Anda di halaman 1dari 14

THE GIGER AND DAVIDHIZHAR

TRANSCULTURAL ASSESSMENT
MODEL

Fakultas Keperawatan Universitas


Padjadjaran
Filosofi Dasar

Transcultural assessment merupakan pelayanan dari seorang perawat untuk menangani klien dengan latar
belakang budaya yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk menghindari konflik perbedaan budaya
antara klien dengan perawat. Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pun
meningkat, hal ini kita sebagai perawat perlu untuk mengetahui dan bertindak dengan tepat dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang latar belakang atau kultur budaya yang berbeda.
Unsur Dasar Perkembangan Teori

Teori Assessment Model dari Giger dan Davidhizar


Pengkajian adalah proses mengumpulkan da mendeskripsikan enam fenomena budaya yang harus
ta untuk mengidentifikasi masalah kesehata
diperhatikan dalam melakukan pengkajian tentang nilai
n klien sesuai dengan latar belakang budaya
budaya yang dianut klien, yaitu:
klien. Langkah penilaian proses keperawatan
sangat penting dalam hubungan antara pasi
en dan perawat. Untuk mengumpulkan data
Komunikasi
tentang pasien dari budaya yang berbeda p
erawat harus melihat pasien dalam konteks
dimana ia berada mulai dari aspek komunik Ruang
asi, ruang, variasi biologi, pengendalian ling
kungan, waktu dan organisasi sosial hal ini s Variasi Biologi
esuai dengan yang dikemukakan dalam Asse
ssment Model oleh Giger dan Davidhizar Pengendalian Lingkungan
(1995).
Waktu

Organisasi sosial
Kronologis Perkembangan Teori
Paradigma Keperawatan ada empat yaitu, manusia, sehat-sakit,
lingkungan, keperawatan.
1. Manusia
Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun
dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan merupakan suatu keyakinan nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya, yang digunakan
untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas
sehari-hari
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan,
kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana
klien dengan budayanya saling berinteraksi. Secara umum lingkungan dibedakan menjadi dua, yaitu
lingkungan fisik dan lingkungan nonfisik.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan
budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).

Jadi empat paradigma diatas merupakan sebuah dasar


perkembangan dari teori the Giger and Davidhizer
Aplikasi dalam Keluarga

Dari komunikasi, hambatan yang


terjadi dalam penggalian informasi
karena klien dan perawat berbeda
latar belakang budaya dapat teratasi
melalui komunikasi dengan pihak
keluarga klien.
Contoh lain, perawat memfasilitasi
klien dengan memberi ruang dan
waktu supaya dapat berinteraksi
dengan keluarga dan orang terdekat
.
Aplikasi dalam Masyarakat
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan…

•Semua perilaku verbal dan non verbal di hadapan individu lain


•Bahasa dan dialek

Komunikasi
•Kualitas komunikasi
•Apakah mereka berhati-hati, langsung, terbuka dalam komunikasi
mereka?
• Bagaimana keputusan dibuat? Apakah ada juru bicara?
• dll

• Ruang pribadi

Ruang
• Keintiman
• Zona pribadi & publik
• Sentuh
• Privasi
•Jadilah sangat menghormati struktur dan organisasi,
nilai-nilai agama dan kepercayaan, dan peran yang

Organisasi sosial dimainkan oleh masing-masing anggota keluarga


pasien karena ini semua terkait dengan etnis dan
budaya mereka.

•Perjalanan waktu: linear, circular, tidak relevan

Waktu • orientasi untuk hadir, masa lalu atau masa depan.


• Tangga yang berorientasi pada jam atau lebih?

•Hubungan dengan lingkungan: harmoni, penaklukan,


kontrol.
• Keyakinan agama
Pengendalian lingkungan • Takhayul
• Locus of control dalam keyakinan tentang kekuatan
untuk berubah

•Karena orang berbeda secara kultural, variasi genetik mungkin juga

Variasi Biologis ikut berperan karena mungkin ada alasan budaya yang bisa
menjelaskan sebuah penyakit genetik.
Kelebihan dan Kekurangan Teori
Teori ini bersifat komprehensif dan holistik

Teori ini sangat berguna untuk memaksimalkan pelaksanaan model-model teori lainnya
(teori Orem, King, Roy, dll).

Kelebihan Dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan berdampak terhadap pasien, staf
keperawatan dan terhadap rumah sakit.

Dapat membantu perawat untuk membuat keputusan yang kompeten dalam


memberikan asuhan keperawatan.

banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan praktek keperawatan
Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri
sendiri dan hanya digunakan sebagai pendamping dari berbagai
macam konseptual model lainnya.

Kekurangan
Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam
mengatasi masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan
dengan model teori lainnya.
Kemungkinan Model ini digunakan di
Negara sedang berkembang

Model ini sangat tepat di negara sedang berkembang karena di negara tersebut
masih kuat dengan kebudayaan negaranya yang kadang kebudayaannya
bertolak belakang dengan kesehatan.

Contohnya bayi yang memakai gelang perak agar terhindar dari penyakit panas
yang menimbulkan kejang-kejang.

Kebudayaan tersebut tidak berhubungan dengan kesehatan. Jadi, penerapan


model ini baik untuk mengubah persepsi mereka.
Kemungkinan Model ini digunakan di
Negara berkembang
Dengan melihat bahwa penyebab langsung masalah gizi di indonesia yang merupakan
negara berkembang yaitu asupan yang kurang dan penyakit infeksi, maka hal ini tidak
terlepas dari nilai-nilai yang dianut keluarga seperti dalam pengasuhan balita. Nilai dan
budaya yang dianut dalam mengasuh balita sering merupakan kebiasaan yang bersifat
turun temurun dan merupakan suatu budaya yang melekat dalam suatu generasi
keluarga. Oleh karena itu akan sangat tepat jika pendekatan dan strategi yang
digunakan untuk mengatasi masalah gizi juga dilakukan dengan menggunakan
pendekatan yang sangat memperhatikan prinsip-prinsip budaya. Salah satu model
yang digunakan dan dikembangkan adalah menggunakan pendekatan transkultural
dengan menggunakan sunrise model yang dikembangkan oleh Leininger.
Sunrise Model
Kritik terhadap teori ini

Salah satu kritik dari model ini adalah bahwa luas dan kedalaman pemahaman konsep
mungkin tidak sesuai dengan penerapannya, kecuali jika seseorang benar-benar
memahami ilmu pengetahuan.

Misalnya, gagasan waktu dan maknanya dalam konteks budaya yang berbeda
mungkin tidak sepenuhnya dihargai. Penilaian dan intervensi memerlukan
pengetahuan sebelumnya tentang warisan budaya dan nilai, kepercayaan dan praktik
pasien. Keterbatasan perawat individual mungkin terlihat, namun kebutuhan untuk
belajar dapat digunakan sebagai perangsang. Selain itu, Tortumluoglu percaya bahwa
model tersebut tidak sepenuhnya mencakup keseluruhan deskripsi budaya.

Anda mungkin juga menyukai