana Tetap (Terus Menerus): dikembangkan untuk aktivitas yang
berulang secara teratur selama suatu periode waktu tertentu. Rencana
yang berkesinambungan yang menjadi pedoman bagi kegiatan-kegiatan
yang dilakukan secara berulang-ulang
o Kebijakan: rencana tetap yang merinci respons umum organisasi
terhadap suatu masalah atau situasi tertentu
o Prosedur Operasi Standar: rencana tetap yang menguraikan langkah-
langkah yang harus diikuti dalam situasi tertentu
o Aturan dan Peraturan: rencana tetap yang mendeskripsikan dengan
tepat bagaimana aktivitas tertentu dilaksanakan
Macam-Macam Perencanaan

 Perencanaan Kontigensi
 Jenis perencanaan lain yang juga penting adalah
perencanaan kontingensi (contingency planning) yaitu
penentuan serangkaian tindakan alternatif jika suatu
rencana tindakan secara tidak terduga tergganggu atau
dianggap tidak sesuai lagi.
Kerangka Waktu Perencanaan

 Rencana Jangka Panjang


 Suatu rencana jangka panjang (long-range plan) meliputi
banyak tahun, mungkin bahkan beberapa dekade.
Kerangka Waktu Perencanaan

 Rencana Jangka Menengah


 Suatu rencana yang agak bersifat sementara dan lebih
mudah berubah dibanding rencana jangka panjang.
 Rencana jangka menengah biasanya meliputi periode satu
hingga lima tahun dan terutama penting bagi manajer
menengah dan manajer lini.
Kerangka Waktu Perencanaan

 Rencana Jangka Pendek


 Seorang manajer juga mengembangkan suatu rencana
jangka pendek, yang memiliki kerangka waktu satu tahun
atau kurang.
 Rencana jangka pendek (short-range plan) sangat
mempengaruhi aktivitas sehari-hari manajer
Kerangka Waktu Perencanaan

 Rencana Jangka Pendek


 Rencana Tindakan (action plan) merealisasikan semua
jenis rencana.
 Rencana Reaksi (reaction plan) adalah rencana yang
dirancang untuk membuat perusahaan dapat bereaksi
terhadap situasi yang tak terduga
Pembuat Perencanaan

 Staf Perencanaan
 Satuan Tugas Perencanaan
 Dewan Direksi
 Chief Executive Officer (CEO)
 Komite Executive
 Manajemen Lini
Jenis Perencanaan Dalam
Manajemen Keperawatan
 Rencana Harian
 Rencana Bulanan
 Rencana Tahunan
Rencana Harian

 Rencana aktivitas pada tiap shift oleh perawat


assosiet/perawat pelaksana, perawat primer/ketua tim dan
kepala ruangan
 Di tunjukan pada tindakan keperawatan yang di awali pada
shift sampai akhir kepada pasien kelolaan
 Rencana harian PA shift sore dan malam agak berbeda, jika
hanya 1 orang dalam tim maka perawat tersebut berperan
sebagai katim dan PA
1. Rencana Harian Perawat
Pelaksana
Waktu Kegiatan harian Ket
06.45 13.45 20.45 Operan
Pre confrence
Keliling /ronde ke pasien
08.00 15.00 22.00 Pasien 1..........tindakan
Pasien 2..........tindakan
dst
10.00 17.00 24.00 Melakukan pemeriksaan TTV
Membagikan obat
Pasien 1...........tindakan
Pasien 2...........tindakan
dst
11.00 18.00 05.00 Pasien 1..........tindakan
Pasien 2..........tindakan
dst
12.00 19.00 Memberi obat pasien
istirahat
13.00 20.00 06.00 Menulis dokumentasi
13.45 20.45 06.45 Post confrence
operan
Rencana Harian Ketua Tim

