Anda di halaman 1dari 44

EPILEPSI PADA ANAK

oleh
dr. BAMBANG SUHARTO Sp.A.,MH.Kes
Batasan
 Epilepsi suatu kondisi gangguan kronik yang ditandai oleh
berulangnya bangkitan epilepsi.
 Bangkitan epilepsi (epileptic seizure) manifestasi klinis dari
bangkitan serupa (stereotipik), berlangsung secara mendadak
dan sementara dengan atau tanpa perubahan kesadaran,
disebabkan oleh hiperaktivitas listrik sekelompok sel neuron
di otak, bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak akut (
unprovoked).
 Status epileptikus (SE) kejang (klinis atau gambaran rekam
otak) yang berlangsung >30 menit atau kejang berulang
tanpa pulih kesadaran di antara periode kejang
 Status epileptikus refrakter (SER) SE yang tidak berespon
terhadap terapi standar.
 Sindrome epilepsi  sekumpulan gejala dan tanda klinik
epilepsi yang terjadi secara bersama-sama yang berhubungan
dengan etiologi, umur, onset, jenis bangkitan, faktor
pencetus, dan kronisitas.
 Sindroma epilepsi epilepsi yang ditandai oleh sekumpulan
gejala yang terjadi bersama-sama yang meliputi serangan,
etiologi, anatomi, faktor pencetus, usia onset, berat penyakit,
kronisitas, dan kadang-kadang prognosis.
 Sind E tidak perlu punya etiologi dan prognosis yang sama.
Bbrp SE punya prognosis yg khas.
Etiologi
 Faktor genetik:
a. Primer ganguan eksitabilitas dan sinkronisasi neuron
korteks serebri.
b. Sekunder tuberkulosis dan ketonuria.
 Faktor didapat:
a. Asfeksia
b. Sklerosis hipokampus
c. Tumor
d. Trauma kepala
e. Infeksi
f. Stroke
Klasifikasi
I. Bangkitan parsial (BP)
 BP sederhana (kesadaran tidak terganggu) dpt dg
manifestasi motorik, somatosensorik, dan sensorik khusus
(semutan, kilatan cahaya, berdengung), automatism (sensasi
epigastrik, pucat, pupil dilatasi), atau psikik (ilusi, halusinasi)
 BP kompleks (kesadaran terganggu):
1. Onset parsial sederhana diikuti kesadaran terganggu.
2. kesadaran terganggua saat onset: hanya kesadaran
terganggu atau dengan automatis
 Bangkitan parsial bangkitan umum(Tonik-klonik, Tonik,
klonik) :
 Parsial sederhana bangkitan umum
 Parsial komplek bangkitan umum
 Parsial sederhana parsial komplek dan bangkitan umum
 BP sederhana tanpa manifestasi motorik mendahului
bangkitan lain aura
II.Bangkitan umum (konvulsi dan non konvulsi):
a. Bangkitan absens
1. B.A tipikal (ditandai dengan hilangnya kesadaran disertai
gerakan minor mengedip, twitching, berlangsung
singkat (<10 detik), gambaran EEG khas (3 per second
spike-wave): hanya kesadaran yg terganggu, dg komponen
klonik ringan,
dg komponen tonik, dg komponen atonik, dg automatism.
2. B.A atipik berlangsung lebih lama, diikuti post ictal
confusion, EEG khas/irreguler.
b. Bangkitan mioklonik
c. Bangkitan klonik
d. Bangkitan tonik-klonik
e. Bangkitan atonik
Klasifikasikan menurut ILAE (Internatinal League Against
Epilepsy)1989:
I. Hubungan lokasi dan sindrom (fokal, lokal,
parsial):
A. Idiopatik dengan onset berhubungan dg usia:
1. Epilepsi anak benigna dg gelombang paku di
sentrotemporal.
2. Epilepsi anak dg paroksismalitas di oksipital
3. Epilepsi reading primer
B. Simptomatik:
1. Epilepsi parsial kontinyu progresif kronik pd anak (sindrom
Kojenikows)
2. Sindrom yg ditandai oleh bangkitan dg cara presipitasiyg
khas.
3. Sindrom yg berdasarkan tipe bangkitan, lokalisasi anatomik
dan etiologi (epil lobus temporalis, epil lobus frontalis, epil
lobus perietalis, dan epil lobus oksipitalis
C. Kriptogenik digolongkan menjadi simtomatik dan E/
tdk diketahui
II. Epilepsi umum dan sindrom
A. Idopatik dg onset berhubungan dg usia:
1. Kejang neonatal familial benigna
2. Kejang neonatal benigna
3. Epilepsi mioklonik pd bayi
4. Epilepsi absens pd anak
5. Epilepsi absens juvenil
6. Epilepsi mioklonik juvenil (petit mal invulsif)
7. Epilepsi dg bangkitan grand malpg waktu bangun.
8. Epilepsi idiopatik umum yg lain yg tdk disebut di atas.
9. Epilepsi dg bangkitan yg didahuluioleh bntuk aktivitas yg khas
B. Kriptogenik atau simtomatik, menurut penampilan usia:
1. SindromWest (spasme infantil, Blitz-Nick-Salam Krampfe)
2. Sindrom Lenox Gastout
3. Epilepsi dg bangkitan mioklonik-astatik
4. Epilepsi dg absens mioklonik
5. Simtomatik
C. Etiologi tdk jelas
1. Ensefalopati Mioklonik dini
2. Ensefalopati epileptik infantil dini dg Juppenssion Burst
3. Epilepsi umum simtomatik lain yg tdk tersebut di atas.
D. Sindrom spesifik:
1. Bangkitan epileptik yg mungkin nanti menyebabkan
komplikasi banyak penyakit dg bankitan nrupakan
manifestasi utama.
III. Epilepsi umum dan sindrom yg tdk bisa
ditentukan sifatnya fokal atau umum:
A. Dengan keduanya bangkitan umum atau fokal
III. Epilepsi umum dan sindrom yg tdk bisa ditentukan
sifatnya fokal atau umum:
A. Dengan keduanya bangkitan umum atau fokal
1. Kejang neonatal
2. Epilepsi mioklonik pd bayi
3. Epilepsi dg gel paku-ombak terus menerus selama tidur dg gel
lambat
4. Afasia epileptik didapat (sindrom Landau- Klefner)
5. Epilepsi lain yg tdk dapat ditentukan dan bukan tsb di atas.
B. Tanpa sifat yg jelas, bangkitan umum atau fokal ternasuk
grand mal yg secara klinik dan EEG tdk dpt
dfiklasifikasikan secara jelas serangan umum dan
hubungannya dan lokalisasinya, spt banyak pd grand mal
waktu tidur
IV. Sindroma spesial
A. Bangkitan yg berhubungan situasi.
B. Kejang demam
C. Bangkitan tersendiri atau SE tersendiri
D. Bangkitan yg terjadi hanya bila ada metabolik akut atau
kejadian toksik akut (krn alkohol, obat-obatan, eklamsia,
hiperglikemi non ketotik
Kriteria diagnosis
 Epilepsi d/. Klinis
 Anamnsis hrs teliti (dari orang tua, saksi mata) tentukan
bentuk bangkitan berdasarkan iktal fenomenologi dan
lokalisasi area serebral.
 Dibagi 5 aksis  pendekatan klinis utk diagnosis dan
tatalaksana:
1. Aksis 1 iktal fenomenologi bangkitan berdasarkan
iktal terminologi
2. Aksis 2 tipe bangkitan berdasarkan tipe bangkitan
epilepsi, lokalisasi dan rangsang presipitasi bangkitan.
3. Aksis 3 sindrom daftar sindrom epilepsi
4. Aksis 4 Etiologi
5. Aksis 5 (opsional) gangguan fungsi
Pemeriksaan penunjang
 EEG paling penting.
 Kelainan dan lokalisasi interiktal (antar bangkitan)
diagnosis, klasifikanya dan sindrom epilepsi.
 10-20% pasien EEG t.a.k
 2-3% non epilepsi kelianan EEG.
 Diagnosis pasti bangkitan muncul saat rekaman EEG
iktal korelasi dg klinis
 P/. Fisik, neurologis dan lab bantu temukan kelainan yg
mendasarinya.
 CT scan dan MRI tentukan kelainan struktur di otak.
Terapi
 TujuanMengetahui OAE yang paling efektif thd tipe atau
sindrom epilepsi.
 OAE dpt dimulai stlh bangkitan ke 2 80-90% dapat
berulang.
 Sebag kecil epilepsi OAE dpt dihindari berulang terus.
 Epilepsi sentro-temporal (E. Rolandik) bangkitan (malam
hari, singkat dan kompos mentis) sampai umur 16 tahun
Setelah keluarga/ anak diberi pengertian OAE tdk perlu.
 Bila jarak bangkitan pertama dan ke2  1-2 tahun OAE
dapat ditunda.
 OAE mulai 1 macam obat, dg dosis kecil dinaikan bertahap
sampai bangkitan hilang atau muncul efek samping.
 OAE I gagal di + kan OAE ke 2 bangkt teratasi OAE
I bertahap di stop.
 Bila dg OAE kombinasi gagal lanjutkan dg dosis yg efektif.
K/p politerapi.
 Bila dg 2 kombinasi tidak respon dg OAE yg benar mngkin
epilepsi refrakter.
 OAE bangkitan onset fokal:
1. Lini I karbamazepin, asam valproat, fenitoin
2. Lini 2 ox-karbamazepin (efek samping idiosinkrasi),
lamotrigin ( sngt efektif, e.s idiosinkrasi bahkan dpt
fatal)
 OAE bangkitan umum:
 Epilepsi absens, epilepsi umum dan juvenile myoclonic
epilepsy asam valproat.
 Epilepsi umum sekunder (sindrom Lenox-Gastout) as.
Valproat atau benzodiazepin.
 Spasme infantil (sindromWest) ACTH
 Epilepsi absens pilihan utamanya etosuksimide
 OAE lainnya topiramat, klobazam, klonazepam, dab
lamotrigin.
 Fenobarbitale.s gangguan perilaku dan kognitif
ditinggalkan. Hanya utk kejang neonatus dan status
epileptikus.
 Penghentian OAE 2-4 th bebas kejang (tergantung jenis
epilepsi, gangguan neurologis yg menyertai dan respon
OAE),
tap off dlm waktu 6 bulan
 Periksa kadar OAE dlm darah indikasinya:
 Tahu kepatuhan minum obat
 Tahu politerapi/ obat lain yg diminum yg mempengaruhi
kadar obat.
 Timbul bangkitan kembali yg sudah terkontrol
OAE
1. Karbamazepin:
 Sediaan: tablet 100 mg, 200 mg, dan 400 mg.
sirup 100 mg/5 ml.
 Dosis : 10-25 mg/kgbb/hr, dibagi 3 dosis, di
awali dg 5 mg/kgbb/hr.
 Untuk : epilepsi parsial dan umum tonik-klonik (pilihan
pertama). Memperburuk bangkitan miklonik dan
absens
 Efek samping SJS, ruam, diskrasia darah, nausea, sakit
kepala dan dauble penglihatan
2. As. Valproat: (sebaiknya jangan utk < 2 th)
 Sediaan : tablet 100 mg, 200 mg.
sirup 250 mg/ 5ml
 Dosis : 20-60 mg/kgbb/hr, di bagi 2-3
dosis. Dimulai dari 15 mg/kgbb/hr.
 Untuk : ep. Umum tonik-klonik, parsial dan
absens (pilihan utama).
 Efek samping ruam, gangg fungsi hati, pankreatitis,
diskrasia darah, BB me↑ , nafsu makan me↑
3. Fenitoin:
 Sedian : tablet 100 mg
 Dosis : 4-8 mg/kgbb/hr, dibagi 2 dosis
 Untuk : epilepsi parsial, umum tonik- klonik (pilihan utama),
periksa kdr obat e,c kompleksnya hubungan kdr obat dan dosis
obat.
 E. sampingruam, diskrasia, intoksikasi ngantuk, vertigo,
lambat bicara, nistagmus.R/ jangka panjang hipertrofi gusi,
hipertrikhosis, jerawatan.
4. Etosuksimid:
 Sediaan : kapsul 250 mg
 Dosis : 15-35 mg/kgbb/hr, bagi 2 dosis
 Untuk : epilepsi absens
 E. samping ngantuk, nausea, sakit kepala
5. Klobazam:
 Sediaan : tablet 10 mg
 Dosis : 0,25 mg/kgbb/hr (mulai dari 0,125
mg/kgbb/hr), bagi 2 dosis
 Untuk : pilihan ke2 epilepsi umum tonik-
klonik dan parsial. Dapat terjadi toleransi pd
1/3 anak.
 E. samping depresi, iritabel dan sedasi.
6. Klonazepam
 Sediaan : tablet 0,5 mg dan 2 mg
 Dosis : 0,1 – 0,3 mg/kgbb/hr (mulai dari
0,05 mg/kgbb/hr) utk < 1 th; 0,3mg -1
mg/kgbb/hr utk > 1 th, bagi 2-3 dosis.
 Untuk : pilihan ke2 utk epilepsi umum tonik-
klonik, parsial. Mioklonik, sind Lenox- Gastaut,
sindWest. Dapat terjadi toleransi (menurunkan
efektifitas obat)
 E. samping lesi, sedasi hipersekresi saluran anfas.
7. Fenobarbital:
 Sediaan : tablet 15 mg, 30 mg, 60 mg
 Dosis : 4-8 mg/kgbb/hr, bagi 2 dosis
 Untuk : epilepsi umum tonik-klonik, parsial
, kejang neonatus, status
epileptikus.
 E. samping ruam ,ngantuk, sedasi, hiperaktif, gangguan
fungsi kognitif yg menetap (pe↓IQ)
8. Topiramat :
 Sediaan : tablet 25 mg, 50 mg, 100 mg.
sprinkle capsule 15 mg, 25 mg dan
100 mg
 Dosis : 6 – 9 mg/kgbb/hr, bagi 2 dosis (
mulai dari 1 mg/kgbb/hr, di naikan 0,5
mg/kgbb setiap minggu.
 Untuk : epilepsi, parsial, umum, mioklonik
berat.
 E. samping BB me↓ , sakit kepala, mengantuk, me↑ risiko
batu ginjal dan flushing
Prognosis
 70% remisi (bebas bangkitan selama ≥5 th)
 Faktor yg berpengaruh:
a. Kelainan neurologi berat (CP, retardasi mental)
b. Terdapat bbrp Jenis bangkitan
c. Respon terhadap OAE(bangkitan tdk terkontrol dalam 1 th stlh
R/)
d. EEG abnormal awal terapi tau EEG memburuk
e. Perlu poli terapi utk kontrol bangkitan
STATUS EPILEPTIKUS
 SE kejang ≥ 30 mnt (klinis atau EEG) atu kejang berulang
tanpa pulih kesadaran di antara episode kejang (ILAE, 1981)
 Klasifikasi:
1. SE konvulsif sering dan berbahaya
2. SE non konvulsif
 Sering pada anak ≤ 3 th
 Yang mendasari SE:
1. Keadaan akut ensefalopati (gangg elektrolit), ensefalitis,
meningitis, perdarahan intrakranial.
2. Keadaan kronik malformasi otak, sindroma
neurokutan,pasca trauma kepala, R/. Epilepsi subterapi.
tanda vital, ABC, infus dg Na
0-5 mnt Cl 0,9%, p/.darah

Bolus Dext 25% 2-4 ml/kgbb, Lorazepam 0,1 mg/kgbb


(<2 mg/mnt) atau diazepam 0,3-0,5 mg/kgbb (1
6-9 mnt mg/mnt)

Fenitoin 15-20 mg/kgbb dlm NaCl 0,9% (vol 1:1), 1


10-30 mnt mg/mnt, bila masih kejang 10 mg/kgbb atau 2X 5
mg/kgbb (max 30 mg/kgbb)
kejang (-)
Fenitoin rumatan
Fenobarbital 20 mg/kgbb (sinergis dg diazepam), dosis
30 mnt maks 390 mg, kec < 100 mnt (sblmnya ET)
Fenitoin rumatan

Medizolam 0,2 mg/kgbb bolus i.v lanjutkan dg infus 5 μg/kgbb/mnt, atau diazepam drip
50 mg dlm 250 ml NaCl 0,9%atau D5 kec 1 ml/kgbb/jam, cairan diganti a’ 6 jam
(gunakan infus pendek) atau dg Fenobarbital 5-15 mg/kgbb lambat,monitor EEG tampak
burst supression 0,5-5mg/kgbb/jam (2-3 hr), kmd tap off

Konsul spesialis Anestesi NU dg Halotan dan blokade neuromuskular

Anda mungkin juga menyukai