• Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit dan dilakukan
asesmen apabila ada rasa nyerinya.
• Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif.
• Menyediakan pengelolaan nyeri sesuai pedoman dan protokol.
• Komunikasi dengan pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri dalam konteks
pribadi, budaya, dan kepercayaan agama masing-masing.
• Fasilitas pengukuran nyeri pasien harus tersedia dalam bentuk skala nyeri dalam
rekam medis.
• Keluhan pasien tentang nyeri harus diperhatikan, tidak boleh langsung dianggap
sebagai malingering (berpura-pura) dan dilanjutkan dengan pengukuran nyeri.
• Pengetahuan pengukuran nyeri harus dipahami dan menjadi perhatian petugas
kesehatan Rumah Sakit
• Pengukuran nyeri harus dilakukan secara berulang untuk memastikan kenyamanan
pasien dan membantu kesembuhan pasien.
• Penatalaksanaan nyeri di Rumah Sakit mencakup non-farmakologis dan
farmakologis.