 Penyelenggaran askep pada pasien di timnya, melakukan


supervisi perawat pelaksana untuk menilai kompetensi
secara langsung serta onthe job training yang di rancang
 Kolaborasi dengan tim medis/tim kes yang lain
 Di rencanakan pada pagi hari
Nama perawat :
nama pasien : ruangan :
tanggal :
1.
2.
Waktu Kegiatan ket
06.45 Operan, pre confrence
Memberi obat kepada pasien kelolaan sendiri
08.00 Pasien 1.......tindakan
Pasien 2........tindakan, dst
09.00 Supervisi (dapat di atur sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan)
Perawat 1......................tindakan
Perawat 2......................tindakan

10.00 Mengukur tanda vital


11.00 Pasien 1........dst
12.00 Memberi obat pasien, istirahat
13.00 Menulis dokumentasi, dan supervisi pendokumentasian yang
di buat perawat pelaksana
13.45 Post confrence
operan
RENCANA HARIAN KEPALA
RUANGAN
Nama : ruangan :
Jumlah perawat : tanggal :
Jumlah pasien
waktu kegiatan ket
06.45 Operan, pre confrence, mengecek sdm, fasilitas, pasien

08.00 Mengecek kebutuhan pasien (cek pemeriksaan, kondisi pasiien)

09.00 Melakukan interaksi dengan pasiien baru &pasien yang memerlukan


perhatian khusus
10.00 Melakukan supervisi pada ketua tim dan perawat pelaksana
Perawat1.........dst
11.00 Hubungan dengan bagian terkait, rapat-rapat terstruktur

12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat dan lingkungan yang belum
teratasi
istirahat
13.00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan askep buat sore, malam
dan besok ssi dengan tingkat ketergantungan pasien

Post confrence, operan


14.00
RENCANA BULANAN

 Ketua tim dan kepala ruangan membuat rencana bulanan


berhubungan dengan peningkatan askep dan pelayanan
keperawatan
 Kepala ruangan membuat evaluasi kemudian melakukan
RTL
 Evaluasi yang di buat adalah tentang laporan yang di buat
oleh ketua tim dan perawat pelaksana
Contoh Rekapitulasi Rencana
Harian Perawat Yang Dilakukan
Oleh Ketua Tim
Nama perawat jabatan Yang % Yang tidak %
membuat membuat
rencana rencana harian
harian
1 Zr ani
2 Zr dian

RENCANA TINDAK
LANJUT :
Contoh Rekapitulsi Rencana
Harian Perawat Yang Dilakukan
Oleh Kepala Ruangan
perawat juml Yang % Yang tidak %
membuat membuat rencana
rencana harian
harian
1 Ketua tim
2 Perawat
pelaksana

RENCANA TINDAK
LANJUT :
RENCANA BULANAN KETUA
TIM

 Setiap akhir bulan melakukan evaluasi ttg keberhasilan


kegiatan yang di lakukan oleh tim yaitu askep dan kinerja
perawat pelaksana
 Ketua tim membuat laporan evaluasi dan melaporkan audit
keperawatan kepada kepala ruangan
Sistematika Pembuatan Program
Pengertian Program

 Menurut Collins Cobuild English Language Dictionary PROGRAM


adalah:
 Rencana berskala besar dan terperinci yang dibuat untuk suatu tujuan
tertentu.
 Sebuah rencana kegiatan atau pekerjaan yang akan dilaksanakan, termasuk
waktu kapan setiap kegiatan itu harus terjadi atau akan dilaksanakan.
 Menurut Longman PROGRAM adalah :
Sebuah rencana yang baku tentang rangkaian kegiatan, daftar tugas dan lain
sebagainya.
 Menurut American Heritage Dictionary PROGRAM adalah :
Sebuah prosedur untuk menyelesaikan masalah (problem solving), termasuk
pengumpulan data, memprosesnya dan presentasi hasilnya.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas maka dapat
disimpulkan bahwa PROGRAM berisi rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan yang disusun secara rinci yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan lembaga/unit kerja
Tujuan Program

 Umum :
Sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan unit kerja sehingga tujuan
program dapat tercapai.
 Khusus :
 Adanya kejelasan langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan.
 Adanya kejelasan siapa yang melaksanakan kegiatan dan bagaimana
melaksanakan kegiatan tersebut sehingga tujuan dapat tercapai.
 Adanya kejelasan sasaran, tujuan dan waktu pelaksanaan kegiatan.
Sistematika/Format Penulisan

I. Pendahuluan
II. Latar Belakang
III. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
V. Cara Melaksanakan Kegiatan
VI. Sasaran
VII. Skedul (Jadwal) Pelaksanaan Kegiatan
VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
IX. Pencatatan, Pelaporan
Petunjuk Penulisan

 Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan program.
 Latar Belakang
 Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program
tersebut disusun.
 Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan program
tersebut dapat lebih kuat.
 Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus
 Tujuan disini adalah merupakan tujuan program.
 Tujuan umum adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus
adalah tujuan secara rinci.
 Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
 Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang
harus dilakukan sehingga tercapainya program tersebut.
 Karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
 Cara Melaksanakan Kegiatan
 Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan
pokok dan rincian kegiatan.
 Metode tersebut bisa antara dengan membentuk , melakukan rapat, melakukan
audit, dan lain-lain.
 Sasaran
 Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan program
 Sasaran program menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk merealisir
tujuan tertentu
Sasaran yang baik memenuhi “SMART”

Specific :
 Sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, bukan cara
pencapaiannya.
 Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat
dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik pula.
Measurable :
 Sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk memastikan apa dan
kapan pencapaiannya. Akuntabilitas harus ditanamkan kedalam proses
perencanaan.
 Oleh karenanya metodologi untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan
program) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan sasaran
tersebut dilaksanakan.
Aggressive but Attainable :
 Apabila sasaran harus dijadikan standard keberhasilan, maka sasaran harus
menantang, namun tidak boleh mengandung target yang tidak layak.
 Umpamanya “ pengurangan kematian misalnya di IGD hanya sampai
ketingkat tertentu” namun “meniadakan kematian” merupakan hal yang tidak
dapat dipastikan kelayakannya.
Result Oriented :
 Sedapat mungkin sasaran harus menspesifikasikan hasil yang ingin dicapai.
 Misalnya : mengurangi komplain pasien sebesar 50 %
Time Bound :
 Sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relatif pendek, mulai dari
beberapa minggu sampai ke beberapa bulan, sebaiknya kurang dari 1 tahun.
 Kalau ada program 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih
mudah dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila
dibuatnya sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di rumah sakit.
Plan Of Action (POA)

Waktu
Sub
No Program Sasaran Ket
Program 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 1 1.
2.
3.
2 2 1.
2.
3.

3 3 1.
2.
3.
4 4 1.
2.
3.
Plan Of Action (POA)

No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat

1 Persiapan

2 Pelaksanaan

3 Evaluasi
Evaluasi Pelaksanaan
Kegiatan Dan Pelaporan

 Evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari jadwal (skedul) kegiatan,


misalnya tiap tri wulan, sehingga bila ada pergeseran jadwal dapat segera
diperbaiki, tidak menggangu program keseluruhan
 Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan
tersebut, dan kapan laporan itu harus dibuat, serta kepada siapa ditujukannya
Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan 

 Pencatatan adalah catatan kegiatan, dimana yang ditulis adalah bagaimana


melakukan pencatatan kegiatan atau mendokumentasikan kegiatan
 Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kurun waktu
laporan harus diserahkan serta kepada siapa saja laporan tersebut di tujukan
 Evaluasi Kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan program secara menyeluruh 
jadi bagaimana melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan
Sistematika Laporan Pelaksanaan
Perencanaan SDM

 Perencanaan SDM mrpkn proses dlm menentukan kebutuhan


pegawai dan mensinkronisasi kebutuhan tsb agar
pelaksanaanya terintegrasi dgn rencana organisasi
(Sikula,2001)
 Perencanaan SDM adalah perencanaan yg disusun pd tingkat
operasional yg diajukan utk memenuhi kebutuhan dgn
kualifikasi yg sesuai (Alwi,2001)
 Perencanaan SDM mrpkn proses mengantisipasi & membuat
ketentuan (persyaratan) urk mengatur arus pegawai ke
dalam, di dalam & ke luar organisasi (Bohlander,2002)
Filosofi Perencanaan SDM
Kendala Perencanaan SDM
Tantangan Perencanaan SDM

 Mempertahankan Keunggulan Kompetitif


 Mendukung Keseluruhan Strategi Bisnis
 Menghindari Konsentrasi Berlebihan pd Masalah Harian
 Menyusun Strategi-Strategi SDM
 Menanggulangi Perubahan Lingkungan Bisinis
 Komitmen Manajemen
 Menterjemahkan Rencana Strategi
 Mengakomodasikan Perubahan
Teknik-Teknik Perencanaan SDM

 Teknik Delphi
 Menggunakan keahlian sekelompok orang
 Kesimpulan dari pendapat sekelompok orang
 Kemudian dikaji ulang, disurvei ulang
Teknik-Teknik Perencanaan SDM

 Ekstrapolasi
 Mendasarkan pada perubahan atau kecenderungan masa
lalu utk membuat proyeksi dimasa datang
 Dasar pemikiran; kehidupan organisasi mrpk suatu yg
berulang
 Asumsi Cateris Paribus; faktor-faktor lain tdk berubah
 Hanya digunakan perencanaan SDM jangka pendek
Teknik-Teknik Perencanaan SDM

 Indeksasi
 Teknik estimasi kebutuhan SDM masa yg akan datang dgn
menandai tingkat perkembangan pegawai dgn indeks
 Asumsi; faktor (eksternal & internal) yg mempengaruhi
permintaan pegawai bersifat konstan
 Hanya digunakan utk perencanaan jangka panjang
Teknik-Teknik Perencanaan SDM

 Analisis Statistik
 Mempertimbangkan perubahan tuntutan kebutuhan SDM
 Regresi dan Korelasi
Proses Perencanaan SDM
Tahapan Perencanaan SDM

Tahap 1: Peramalan Kebutuhan SDM


Prakiraan Kebutuhan (Need Forcasting)
 Kondisi Eksternal
• Ekonomi & Sosial Politik
• UU dan Peraturan Pemerintah
• Penduduk & Angkatan Kerja
• Pasar & Angkatan Kerja
• Perkembangan Teknologi
Tahapan Perencanaan SDM

Tahap 1: Peramalan Kebutuhan SDM


Prakiraan Kebutuhan (Need Forcasting)
 Persyaratan SDM Masa Mendatang
• Organisasi & Rancangan Pekerjaan
• Perencanaan & Anggaran
• Kebijakan Manajemen & Filosofi Organisasi
• Sistem & Teknologi dlm Organisasi
• Tujuan & Rencana Organisasi
Tahapan Perencanaan SDM

Tahap 1: Peramalan Kebutuhan SDM


Prakiraan Kebutuhan (Need Forcasting)
 Ketersediaan SDM Masa Mendatang
• Inventarisasi bakat yg ada saat ini
• Prakiraan pengurangan pegawai
• Prakiraan perpindahan & pengembangan
• Pengaruh pasca program SDM
Tahapan Perencanaan SDM

Tahap 1: Peramalan Kebutuhan SDM


Prakiraan Kebutuhan (Need Forcasting)
 Prakiraan Kebutuhan SDM
• Prediksi kebutuhan SDM
• Sifat kebutuhan (segera/waktu yg lama)
• Tingkat upah eksternal
• Penurunan jml pegawai
• Realokasi pegawai
• Perbaikan & pengembangan SDM
Tahapan Perencanaan SDM

Tahap 2: Perencanaan Program SDM


 Manajemen Kinerja
• Keorganisasian:
 Aktivitas Kerja
 Hubungan Kerja
 Tanggungjawab Kerja
 Standar Kerja
 Kualitas Kehidupan Kerja
Tahapan Perencanaan SDM

Tahap 2: Perencanaan Program SDM


 Manajemen Kinerja
• Peniliaian Kinerja:
 Perencanaan kinerja
 Tujuan kinerja
 Bimbingan
 Evaluasi
• Struktur Upah:
 Kompensasi
 Pembagian Keuntungan
Tahapan Perencanaan SDM

Tahap 2: Perencanaan Program SDM


 Manajemen Karir
• Sistem & Kebijakan Organisasi:
 Rekrutmen
 Seleksi
 Penempatan
 Promosi & rotasi
 Diklat
 Pengembangan
 Pemberhentian & pensiuan
Tahapan Perencanaan SDM

Tahap 2: Perencanaan Program SDM


 Manajemen Karir
• Suksesi Manajemen:
 Kajian individu
 Persyaratan posisi
 Peta pergantian tempat
 Rencana penggantian (suksesi)
 Perjalanan kemajuan karir
Tahapan Perencanaan SDM

Tahap 2: Perencanaan Program SDM


 Manajemen Karir
• Kesempatan Karir:
 Syarat jabatan
 Pilihan karir
 Komunikasi karir
• Rencana Karir Individu:
 Analisis diri sendiri
 Rencana karir perorangan
 Rencana aksi pengembangan perorangan
Empat Tahapan Umum Perencanaan
SDM

 Tujuan Organisasi
 Merumuskan Kondisi Saat Ini
 Mengidentifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman (SWOT)
 Mengembangkan Rencana Pencapaian Tujuan SDM
Perhitungan Kebutuhan Tenaga
Keperawatan
Perencanaan Kebutuhan Tenaga
Identifikasi Beban Kerja

 Time Motion Study dan Frekuensi : Menghitung rata-rata waktu


setiap kegiatan lalu mengobservasi frekuensi kegiatan
 Works Sampling :
Observasi menghitung waktu semua kegiatan sejak masuk
kerja sampai pulang
 Self Reporting :
Mencatat sendiri waktu dan kegiatan yang dilakukan , perlu
kejujuran.
Faktor Yang Mempengaruhi
Kebutuhan Tenaga

Faktor Pasien

Faktor tenaga Kebutuh


Metode
an
Penugasan Tenaga
Faktor
Lingkungan
Matrix Analisis Beban Kerja
Unit Keperawatan

No Kegiatan Waktu Volume Beban


Kegiatan kerja/hari
1 Membuat 10 mnt 20 pasien 200 mnt
Resume asuhan
keperwatan
2 Menyuluh pasien 15 mnt 10 pasien 150 mnt
3 Memandikan 20 mnt 20 pasien 400 mnt
pasien
4 Memberikan 2 mnt 20 pasien 40 mnt
obat pada pasien
5 Dan lain2 -- -- --
6 Total -- -- 3,500 mnt
Keterangan: Jumlah Hari Kerja Efektif/tahun
•(365 – (12 hari libur nas + 12 hari cuti/th) x 3/4 =255 hari)
•(365 – (12 hari libur nas + 12 hari cuti/th) x 4/5 =273 hari)
•(365 – (52 hari Minggu + 12 hari libur nas + 12 hari cuti/th) = 289 hari)
•(365 – (104 Sabtu & Minggu +12 hari libur nas + 12 hari cuti/th) = 237 hari)
Formula Hitung SDM: Rasio
• Tenaga / penduduk
• Tenaga / TT
TIPE RS (Permenkes No.262/1979)
Type RS TM/TT TPP/TT TNPP/TT Tnon P/TT

A&B 1/(4-7) (3-4)/2 1/3 1/1


C 1/9 1/1 1/5 3/4
D 1/15 1/2 1/6 2/3
E Disesuaikan
Catatan:
TM = Tenaga Medis (dokter)
TPP = Tenaga Para Medis Perawatan (perawat)
TNPP = Tenaga Non Para Medis Perawatan (non perawat)
T non P = Tenaga Non Paramedis (non medis)
TT = Tempat Tidur
Formula Hitung Perawat Gillies D.A
Dibuat berdasarkan:
1. Riset
2. Pengalaman
3. Komponen-komponen:
• Produktivitas
• Pembobotan • Jumlah TT
• BOR • Sensus harian

Tenaga perawat (TP) = A x B x 365


(365 - C) x Jam Kerja/hr

A = Jam Perawatan/24 jam Nursing Time


B = Sensus Harian BOR x Jml TT
C = Jumlah Hari Libur

Kepustakaan: Nursing Management A System Approach


Philadelphia, WB Sanders CU, 1982
CONTOH KASUS

RS dengan  tempat tidur 100, BOR 70%


• Waktu perawatan 6 jam/hari
• Jam kerja 6 jam/hari
Hitung: Tenaga perawat menurut formula Gillies, PPNI dan Ilyas.

FORMULA GILLIES

TP = A x B x 365 = 6 x (0,7 x 100) x 365


(365 – C) x jam kerja/hari (365 – 128) x 6
= 6 x 70 x 365
237 x 6
= 153.300
1422
= 107,81 (108) Orang
FORMULA LOKAKARYA
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAYANAN
KEPERAWATAN DI RS (PPNI ‘83)

  A  52 Mg   7 Hr  TT  BOR 
TP     125%
 41Mg  40 jam / Mg 
TP = Tenaga Perawat
A = Jumlah Jam Perawatan / 24 jam
41 Mg = 365 - 52 (Hr Ming.) - 12 hr libur - 12 hr cuti
= 289 / 7
CONTOH : KASUS (FORMULA PPNI)

TP = (A x 52 mg x 7 hr (TT x BOR)
41 mg x 40 mg
= 6 x 52 mg x 7 hr (100 x 0,7)
41 mg x 40 jam/mg
= 152880
1640
= 93,22 x 125 %
= 117 Orang
FORMULA HITUNG PERAWAT RS
(ILYAS)

TP = A x B x 365
255 x jam kerja/hari
Keterangan :
A = Jumlah Jam perawatan /24 jam
B = Sensus harian
365 = Jumlah hari kerja selama setahun
255 = Hari kerja efektif perawat pertahun

{365- (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan) x 3/4 = 255 hari}
FORMULA ILYAS

TP = A x B x 365
255 x jam kerja
= 6 x (0,7 x 100) x 365
255 x 6
= 153.300
1530
= 100,2
= 100 Orang
FORMULA HITUNG PERAWAT
INTENSIVE CARE UNIT (ILYAS)
Tenaga Perawat (TP) = A x B x 365
255 X 6 jam/hari

Keterangan:
A = 11 - 12 jam perawatan/24 jam
B = sensus harian BOR x jumlah tempat tidur
365 = jumlah hari kerja selama setahun
255 = hari kerja efektif perawat/tahun
{365 - (12 hari libur nasional - 12 hari libur cuti tahunan) x 3/4 = 255 hari}
FORMULA HITUNG PERAWAT
UNIT GAWAT DARURAT ( ILYAS)

TP = D x 365
255 x jam kerja/hari

Keterangan:
TP = Tenaga Perawat
D = Jumlah Jam Perawatan / 24 jam
365 = Jumlah hari kerja di Instalasi Gawat darurat
255 = Hari kerja efektif perawat/tahun

{365- (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan x 3/4) = 255 hari}
Lanjutan Formula UGD

D = {(A1 x  os/hr) + (A2 x  os/hr) + (A3 x  os/hr) + (3 shift/hr x adm time)}

Keterangan:
A1 = waktu keperawatan pasien kasus gawat darurat
A2 = waktu keperawatan pasien kasus mendesak
A3 = waktu keperawatan pasien kasus tidak mendesak
 os = jumlah pasien
Adm time = waktu administratif yang dibutuhkan untuk penggantian
shift selama 45 menit
24 jam/hr = jumlah 24 jam kerja efektif perawat di IGD
Lanjutan Formula UGD
Klasifikasi pasien IGD Contoh:
• gawat darurat = 87 menit Jumlah Pasien UGD = 50
•Gawat darurat = 15
• mendesak = 71 menit •Mendesak = 15
• tidak mendesak = 34 menit •Tidak Mendesak = 20

Maka: D = {(87’ x 15) + (71’ x 15) + (34’ x 20) + (3 x 45’)}

D = 1305’ + 1065’ + 680’ + 135’

D = 3185’

D = 3185’/60 = 53,08 jam


Lanjutan Formula UGD
TP = D x 365
255 x 6 jam/hari

TP = 53,08 x 365
255 x 6
TP = 12,66 perawat
13 perawat (dibulatkan)

Rasio kasus IGD/perawat = 50 : 13 = 4 : 1 perawat!!?


FORMULA HITUNG PERAWAT
UNIT BEDAH ( ILYAS)

TP = A x 365
255 x jam kerja/hari

Keterangan:
TP = Tenaga Perawat
A = Jumlah Jam Perawatan / 24 jam
365 = Jumlah hari kerja di Instalasi Gawat darurat
255 = Hari kerja efektif perawat/tahun

{365- (12 hari libur nasional + 12 hari libur cuti tahunan x 3/4) = 255 hari}
Lanjutan Formula Perawat Ruang Bedah

A = {(A1 x  os/hr x P) + (A2 x  os/hr x P) + (A3 x  os/hr x P) + (A4 x  os/hr x P)}

Keterangan:
A1 = waktu keperawatan pasien bedah khusus
A2 = waktu keperawatan pasien bedah besar
A3 = waktu keperawatan pasien bedah sedang
A4 = waktu keperawatan pasien bedah kecil
os = jumlah pasien
P = jumlah anggota tim perawat/kasus bedah
24 jam/hr = jumlah 24 jam kerja efektif perawat di RB
Lanjutan Formula Perawat Ruang Bedah
Klasifikasi Pasien Bedah Jml Transaksi: Jml Tim Perawat
• Khusus = 4 jam •  OS B Khusus = 2 •  P B Khusus = 3
• Besar = 3 jam •  OS B Besar = 5 •  P B Besar = 3
• Sedang = 2 jam •  OS B Sedang = 8 •  P B Sedang = 2
• Kecil = 1 jam •  OS B Kecil = 3 •  P B Kecil = 2

A = {(A1 x  os/hr x P) + (A2 x  os/hr x P) + (A3 x  os/hr x P) + (A4 x  os/hr x P)}

Maka : A = {(4 x 2 x 3) + (3 x 5 x 3) + (2 x 8 x 2 ) + (1 x 3 x 2)}

A = 24 + 45 + 32 + 6
A = 107
Lanjutan Formula Perawat Ruang Bedah

TP = A x 365
255 x 6 jam/hari

TP = 107x 365
255 x 6

TP = 25,52 perawat

Rasio Kasus Bedah/perawat = 18 : 26 = 1 : 1,5 perawat!!?


Metode Douglas

 Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah


perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi
klien, dimana masingmasing kategori mempunyai nilai standar per shift nya
Metode Douglas

Klasifikasi KLien
Jumlah
Minimal Parsial Total
Pasien
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

dst
Metode Douglas

 Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan minimal, 8
orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total.
 Maka jumlah perawat yang dibutuhkan:

Minimal Parsial Total Jumlah

Pagi 0,17 x 3 = 0,51 0.27 x 8 = 2.16 0.36 x 6 = 2.16 4.83 (5) orang

Sore 0.14 x 3 = 0.42 0.15 x 8 = 1.2 0.3 x 6 = 1.8 3.42 (4) orang

Malam 0.07 x 3 = 0.21 0.10 x 8 = 0.8 0.2 x 6 = 1.2 2.21 (2) orang

Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 11 Orang

Anda mungkin juga menyukai