Anda di halaman 1dari 46

FILSAFAT ILMU

PENGETAHUAN
DEFINISI
Pengetahuan : Persepsi subyek (manusia) atas
obyek (riil dan gaib) atau fakta.
Ilmu Pengetahuan : Kumpulan pengetahuan
yang benar disusun dengan sistem dan metode
untuk mencapai tujuan yang berlaku universal
dan dapat diuji/diverifikasi kebenarannya
Ilmu Pengetahuan :
bukan satu, melainkan banyak (plural)
bersifat terbuka (dapat dikritik)
berkaitan dalam memecahkan masalah
Lanjutan . . .

Jadi, Filsafat Ilmu Pengetahuan mempelajari


esensi atau hakikat ilmu pengetahuan tertentu
secara rasional
Filsafat Ilmu Pengetahuan :
Cabang filsafat yang mempelajari teori
pembagian ilmu, metode yang digunakan
dalam ilmu, tentang dasar kepastian dan
jenis keterangan yang berkaitan dengan
kebenaran ilmu tertentu.
Filsafat Ilmu Pengetahuan disebut juga Kritik Ilmu,
karena historis kelahirannya disebabkan oleh
rasionalisasi dan otonomisasi dalam mengeritik
dogma-dogma dan tahayul
MEMBANGUN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
“TERTENTU”
Jika Ilmu Pengetahuan Tertentu dikaji dari ketiga
aspek (ontologi, epistemologi dan aksiologi), maka
perlu mempelajari esensi atau hakikat yaitu inti
atau hal yang pokok atau intisari atau dasar atau
kenyataan yang benar dari ilmu tersebut.
Contohnya :
Membangun Filsafat Ilmu Teknik perlu menelusuri dari
aspek :
Ontologi  eksistensi (keberadaan) dan essensi
(keberartian) ilmu-ilmu keteknikan.
Epistemologi  metode yang digunakan untuk
membuktikan kebenaran ilmu-ilmu
keteknikan
Aksiologi  manfaat dari ilmu-ilmu keteknikan.
ASPEK ONTOLOGI
Aspek ontologi dari ilmu pengetahuan tertentu hendaknya
diuraikan secara :
a. Metodis; Menggunakan cara ilmiah
b. Sistematis; Saling berkaitan satu sama lain secara
teratur dalam suatu keseluruhan
c. Koheren; Unsur-unsurnya tidak boleh mengandung
uraian yang bertentangan
d. Rasional; Harus berdasar pada kaidah berfikir yang
benar (logis)
e. Komprehensif; Melihat obyek tidak hanya dari satu
sisi/sudut pandang, melainkan secara multidimensional –
atau secara keseluruhan (holistik)
f. Radikal; Diuraikan sampai akar persoalannya, atau
esensinya
g. Universal; Muatan kebenarannya sampai tingkat umum
yang berlaku di mana saja.
ASPEK EPISTEMOLOGI
Epistemologi juga disebut teori pengetahuan atau kajian
tentang justifikasi kebenaran pengetahuan atau
kepercayaan.
Untuk menemukan kebenaran dilakukan sebagai berikut
[AR Lacey] :
1. Menemukan kebenaran dari masalah
2. Pengamatan dan teori untuk menemukan kebenaran
3. Pengamatan dan eksperimen untuk menemukan
kebenaran
4. Falsification atau operasionalism (experimental
opetarion, operation research)
5. Konfirmasi kemungkinan untuk menemukan kebenaran
6. Metode hipotetico – deduktif
7. Induksi dan presupposisi/teori untuk menemukan
kebenaran fakta
Lanjutan . . .
Untuk memperoleh kebenaran, perlu dipelajari teori-teori
kebenaran. Beberapa alat/tools untuk memperoleh atau
mengukur kebenaran ilmu pengetahuan adalah sbb. :
Rationalism; Penalaran manusia yang merupakan alat
utama untuk mencari kebenaran
Empirism; alat untuk mencari kebenaran dengan
mengandalkan pengalaman indera sebagai pemegang
peranan utama
Logical Positivism; Menggunakan logika untuk
menumbuhkan kesimpulan yang positif benar
Pragmatism; Nilai akhir dari suatu ide atau kebenaran
yang disepakati adalah kegunaannya untuk
menyelesaikan masalah-masalah praktis.

Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang dinamis,


tersusun sebagai teori-teori yang saling mengeritik,
mendukung dan bertumpu untuk mendekati kebenaran
Teori
Teori merupakan pengetahuan ilmiah mencakup
penjelasan mengenai suatu sektor tertentu dari suatu
disiplin ilmu, dan dianggap benar
Teori biasanya terdiri dari hukum-hukum, yaitu :
pernyataan (statement) yang menjelaskan hubungan
kausal antara dua variabel atau lebih
Teori memerlukan tingkat keumuman yang tinggi, yaitu
bersifat universal supaya lebih berfungsi sebagai teori
ilmiah
Tiga syarat utama teori ilmiah :
1. Harus konsisten dengan teori sebelumnya
2. Harus cocok dengan fakta-fakta empiris
3. Dapat mengganti teori lama yang tidak cocok
dengan pengujian empiris dan fakta
Beberapa istilah yang biasa digunakan dalam komunikasi
ilmu pengetahuan :
Axioma
pernyataan yang diterima tanpa pembuktian karena
telah terlihat kebenarannya
Postulat
suatu pernyataan yang diterima “benar” semata-mata
untuk keperluan berkomunikasi
Presumsi
suatu pernyataan yang disokong oleh bukti atau
percobaan-percobaan, meskipun tidak konklusif
dianggap sebagai benar walaupun kemungkinannya
tinggi bahwa pernyataan itu benar
Asumsi
suatu pernyataan yang tidak terlihat kebenarannya
maupun kemungkinan benar tidak tinggi
Filsafat Ilmu Pengetahuan selalu memperhatikan :
dinamika ilmu, metode ilmiah, dan ciri ilmu pengetahuan.

1. Dinamis : dengan aktivitas/perkembangan


pengetahuan sistematik dan rasional yang
benar sesuai fakta
dengan prediksi dan hasil
ada aplikasi ilmu dan teknologi, dinamika
perkembangan karena ilmu pengetahuan
bersimbiose dengan teknologi

2. Metode Ilmiah : dengan berbagai ukuran riset yang


disesuaikan.

3. Ciri Ilmu : perlu memperhatikan dua aspek, yaitu :


sifat ilmu dan klasifikasi ilmu
Lanjutan . . .
Sistematik
Konsisten (antara teori satu dengan
yang lain tak bertentangan)
Sifat ilmu Eksplisit (disepakati dapat secara
universal, bukan hanya
dikalangan kecil)
Ilmiah, benar (pembuktian dengan
metode ilmiah
Salah satu Klasifikasi Ilmu :
Ilmu Alam (Natural Wissenschaft)
Ilmu Alam / Eksakta
Ilmu
Pengetahuan
Ilmu Sosial
Ilmu Moral
Ilmu Humaniora
ASPEK AKSIOLOGI

Tujuan dasarnya : menemukan kebenaran atas


fakta “yang ada” atau sedapat
mungkin ada kepastian
kebenaran ilmiah
Contohnya :
Pada Ilmu Mekanika Tanah dikatakan bahwa kadar air
tanah mempengaruhi tingkat kepadatan tanah tersebut.
Setelah dilakukan pengujian laboratorium dengan simulasi
berbagai variasi kadar air ternyata terbukti bahwa teori
tersebut benar.
Filosofi, Teori pendidikan, Kurikulum
dan Model Pembelajaran
Filosofi Teori Kurikulum Model
Pendidikan Pembelajaran
Perenialisme Pendidikan klasik Subject matter Proses informasi
Essensialisme
Progressivisme Pendidikan Kompetensi Pembelajaran
teknologik behavioristik
Progressivisme Pendidikan Humanistik Humanistik
personal
Rekonstruksionisme Pendidikan Rekonstruksi PBL
interaksional Sosial
Berbagai aliran filsafat pendidikan
PERENIALISME

