Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR DAN ASUHAN

KEPERAWATAN DIABETES
MELLITUS
Disusun oleh :

o Anggar Ade S
o Ayu Saptaning G
o Syafitri Anis K
o Ulfatul Khasanah
KONSEP DASAR DIABETES MELLITUS
Definisi

Diabetes Mellitus (kencing manis) adalah suatu


penyakit dengan peningkatan glukosa darah
diatas normal. Dimana kadar diatur
tingkatannya oleh hormon insulin yang
diproduksi oleh pankreas. Peningkatan kadar
gula dalam darah mencapai nilai 160-180 mg/dL
2. Etiologi

Ada beberapa penyebab Diabetes Mellitus menurut Smeltzer (2002)


yakni sebagai berikut :
a. Diabetes Tipe I
Diabetes Tipe I ditandai oleh berkurangnya sekresi insulin akibat
kerusakan sel beta. Adapun penyebab lain yaitu faktor genetik,
imunologi, dan mungkin pula lingkungan.

b. Diabetes Tipe II
Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses
terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor risiko
tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya Diabetes Tipe II.
Faktor-faktor ini adalah:
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65
tahun)
b. Obesitas
c.Riwayat keluarga
4. Manifestasi Klinis

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala


dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
a. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
b. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
c. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
d. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
e. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
f. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
g. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
h. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
i. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
j. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
5. Terapi

Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba


menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah
dalam upaya untuk mengurangi terjadinya
komplikasi vaskuler serta neuropatik.
a. Diet
b. Latihan (olah raga)
c. Pemantauan Kadar Glukosa
d. Terapi Insulin
e. Pendidikan / Penyuluhan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian

 Aktivitas/Istrahat
 Sirkulasi
 Integritas Ego
 Eliminasi
 Makanan dan Cairan
 Neurosensori
 Nyeri dan Kenyamanan
 Pernapasan
 Keamanan
 Seksualitas
2. Diagnosa Keperawatan

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan


diuresis osmotik, kehilangan gastrik yang berlebihan
(muntah, diare)
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidak cukupan insulin
c. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan kadar
glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan pada
sirkulasi.
d. Risiko tinggi terhadap perubahan sensori perseptual
berhubungan dengan perubahan kimia endogen: ketidak
seimbangan glukosa/insulin atau elektrolit.
3. Intervensi Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik, kehilangan gastrik
yang berlebihan (muntah, diare).
Intervensi :
1. Dapatkan riwayat pasien/orang terdekat sehubungan lamanya/ intensitas seperti muntah,
penge-luaran urine yang sangat berlebi-han.
2. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya TD Artostatik
3. Pola nafas seperti adanya per-napasan Kusmaul atau napas yang berbau keton.
4. Frekwensi dan kualitas perna-pasan, penggunaan otot bantu napas dan adanya periode apnea
dan munculnya sianosis.
5. Ukur berat badan setiap hari.
6.
7. Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat
ditoleran-si jantung jika pemasukan cairan melalui oral sudah dapat diberikan.
8. Tingkatkan lingkungan yang dapat menimbulkan rasa nyaman. Selimuti pasien dengan selimut
tipis.
9. Kaji adanya perubahan mental/ sensori.
10.
11. Catat hal-hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi lambung.
12.
13. Observasi adanya perasaan kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan berat badan, nadi
tidak teratur, dan adanya distensi pada vaskuler.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak cukupan
insulin
Hasil yang diharapkan: Jumlah kalori/Nutrisi normal
Intervensi :

1)Timbang berat badan setiap hari se-suai indikasi.

2) Tentukan program diet dan pola ma-kan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan oleh pasien.
3) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan
yang tidak dicerna dan pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
4) Berikan makanan cair yang meng-andung zat makanan (Nutrien) dan eletrolit dan segera jika
pasien sudah dapat mentoleransinya melalui pem-berian cairan lewat oral. Selanjutnya terus
upayakan pemberian makanan yang lebih padat sesuai dengan yang dapat ditoleransinya.
5) Identifikasi makanan yang disukai /dikehendaki termasuk kebutuhan sesuai dengan etnik.

6) Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makanan sesuai indi-kasi.

7) Observasi tanda-tanda hipoglikemia . seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab


(dingin), denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala, pusing, dan sempoyo-ngan.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak cukupan insulin

Hasil yang diharapkan: Jumlah kalori/Nutrisi normal.

Intervensi :
1)Timbang berat badan setiap hari se-suai indikasi.

2) Tentukan program diet dan pola ma-kan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan oleh pasien.

3) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang
tidak dicerna dan pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.

4) Berikan makanan cair yang meng-andung zat makanan (Nutrien) dan eletrolit dan segera jika pasien
sudah dapat mentoleransinya melalui pem-berian cairan lewat oral. Selanjutnya terus upayakan
pemberian makanan yang lebih padat sesuai dengan yang dapat ditoleransinya.

5) Identifikasi makanan yang disukai /dikehendaki termasuk kebutuhan sesuai dengan etnik.

6) Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makanan sesuai indi-kasi.

7) Observasi tanda-tanda hipoglikemia . seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab (dingin),
denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala, pusing, dan sempoyo-ngan.
c. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan pada
sirkulasi.

Hasil yang diharapkan: Resiko infeksi berkurang.

Kriteria evaluasi klien akan:

1) Mendemonstrasikan perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi. observasi tanda-tanda infeksi dan
peradangan seperti demam, kemerahan, adanya fus pada luka, sputum purulen, urine warna keruh, atau berkabut.
2) Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua orang yang berhubungan dengan
pasien termasuk pasiennya sendiri.
3) Pertahankan teknik aseptik pada pro-sedur invasif (seperti pemasangan infus, pemasangan kateter dan sebagainya),
pemberian perawatan, dan pemeliharaan.

4) Lakukan perawatan perineal dengan baik. Ajarkan pasien wanita untuk membersihkan daerah perinealnya dari depan
ke belakang setelah eliminasi.

5) Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh, masase daerah tulang yang tertekan, jaga kulit tetap
kering dan tetap kencang.

6) Auskultasi bunyi napas.


7) Posisikan pasien pada posisi semi-fowler.

8) Lakukan perubahan posisi dan an-jurkan pasien untuk batuk efektif /napas dalam jika pasien sadar dan kooperatif.
Lakukan penghisapan lendir pada jalan napas dengan menggunakan tehnik steril sesuai ke-perluannya.
9) Berikan tissu dan tempat sputum pada tempat yang mudah dijangkau untuk penampungan sputum atau sekret yang
lainnya.
10) Bantu pasien untuk melakukan oral higien
11) Anjurkan untuk makan dan minum yang adekuat. (kira-kira 3000 ml/hari jika tidak ada kontraindikasi).
d. Risiko tinggi terhadp perubahan sensori-persepsi berhubungan dengan pe-rubahan kimia
endogen, ketidak seimbangan glukosa/ insulin dan elektrolit.

Hasil yang diharapkan: Mempertahankan tingkat mental biasanya.

1) Pantau tanda-tanda vital dan status mental.

2) Panggil pasien dengan nama, orientasikan kembali sesuai dengan kebutuhannya, misalnya terhadap
tempat, orang dan waktu. Berikan penjelasan yang singkat dengan bicara perlahan dan jelas.

3) Jadwalkan intervensi keperawatan agar tidak mengganggu waktu istrahat pasien.

4) Pelihara aktivitas rutin pasie sekonsisten mungkin, dorong untuk melakukan kegiatan sehari-hari
sesuai kemampuangnya.

5) Lindungi pasien dari cedera ketika tingkat kesadaran pasien terganggu. Berikan bantalan lunak pada
pagar tempat tidur dan berikan jalan napas buatan yang lunak jika pasien kemungkinan kejang.

6) Evaluasi lapang pandang pengli-hatan sesuai dengan indikasi.

7) Selidiki adanya keluhan parestesia, nyeri, atau kehilangan sensori pada paha atau kaki. Lihat adanya
ulkus, daerah kemerahan, tempat-tampat tertekan. Kehilangan denyut nadi perifer.

8) Berikan tempat tidur yang lembut. Pelihara kehangatan kaki/tangan, hindari terpajan terhadap air
panas atau dingin atau penggunaan bantalan/pemanas.

9) Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi.


4. Implementasi Keperawatan
Dilaksanakan sesuai dengan intervensi atau perencanaan dan
prioritas masalah.

5. Evaluasi Keperawatan
Mengacu pada kriteria tujuan yaitu sebagai berikut:
a. Dx 1:
Mendemonstrasikan hidrasi adekuat
b. Dx 2:
1) Menunjukkan energi seperti biasanya
2) Mendemonstrasikan berat badan stabil atau
penambahan kearah rentang biasanya.
3) Nilai laboratorium normal
b. Dx 3:
Mendemonstrasikan perubahan gaya hidup untuk mencegah
terjadinya infeksi.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai