DALAM PENELITIAN
1
ETIKA DAN KODE ETIK
3
KODE ETIK:
4
PROFESI
Suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh
pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap
sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan
kejuruan,juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan
teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan
antara teori dan penerapan dalam praktek.
Menurut DE GEORGE:
PROFESIONAL : adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan
hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang
profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau
dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain
melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi
waktu luang.
5
KODE ETIK PROFESI
6
FUNGSI KODE ETIK PROFESI
7
KODE ETIK PROFESIONAL
Dikutip dari TOT reviewer internal PT, dit. Litabmas
ditjen dikti, kemendikbud, 2012
Batasan tidak jelas - DIBIARKAN
- DICIBIR
(Sebelum ada Permendiknas 17/2010)
(Pencegahan & Penanggulangan Plagiat di PT)
Saat ini ADA SANKSI
TOT reviewer internal PT, dit. Litabmas ditjen dikti, kemendikbud, 2012
FUNGSI KODE ETIK PENELITI DAN REVIEWER
(DIKUTIP DARI TULISAN PROF.RUSDI MUCHTAR APU)
10
KODE ETIK PENELITI
Jurnal.Informatika.Lipi.Go.Id
11
I.KODE ETIK DALAM PENELITIAN
1. Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran
ilmiah utk memajukan pengetahuan, menemukan
teknologi dan menghasilkan inovasi bagi peningkatan
peradaban dan kesejahteraan manusia
12
II. KODE ETIK DALAM BERPRILAKU
1. Peneliti mengelola jalannya penelitian secara jujur, bernurani dan
berkeadilan terhadap lingkungan penelitiannya
13
III.KODE ETIK DALAM PENULISAN
1. Peneliti mengelola, melaksanakan dan melaporkan hasil penelitiann
ilmiahnya secara bertanggung jawab, cermat dan seksama
2. Peneliti menyebarkan informasi tertulis dari hasil penelitiannya,
informasi pendalaman pemahaman ilmiah dan/atau pengetahuan
baru yg terungkap dan diperolehnya, disampauikan ke dunia ilmu
pengetahuan pertma kali dan sekali tanpa mengenal duplikasi atau
berganda atau berulang-ulang
3. Peneliti memberikan pengakuan melalui
(a) penyertaan sebagai penulis pendamping
(b) melalui pengutipan pernyataan atau pemikiran orang lain
dan/atau
(c) dalam bentuk ucapan terima kasih yang tulus kepada peneliti
yang memberikan sumbangan berarti dalam penelitiannya dan
mengikuti dari dekat jalannya penelitian itu
14
PERILAKU PENELITI TIDAK JUJUR.
(journal INKOM vo.2.pdf)
Perilaku tidak jujur mencakup baik perilaku tidak jujur dalam penelitian
maupun perilaku curang sebagai peneliti. Batasan ini tidak dapat dikenakan
pada hal-hal : kejadian yang sejujurnya keliru; pertikaian pendapat;
perbedaan dalam penafsiran data ilmiah, dan; selisih pendapat berkenaan
dengan rancangan penelitian. Perilaku peneliti tidak jujur tampak dalam
bentuk:
15
(III) PENCURIAN PROSES DAN/ATAU HASIL (PLAGIAT) dalam mengajukan usul
penelitian, melaksanakannya, menilainya dan dalam melaporkan hasil-hasil suatu penelitian,
seperti pencurian gagasan, pemikiran, proses dan hasil penelitian, baik dalam bentuk data
atau kata-kata, termasuk bahan yang diperoleh melalui penelitian terbatas (bersifat rahasia),
usulan rencana penelitian dan naskah orang lain tanpa menyatakan penghargaan;
(V) PERBUATAN TIDAK ADIL (INJUSTICE) sesama peneliti dalam pemberian hak
kepengarangan dengan cara tidak mencantumkan nama pengarang dan/atau
salah mencantumkan urutan nama pengarang sesuai sumbangan intelektual
seorang peneliti. Peneliti juga melakukan perbuatan tidak adil dengan
mempublikasi data dan.atau hasil penelitian tanpa izin lemabaga
penyandangan dana penelitian atau menyim[ang dari konvensi yang disepakati
dengan lembaga penyandang dana tentang hak milik karya intelektual (HAKI)
hasil penelitian;
Sumber
[1] Majelis Profesor Riset, Kode Etika Peneliti, LIPI Press, 2007
[2] IEEE, A Plagiarism FAQ, diakses dari
http://www.ieee.org/publications_standards/publications/rights/plagiarism_FAQ.html
16
(VI) KECEROBOHAN YANG DISENGAJA (INTENDED CARELESS)
dengan tidak menyimpan data penting selama jangka waktu sewajarnya,
mengunakan data tanpa izin
pemiliknya, atau tidak mempublikasikan data penting atau penyembunyian
data tanpa penyebab yang dapat diterima; dan
Sumber
[1] Majelis Profesor Riset, Kode Etika Peneliti, LIPI Press, 2007
[2] IEEE, A Plagiarism FAQ, diakses dari
http://www.ieee.org/publications_standards/publications/rights/plagiarism_FAQ.html
17
PLAGIARISME
Buku Kode Etika Peneliti (MPR LIPI, 2007) :
Sebagai pengambil alih gagasan, atau kata-kata
tertulis dari seseorang tanpa pengakuan
pengambilalihan dan dengan niat menjadikannya
sebagai bagian dari karya keilmuan yang mengambil
Jurnal.informatika.lipi.go.id
18
19
LIMA TINGKAT PLAGIARISME (IEEE)
TINGKAT I : menyalin kata perkata dari seluruh tulisan atau sebagian
besar tulisan (>50%) atau menyalin kata-perkata dalam lebih dari satu
tulisan dg tanpa memberi pengakuan
TINGKAT II : menyalin kata-perkata sebagian tulisan (20-50%) atau
menyalin kata-perkata lebih dari satu tulisan tanpa memberikan
pengakuan
TINGKAT III : menyalin kata-perkata elemen-elemen tulisan (paragraf,
kalimat,ilustrasi) yang memberikan bagian penting hingga 20% dalam
tulisan tanpa memberi pengakuan
TINGKAT IV : menyalin dengan memparafrasakan secara tidak benar
paragraf atau halaman tanpa memberi pengakuan
TINGKAT V : menyalin dengan memberi pengakuan kata-perkata
sebagian besar tulisan tanpa memberikan delineation (quote atau indent)
yang jelas
Sumber: Majelis Profesor Riset, Kode Etika Peneliti, LIPI Press, 2007
20
21
22
KODE ETIK REVIEWER
Dikutip dari TOT reviewer internal PT, dit. Litabmas ditjen dikti, kemendikbud, 2012
25
11.Untuk kebakuan & tertib administrasi, pekerjaan mereview
harus mengikuti sistem sehingga semua langkah kegiatan
terekam, walau berazas rahasia (classified), segala
sesuatunya harus dapat di-buktikan memiliki sifat
• keterbukaan (transparancy),
• keterlacakan (traceability),
• ketaatazasan (consistency),
• keadilan (fairness) dan
• ketepatwaktuan (timeliness)
12.Saat akan meloloskan proposal (terutama yg meragukan
mutunya), dituntut untuk instropeksi diri secara jujur,
bersediakah dirinya & lingkungan dekatnya menggunakan
produk terkait nantinya?