1. Dasar filsafat; realisme


2. Tujuan pembelajaran; mendidik anak rasional, intelektual.
3. Pengetahuan; pengetahuan permanen.
4. Peran guru; membantu siswa berpikir rasional
5. Metode pembelajaran; ekspositori
Berbagai aliran ....
ESSENSIALISME

1. Dasar filsafat; idealisme dan realisme


2. Tujuan pembelajaran; anak berkembang intelektualnya
dan kompeten.
3. Pengetahuan; kemampuan esensial dan pengetahuan
dasar.
4. Peran guru; otorita.
5. Metode pembelajaran; tradisional.
Berbagai aliran ....
PROGRESIVISME

1. Dasar filsafat; pragmatisme


2. Tujuan pembelajaran; anak hidup demokratis.
3. Pengetahuan; pengetahuan hidup demokratis.
4. Peran guru; pembimbing.
5. Metode pembelajaran; problem solving.
Berbagai aliran ....
REKONSTRUKSIONISME

1. Dasar filsafat; pragmatisme


2. Tujuan pembelajaran; rekontruksi masyarakat.
3. Pengetahuan; pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan masyarakat saat ini.
4. Peran guru; agen perubahan.
5. Metode pembelajaran; problem solving.
Pendidikan Klasik

GURU MATERI SISWA

1. MATERI: pengetahuan yang berguna bagi siswa;


terorganisasi secara logis dan jelas.
2. GURU; Ahli dan model
3. SISWA; Individu yang pasif
Pendidikan Teknologik

GURU MATERI SISWA

1. MATERI: Competencies.
2. GURU; Expert
3. SISWA; Active person
Pendidikan Personal

GURU MATERI SISWA

1. MATERI: Student’s experiences.


2. GURU; Facilitator
3. SISWA; Whole person
Pendidikan Interaksional

GURU MATERI SISWA

1. MATERI: Particular problems of our contemporary


socio cultural world.
2. GURU; Facilitator
3. SISWA; Student learn in his dialogic relationship with
others, learning is an independent effort.
TEORI BELAJAR
Memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah,
dan mengabaikan aspek mental,
tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat, dan
perasaan individu dalam suatu belajar.

Pavlov
Behavioris
Thorndike
Skinner
Teori Belajar : Behaviorisme
 Belajar : Perubahan Tingkah laku
 PBM : Penguatan

Stimulus Proses Respon

Penguatan

 Kritik :  Proses belajar yang Kompleks tidak


terjelaskan
 Asumsi “Stimulus-respon” terlalu
sederhana
Behaviorisme
1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2. Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk
mengidentifikasi “entry behavior” mahasiswa (pengetahuan
awal mahasiswa)
3. Menentukan materi pelajaran (pokok bahasan, topik dan
sebagainya)
4. Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil (sub
pokok bahasan, sub topik, dsb)
5. Menyajikan materi pelajaran
6. Memberikan stimulus yang mungkin berupa:
 pertanyaan
 tes
 latihan
 tugas-tugas
7. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan
8. Memberikan penguatan/reinforcement (mungkin
penguatan positif ataupun penguatan negatif)
9. Memberikan stimulus baru
10. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan
(mengevaluasi hasil belajar)
11. Memberikan penguatan
12. dan seterusnya
Untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa, dan
membantu siswa menjadi pembelajar yang sukses,
maka pengajar yang menganut paham Kognitivisme
banyak melibatkan siswa dalam kegiatan dimana faktor
motivasi, kemampuan problem solving, strategi belajar,
memory retention skill sering ditekankan.
• Belajar : Perubahan persepsi/pemahaman
• PBM :

