Menegakkan Mendapatkan
Rumah Tangga Ketenangan
Yang Islami Hidup
Mendapat
Membentengi
Keturunan
Akhlak
Yang Shaleh
Meningkatkan
Ibadah
Hukum pernikahan
a. Wajib, yiatu bagi orang yang mampu secara fisik,
mental dan ekonomi maupun akhlak.
b. Sunnah, yaitu bagi orang yang telah memiliki keinginan
untuk menikah namau tidak dikhawatrkan dirinyay akan
jatuh kepada maksiat.
c. Mubah, jika telah lanjut usia, tidak mampu menafkahi,
dan hanya untuk bersenang-senagng.
d. Haram, yaitu apabila tidak mampu menjalankan
kewajiban2 pernikahan.
e. makruh, yaitu apabila mampu menikah tetapi dia
khawatir akan menyakiti wanita yang dinikahinya karena
buruknya pergaulan yang dia miliki.
Mahram (orang yang tidak boleh
dinikahi)
Calon Istri :
1. Bukan mahram si laki laki
2. terbebas dari halangan nikah seperti iddah (
ber status isteri orang)
Wali, yaitu bapak kandung mempelai Dua Orang Saksi
wanita, penerima wasiat atau SYARAT :
kerabat terdekat 1. Berjumlah dua orang, bukan
Syarat Wali : wanita, bukan budak dan bukan
1. Bukan orang yang dibennci orang fasik.
2. laki-laki 2. tidak boleh merangkap sebagai
3. mahram si wanita saksi.
4. baligh 3. dalam keadaan tidak terpaksa.
5. berakal
6. adil
7. tidak terhalang wali lain
8. tidak buta
9. tidak berbda agama
10. merdeka
Sigah (ijab kabul) yaitu perkataan dari mempelai
laki-laki atau wakilnya ketika akad nika.
Syarat shigah :
1. Tidak tergantung dengan syarat lain
2. tidak terikat dengan waktu tertentu
3. boleh dengan bahasa asing
4. dengan menggunakan kata “tajwiz” atau “nikah”
tidak boleh dalam bentuk sindiran.
5. Qabul harus dengan ucapan “qabiltu
nikahaha/tajwizaha” dan boleh didahulkan dari ijab
Pernikahan yang tidak sah