26
INFORMED CONSENT INDIVIDU
• HAK SUBYEK MEMILIH SECARA BEBAS APAKAH AKAN
BERPARTISIPASI ATAU TIDAK
• MELINDUNGI OTONOMI INDIVIDU
• MERUPAKAN PELINDUNG YANG TIDAK SEMPURNA
BAGI INDIVIDU DENGAN DILENGKAPI TINJAUAN ETIK
USULAN PENELITIAN & INDPENDEN
• PADA ORANG RENTAN, HARUS MEMPEROLEH
PERSETUJUAN WALI (WAKIL HUKUM/ YG
BERWENANG LAINNYA)
INFORMASI ESENSIAL UNTUK CALON
SUBYEK PENELITIAN(1)
• SETIAP INDIVIDU DIUNDANG SEBAGAI SUBYEK
PENELITIAN
• PERKIRAAN LAMA PENELITIAN
• MANFAAT YANG DIHARAPKAN PADA SUBYEK &
ORANG LAIN
• PERKIRAAN RESIKO ATAU KETIDAKNYAMANAN
• PROSEDUR PENGOBATAN ALTERNATIF
• SEJAUH MANA KERAHASIAAN DIPERTAHANKAN
INFORMASI ESENSIAL UNTUK CALON
SUBYEK PENELITIAN(2)
• SEJAUH MANA TANGGUNG JAWAB PENELITI UNTUK
MEMBERI PELAYANAN
• TERAPI DIBERI CUMA-CUMA UNTUK CEDERA
TERTENTU AKIBAT PENELITIAN
• APAKAH SUBYEK ATAU KELUARGA SUBYEK
MENDAPAT KOMPENSASI BAGI
KECACATAN/KEMATIAN AKIBAT CEDERA
• BEBAS MENOLAK BERPARTISIPASI & BEBAS MENARIK
DIRI DARI PENELITIAN SETIAP SAAT TANPA SANKSI
KEWAJIBAN PENELITI BERKENAAN DENGAN
INFORMED CONSENT
• MENGKOMUNIKASIKAN SEMUA YANG DIPERLUKAN
• MEMBERI KESEMPATAN BERTANYA UNTUK KEJELASAN
INFORMED CONSENT
• MENGEKSLUKSIKAN KEMUNGKINAN PENGELABUAN,
PENGARUH TIDAK LAYAK & INTIMIDASI
• PERSETUJUAN BILA SUBYEK BERSEDIA BERPARTISIPASI
• FORMULIR INFORMED CONSENT SEBAGAI BUKTI
• MEMPERBAHARUI INFORMED CONSENT JIKA ADA
PERUBAHAN
BUJUKAN BERPARTISIPASI
• SUBYEK HARUS DIBAYAR UNTUK KETIDAKNYAMANAN,
WAKTU YANG DIHABISKAN
• SUBYEK JUGA DAPAT MENERIMA PELAYANAN GRATIS
SECARA CUMA-CUMA
• PEMBAYARAN TIDAK BOLEH DALAM JUMLAH BESAR &
PELAYANAN TIDAK BOLEH TERLALU LUAS CALON
BERSEDIA BERPARTISIPASI AKIBAT ADANYA DORONGAN
YANG TIDAK LAYAK
• PEMBAYARAN, PENGGATIAN BIAYA & PELAYANAN YANG
DIBERIKAN HARUS DISETUJUI KOMITE PENINJAU ETIK
PENELITIAN YANG MELIBATKAN ANAK
• ANAK-ANAK TIDAK DAPAT DILIBATKAN BILA DAPAT
DILAKUKAN PADA ORANG DEWASA
• BERTUJUAN HANYA UNTUK KEBUTUHAN ANAK-
ANAK
• MEMPEROLEH PERSETUJUAN ORANGTUA ATAU WALI
HUKUM
• PERSETUJUAN SEJAUH KEMAMPUAN ANAK
• PENOLAKAN ANAK HARUS DIHARGAI
• INTERVENSI MANFAAT TERAPEUTIK SAMA SEPERTI
MANFAAT INTERVENSI ALTERNATIF
PENELITIAN YANG MELIBATKAN ORANG DENGAN
GANGGUAN MENTAL ATAU TINGKAH LAKU(1)
• Profesional
– Veracity jujur/berkata benar
– Fidelity memegang janji/komitmen
– Confidentiality mempertahankan informasi
klien yang sifatnya rahasia
– Emphaty memahami apa yang dirasakan klien,
sensitive/tajam mengenali permasalahan klien &
objective dalam melihat klien. Lebih baik dalam
memebrikan pertolongan pada klien.
• Sympathy human relatyionship
Merasakan apa yang dirasakan klien,
kebutuhan klien dirasakan sebagai kebutuhan
perawat. Perawat sharing perasaan,hubungan
per “teman” an timbulkan kesulitan – tidak
objektive – identifikasi permasalahan – sulit
memberikan pertolongan yang tepat dan
benar