A B C D
A, B, C, D Struktur kognitif mahasiswa

• Kritik :  Lebih dekat ke psikologi


 Sulit melihat “Struktur kognitif” yang ada
pada setiap individu
1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2. Mengukur kesiapan mahasiswa (minat, kemampuan,
struktur kognitif), baik melalui tes awal, interview,
review, pertanyaan, dan lain-lain
3. Memilih materi pelajaran dan mengaturnya dalam
bentuk penyajian konsep-konsep kunci
4. Mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus dikuasai
mahasiswa dari materi tersebut
5. Menyajikan suatu pandangan secara menyeluruh
tentang apa yang harus dipelajari
6. Membuat dan menggunakan “advance organizer”,
paling tidak dengan cara membuat rangkuman
terhadap materi yang baru saja diberikan, dilengkapi
dengan uraian singkat yang menunjukkan relevansi
(keterkaitan) materi yang sudah diberikan itu dengan
materi baru yang akan diberikan.
7. Mengajar mahasiswa memahami konsep-konsep dan
prinsip-prinsip yang sudah ditentukan, dengan
memberi fokus pada hubungan yang terjalin antara
konsep-konsep yang ada
8. Mengevaluasi proses dan hasil belajar
Diharapkan siswa memahami potensi diri ,
mengembangkan potensi dirinya secara
positif dan meminimalkan potensi diri yang
bersifat negatif dan tujuan pembelajaran
lebih kepada proses belajarnya daripada
hasil belajar.
• Belajar : Memanusiakan Manusia
• PBM :

Ilmu
Pengalaman Pengetahuan

• Kritik :  Lebih dekat ke filsafat daripada


pendidikan.
 Lebih menekankan pada deskriptif
daripada preskriptif
Mazhab Humanis
 Fitrah manusia – mulia dan baik
 Individu akan tumbuh secara baik jadi jika lingkungannya
sesuai.
 Oleh karena itu – guru perlu mengikuti keperluan siswa,
membantu mereka mempelajari ilmu pengetahuan yang
bermakna.
 Sekolah harus mengutamakan pendidikan afektif berasaskan
ilmu pengetahuan.
 Pembelajaran manusia bergantung kepada emosi dan
perasaannya.
Mazhab Humanis
 Setiap individu adalah berbeda, dan mempunyai cara belajar
yang berbeda.
 Strategi pembelajaran hendaklah mengikut kehendak dan
perkembangan emosi pelajar.
 Ahli mazhab : Carl Rogers dan Maslow.
 Setiap individu mempunyai potensi dan keinginan untuk
mencapai kesuksesan sendiri.
 Guru hendaklah menjaga siswa dan memberi bimbingan
supaya potensi mereka dpt dikembangkan.
Ciri-ciri Khusus Mazhab Humanis
 Pengalaman dan psikologi manusia berbeda dgn hewan.
 Kajian tema yang berkaitan agar kehidupan manusia lebih
bermakna.
 Kajian tingkah laku manusia yang merangkum proses yang
subjektif serta tingkah laku.
 Kajian berdasarkan teori psikologi dan psikologi terapan,
 Pertimbangan asas- perbedaan individu.
 Sumbangan mazhab – kehidupan manusia yg bermakna dan
sejahtera.
Hiraki Keperluan Maslow
Aktualisasi
Sendiri

Estetik
Keperluan Tersier

10% Kognitif

Penghargaan
40% Keperluan
Sendiri Sekunder

50% Kasih Sayang

70% Keselamatan

80% Fisiologi Keperluan


Asas/Primer
Teori Keperluan Maslow
 Pembelajaran berkesan bergantung kepada motif
pelajaran sendiri.
 Motivasi intrinsik merupakan penggerak asas bagi
manusia mencapai kejayaan.
 Keperluan = kehendak manusia untuk
menyempurnakan keadaan kekurangan, gangguan dan
ketidakseimbangan dalam diri
Konsep Asas Teori Keperluan Maslow
 Keperluan manusia :
 Keperluan fisiologi – asas (makanan, minuman,
oksigen, kepuasan, tidur, istirahat )
 Keperluan psikologi – keperluan sekunder (lahir
dari hubungan dan interaksi antara orang dan
lingkungan – keselamatan, kasih sayang dll.)
Teori Keperluan Maslow
 Motivasi Intrinsik – pengaruh yang ada dalam
perkembangan fisiologikal dan psikologikal
manusia.
 Pengaruh ini mendorong manusia mengejar
kesuksesan.
 Kaitan antara motivasi dengan hiraki keperluan –
apabila individu mendapat kepuasan dlm sesuatu
hiraki, maka ingin meningkatkan kepada hiraki yg
lebih tinggi.
Teori Keperluan Maslow
 Ciri individu yang ingin mencapai ke peringkat
tinggi:
 Dapat memahami hakikat sebenar.
 Mempunyai pemikiran tersendiri.
 Dapat menerima diri, orang lain dan alam.
 Dapat mengikuti aliran masa tetapi tidak kehilangan
identitas sendiri.
 Mempunyai falsafah hidup dan moral sendiri.
 Mempunyai minat yang besar terhadap pelbagai
aktivitas sosial
Teori Keperluan Maslow
 Ciri individu yang mencapai ke peringkat tinggi:
 Mempunyai kawan dekat dan suka menolong orang
 Mengamalkan demokrasi dan mempunyai sifat berjenaka.
 Dapat mengontrol konflik antara perasaan senang dan
sedih.
1. Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2. Menentukan materi pelajaran
3. Mengidentifikasi “entry behavior” mahasiswa
4. Mengidentifikasi topik-topik yang memungkinkan mahasiswa
mempelajarinya secara aktif (mengalami)
5. Mendesain wahana (lingkungan, media, fasilitas, dsb) yang akan digunakan
mahasiswa untuk belajar
6. Membimbing mahasiswa belajar secara aktif
7. Membimbing mahasiswa memahami hakikat makna dari pengalaman
belajar mereka
8. Membimbing mahasiswa membuat konseptualisasi pengalaman tersebut
9. Membimbing mahasiswa sampai mereka mampu mengaplikasikan konsep-
konsep baru ke situasi yang baru
10. Mengevaluasi proses dan hasil belajar-mengajar
Teori belajar: Konstruktivisme
 Aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan)
kita sendiri (Von Glaserfeld dalam Battencourt, 1989; dan
Matthews, 1994)
Pancaindera:
• Melihat
•Mendengar
•Menjamah
•Mencium
•Merasakan Kontruksi
Objek Pengetahuan
Lingkungan Baru
Pengalaman:
• Fisik
•Kognitif
•Mental
Strategi Pembelajaran Konstruktivisme
(Student-centered learning Strategies)
 Belajar Aktif  Model Pembelajaran
 Belajar Mandiri Kognitif:
 Belajar Kooperatif dan Kolaboratif • Problem based learning
• Discovery learning
 Self-regulated learning
• Cognitive strategies
 Generatif Learning
• Project based learning
Teori belajar dan Implikasinya dalam praktek
Pembelajaran di sekolah dan Perguruan Tinggi

Manfaat dari beberapa teori belajar adalah :


1. Membantu guru atau dosen untuk memahami bagaimana
peserta didik belajar,
2. Membimbing guru atau dosen untuk merancang dan
merencanakan proses pembelajaran,
3. Memandu guru atau dosen untuk mengelola kelas,
4. Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku
guru sendiri serta hasil belajar siswa yang telah dicapai,
6. Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan
produktif,
7. Membantu guru atau dosen dalam memberikan dukungan
dan bantuan kepada peserta didik sehingga dapat
mencapai hasil prestasi yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai