KEPERAWATAN DIABETES
MELLITUS
Disusun oleh :
o Anggar Ade S
o Ayu Saptaning G
o Syafitri Anis K
o Ulfatul Khasanah
KONSEP DASAR DIABETES MELLITUS
Definisi
b. Diabetes Tipe II
Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses
terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor risiko
tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya Diabetes Tipe II.
Faktor-faktor ini adalah:
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65
tahun)
b. Obesitas
c.Riwayat keluarga
4. Manifestasi Klinis
Aktivitas/Istrahat
Sirkulasi
Integritas Ego
Eliminasi
Makanan dan Cairan
Neurosensori
Nyeri dan Kenyamanan
Pernapasan
Keamanan
Seksualitas
2. Diagnosa Keperawatan
2) Tentukan program diet dan pola ma-kan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan oleh pasien.
3) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan
yang tidak dicerna dan pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
4) Berikan makanan cair yang meng-andung zat makanan (Nutrien) dan eletrolit dan segera jika
pasien sudah dapat mentoleransinya melalui pem-berian cairan lewat oral. Selanjutnya terus
upayakan pemberian makanan yang lebih padat sesuai dengan yang dapat ditoleransinya.
5) Identifikasi makanan yang disukai /dikehendaki termasuk kebutuhan sesuai dengan etnik.
Intervensi :
1)Timbang berat badan setiap hari se-suai indikasi.
2) Tentukan program diet dan pola ma-kan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan oleh pasien.
3) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang
tidak dicerna dan pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
4) Berikan makanan cair yang meng-andung zat makanan (Nutrien) dan eletrolit dan segera jika pasien
sudah dapat mentoleransinya melalui pem-berian cairan lewat oral. Selanjutnya terus upayakan
pemberian makanan yang lebih padat sesuai dengan yang dapat ditoleransinya.
5) Identifikasi makanan yang disukai /dikehendaki termasuk kebutuhan sesuai dengan etnik.
7) Observasi tanda-tanda hipoglikemia . seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab (dingin),
denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala, pusing, dan sempoyo-ngan.
c. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan pada
sirkulasi.
1) Mendemonstrasikan perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi. observasi tanda-tanda infeksi dan
peradangan seperti demam, kemerahan, adanya fus pada luka, sputum purulen, urine warna keruh, atau berkabut.
2) Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua orang yang berhubungan dengan
pasien termasuk pasiennya sendiri.
3) Pertahankan teknik aseptik pada pro-sedur invasif (seperti pemasangan infus, pemasangan kateter dan sebagainya),
pemberian perawatan, dan pemeliharaan.
4) Lakukan perawatan perineal dengan baik. Ajarkan pasien wanita untuk membersihkan daerah perinealnya dari depan
ke belakang setelah eliminasi.
5) Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh, masase daerah tulang yang tertekan, jaga kulit tetap
kering dan tetap kencang.
8) Lakukan perubahan posisi dan an-jurkan pasien untuk batuk efektif /napas dalam jika pasien sadar dan kooperatif.
Lakukan penghisapan lendir pada jalan napas dengan menggunakan tehnik steril sesuai ke-perluannya.
9) Berikan tissu dan tempat sputum pada tempat yang mudah dijangkau untuk penampungan sputum atau sekret yang
lainnya.
10) Bantu pasien untuk melakukan oral higien
11) Anjurkan untuk makan dan minum yang adekuat. (kira-kira 3000 ml/hari jika tidak ada kontraindikasi).
d. Risiko tinggi terhadp perubahan sensori-persepsi berhubungan dengan pe-rubahan kimia
endogen, ketidak seimbangan glukosa/ insulin dan elektrolit.
2) Panggil pasien dengan nama, orientasikan kembali sesuai dengan kebutuhannya, misalnya terhadap
tempat, orang dan waktu. Berikan penjelasan yang singkat dengan bicara perlahan dan jelas.
4) Pelihara aktivitas rutin pasie sekonsisten mungkin, dorong untuk melakukan kegiatan sehari-hari
sesuai kemampuangnya.
5) Lindungi pasien dari cedera ketika tingkat kesadaran pasien terganggu. Berikan bantalan lunak pada
pagar tempat tidur dan berikan jalan napas buatan yang lunak jika pasien kemungkinan kejang.
7) Selidiki adanya keluhan parestesia, nyeri, atau kehilangan sensori pada paha atau kaki. Lihat adanya
ulkus, daerah kemerahan, tempat-tampat tertekan. Kehilangan denyut nadi perifer.
8) Berikan tempat tidur yang lembut. Pelihara kehangatan kaki/tangan, hindari terpajan terhadap air
panas atau dingin atau penggunaan bantalan/pemanas.
5. Evaluasi Keperawatan
Mengacu pada kriteria tujuan yaitu sebagai berikut:
a. Dx 1:
Mendemonstrasikan hidrasi adekuat
b. Dx 2:
1) Menunjukkan energi seperti biasanya
2) Mendemonstrasikan berat badan stabil atau
penambahan kearah rentang biasanya.
3) Nilai laboratorium normal
b. Dx 3:
Mendemonstrasikan perubahan gaya hidup untuk mencegah
terjadinya infeksi.
SELESAI