Anda di halaman 1dari 27

STANDAR KOMPETENSI

Memecahkan masalah berkaitan dengan


konsep operasi bilangan real
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menerapkan operasi pada bilangan real
1.2 Menerapkan operasi pada bilangan
pecahan
Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, diharapkan siswa
dapat:
 Memahami pengertian sistem bilangan real dan
membedakan bilangan real sesuai macamnya.
 Menentukan hasil operasi dari dua atau lebih bilangan bulat.
 Menentukan hasil operasi dari dua atau lebih bilangan
pecahan.
 Mengkonversi pecahan ke bentuk persen, pecahan desimal,
atau persen.
 Memahami pengertian perbandingan (senilai dan berbalik
nilai), skala
 mampu menggunakan dalam menyelesaikan soal-soal.
 Menyelesaikan masalah kejuruan yang berkaitan dengan
operasi pada
1.3 Menerapkan operasi pada bilangan
irasional
1.4. Menerapkan konsep logaritma
1.1 Menerapkan operasi pada
bilangan real

1.1.1 Skema bilangan Real

1.1.2 Operasi pada bilangan bulat


1.1.1 Skema Bilangan Real Bilangan
Kom pleks

Bilangan
Bilangan
Khayal
Real
( Imajiner)

Bil. Bil.
Rasional Irasional

Bil
Bil. Bulat
Pecahan

Bil. Bulat Pecahan Pecahan


Bil. Cacah
Negatif Positif Negatif

Bil Asli Bil. nol

Bil Genap Bil. Ganjil

Bil
Bil. Prima
Komposit
1.1.2 Operasi pada bilangan bulat
 Penjumlahan

 a+b=b+a Sifat-sifat komutatif


Contoh : 2 + 5 = 5 + 2 = 7

 (a + b) + c = a + (b + c)
Sifat asosiatif
Contoh : (-4)+6=6+(-4) = 2

 a+0 = a = 0 + a Sifat identitas


Contoh : 2 + 0 = 2 = 0 + 2

 a+(-a) =0 Elemen invers


Contoh : 5+(-5) = 0
Pengurangan
 a – b – c = a – (b+c)
Contoh :
54 – 27 – 10 = 54 – (27+10) = 17
 a – (b – c) = a – b + c
Contoh :
37 – (21 – 8) = 37 – 21 +8 = 24
 p x (a – b) = (pxa) – (pxb)
Contoh :
2x (7 – 3) = ( 2x 7) – (2 x 3) = 8
 (a + b) – c = a + (b – c)
Contoh : (3+4) – 2 = 3 + (4 – 2)
 Perkalian
 axb=bxa Sifat komutatif
Contoh : 2 x 3 = 3 x 2
 (axb)xc = a x (bxc) Sifat asosiatif
Contoh : (2x3)x4 = 2x(3x4)
 ax1 = a = 1xa Sifat identitas
Contoh : 5 x 1 = 5 = 1 x 5
 a x (1/a) = 1 Elemen invers
Contoh : 6x(1/6) = 1
Pembagian
 a x (b/c) = (a x b) / c
Contoh : 3 x (8/2) = (3 x 8) / 2 = 12

 (a x b) / (c x d) = (a/c) x (b/d)
Contoh : (4x9)/(2x3)=(4/2) x (9/3) = 6

 a / (b/c) = a x (c/b)
Contoh : 12 / (9/3) = 12 x (3/9) = 4
1.2 Menerapkan operasi pada bilangan
pecahan
operasi pada bilangan pecahan dan sifat-
sifatnya
 Penjumlahan bilangan pecahan
a+b=b+a Sifat komutatif
Contoh : 2/3+3/4 = 3/4+2/3
 (a + b) + c = a + (b + c) Sifat asosiatif
Contoh : (2/3+3/4)+5/6=2/3+(3/4+5/6)
 a+0 = a = 0 + a Sifat identitas
Contoh : 5/7 + 0/0=0/0+5/7=5/7
 Pengurangan bilangan pecahan
a b a b
 
c c c
Contoh : 4 2 42 2
  
9 9 9 9
a - c = a.d - b.c
b d bd
2 1 2.5  1.3 10 3 10  3 7
     
3 5 3.5 15 15 15 15
Perkalian bilangan pecahan
 axb=bxa sifat komutatif
Contoh :
2 3 3 2 6 1
x  x  
3 4 4 3 12 2
 p x (q x r) = (pxq) x r sifat asosiatif
Contoh : 1  1
2  1 1 2
x x    x x
6 3 4 6 3 4
 p x (q +r) = (pxq) + (pxr) sifat distributif perkalian terhadap
penjumlahan
Contoh : 1  1 2 1 1  1 2
x   x  x 
6 3 4  6 3   6 4 
 p x (q -r) = (pxq) - (pxr) sifat distributif perkalian terhadap
pengurangan
Contoh : 1 21 1 1  1 2 
x     x  x 
6 3 4  6 3   6 4 
a x1 = 1xa = a
bilangan rasional 1 berbentuk
merupakan elemen identitas perkalian
Contoh :
2 1 1 2 2
x  x 
3 1 1 3 3

invers perkalian
Contoh : 2 1 1 2
x  x 1
3 2 2 3
3 3
Pembagian bilangan pecahan
 a : b = aq
p q bp
p,q ≠ 0
 1 x 1 = 1
a b ab
a,b ≠ 0
 Contoh :
a. 1  1  1x  1 1
 x   
2  4 2x4 8
b.
  2   1   2x6  12
 :     4
 3   6  3x1 3
1.1.3 Konversi Bilangan
 Konversi pecahan ke desimal
 Konversi desimal ke pecahan
 Konversi desimal ke persen
 Konversi persen ke pecahan dan
desimal
 Konversi pecahan ke desimal
3
 Contoh :  0,75
4
dan
2
 0,666 
3
(pecahan desimal berulang tak terbatas)
 catatan 0,666  dapat ditulis 0, 6
0,32323232  dapat ditulis 0, 32
konversi desimal ke pecahan
contoh : 75
 0,75 
100
 Bilangan desimal terbatas Bilangan desimal
berulang tak terbatas misalnya p =
 diperoleh 0,666
10 xp  6,666 
p  0,666 
9p  6
6 2
p  
9 3
Konversi desimal ke persen
 Contoh :
0, 75 = 0,75 x 100 % = 75%
 konversi persen ke pecahan dan
desimal
Contoh : Mengubah persen menjadi
pecahan dapat dilakukan dengan
mengganti tanda persen ( % ) menjadi
perseratus ( ……/ 100 ) lalu
disederhanakan
75 % = ……. Maka
75 % = 75/100 = 3/4 = 0,75
1.1.4 Perbandingan senilai
1.1.5 Perbandingan berbalik nilai

1.1.6 Skala pada Peta


1.1.4 Perbandingan senilai

 Jika mobil berjalan selama 1 jam. Jarak yang


ditempuh : 1 x 60 = 60 km
 Jika mobil berjalan selama 2 jam. Jarak yang
ditempuh : 2 x 60 = 120 km
 Jika mobil berjalan selama 3 jam. Jarak yang
ditempuh : 3 x 60 = 180 km
 Semakin lama mobil itu melaju, akan semakin
jauh jarak yang ditempuh. Jika waktu yang
digunakan bertambah maka jarak yang
ditempuh juga bertambah. Perbandingan antara
waktu dan jarak tempuh nilainya selalu tetap,
yaitu 1 : 60.
 Dua variabel dengan perbandingan demikian
disebut perbandingan senilai (lurus).
Perhatikan tabel berikut:

Waktu 1 2 3 … n
(jam)
Jarak 60 120 180 … nx60
(km)
Perbandingan yang terjadi adalah
 konstan
1 2 3 n
  
60 120 180 nx60
Contoh :
Dengan kecepatan tetap, sebuah
mobil memerlukan bensin 5 liter
untuk menempuh jarak 60 km. Berapa
liter bensin yang diperlukan untuk
menempuh jarak 150 km?

 Penyelesaian:
Persoalan diatas merupakan
perbandingan senilai. Dengan demikian
5 : 60 = h : 150
5 h

60 150
 60 x h = 5 x 150
 h 5 x150
 12,5
60

Jadi, untuk menempuh jarak


150 km diperlukan bensin
12,5 liter.
1.1.5 Perbandingan berbalik nilai
Jika jarak antara dua kota dapat ditempuh
kendaraan dengan kecepatan rata-rata 72
km /jam selama 5 jam. Berapa kecepatan
rata-rata kendaraan lain untuk menempuh
jarak yang sama jika lama perjalanan 8
jam?
Penyelesaian:
Ingat bahwa jarak kedua kota tetap
sehingga dari rumus
Jarak (s) = kecepatan (v) x waktu (t)
72 x 5 = v x 8
8 v = 72 x 5
72 x5
v  45 km / jam
8
Jadi kecepatan rata-rata
kendaraan kedua adalah 45
km / jam.
1.1.6 Skala pada Peta
 Skala adalah perbandingan antara ukuran
gambar dengan ukuran benda yang
digambar.

 Secara umum :
Skala = jarak pada peta : jarak
sesungguhnya
Contoh :
1). Skala suatu peta 1 : 100.000
Jarak dua kota dapat dicari :
Apabila jarak dua kota pada peta 17,5 cm,
jarak kedua kota (jarak A dan B) sebenarnya
adalah :
A – B = 17,5 x 100.000 = 1.750.000 = 17,5
Jadi jarak sebenarnya adalah 17,5 km
2). Apabila jarak dua kota sebenarnya 60 km
maka jarak kedua kota dalam peta adalah
A – B = 6.000.000 / 100.000 = 60
Jadi jarak sebenarnya adalah 60 cm
Thank’s 4 Ur attention

Anda mungkin juga menyukai