Rio Irawan
Citra Asti Hartitagini
Ibnu Maulani
Keishya Lavidita
Wulan Mayasari
Lita Sabarti Mulyawati
1
Definisi
2
Prevalensi
3
4
Faktor Risiko
1. umur
Prevalensi dan beratnya penyakit osteoartritis semakin
meningkat dengan bertambahnya umur.
2. jenis kelamin
wanita lebih sering terkena osteoartritis genu
laki-laki lebih sering terkena osteoartritis paha,
pergelengan tangan dan leher.
< 45 tahun frekuensi osteoartritis laki-laki = wanita,
>50 tahun setelah menopause frekuensi osteoartritis
wanita > pria.
3. pekerjaan
pekerjaan berat maupun pemakaian satu sendi yang
terus-menerus berkaitan dengan peningkatan risiko
osteoartritis.
5
Faktor Risiko
4. kegemukan
5. suku bangsa
– osteoartritis genu lebih sering ditemukan pada orang Asia,
– osteoartritis panggul lebih sering pada orang Kaukasia.
– osteoartritis paha lebih jarang pada kulit hitam dan asia dibanding
kaukasia.
6. genetik
– adanya mutasi pada gen prokolagen II atau gen-gen struktural lain
untuk unsur-unsur tulang rawan seperti kolagen tipe IX dan XII,
protein pengikat atau proteoglikan
7. faktor lain
– tingginya kepadatan ulang dikatakan dapat meningkatkan risiko
timbulnya osteoartritis.
6
Gambaran klinik
7
– Biasanya mempunyai irama diurnal,
– Nyeri akan menghebat pada waktu bangun tidur
dan sore hari.
– Dapat timbul juga bila banyak berjalan, naik dan
turun tangga atau bergerak tiba-tiba.
– Nyeri yang belum lanjut biasanya akan hilang
dengan istirahat, tetapi pada keadaan lanjut, nyeri
akan menetap walaupun penderita sudah istirahat
8
Gambaran Klinik
9
Gambaran Klinik
4. krepitasi
– Krepitasi berupa rasa gemeretak kadang-kadang dapat
terdengar.
– Dapat ditemukan tanpa disertai rasa nyeri, tapi biasanya
berhubungan dengan nyeri yang tumpul.
– Mungkin timbul karena gesekan kedua permukaan tulang
sendi pada saat sendi digerakkan atau secara pasif
dimanipulasi.
5. pembengkakan sendi yang seringkali asimetris
– Kadang-kadang ditemukan pembengkakan sendi akibat
efusi cairan sendi yang biasanya tak banyak
10
Pemeriksaan penunjang
11
Terapi
Obat-obatan
– Mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas
dan mengurangi ketidakmampuan.
– Obat-obatan anti inflamasi non steroid bekerja
sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi
viskositas, meskipun tak dapat memperbaiki
ataupun menghentikan proses patologis
osteoarthritis.
12
Terapi
Perlindungan sendi
– Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit
misalnya dengan modifikasi tempat duduk dan mengurangi
aktivitas jongkok dan berlutut.
– Bila diperlukan dapat juga menggunakan tongkat atau alat listrik
yang dapat meringankan kerja sendi.
Diet
– Penurunan berat badan seringkali mengurangi timbulnya keluhan.
Dukungan psikososial
– Dukungan psikososial diperlukan karena sifatnya yang menahun
dan ketidakmampuan yang ditimbulkan.
– Pasien kadang ingin menyembunyikan kemampuannya tapi dia
juga ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya.
13
Terapi
Fisioterapi
– Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan
pasien osteoarthritis,
– dapat berupa terapi panas dan dingin serta program
latihan yang tepat.
– Pemakaian panas sebelum latihan mengurangi
rasa nyeri dan kekakuan.
– Pada sendi yang masih akut terapi dingin.
14
Terapi
Operasi
– Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien OA
dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyeri
menetap dan kelemahan fungsi.
– Tindakan yang dapat dilakukan osteotomi
mengoreksi ketidaklurusan atau ketidak sesuaian,
debridemen sendi untuk mengghilangkan
fragmen tulang rawan sendi, pembersihan
osteofit, artroplasti parsial dan total, artrodesis
dan kondroplasti.
15
– Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti
hidrokolator, bantalan listrik, ultrasonik,
inframerah, diatermi, mandi parafin dan mandi
dari pancuran panas.
– Program latihan memperbaiki gerak sendi dan
memperkuat otot yang biasanya atropik di sekitar
sendi OA.
– Latihan isometrik lebih baik daripada isotonik
mengurangi tegangan pada sendi
16
17