Anda di halaman 1dari 12

Analisis Jurnal

Internasional

THE DEVELOPMENT OF SCIENCE


PROCESS SKILLS IN PHYSICS
EDUCATION

By Me : Muhammad Yahya Qosim


LATAR BELAKANG

Reformasi
Kurikulum Baru
Pendidikan

Seorang peneliti
bernama Harlen (2013) Metode
mengatakan, “ Kecuali Pembelajaran
Jika ini (keterampilan Baru
proses sains)
dimasukkan dalam
penilaian, ada bahaya
nyata bahwa mereka
diabaikan dalam
pengajaran" (hal.48).
DASAR TEORI

 Menurut Dahar (1985:11), Keterampilan Proses


Sains (KPS) adalah kemampuan siswa untuk
menerapkan metode ilmiah dalam memahami,
mengembangkan dan menemukan ilmu
pengetahuan.
 Menurut Rustaman (2005:78) keterampilan
proses meliputi: 1) keterampilan melakukan
pengamatan (observasi), 2) mengelompokkan
(klasifikasi), 3) menafsirkan pengamatan
(interpretasi), 4) meramalkan (prediksi), 5) sains
mengajukan pertanyaan, 6) berhipotesis, 7)
merencanakan percobaan atau penyelidikan, 8)
menggunakan alat dan bahan , 9) menerapkan
konsep atau prinsip, 10) berkomunikasi.
METODE PENELITIAN

Interpretasi
Hasil

32 item (14 item)

soal
9 tugas Eksperimen
soal Perencanaan
(7 item)

Pengetahuan
Faktual dan
Konseptual
(6 item)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari grafik di samping
ditunjukkan bahwa
perencanaan percobaan siswa
masih sangat rendah
meskipun pengetahuan
faktual dan konseptual siswa
sangat tinggi. Sedangkan
untuk interpretasi hasil dan
pengambilan kesimpulan
sudah diatas 50 persen atau
bisa di kategorikan cukup
baik.
Sementara untuk masing dari 7 item yang
ditujukan untuk perencanaan percobaan
masih sangat rendah yakni dibawah 50%
seperti yang tercantum pada tabel dibawah
Presentase jawaban kosong dan
jawaban salah
Presentase tinggi dari
jawaban yang kossong
menunjukkan bahwa
siswa mengalami
kesulitan dari segi
pemahaman.
Penulis juga
mengalami masalah
yang sama ketika
berdiskusi dengan 4
kelompok.

Mereka tidak memperhatikan variabel kontrol, misalnya mereka


menambahkan ragi yang lainnya lupa untuk menambahkan gula para
siswa hanya memperkirakan lebih banyak ragi akan menambah volume
adonan mereka, mereka tidak memperhatikan batasan apapun. Ketika
siswa gagal menyelesaikan tugas-tugas yang bertujuan untuk berhipotesis
terkait dengan tidak ada konten fisik khusus, maka itu menunjukkan
preposisi untuk tidak menyelesaikan tugas, yang juga didasarkan pada
pengetahuan faktual dan konseptual fisik.
INTERPRETASI

Hasil sesuai dengan harapan


penulis. Kami memperhatikan
tingkat keberhasilan yang lebih
tinggi ketika :

• operasi kognitif
sederhana diperlukan
dalam tugas. (2ai, 4a, 4bi,
4ci, 2.9ai)
• kami mendeskripsikan
perubahan pola dalam
diagram batang dari pada
grafik garis (2aii dari 8b)
MENGAMBIL KESIMPULAN
Ada lima tugas yang
dievaluasi dalam kesimpulan.
Tingkat keberhasilan mereka
diilustrasikan oleh gambar di
bawah ini. Kami
memperhatikan tingkat
keberhasilan yang lebih
rendah untuk ketiga ini - 4cii,
4ciii dan 12a - yang juga
membutuhkan pengetahuan
fisika faktual dan konseptual.
KESIMPULAN
 Dalam penelitian ini siswa gagal tugas yang berkaitan dengan
eksperimen desain. Juga Harlen (2006) menganggap keterampilan
untuk merancang eksperimen (termasuk hipotesis negara) sebagai
salah satu yang paling penting tetapi juga sebagai salah satu yang
paling menantang.
 Kami mengamati manfaat dari mengambil tugas tes terlebih dahulu.
Untuk siswa
 - ini membantunya untuk menentukan apa yang penting,
menyarankannya beberapa skema, ia dapat mengikuti
eksperimennya sendiri (analogi) dan itu adalah cara bagaimana ia
menyadari apa yang tidak diketahuinya, apa yang perlu
ditingkatkan.
 guru adalah bukti pertama dari tingkat kinerja siswa - untuk apa
yang harus dituju dan didiskusikan dengan mereka. Eksperimen
terkait menghilangkan kekurangan tugas-tugas tes - jika gagal
hanya untuk keterampilan kognitif lainnya (keterampilan menulis).
Kami mengamati bahwa kegiatan ini melibatkan siswa untuk
merancang eksperimen mereka sendiri untuk menyelidiki sesuatu.
Memang kita dapat menandainya sebagai penilaian formatif dan
kami menyadari bahwa ada banyak penelitian.
THANKS FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai