Anda di halaman 1dari 171

ANATOMI DAN

FISIOLOGI SISTEM
PERSYARAFAN

OLEH :
Ns. HENDRI BUDI, M.Kep. SP.MB
SISTEM TUBUH MANUSIA :
 SEL  JARINGAN ORGAN SISTEM
ANATOMI SISTEM SYARAF

Sistem saraf dibagi :


 Sistem Saraf Pusat (SSP)
 Otak : Otak besar, otak kecil dan batang otak
(mid brain, pons, medulla oblongata)
 Medulla spinalis / Spinal Cord
 Sistem Saraf Tepi (SST)
 Nervus . Cranialis
 Nervus . Spinalis
ANATOMI SISTEM SYARAF

Sistem saraf dibagi :


 Sistem Saraf Tepi (SST)
 Syaraf / nervus cranialis
 Jumlah 12 buah
 Keluar dari batang otak
 Syaraf / nervus spinalis
 Jumlah 31 pasang
 Keluar dari medulla spinalis
Fungsi jaringan syaraf

Sistem saraf dibagi :


 Neuron aferen (s.sensoris) dan
 eferen (s.motoris)
 system saraf somatis (tubuh bagian luar : kulit, otot
rangka/lurik, rangka)
 Neuron system saraf autonom (viseral) : (tubuh
bagian dalam : jantung, otot polos dan kelenjar)
 Simpatis : mempercepat  stress
 Parasimpatis : memperlambat
8
ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM PERSYARAFAN
 Sistem saraf manusia merupakan jalinan
jaringan saraf yang saling berhubungan,
sangat khusus dan kompleks.
 Sistem saraf ini mengkoordinasikan,
mengatur dan mengendalikan interaksi
antara individu dengan lingkungan
sekitarnya.
 Mengatur aktivitas sebagian besar
system tubuh lainnya.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM PERSYARAFAN
 Tubuh mampu berfungsi sebagai satu
kesatuan yang harmonis karena
pengaturan hubungan saraf diantara
berbagai system.
 Fenomena mengenai kesadaran, daya
pikir, daya ingat, bahasa, sensasi dan
gerakan semuanya berasal dari system
ini.
Segmental Nervus Spinalis

11
ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM PERSYARAFAN
 Jaringan saraf terdiri dari :
 Sel-sel syaraf (neuron) dan

 Sel-sel penyokong (neuroglia dan sel

Schwann).
 Kedua jenis sel tersebut demikian erat
berkaitan dan terintegrasi satu sama lain
sehingga bersama-sama berfungsi
sebagai satu unit.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM PERSYARAFAN
 Neuron adalah sel-sel system saraf
khusus peka rangsang yang menerima
masukan sensorik atau aferen dari
ujung-ujung saraf perifer khusus atau
dari organ reseptor sensorik dan
 menyalurkan masukan motorik atau
masukan eferen ke otot-otot dan
kelenjar-kelenjar yaitu organ-organ
efektor.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM PERSYARAFAN
 Neuron tertentu disebut interneuron,
hanya mempunyai fungsi menerima dan
mengirim data neural ke neuron-neuron
lain.
 Interneuron disebut juga neuron
asosiasi sangat banyak terdapat pada
substansia grisea, tempat antar
hubungan menyebabkan banyak fungsi
integrative medulla spinalis.
SEL SYARAF : NEURON
 Neuron adalah suatu sel syaraf dan
merupakan unit anatomis dan fungsional
sistem syaraf.
 Neuron serupa dengan sel-sel lain dalam
tubuh dalam beberapa hal :
 Memiliki nucleus yang mengandung gen
 Mengandung organela seperti mitochondria
 Melakukan proses selular mendasar seperti,
menghasilkan energi dan mensintesis protein
Sel Syaraf
Struktur neuron,
terdiri dari :
 Badan sel

 Inti sel

 Dendrite

 Axon / neurit

 Synaptic terminal
Nucleus

Badan sel

Dendrit

Axon

Schwann sel

Synaptic knobs

Nodus Ranvier 17
SEL SYARAF : NEURON
Perbedaan neuron dengan sel-sel tubuh
yang lain :
 Memiliki perpanjangan atau penonjolan yang
disebut akson dan dendrite, yang saling
berhubungan melalui proses kimia dan listrik
 Mengandung beberapa struktur khusus yang unik
(misal, vesikel neurotransmitter yang disebut
kuanta dan celah fungsional antara sel penghantar
dan penerima yang disebut sinaps).
SEL SYARAF : NEURON

Menurut jumlah dan pola tonjolan badan


sel, neuron diklasifikasikan :
 Neuron unipolar
 Neuron bipolar
 Neuron multipolar
20
SEL SYARAF : NEURON

 Neuron unipolar
 Mempunyai satu tonjolan yang kemudian
bercabang dua dekat dengan badans sel.
 Satu cabang menuju ke perifer dan
cabang yang lain menuju SSP.
 Contoh neuron unipolar adalah neuron
sensorik saraf spinal.
SEL SYARAF : NEURON
 Neuron bipolar
 Mempunyai dua tonjolan, satu akson
dan satu dendrite. Contoh, sel batang
dan sel
 Mempunyai dua tonjolan, satu akson
dan satu dendrite. Contoh, sel batang
dan kerucut retina.
SEL SYARAF : NEURON
 Neuron multipolar
 Mempunyai beberapa dendrite dan satu
akson yang dapat bercabang-cabang
banyak sekali.
 Kebanyakan neuron SSP merupakan
neuron multipolar.
 Contoh, neuron motorik yang berasal
dari kornu ventral medulla spinalis
dengan aksonnya yang menjulur sampai
ke otot rangka.
SEL SYARAF PENYOKONG
1. NEUROGLIA
 Mikroglia
 Makroglia
 Sel ependim (ependimosit)
 Astroglia (astrosit)
 Oligodendroglia (oligodendrosit)
2. Sel Schwann
SEL SYARAF PENYOKONG
 Neuroglia merupakan penyokong,
pelindung dan sumber nutrisi bagi
neuron-neuron otak dan medulla
spinalis.
 Sel Schwann merupakan pelindung dan
penyokong neuron-neuron dan tonjolan
neuronal di luar system saraf pusat.
SISTEM TUBUH MANUSIA :
 SEL  JARINGAN ORGAN SISTEM
ANATOMI SISTEM SYARAF
Sistem saraf dibagi :
 Sistem Saraf Pusat (SSP)
 Otak : Otak besar, otak kecil dan
batang otak
 Medulla spinalis / Spinal Cord
 Sistem Saraf Tepi (PNS)
 Neuron aferen dan eferen system saraf
somatis
 Neuron system saraf autonom (viseral)
Central Nervous System/Sistem Saraf
Pusat (SSP)
Brain
Spinal
Cord

 Brain
 Spinal
Cord
ANATOMI SISTEM SYARAF
 SSP dilindungi oleh
 Tulang tengkorak,

 Tulang belakang,

 Suspensi dalam cairan serebrospinal

(cerebrospinal fluid, CSF) yang diproduksi


dalam ventrikel otak,: pleksus choroideus
 Tiga lapisan jaringan yang disebut

meningen (durameter, arakhnoid,


piameter)
MENINGEN/ SELAPUT PEMBUNGKUS OTAK
Otak dilihat dari bawah
Saraf-saraf Kranial
Persarafan kranial
Otak

 Diperkirakan otak terdiri dari


100 milyar neuron
 Terdiri dari otak Kanan dan kiri
 Setiap hemisphere terdiri
dari :
 Korteks serebri

 Medulla serebri
Otak Besar / Serebrum

 Merupakan bagian terbesar dari otak


manusia
 Terdiri dari otak Kanan dan kiri
 Terdapat 2 hemisfer yang tampak simetris
tapi struktur dan fungsi berbeda
 Setiap hemisphere terdiri dari :
 Korteks serebri

 Medulla serebri
Otak Besar / Serebrum

 Permukaan hemisfere tampak


berbentuk tonjolan (gyrus) dan
lekukan (sulcus)
 Lekukan yang dalam disebut fissura
 Tiap hemisfere dibagi menjadi 4 lobus
yaitu lobus frontalis, parietalis,
temporalis dan occipitalis
Otak Besar / Serebrum

 Hemisfere kanan
 Mengontrol tangan kiri, pengenalan
terhadap musik artistik, ruang dan pola
persepsi, pandangan dan imajinasi
 Hemisfere kiri
 Mengontrol tangan kanan, bahasa lisan
dan tulisan, ketrampilan numerik, sains
dan penalaran
Otak memiliki 2 Hemisphere

Corpus Callosum
Right
 Kanan dan kiri Hemisphere

 Setiap hemisphere
terdiri dari :
 Korteks serebri

 Medulla serebri
Left
Hemisphere
Otak

 Kanan dan kiri


 Setiap hemisphere terdiri
dari :
 Korteks serebri

 Medulla serebri
HEMISFER SEREBRI

 Korteks serebri
 Area yang mewakili area permukaan

tubuh (pada sisi yang


berlawanan/kontralateral).
 Kerusakan membuat subjek tidak

mampu mengidentifikasi letak yang


tepat dari suatu stimulus meskipun
masih sadar terhadap stimulus yang
diberikan
HEMISFER SEREBRI
Medial surface of right hemisphere
Medulla serebri

Corpus Callosum
Setiap hemisfere terbagi
atas 4 lobus

Frontal

Parietal

Occipital

Temporal

47
LOBUS-LOBUS OTAK
FUNGSI OTAK
Korteks Serebri : Lobus Frontal

Motor Cortex Somatosensory Cortex


Lobus Frontal
Broca’s Motor
Area Cortex
 Terdapat cortex motor
primer Frontal
Lobe
 Tempat perencanaan
dan area memperkuat
pikiran
 Area Broca  utk
bicara
 Area Prefrontal untuk
memori kerja
51
Lobus Frontal

 Pusat fungsi intelektual yang lebih tinggi


seperti kemampuan berpikir abstrak dan
nalar
 Motorik bicara
 Pusat penghidu
 Emosi
 Pusat pengontrolan gerakan volunter
 Terdapat area asosiasi motorik/premotor 52
 Korteks wicara
(area broca)

 Pikiran dirumuskan menjadi kata-kata


(motorik)
 Kerusakan akan meyebabkan kehilangan
kemampuan untuk berbicara
54
Korteks Serebri : Lobus Frontal

 Korteks motorik
Area yang mewakili
bagian tubuh yang
dapat dikontrol, mis:
tangan, ibu jari, otot
wajah
 Kerusakan
menyebabkan
paralisis dari gerakan
yang diinginkan
Kelainan lobus frontal
 Korteks motorik :
 Kelumpuhan motorik  paralisis/
hemiparise/hemiplegia
 Kelumpuhan otot menelan  disfagia
 Broca’s area
 Tidak bisa bicara = disatria

 Prefrontal area
 Lupa hal yang akan pekerjaan

 Gagal menghambat respons inkordinasi

57
Lobus Temporal
Auditory
Cortex

Temporal
Lobe

58
Lobus Temporal

 Korteks Auditorius
 Menerima impuls dari kedua telinga (untuk
mendengar)
 Sebagai pusat pendengaran
 Kerusakan akan menyebabkan tuli atau
gangguan pendengaran
 Berperan dalam pembentukan dan
perkembangan emosi
Lobus Temporal

 Korteks Auditorius
 Menerima impuls dari kedua
telinga (untuk mendengar)
 Kerusakan akan
menyebabkan tuli atau
gangguan pendengaran
 Wernicke’s area

Bicara didengar oleh korteks


auditorius dikodekan dan dimengerti
Kerusakan akan menyebabkan tidak
dapat mempersepsikan pembicaraan
 aphasia (sensorik, motorik, global)
Lobus Parietal
Motor Cortex Somatosensory Cortex Somatosensory
Cortex

Parietal
Lobe

62
 Lobus Parietal

 Terdapat corteks somatosensori


primer
 Apresiasi sensasi yang lebih
tinggi seperti kemampuan untuk
mengkaji berat, tekstur dan
mengidentifikasi suatu objek
 Lobus Parietal

 Pusat kesadaran sensorik


 Terdapat area asosiasi sensorik
 Gangguan pusat sensoris :
 Anasthesia = tidak berasa
 Hiposthesia = kurang berasa
 Parasthesia = rasa nyeri, panas,
terbakar, terjepit
 Seorang pasien mengeluh separuh
tubuhnya sebelah kiri rasanya panas
atau rasa disentrum.

 Gangguan apakah yg terjadi ?


 Apa penyebab gangguan tsb ?
Lobus Occipital

 Saraf penglihatan Occipital


 Visual korteks pada Lobe

permukaan didalam
fisura sentral
Visual
Lobe

66
Lobus Occipital

 Saraf penglihatan
 Pusat penglihatan dan area asosiasi
penglihatan
 Visual korteks pada permukaan
didalam fisura sentral
 Merupakan lobus terkecil

67
 Korteks visual

 Dibagian dalam lobus oksipital


 Untuk melihat
 Kerusakan akan menyebabkan
gangguan penglihatan
 Kabur, Diplopia (penglihatan ganda)
 kebutaan
Left visual Right visual
field field

Optic
nerves

Left Visual Corpus Right Visual


Cortex Callosum Cortex
FUNGSI OTAK
OTAK
1) Prosensefalon (otak depan) :
a. Telensefalon (endbrain), Hemisfer serebri
 Korteks serebri

 Rinensefalon (nosebrain) : system limbic

 Basal ganglia

 Nukleus kaudatus

 Nukleus lentikularis (putamen, globus palidus)

 Klaustrum

 Amigdala
OTAK

b. Diensefalon (interbrain)
 Epitalamus

 Talamus

 Subtalamus

 Hipotalamus
OTAK
2) Otak tengah
 Mesensefalon (midbrain)
 Korpora quadrigemina
 Kolikulus superior, Kolikulus
inferior
 Tegmentum
 Nukleus ruber, Substantia nigra
 Pedunkulus serebri
OTAK
3) Robensefalon (otak belakang)
 Metensefalon (afterbrain)
 Pons

 Serebelum (otak kecil)

 Mielensefalon (marrow brain)


 Medulla oblongata
75
OTAK DAN BATANG OTAK
Batang Otak
Batang Otak
 Menghubungkan medula spinalis dan
hemisfer serebri
 Batang otak terdiri dari :
 Otak tengah/ Mesensefalon (midbrain),

 Pons dan

 Medula oblongata

 Pemancar sensori utama thalamus


 Fungsi motorik utama bangsal ganglia,
Pusat penghambat, perelaksasi, penghalus
gerakan yang diinginkan
Batang Otak
 Formasio retikularis
2 fungsi
1. Sistem pembangkit: mempertahankan
tingkat kesadaran.
2. Pusat psikologis: terutama medula;
mengontrol tonus, pembuluh darah,
frekuensi jantung dan pernafasan
melalui sistem saraf autonom
Fungsi Batang Otak :
 Sebagai pusat kesadaran (gg : lgsg koma
 Sebagai pusat pengontrolan sistem
pernafasan ( gg : tdk teratur, cheyne stokes,
apnoe)
 Sebagai pusat pengontrolan kardiovaskuler
( gg : disritmia, cardiac arrest)
 Tempat keluar syaraf / nervus cranialis yang
jumlahnya 12 buah
MEDULLA SPINALIS/
SPINAL CORD
 Merupakan suatu struktur lanjutan tunggal
yang memanjang dari medulla oblongata
melalui foramen magnum dan terus ke bawah
melalui kolumna vertebralis sampai setinggi
vertebra lumbalis pertama (L1) orang
dewasa.
 Terdiri dari 31 segmen yang menjadi tempat
asal dari 31 pasang saraf spinal.
 Segmen-segmen tersebut diberi nama sesuai
dengan vertebra tempat keluarnya radiks
saraf yang bersangkutan, sehingga medulla
spinalis dibagi menjadi bagian servikal,
torakal, lumbal dan sakral.
MEDULLA SPINALIS
(Bagian SNC yang terletak di dalam canalis vertebralis)

 MEDULLA SPINALIS
terdiri atas 31 segmen

31 pasang nervi spinales


(saraf spinal):
N.cervicalis (C): 8
N. thoracalis (T): 12
N. lumbalis (L): 5
N. Sacralis (S): 5
N. coccygeus (Co) : 1

82
 Medulla spinalis mengandung:
- serabut2 sensoris(masuk ke cornu posterius)
- Neuron motoris (Kolektif: cornu )
- Serabut asenden
(kolektif: tractus/fasciculus columna)
- Serabut desenden (Kolektif: tractus/fasciculus
columna)
 Medulla spinalis: PUSAT REFLEKS

83
MEDULLA SPINALIS

KUMPULAN NEURON (Substantia B


alba/gray matter)
C
A. Cornu anterius: motoris
B. Cornu posterius: sensoris A

C. Cornu laterale: otonom: simpatis/parasimpatis


KUMPULAN SERABUT SARAF (Substatia
alba/white matter):
1
• Columna dorsalis (posterior)
2
• Columna lateralis 3
• Columna ventralis (anterior)

84
Med. obl.
Med. spin.
MEDULLA
SPINALIS Pembesaran (enlargement):
1. Intumescentium
brachiocervicale
2. Intumescentium
lumbosacrale

1
Ujung kaudal med. spin.:
conus medullaris (3)
Filum terminale (4):
2 nonsaraf, jaringan ikat:
3 menggantungkan conus
medullaris ke os coccygeus
4

Cauda equina (ekor kuda) 85


PERIPHERAL NERVOUS SYSTEM/
SISTEM SYARAF TEPI
Bertanggung jawab atas hubungan saraf pusat
dengan seluruh tubuh. Dibagi atas:
 SENSORIK
 Afferen
 Membawa impuls dari saraf perifer ke otak
 Memberi tahu otak keadaan ekstremiti atas dan bawah ke otak
 Dapat dari : saraf somatik (kulit, otot rangka atau sendi) atau
saraf visceral / otonom (dari organ w/i kavitas tubuh sentral)
 MOTORIK
 Efferen
 Menghantarkan impuls dari otak ke alat gerak/organ (otot/
kelenjar)

86
SUSUNAN SYARAF TEPI
 TERDIRI DARI 2 SYARAF / NERVUS:
 NERVUS CRANIALIS
 12 BUAH

 KELUAR DARI BATANG OTAK

 NERVUS SPINALIS
 31 PASANG

 KELUAR DARI MEDULLA SPINALIS


Segmental Nervus Spinalis

89
Sistem Syaraf Tepi :
Sistem Syaraf Somatik
 Menangani interaksi dan respon terhadap
lingkungan luar.
 Terdiri dari saraf campuran.
 Saraf aferen membawa informasi sensorik

yang disadari maupun informasi sensorik yang


tidak disadari (misal, nyeri, suhu, raba,
propriosepsi yang disadari maupun yang tidak
disadari, penglihatan, pengecapan,
pendengaran dan penciuman) dari kepala,
dinding tubuh dan ekstremitas.
 Saraf eferen terutama berhubungan dengan

otot rangka tubuh / control muscle


movements
The Peripheral Nervous System
PERIPHERAL NERVOUS SYSTEM/
SISTEM SYARAF TEPI

Peripheral Nervous System

Skeletal Autonomic
(Somatic)

Sympathetic Parasympathetic
Brain
Spinal
Cord

Nerves

Peripheral
Nervous
System
PERIPHERAL NERVOUS SYSTEM/
SISTEM SYARAF TEPI
 Sistem Syaraf Tepi terdiri dari :
1. Sistem Syaraf Somatik

2. Sistem Syaraf Autonom

a. Sistem syaraf Simpatis


b. Sistem syaraf Para Simpatis
Sistem syaraf somatik
Brain

 Saraf dari dan ke Sensory


Neuron
spinal cord
 kontrol gerakan
otot rangka
tubuh Motor
Skin receptors Neuron
 somatosensory
inputs Interneuron

 Reflex volunter
 Reflex Skeletal Muscle
Sistem Syaraf Autonom
 Merupakan system saraf campuran.
 Serabut-serabut aferennya membawa
masukan dari organ-organ viseral
(menangani pengaturan denyut jantung,
diameter pembuluh darah, pernapasan,
pencernaan makanan, rasa lapar, mual,
pembuangan dan sebagainya).
97
11
SISTEM SYARAF TEPI
Sistem saraf autonom
 Serabut saraf eferen motorik pada
system saraf autonom mempersarafi otot
polos, otot jantung dan kelenjar-kelenjar
viseral.
 Sistem saraf autonom terutama
menangani pengaturan fungsi viseral dan
interaksinya dengan lingkungan internal.
Karakteristik Sistem Saraf
Autonom
Sistem Saraf
Autonom
(involunter)
membawa impuls
ke :
 Otot polos
 Otot jantung
 Kelenjar
SISTEM SYARAF TEPI
Sistem saraf autonom terdiri 2 :
 Sistem saraf autonom parasimpatis
(parasympathetic autonomic nervous
system, PANS)
 Sistem saraf autonom simpatis
(sympathetic autonomic nervous system,
SANS)
Sistem saraf autonom parasimpatis
 Bagian parasimpatis keluar dari otak
(melalui komponen-komponen saraf
kranial) dan bagian sacral medulla
spinalis (kraniosakral).
 Fungsi PANS (parasimpatis) adalah
 Menurunkan kecepatan denyut jantung,
tekanan darah dan pernapasan
 Meningkatkan pergerakan saluran cerna
sesuai dengan kebutuhan pencernaan dan
pembuangan.
Sistem saraf autonom parasimpatis
 Jadi saraf parasimpatis membantu
konservasi dan homeostatis fungsi-fungsi
tubuh.
Sistem saraf autonom parasimpatis
CENTRAL NERVOUS SYSTEM PARASYMPATHETIC
Brain
Contracts pupil

Stimulates salivation
Constricts bronchi
Spinal
cord

Slows heartbeat

Stimulates activity

Stimulates gallbladder
Gallbladder

Contracts bladder

Stimulates erection
of sex organs
Sistem saraf autonom simpatis

 Bagian simpatis meninggalkan SSP dari


daerah torakal dan lumbal (torakolumbal)
medulla spinalis.
 Fungsi simpatis adalah
 peningkatan kecepatan denyut jantung

dan pernapasan
 penurunan aktivitas saluran cerna.
Sistem saraf autonom simpatis

 Tujuan utama adalah mempersiapkan


tubuh agar siap menghadapi stress atau
yang disebut respon bertempur atau lari
/ “ Fight or flight” response

 Melepaskan adrenaline dan nor


adrenaline
Sistem saraf autonom simpatis
CENTRAL NERVOUS SYSTEM SYMPATHETIC
Brain

Dilates pupil

Stimulates salivation
Salivary
Relaxes bronchi glands
Spinal
cord Lungs

Accelerates heartbeat
Heart

Inhibits activity Stomach

Pancreas

Stimulates glucose Liver

Secretion of adrenaline, Adrenal


nonadrenaline gland

Kidney
Relaxes bladder

Sympathetic
Stimulates ejaculation
ganglia in male
Perbedaan Utama Struktur SS
Autonom dan SS Somatik (Volunter)
 Mengatur neuron efektor
 SSS, 1 neuron menghantarkan impuls dari SSP ke
efektor (mis, otot rangka)
 SSO, 2 neuron:
Neuron pre ganglionik yang bersinaps dalam ganglion
Satu atau lebih neuron post ganglion yang membawa
impuls ke efektor (mis: kelenjar, Pembuluh darah
atau otot polos).
 Aktifitas SSO dikontrol dan dikoordinasikan oleh
hipotalamus otak.
Perbedaan Utama Struktur SSO dan SS
Somatik (Volunter)

Sympathetic Parasympathetic
division (arousing) division (calming)

Pupils dilate EYES Pupils contract

Decreases SALVATION Increases

Perspires SKIN Dries

Increases RESPERATION Decreases

Accelerates HEART Slows

Inhibits DIGESTION Activates

Secrete stress ADRENAL Decrease secretion


hormones GLANDS of stress hormones
110
SUSUNAN SYARAF TEPI
 TERDIRI DARI 2 SYARAF / NERVUS:
 NERVUS CRANIALIS
 12 BUAH

 KELUAR DARI BATANG OTAK

 NERVUS SPINALIS
 31 PASANG

 KELUAR DARI MEDULLA SPINALIS


Segmental Nervus Spinalis

112
NERVUS CRANIALIS /
Saraf-saraf Kranial
 Mempersarafi struktur leher dan
kepala
 12 buah (nomor angka romawi)
 Fungsi :
 sensoris,
 motorik

 Campuran (sensoris dan motorik)


The 12 Cranial Nerves

 I - Olfactory
 II - Optic
 III - Oculomotor
 IV - Trochlear
 V - Trigeminal
 VI - Abducens
 VII - Facial
 VIII - Auditory
 IX - Glossopharyngeal
 X - Vagus
 XI - Accessory
 XII - Hypoglassal
Otak dilihat dari bawah
Saraf-saraf Kranial
Persarafan kranial
Fungsi Saraf-saraf Kranial
N. I : Olfaktorius
 Fungsi : Sensorik khusus (menghidu,
membau)

N. II : Optikus
 Fungsi : Sensorik khusus melihat
Fungsi Saraf-saraf Kranial
N. III Okulomotorius
 Fungsi : Sematomotorik, visero motorik
 Meninervasi m. Rektus internus
(medialis), m. Rektus superior dan m.
Rektus inferior, m levator palpebra,
serabut visero motorik mengurus m.
Sfingter pupil dan m. Siliare (lensa
mata).
Fungsi Saraf-saraf Kranial
N. IV Trokhlearis
 Fungsi : Somatomotorik
 Menginervasi m. Obliqus superior.
Kerja otot ini menyebabkan mata
dapat dilirikkan ke bawah dan nasal.
Fungsi Saraf-saraf Kranial
N. V Trigeminus
 Fungsi : Somatomotorik,
somatosensorik
 Bagian motorik : mengurus otot-otot
untuk mengunyah, ayitu menutup
mulut, menggerakkan rahang ke
bahwa dan samping dan membuka
mulut.
Fungsi Saraf-saraf Kranial
N. V Trigeminus
 Bagian sensorik :
 Cabang Oftalmik mengurus sensibilitas dahi, mata,
hidung, kening, selaput otak, sinus paranasal dan
sebagian mukosa hidung.
 Cabang maksilaris mengurus sensibilitas rahang atas,
gigi atas, bibir atas, pipi, palatum durum, sinus
maksilaris dan mukosa hidung.
 Cabang mandibularis mengurus sensibilitas rahang
bawah, bibir bawah, mukosa pipi, 2/3 bagian depan
lidah dan sebagian telinga, meatus dan selaput otak.
Fungsi Saraf-saraf Kranial
N. VI Abdusen
 Fungsi : Somatomotorik
 Meninervasi m. Rektus eksternus
(lateralis).
 Kerja mata ini menyebabkan lirik mata
ke arah temporal
Fungsi Saraf-saraf Kranial
N. VI Facialis
 Fungsi : Pada wajah dan lidah
 Somatomotorik,
 Viseromotorik,
 Viserosensorik,
 Pengecapan,
 Somatosensorik
Fungsi Saraf-saraf Kranial
N. VIII Akustikus
 Fungsi :
 Sensorik khusus pendengaran dan
keseimbangan
Fungsi Saraf-saraf Kranial
N. IX Glossofaringeus
 Fungsi :
 Somatomotorik,
 Viseromotorik,
 Viserosensorik,
 Pengecapan,
 Somatosensorik
Fungsi Saraf-saraf Kranial
N. X Vagus
 Fungsi :
 Somatomotorik,
 Viseromotorik,
 Viserosensorik,
 Somatosensorik
Fungsi Saraf-saraf Kranial
N. XI aksesorius
 Fungsi : Somatomotorik pada otot bahu
dan leher:
 Otot sternocleidomastoideus
 Otot trapezius

N. XII Hipoglosus
 Fungsi : Somatomotorik pada lidah.
SUSUNAN SYARAF TEPI
 NERVUS SPINALIS
 31 PASANG
 KELUAR DARI MEDULLA SPINALIS
11
133
Sel Syaraf
Struktur neuron,
terdiri dari :
 Dendrite

 Axon / neurit

 Synaptic terminal
SEL SYARAF PENYOKONG
1. NEUROGLIA
 Mikroglia
 Makroglia
 Sel ependim (ependimosit)
 Astroglia (astrosit)
 Oligodendroglia (oligodendrosit)
2. Sel Schwann
SEL SYARAF PENYOKONG
 Neuroglia merupakan penyokong,
pelindung dan sumber nutrisi bagi
neuron-neuron otak dan medulla
spinalis.
 Sel Schwann merupakan pelindung dan
penyokong neuron-neuron dan tonjolan
neuronal di luar system saraf pusat.
JARINGAN SYARAF

 Neuroglia
 Sel Schwann
 Mielin
JARINGAN SYARAF
 Neuroglia adalah sel penyokong untuk
neuron-neuron sistem syaraf pusat.
 Sel Schwann menjalankan fungsi
tersebut pada sistem syaraf tepi.
 Neuroglia menyusun 40% volume otak
dan medulla spinalis.
 Neuroglia jumlahnya lebih banyak
daripada sel-sel neuron dengan
perbandingan sepuluh banding satu.
Jaringan saraf
2. 1.

140
141
SYARAF
 Saraf adalah sekelompok atau seberkas
serabut-serabut sel saraf yang dikelilingi
oleh lapisan jaringan penyambung di
luar SSP.
 Istilah yang sesuai untuk sekelompok
serabut yang menyalurkan impuls ke
dalam SSP adalah tractus serabut.
SYARAF
 Saraf tepi terdiri dari saraf kranialis dan
spinalis dan cabang-cabangnya.
 Cabang autonom system saraf tepi
dihubungkan dengan saraf kranialis dan
spinalis. Saraf cranial membawa
informasi secara langsung antara otak
dan bagian lain dalam kepala tanpa
melalui medulla spinalis.
SYARAF
 Saraf tepi terdiri dari seberkas serabut
saraf yang diliputi ileh lapisan-lapisan
jaringan penyambung yang diperkirakan
berssambungan dengan lapisan
meningeal SSP.
 Endoneurium mengelilingi setiap serabut
sdan melekat pada myelin (bila ada)
dan neurilema, serta bersambungan
dengan piameter.
SYARAF
 Berkas-berkas serabut saraf (disebut
fasikulus) terbungkus dalam
perineurium yang bersambungan
dengan arakhnoid.
 Epineurium yang mengandung
pembuluh darah dan sel-sel lemak akan
membungkus beberapa fasikuli saraf
tepid an bersambung dengan
durameter.
ANATOMI SISTEM SYARAF
 SSP dilindungi oleh
 Tulang tengkorak,

 Tulang belakang,

 Suspensi dalam cairan serebrospinal

(cerebrospinal fluid, CSF) yang diproduksi


dalam ventrikel otak,
 Tiga lapisan jaringan yang disebut

meningen (durameter, arakhnoid,


piameter)
MENINGEN/ SELAPUT PEMBUNGKUS OTAK
Lapisan Pelindung Otak
MENINGEN/ SELAPUT PEMBUNGKUS OTAK
Liquor cerebro
spinalis
• Produksi oleh : Plexus Choroideus
•Sirkulasi : ke ventrikel otak I dan II
(lateral), III dan IV, permukaan otak dan
medulla spinalis , masuk ke rongga sub
dural, selanjutnya diserab / absorbsi
• Reabsorbsi di Villi – Subarachnoid Space
151
Indikasi Cranial Surgery Hydrocephalus
 Overproduksi, malabsorpsi, atau
akumulasi CSF. Shunting prosedur
dilakukan untuk drainase CSF.
anfis-muskuloskeletal/HB/2009 153
Blood Brain barrier
Dibentuk oleh :

Capillary endothel
Astrocyte ( neuroglia )

154
Mekanisme kerja
sistem saraf :

Sistem REFLEX

155
156
Reflex arc = lengkung reflex

Reseptor

Afferent
Central

Efferent

Effector
157
Prinsip biokimia syaraf
 NEURON: unit struktural dan fungsional terkecil sist.saraf
 Spy neuron berfungsi normal (fisiologis) butuh energi dari proses
metabolisme
 Glukosa + O2  co2 + h2O +energi (ATP)

 Yang membawa O2 ke seluruh jaringan tubuh termasuk sel saraf

yaitu darah dimana :


 Hb yg terdapat dalam eritrosit berikatan dg O2 : Hb + O2  HbO2
 O2 larut dalam plasma darah  saturasi O2 (N : 95-100%)
 Jar < O2  Iskemik / hipoksia Infark / nekrosis/mati
 Organ : mis : jantung, serabut syaraf sensoris, motoris
 Jika < O2  gg fungsi  disebut patologis  timbul tanda dan

gejala
Prinsipi biokimia syaraf
 Jar yg Iskemik
  akan mengeluarkan mediator kimia
 Spt : bradikinin, leukotrin, histamin, prostaglandin
 Mediator kimia tsb  akan merusak jaringan  respon nyeri
 Jar yg Iskemik
  menyebabkan metabolisme an anerob 
metabolisme yg tidak menggunakan O2  tetapi akan
menghasilkan asam laktat  merusak jaringan  nyeri
Fisiologis syaraf scr umum
 Fungsi sensoris :
 Untuk menerima rangsangan sehingga
timbullah rasa / sensasi
 Fungsi Motoris
 Untuk memberikan respon tubuh / gerakan
tubuh / otot
Patologis
 Syaraf sensoris :
 Kurang berasa : hipostesia,

 Parastesia : nyeri, panas, kesemutan di organ

 Tidak berasa : Anastesia

 Syaraf Motoris
 Gangguan di otak

 Lemah sebelah tubuh : hemiparise : dextra atau sinistra

 Lumpuh sebelah tubuh : hemiplegia

 Gangguan di medulla spinalis / saraf tepi

 Paraparise superior / inferior, paraplegia

 Tetra parise, tetraplegi


PRINSIP FISIOLOGI TIK
TIK =
 TEKANAN YANG TERDAPAT DIDALAM

TULANG KRANIUM YANG BERISI OTAK,


SISTEM VASKULER SEREBRAL DAN
CAIRAN SEREBRO SPINAL
 NORMAL = 0 – 15 mmHg
PRINSIP FISIOLOGI TIK
 Volume intrakranial dibentuk oleh :
 Jaringan otak + pembuluh darah (80%)

 Volume darah (10 %)


 LCS (10 %)
 Perubahan volume = perubahan TIK
 Penambahan volume = peningkatan TIK
Prinsip Fisiologi TIK
 Adanya jaringan Otak (Otak besar, otak
kecil, batang otak, meningen)
PRINSIP FISIOLOGI TIK
 Adanya SISTEM SIRKULASI DARAH
OTAK
 Aliran darah serebral (ADS) sekitar

150 ml
 20 % COP /mnt= 0,2 x 5 liter = 1 ltr

 Bila terjadi oklusi atau dilatasi akan

mempengaruhi besarnya aliran darah


 Gangguan sirkulasi peningkatan TIK
PASOK DARAH ARTERIAL KE OTAK

1. A. carotis interna
2. A. vertebralis 4. CIRCULUS WILLISI
3. A. basilaris ENCEPHALON

2
1

166
PRINSIP FISIOLOGI TIK
Adanya CAIRAN LCS
 Diproduksi setiap hari dan diserap

kembali
 Disalurkan melalui sistem ventrikel dan

kortikospinal di subarachnoide
 Jumlah LCS normal 135 ml + 15 ml

cairan serosa pada epidural dan subdural


 Gangguan produksi, sirkulasi atau

absorbsi menyebabkan peningkatan TIK


CAIRAN SEREBROSPINAL

Diproduksi oleh pleksus koroideus


Rata-rata 30 ml per jam
Bersirkulasi
PRINSIP FISIOLOGI TIK

 OTAK MERUPAKAN VISKOSITAS YANG


TIDAK MUDAH TERTEKAN
 BILA ADA TIK MENINGKAT 
AKAN MENIMBULKAN ISKEMIK OTAK,
PERPINDAHAN JARINGAN OTAK
(HERNIASI) DAN TERJADI DISFUNGSI
SEREBRAL
 PENINGKATAN TIK  MENIMBULKAN
GEJALA
GEJALA KLINIS Peningkatan
TIK
 SAKIT KEPALA PROGRESSIF
 MUNTAH PROYEKTIL / MENYEMPROT
 PENURUNAN KESADARAN
 PERUBAHAN TANDA VITAL
 TERJADI PENURUNAN FUNGSI NEUROLOGIS
 PERUBAHAN BICARA
 PERUBAHAN REAKSI PUPIL
 PERUBAHAN SENSORIK
 SAKIT KEPALA
 MUAL
 PANDANGAN KABUR
 GELISAH, IRITABEL

Anda mungkin juga menyukai