Anda di halaman 1dari 19

KIMIA DASAR

DR. Nur Umriani P.U, S.Si, M.Si


TERMODINAMIKA KIMIA

Studi energi dan transformasinya dikenal sebagai termodinamika


(Greek: therme = panas dan dynamis = tenaga).

Hukum Termodinamika :
1. Hukum pertama termodinamika mencakup masalah pertukaran energi
dan hubungan antara reaksi kimia dan perubahan energi (termokimia)
akan dibahas.
2. Hukum kedua termodinamika menerangkan arah dari perubahan kimia
atau perubahan fisika
3. Hukum ketiga termodinamika berhubungan dengan penentuan nilai
entropi.
SISTEM DAN LINGKUNGAN

Sistem dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu:


a. Sistem tersekat apabila antara sistem dan lingkungan tidak terjadi
pertukaran energi dan/atau pertukaran materi misalnya termos air yang
ideal (isolator berfungsi dengan sempurna).
b. Sistem tertutup jika pertukaran energi antara sistem dan lingkungan dapat
terjadi tetapi tidak terjadi pertukaran materi antara keduanya. Contoh :
sejumlah gas dalam silinder yang dilengkapi dengan pengisap
c. Sistem terbuka jika pertukaran energi dan pertukaran materi dapat terjadi,
misalnya zat atau campuran zat dalam gelas kimia terbuka.

HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA


“Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan”
Energi total yang hilang oleh suatu sistem sama dengan energi total
yang diberikan oleh lingkungannya. Demikian juga, energi total yang
diberikan oleh sistem sama dengan energi yang hilang oleh lingkungan
Energi Dalam
Energi total sistem merupakan jumlah semua energi kinetik dan energi
potensial dari tiap komponennya, yang juga disebut energi dalam.
Energi yang tepat dari suatu sistem tidak dapat ditentukan, yang dapat
dilakukan adalah mengukur perubahan energi dalam yang menyertai proses
kimia dan fisika.
ΔE = Efinal - Eawal

ΔE positif jika Efinal > Eawal; sistem memperoleh energi dari lingkungannya.
ΔE negatif jika Efinal < Eawal; sistem memberikan energi ke lingkungannya

Contoh : reaksi antara H2 dan O2


Hubungan ΔE dengan Panas dan Kerja
Energi dalam sistem berubah besarnya sebagai panas yang diberikan
kepada sistem atau yang dilepaskan dari sistem atau sebagai kerja yang
dilakukan pada atau oleh sistem.
Jika sistem mengalami suatu perubahan kimia atau fisika, perubahan
energi dalam yang menyertainya (ΔE) adalah :
Keterangan : q = kalor sistem
ΔE = q + w
w = kerja sistem
Sistem menerima panas, q mempunyai tanda positif (+), kerja dilakukan
pada sistem, w positif (+).

Panas diberikan kepada sistem dan kerja dilakukan pada sistem ΔE


positif. Jika sistem melepaskan panas dan melakukan kerja, ΔE negatif.
Entalpi
Untuk menghitung panas yang mengalir ke dalam atau ke luar sistem
pada tekanan tetap, ahli kimia menggunakan konsep entalpi yang diberi
simbol H dan didefinisikan sebagai E + PV. Tetapi sebenarnya perubahan
entalpi, ΔH yang diukur.

Proses endotermis ΔH positif (ΔH > 0)


ΔH = Hhasil - Hpereaksi Proses eksotermis ΔH negatif (ΔH < 0)

Petunjuk dalam menuliskan dan menginterpretasikan persamaan termokimia:

1. Koefisien stoikiometri selalu merujuk pada jumlah mol tiap zat.


2. Jika persamaan dibalik, fungsi pereaksi diubah menjadi hasil. Akibatnya
besar ΔH untuk persamaan ini tetap tetapi tandanya berbeda.
3. Jika kedua sisi persamaan dikalikan dengan faktor n, maka ΔH juga
berubah dengan faktor yang sama.
4. Pada penulisan persamaan termokimia, keadaan fisik dari pereaksi dan
hasil reaksi harus dituliskan.
5. Entalpi zat bergantung pada suhu, dan perubahan entalpi juga
bergantung pada suhu tertentu, misal, untuk suhu standar (25 oC).
Entalpi Pembentukan Standar dan Entalpi Reaksi Standar
Entalpi pembentukan standar (ΔHfo) yang didefinisikan sebagai
perubahan panas yang menyertai pembentukan satu mol zat dari unsur-
unsurnya pada tekanan 1 atm dan suhu 25oC.

