Anda di halaman 1dari 12

BAHAN GALAIN INDUSTRI

GYPSUM
Genesa batuan Gypsum
Proses Pembentukan
Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air
laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah.
Sebagai mineral evaporit, endapan gipsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan
sedimen batu gamping, serpih merah, batu pasir, lempung, dan garam batu, serta sering
pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen.
Di lapangan gipsum didapatkan dalam bentuk pipih, kristalin,
serabut di daerah batu gamping, batu gamping dan furmarole.
Konsep utama terbentuknya gipsum adalah terdapatnya Ca2+
dan SO42-, yang disebut terakhir dapat berasal dari belerang (S)
atau pirit (FeS2). Adanya kondisi reduksi dari daerah sedimentasi
yang bersifat karbonatan (misalnya pada batu lempung) akan
menghasilkan gipsum yang berlembar pipih. Adanya fumarol dari
daerah sedimentasi yang bersifat karbonatan akan
menghasilkan gips kristal.
Demikian pula adanya pirit (FeS2). Di samping itu gipsum
terbentuk akibat hidrotermal yang berdekatan dengan batuan
karbonat akan menghasilkan gips kristal seperti didapatkan di
daerah Ponorogo. Secara teoritis gipsum mempunyai komposisi
CaO 32,6%, SO3 46%, dan H2O 20,9%.
Penyebaran Gypsum di Indonesia
Peyebaran tambang gips di Indonesia, terdapat di daerah Cirebon, Rembang,
Kalianget, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Eksplorasi
Eksplorasi endapan gipsum untuk mengetahui letak, penyebaran dan ketebalan
dapat digunakan cara pemetaan geologi atau geofisika, misalnya menggunakan
metode tahanan jenis, potensial listrik, dan lain-lain.

Gambar peralatan yang digunakan dalam metode geolistrik


Proses penambangan Gypsum
Cara penambangan gipsum dapat dilakukan secara tambang terbuka (quarry)
atau tambang bawah tanah (underground mining). Hal ini bergantung kepada
letak dan penyebaran endapan apakah di atas atau di bawah permukaan bumi.
Penambangan secara tambang terbuka dapat dilakukan meliputi tahapan :

1. Pengupasan Tanah Penutup

Gambar alat pengupasan lahan penutup modern Gambar pengupasan lahan penutup menual
2. Pembongkaran

Gambar pembongkaran tambang gypsum dengan menggunakan alat berat


3. Pemuatan dan Pengangkutan

Gambar pemuatan dan pengangkutan


Proses Pengelolahan Gypsum
Pengolahan gipsum dimaksudkan untuk menghilangkan mineral pengotor yang
terkandung di dalamnya serta agar dapat memenuhi spesifikasi yang diperlukan oleh
industri pemakainya. Secara garis besar proses pengolahan gipsum dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu proses preparasi, kalsinasi, dan formulasi. Tahapan proses tersebut tidak
selalu dilakukan semuanya, bergantung kepada kualitas dan jenis gipsum yang
dibutuhkan oleh industri pemakai.
- Proses Preparasi
Proses preparasi dimaksudkan untuk mereduksi bongkah-bongkah batuan gipsum
menjadi butir atau partikel dengan ukuran tertentu yang sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan tahapan prosesnya meliputi :
• Peremukan primer menggunakan peremuk crusher dengan tipenya bergantung kepada
ukuran bongkah,
• Peremukan sekunder dengan menggunakan hammer mill dan cone crusher,
• Pengayakan dilakukan baik sesudah peremukan primer maupun sekunder dengan
menggunakan ayakan getar,
• Penghalusan, dengan menggunakan roller mill, ball mill, dan metode gravitasi lainnya,
atau dengan flotasi,
• Pengeringan, untuk mengurangi kadar air bebas, dan biasanya dilakukan sebelum atau
sesudah peremukan sekunder, serta menggunakan pengering putar pada suhu 49°C,
• Pencucian, jika dibutuhkan produk bersih dan putih dilakukan pencucian dengan
menggunakan heavy media separator.
- Proses Kalinasi

Kalsinasi atau pemanasan dilakukan untuk mengurangi/mereduksi gipsum dari bentuk


dehidrat menjadi hemihidrat(stucco atau plaster of paris) Hemihidrat (CaSO4 1/2H2O)
terdiri atas (alpha) hemihidrat dan ß (beta) hemihidrat. Keduanya mempunyai
bentuk kristal yang sama, tetapi sifat fisika yang berbeda. hemihidrat lebih stabil, lebih
lambat mengeras, lebih kerat dan kuat, kurang reaktif, prosesnya lebih mahal
dibandingkan dengan ß-hemihidrat.Pembuatan hemihidrat dilakukan dengan
memanaskan (kalsinasi gipsum hasil preparasi, di dalam suatu lingkungan yang jenuh air
pada suhu 97°C, dengan tekanan tinggi yang dihasilkan dari auto clave dengan uap air.
Sedangkan ß hemihidrat dibuat dengan memanaskan (kalsinasi) gipsum pada suhu
100°C di dalam suatu ruangan hampa udara. Biasanya dilakukan dalam suatu alat yang
disebut kettle yang terdiri atas ruangan mengandung sedikit uap air, pada tekanan
atmosfir. Apabila kalsinasi mencapai hampir 170°C sebagian besar produk yang
dihasilkan berupa ß-hemihidrat, dan sebagian kecil -hemihidrat.

- Proses Formulasi
Pada dasarnya proses formulasi ditujukan untuk mengatur waktu pengerasan (setting
time) dari produk hasil kalsinasi, yaitu dengan penambahan suatu zat atau material yang
disebut accelerator dan retarder.
PEMANFAATAN DAN PROSPEK
Pemanfaatan
Gypsum merupakan bahan yang sering digunakan oleh masyarakat akhir-akhir ini
selain harganya murah gypsum juga mudah dibentuk menjadi berbagai macam
barang-barang rumah tangga.
Apabila diinginkan akan dibuat tepung gips, harus diubah dulu gips (CaSO4. 2H2O)
menjadi anhidrit (CaSO4) dengan cara dimasukkan dalam tungku pemanas.
Keluarkan gips yang masih dalam bentuk kristal dari oven. Gips yang telah berubah
menjadi anhydrit siap untuk dibuat serbuk.
• Bahan tambahan semen portland
• Bahan plester
• Bahan pembuat cetakan
• Kedokteran
• Bahan pembuat kapur tulis
• Alat optik dalam mikroskop polarisasi
• Industri kimia
• Industri makanan
• Gypsum Sebagai Desain Interior Rumah
Prospek
Untuk dapat mengetahui prospek gipsum di masa mendatang selain berdasarkan
kondisi perkembangan pada tahun-tahun sebelumnya, juga tidak terlepas dari
faktor-faktor kualitatif yang mempengaruhinya, antara lain :

- Ketersediaan Potensi
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa keberadaan endapan gipsum
di Indonesia tersebar di beberapa daerah, akan tetapi dari hasil eksplorasi yang
dilakukan sampai saat ini, ternyata belum diketemukan cadangan endapan yang
besar dan ekonomis untuk diusahakan dengan tingkat produksi yang tinggi

- Perkembangan Industri Hilir/Pemakai


Perkembangan industri pemakai gipsum di Indonesia, telah menunjukkan suatu
perkembangan yang sangat pesat, terutama industri semen sebagai konsumer
gipsum terbesar. Ditinjau dari pertumbuhan produksi semen selama tahun 1980
sampai 1992, terus menunjukkan peningkatan sekitar 10,15% per tahun

- Substitusi
Dalam penggunaannya di beberapa industri, gipsum dapat digantikan juga oleh
material lain, baik dari jenis bahan galian golongan C sendiri maupun darI material
sintetis. Misalnya penggunaan sebagai filler dalam industri kertas, cat, dan
insektisida cenderung lebih banyak dan mudah dengan menggunakan kaolin, kalsit,
dan bentonit.
Harga gypsum sendiri 1 kg casting/tepung Gypsum/semen gypsum/plaster of paris
seharga Rp 7.200. dan harga untuk plafon sendiri tergantung spesifikasi mulai dari Rp.
60.000

Harga Plafon Gypsum Per Lembar


Terbaru 2017 :

Spesifikasi Barang satuan Harga (Rp.)

Gypsum Ecogyp Boral 8mm lembar 62.000,-


Elephant 9mm (1.20×2.40) lembar 61.000,-
Inda Board 9mm (1.20×2.40) lembar 60.000,-

Star 9mm (1.20×2.40) lembar 61.500,-


Aplus 9mm (1.20×2.40) lembar 62.000,-
Knauf 9mm (1.20×2.40) lembar 63.000,-
Elephant 9mm (1.20×2.40) lembar 65.000,-
Jayaboard 9mm (1.20×2.40) lembar 70.000,-

Anda mungkin juga menyukai