ΔHorxn   n ΔHof   m ΔHof


(hasil reaksi) (pereaksi)

dimana m dan n koefisien reaksi pereaksi dan hasil reaksi.


Ada dua cara untuk mengukur nilai ΔHof senyawa-senyawa:
Metode Langsung
Metode ini hanya dapat diterapkan untuk senyawa-senyawa yang dapat
dengan mudah disintesis dari unsur-unsurnya. Misalkan kita ingin
mengetahui entalpi pembentukan karbon dioksida.
C (grafit) + O2(g)  CO2(g) ΔHorxn = - 393,5 kJ

ΔHorxn= [(1 mol) ΔHof (CO2, g)] – [(1 mol) ΔHof (C, grafit) + (1 mol) ΔHof (O2, g)] = - 393,5 kJ

Karena grafit dan oksigen merupakan bentuk yang stabil maka ΔHof = 0
sehingga: ΔHorxn = (1 mol) (CO2, g) = - 393,5 kJ atau (CO2, g) = - 393,5 kJ
Metode Tidak Langsung
Ada banyak senyawa yang tidak dapat disintesis secara langsung dari
unsur-unsurnya. Dalam beberapa kasus reaksi berlangsung sangat lambat
atau menghasilkan senyawa lain yang tidak diinginkan. Maka ΔHof dapat
ditentukan melalui pendekatan secara tidak langsung dengan Hukum Hess.

Misalnya untuk menentukan panas pembentukan CH4


C (grafit) + 2 H2 (g)  CH4 (g)
maka digunakan reaksi-reaksi berikut:
(a) C (grafit) + O2 (g)  CO2 (g) = - 393,5 kJ
(b) 2 H2 (g) + O2 (g)  2 H2O (c) = - 571, 6 kJ
(c) CH4 (g) + 2 O2 (g)  CO2 (g) + 2 H2O = - 890,4 kJ

Jawab:
(a) C (grafit) + O2 (g)  CO2 (g) = - 393,5 kJ
(b) 2 H2 (g) + O2 (g)  2 H2O (c) = - 571, 6 kJ
(c) CO2 (g) + 2 H2O(c)  CH4 (g) + 2 O2 (g) = + 890,4 kJ
C (grafit) + 2 H2 (g)  CH4 (g) = -74,7 kJ
Entalpi dan Hukum Termodinamika Pertama

Reaksi pada volume tetap maka ΔV = 0, tidak ada kerja yang dilakukan
sehingga Pers
ΔE = q + w = qv
Pada tekanan tetap panas reaksi sama dengan ΔH, jadi qP = ΔH. Jadi
pada tekanan tetap:
ΔE = qP + w atau ΔH = ΔE + P ΔV
= ΔH – P ΔV
Entalpi sistem dapat didefinisikan sebagai:
H = E + PV

karena E, P dan V merupakan fungsi keadaan, perubahan dalam (E + PV)


bergantung hanya pada keadaan awal dan akhir

ΔH = ΔE + Δ(PV) atau ΔE = ΔH - Δ(PV)

Anggap gas bersifat ideal dan temperatur tetap, maka

ΔE = ΔH - RTΔn
Proses Spontan dan Entropi
Reaksi yang terjadi pada kondisi tertentu disebut reaksi spontan. Reaksi
yang tidak terjadi pada kondisi tertentu disebut reaksi non-spontan.
Contoh :
• Air terjun jatuh ke bawah secara spontan tetapi tidak sebaliknya.
• Gula melarut secara spontan dalam secangkir kopi, tetapi gula yang
terlarut tidak diperoleh kembali secara spontan dalam bentuk awalnya.
• Air membeku secara spontan pada suhu di bawah 0 oC, dan es mencair
secara spontan pada suhu di atas 0 oC (pada 1 atm)
• Ekspansi gas ke dalam bola vakum merupakan proses spontan. Proses
sebaliknya yakni penyatuan molekul-molekul dalam satu bola tidak
spontan.
• Sepotong logam natrium bereaksi dengan air untuk membentuk natrium
hidroksida dan gas hidrogen. Tetapi gas hidrogen tidak dapat bereaksi
dengan natrium hidroksida untuk membentuk air dan natrium.
• Besi yang diekspos ke air dan oksigen akan membentuk oksidanya, tetapi
oksida besi tidak dapat berubah secara spontan membentuk besi jika
diletakkan di udara terbuka.
Untuk memprediksi spontanitas dari proses, perubahan entalpi dan
entropi sistem perlu diketahui.
Entropi (S) merupakan ukuran langsung dari ketidakteraturan sistem.
Dengan kata lain entropi menjelaskan tingkat pada mana atom-atom,
molekul-molekul atau ion-ion didistribusikan secara tidak teratur pada daerah
tertentu. Makin besar ketidakteraturan sistem, makin besar entropi.
Sebaliknya, makin teratur sistem makin kecil entropi.

Spadat < Scair < Sgas

Sama halnya dengan energi dan entalpi, entropi merupakan fungsi keadaan.
ΔS = Sakhir - Sawal
Jika perubahan menghasilkan kenaikan ketidakteraturan, maka Sakhir > Sawal
atau ΔS > 0
HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA

Hukum kedua termodinamika : entropi dari alam semesta bertambah


dalam proses spontan dan tidak berubah pada proses kesetimbangan.

Proses spontan  ΔStotal = ΔSsis + ΔSlingk > 0


Proses kesetimbangan  ΔStotal = ΔSsis + ΔSlingk = 0

Perubahan entropi Sistem


Untuk menghitung ΔStotal, kita perlu mengetahui ΔSsis dan ΔSlingk.
Misalkan suatu sistem dinyatakan oleh reaksi berikut:
aA + bB  cC + dD

perubahan entropi, ΔSo diberikan oleh :

Sorxn  [c So (C)  d So (D)  [ a So (A)  b So (B)] (7.11)


atau secara umum :

Sorxn   n So (hasil reaksi)   m So (pereaksi) (7.12)


Entropi Lingkungan
Proses eksotermis menigkatkan ketidakteraturan pada tingkat molekul
sehingga entropi lingkungan naik. Sebaliknya, proses endotermis
menurunkan entropi lingkungan karena gerakan molekul menjadi kurang
energetik.
Untuk proses tekanan tetap perubahan panas sama dengan perubahan
entropi sistem, ΔSsis. Perubahan entropi lingkungan, ΔSlingk sebanding
dengan ΔHsis.
ΔSlingk  - ΔHsis

Tanda negatif diperlukan karena jika proses eksotermis, ΔHsis negatif


dan ΔSsis positif (berhubungan dengan kenaikan entropi). Sebaliknya, untuk
proses endotermis, ΔHsis positif dan tanda negatif menunjukkan bahwa
entropi lingkungan berkurang.

Hubungan antara ΔSlingk dan suhu T (dalam Kelvin), yakni makin tinggi
suhu makin kecil ΔSlingk dan sebaliknya :
 H sis
Slingk 
T
HUKUM KETIGA TERMODINAMIKA

Hukum ketiga termodinamika : entropi zat kristal sempurna adalah nol


pada suhu nol mutlak.
Dengan pengetahuan bahwa entropi zat kristal murni adalah nol pada
suhu nol mutlak, kita dapat mengukur kenaikan entropi zat jika dipanaskan.
ΔS = Sakhir – Sawal  Sawal = 0 maka, ΔS = Sakhir

Energi Bebas Gibbs


Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa reaksi spontan terjadi
jika terjadi kenaikan entropi alam semesta (ΔStotal > 0).
Untuk proses spontan : ΔStotal = ΔSsis + ΔSlingk > 0
H sis
S total  Ssis  0 atau;
T
T ΔStotal = - ΔHsis + T ΔSsis > 0

Persamaan di atas dapat dituliskan sebagai


T ΔStotal = ΔHsis - T ΔSsis < 0
Untuk menyatakan kespontanan reaksi secara langsung, fungsi
termodinamika baru yang disebut energi bebas Gibbs (G) dimana :

G = H – TS

G mempunyai satuan energi karena H dan TS mempunyai satuan energi


dan sama halnya dengan H dan S, G merupakan fungsi keadaan.

ΔG = ΔH - T ΔS

Kondisi kespontanan dan kesetimbangan pada suhu dan tekanan tetap


dapat disimpulkan berdasarkan ΔG sebagai berikut:
ΔG < 0 reaksi spontan
ΔG > 0 reaksi tidak spontan (reaksi spontan dalam arah yang berlawanan)
ΔG = 0 sistem berada pada kesetimbangan
Perubahan Energi Bebas Standar
Untuk reaksi yang dilakukan pada kondisi keadaan standar, perubahan
energi bebas disebut perubahan energi bebas standar, ΔGo

a A + b B  c C + d D

Perubahan energi bebas standar ΔGfo :

Gorxn  [c Gof (C)  d Gof (D)  [ a Gof (A)  b Gof (B)]

atau secara umum dapat dituliskan sebagai :

G orxn   n G of (hasil reaksi)   m G of (pereaksi) (7.16)

n dan m merupakan koefisien stoikiometri

Untuk grafit, sebagaimana dengan entalpi pembentukan standar,


energi bebas pembentukan standar setiap unsur dalam keadaan stabil
sama dengan nol
SOAL TUTORIAL

1. Berikan penjelasan dan contoh tentang: system,


lingkungan, kalor, kerja, energy dalam, entalpi, entropi,
spontan, reversibel.
2. Seorang mahasiswa makan jalangkote yang nilai
kalorinya adalah sebesar 102 Joule (sesuai dengan
informasi dari penjual jalangkote) di Pintu 1. Setelah
makan, mahasiswa itu jalan kaki masuk ke kampus.
Dari kalorimeter digital yang dia miliki tercatat nilai
sebesar 57 Joule untuk aktivitas itu. Hitung perubahan
energy dalam mahasiswa tersebut, jika system
tubuhnya hanya tergantung dari kedua aktivitas itu.
SOAL TUTORIAL

3. Satu mol uap benzene dicairkan pada titik diidh normalnya,


yaitu 80,1 C. Proses ini merupakan proses reversibel, dan
berlangsung pada tekanan tetap 1 atm. Jika diketahui panas
penguapan benzene adalah 30,75 kJ/mol, hitung q, w, U
(atau E), H, S dan G. (tetapan R = 8,31 J/mol.K)
4. Suatu cuplikan n-heptana sebanyak 0,5 g dibakar secara
sempurna dengan oksigen berlebih dalam calorimeter bom
(pada volume tetap) menjadi CO2(g) dan H2O(l). Suhu air
yang mengelilingi wadah pembakaran meningkat sebanyak
2,934 C. Jika kapasitas kalor calorimeter dan perlengkapannya
adalah 8175 J/K dan suhu rata-rata calorimeter adalah 25 C,
hitung U dan H, per mol heptana, bagi proses ini.
SOAL TUTORIAL

5. Hitung entalpi standard dari reaksi disosiasi gas PCl5 menjadi


PCl3 dan Cl2 . Apakah reaksi berlangsung eksotermik atau
endotermik. Note: lihat data-data entalpi reaksi di diktat/buku
referensi.
6. Hitung entalpi standard untuk reaksi pembakaran etanol.
Apakah reaksi berlangsung eksotermik atau endotermik. Note:
lihat data-data entalpi reaksi di diktat/buku referensi.
7. Jika serbuk tembaga ditambahkan pada larutan perak nitrat di
dalam +tabung reaksi
2+? Dengan kata lain, apakah reaksi: Cu(s)
+ 2 Ag (aq)  Cu (aq) + 2 Ag(s), merupakan reaksi spontan
? (T,P  standard)
8. Berikan penjelasan secara termodinamika terhadap
pertanyaan ini: mengapa mulut terasa dingin pada saat
mengunyah es krim ?

Anda mungkin juga menyukai