Anda di halaman 1dari 25

Penyyelesaiaan audit

Nama Kelompok:
Jihan Dea Safitri 142170005
Ananda Ratu Agustina 142170006
Feronika Sovia 142170007
Adelina Damayanti 142170008
Soviani 142170009
Pendahuluan

Audit dikatakan belum selesai sampai laporan audit


ditandatangani. Bahkan, kemudian audit mungkin saja tidak akan selesai
jika fakta-fakta ditemukan setelah tanggal laporan posisi keuangan dan
sebelum laporan audit berikutnya.
Prosedur penyelesaian mencakup:
– Prosedur-prosedur analitis
– Reviu kertas kerja
– Evaluasi mengenai keberlanjutan usaha (going concern)
– Persetujuan klien terhadap jurnal penyesuaian
Pengendalian Kualitas (ISQC
#1, ISA 220, SOX)
Elemen-Elemen Sistem ISA 220: Pengendalian Kualitas
Pengendalian Kualitas Untuk Penugasan Audit

Elemen-elemen dari ISA 220 menyertakan


kebijakan pengendalian kualitas persyaratan khusus bagi reviewer
(quality control) yang diadopsi pengendalian kualitas penugasan
oleh kantor akuntan publik untuk melakukan evaluasi secara
biasanya menyertakan kebijakan- objektif atas kepatuhan standar
kebijakan yang terkait dengan profesional (professional
aktivitas perusahaan dan para standards) yang berlaku.
personelnya secara umum.
• SOX : Pengendalian Kualitas dan Reviu Audit
Sarbanes-Oxley Act (SOX) diperuntukkan seluruh prosedur reviu
yang diperlukan auditor, seperti pengendalian kualitas, reviu rekan
kedua, dan rotasi rekan.
Kebijakan-kebijakan Pengendalian Kualitas:
1. Pemantauan terhadap etika profesional dan independent dari pihak-
pihak yang menerbitkan laporan atas nama KAP yang menerbitkan
laporan audit.
2. Konsultasi di dalam KAP atas sejumlah pertanyaan terkait akuntansi
dan pengauditan
3. Supervisi terhadap pekerjaan audit
4. Perekrutan, pengembangan dan kemajuan secara profesional untuk
setiap personel
5. Penerimaan dan keberlanjutan penugasan audit
6. Inspeksi internal
7. Sejumlah pertanyaan lain yang ditetapkan oleh PCAOB
Konflik Kepentingan Mantan Karyawan
Kantor akuntan publik tidak dapat melakukan jasa audit
untuk perusahaan jika CEO, CFO, CAO, atau posisi yang
ekuivalen, dipekerjakan oleh kantor akuntan publik dan telah
berpartisipasi dalam kapasitas apapun dalam audit yang
dilakukan selama periode satu tahun sebelum tanggal
dimulainya audit.
Reviu dan Rotasi Kemitraan
Berdasarkan SOX, Section 103, auditor harus memberikan
reviu rekan kedua atau secara bersamaan dengan orang yang
memiliki kualifikasi terkait dengan kantor akuntan publik,
selain orang-orang yang melakukan audit, atau dengan
reviewer independen.
Reviu Komite Audit atas Auditor
Berdasarkan SOX, Section 301, komite
audit perusahaan publik secara langsung
bertanggung jawab terhadap penunjukkan,
pemberian kompensasi, dan pengawasan
pekerjaan dari setiap kantor akuntan publik
yang terdaftar yang dipekerjakan oleh
perusahaannya.
Evaluasi Bukti
 Memperoleh Bukti dan Surat Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian
Berikut prosedur pekerjaan lapangan untuk menemukan sejumlah
klaim terhadap klien:
- Membaca notula rapat perusahaan dan catatan rapat lainnya yang sesuai
- Membaca kontrak, sewa, korespondensi, dan dokumen lainnya yang
serupa
- Mereviu jaminan utang yang diungkapkan di dalam konfirmasi bank
- Menginspeksi dokumen lainnya untuk kemungkinan adanya jaminan yang
dibuat klien
- Menentukan apakah terdapat surat perjanjian sepihak (side letter)
Surat Hukum
Untuk seluruh litigasi, klaim dan penilaian,
keterangan dari pengacara klien harus meminta
bukti yang berkaittan dengan:
-Adanya kondisi yang menunjukkan kemungkinan
kerugian dari litigasi, klaim, atau penilaian
-Periode di mana penyebabnya terjadi
-Kemungkinan hasil yang tidak menguntungkan
-Jumlah potensi kerugia, termasuk biaya
pengendalian
Memperoleh Surat Representasi Manajemen
Representasi Tertulis dari Manajemen
Jika kecukupan bukti tudak dapat
diharapkan, maka auditor harus memperoleh
representasi tertulis dari manajemen atas hal-hal
yang bersifat material pada laporan keuangan.
Kemungkinan kesalahpahaman antara auditor dan
manajemen berkurang ketika representasi secara
lisan sudah dikonfirmasi secara tertulis oleh
manajemen.
Reviu terhadap Komitmen dan Liabilitas
Kontigensi
Liabilitas kontigensi adalah potensi kewajiban
di masa depan kepada pihak eksternal atas jumlah
yang tidak diketahui yang diperoleh dari hasil
peristiwa di masa lalu misalnya, keputusan
pengendalian pajak yang merugikan, gugatan
hukum, dan piutang wesel yang terdiskonto (notes
receivable discounted).
Review terhadap penemuan peristiwa
kemudian
Review untuk peristiwa kemudian adalah prosedur pengauditan yang
dilakukan oleh auditor untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa
kemudian. Peristiwa kemudian adalah peristiwa yang terjadi di antara tanggal
laporan keuangan dan tanggal laporan auditor serta fakta-fakta yang kemudian
diketahui oleh auditor setelah tanggal laporan editor.
Tipe-tipe peristiwa setelah tanggal laporan posisi keuangan
IAS mengidentifikasi dua tipe peristiwa, yakni :
1. Peristiwa yang memberikan bukti mengenai kondisi yang ada di akhir
periode pelapora
2. Peristiwa yang menunjukkan kondisi yang muncul setelah periode
pelaporan
 Peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kondisi yang ada
di akhir periode
Peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kondisi aset dan
liabilitas yang ada di akhir periode mungkin memerlukan
penyesuaian laporan keuangan.
 Peristiwa-peristiwa yang tidak mempengaruhi kondisi pada
akhir periode
Adalah peristiwa-peristiwa yang tidak mempengaruhi kondisi
aset atau liabilitas pada tanggal laporan posisi keuangan tetapi
cukup penting karena karena harus diungkapkan.
 Peristiwa-peristiwa sampai tanggal laporan auditor
Auditor harus melakukan sejumlah prosedur yang dirancang
untuk memperoleh kecukupan bukti yang memadai.
 Fakta-fakta yang diketahui oleh auditor setelah tanggal
laporan auditor tetapi sebelum tanggal laporan
keuangan diterbitkan
Auditor tidak memiliki kewajiban untuk melakukan setiap
Prosedur audit untuk mendapatkan keterangan yang
berkaitan dengan laporan keuangan setelah tanggal laporan
auditor.
 Penemuan fakta-fakta setelah laporan keuangan
diterbitkan
Auditor harus mendiskusikan hal tersebut dengan
manajemen dan mempertimbangkan revisi terhadap
laporan keuangan tersebut dan menyertakan penekanan
terhadap paragraf permasalahan
Reviu Laporan Keuangan dan
Materi-Materi Laporan Lainnya

 Pengungkapan Laporan Keuangan


Pertimbangan penting dalam menyelesaikan audit adalah penentuan
Apakah pengungkapan dalam laporan keuangan tersebut telah memadai.
Pengungkapan yang memadai mencangkup pertimbangan atas seluruh
laporan keuangan, termasuk catatan kaki yang terkait. Berdasarkan sabarnya
oxley act (SOX), auditor memiliki tanggung jawab untuk mempertimbangkan
pengungkapan laporan keuangan tertentu yang berkaitan dengan laporan
keuangan. Dalam section 404, SOX mensyaratkan bahwa setiap laporan
tahunan dari perusahaan yang sahamnya diperdagangkan secara publik
mencantumkan laporan Pengendalian internal.
 Pengungkapan Tata Kelola Perusahaan
Menurut sarbarnes-oxley act (SOX), auditor memiliki tanggung jawab atas
pengungkapan tata kelola tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan. Perusahaan
juga harus mengungkapkan Apakah atau tidak, dan jika tidak, Apakah alasannya telah
diadopsi kode etik untuk para pejabat senior bidang keuangan, berlaku juga untuk
pejabat keuangan yang utama, pengawas atau pejabat akuntansi yang utama, maupun
individu-individu yang melakukan fungsi serupa.
 Informasi Lainnya Dalam Laporan Tahunan
ISA 720 menyatakan bahwa auditor harus membaca informasi lainnya (dalam dokumen
yang memuat laporan keuangan auditan) untuk mengidentifikasi inkonsistensi yang
sifatnya material dengan laporan keuangan auditan. Informasi lainnya, yang mana
auditor mungkin tidak berkewajiban untuk melaporkan, tetapi auditor harus memeriksa
inkonsistensi yang sifatnya material tersebut, termasuk dokumen dokumen seperti
laporan tahunan, laporan dari manajemen atau dewan direksi atas aktivitas operasi,
iktisar atau sorotan keuangan, data pekerjaan, pengeluaran modal yang direncanakan,
rasio keuangan, nama para pejabat dan direktur, data kuartalan yang dipilih, dan
dokumen-dokumen yang digunakan dalam penawaran sekuritas.
Prosedur Penyelesaian

 Reviu Pengawasan
Prosedur-prosedur penyelesaian dimulai dari akuntan yang bertugas
(senior) yang mereviu pekerjaan akuntan staf. Sebagai gantinya,
manajer dan rekan yang bertugas dalam audit mereview pekerjaan yang
diserahkan oleh akuntan yang bertugas. Seringkali untuk audit yang
lebih besar, reviu tambahan atas penugasan dilakukan oleh manajer
atau rekan yang tidak bekerja pada penugasan untuk memberikan
penilaian yang objektif objektif atas kepatuhan terhadap standar-
standar perusahaan.
 Review Kertas Kerja
Auditor senior atau yang bertugas akan memperoleh persetujuan dari
manajer bahwa pekerjaan lapangan akan diselesaikan sebelum meninggalkan
tempat klien. Hal ini biasanya akan melibatkan manajer dengan
menghabiskan waktu satu atau dua hari terakhir dari pekerjaan lapangan
pada kantor klien untuk mereviu kertas kerja, yang mana review tersebut
dilakukan untuk menentukan apakah program audit telah diselesaikan dan
kecukupan bukti telah diperoleh untuk mendukung opini.
 Evaluasi Temuan Audit terhadap Salah Saji Material
Ketika pengujian audit untuk setiap komponen dalam laporan keuangan
diselesaikan, auditor staff yang melakukan pekerjaan akan menandatangani
penyelesaian dari setiap tahapan dalam program audit, identifikasi salah saji
moneter dalam laporan keuangan, dan mengusulkan adanya penyesuaian
untuk laporan keuangan tersebut. Salah saji moneter merupakan salah saji
yang menyebabkan distorsi dalam laporan keuangan.
1. Salah Saji Faktual adalah salah saji mengenai tidak adanya keraguan.
2. Salah Saji Penilaian adalah perbedaan yang muncul dari pertimbangan manajemen
mengenai estimasi akuntansi yang dianggap Auditor tidak masuk akal, maupun
pemilihan atau penerapan kebijakan akuntansi yang dianggap Auditor tidak tepat.
3. Salah Saji yang Diproyeksikan merupakan estimasi terbaik auditor atas salah saji
dalam populasi, menyertakan proyeksi salah saji yang diidentifikasi dalam sampel audit
untuk seluruh populasi dari sampel sampel yang digunakan. Panduan dalam
menentukan salah saji yang diproyeksikan dan evaluasi atas hasil hasilnya dinyatakan
dalam Isa 530.
 Review Undang-Undang dan Regulasi
Seluruh negara memiliki undang-undang yang berlaku untuk bisnis bisnis yang
dioperasikan di wilayahnya. Auditor harus mengetahui undang-undang yang berlaku
untuk kliennya, menurut kriteria yang disyaratkan berdasarkan undang-undang, dan
pengujian atas kepatuhan perusahaan klien. Otoritas yang berwenang dalam mereview
perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan ke publik karena perusahaan-
perusahaan yang dimaksud memenuhi kriteria berikut tinggi tertentu.
Masalah-Masalah Keberlanjutan Usaha

Penilaian atas asumsi keberlanjutan usaha sangat penting bagi auditor. ISA
570 menentukan bahwa ketika melakukan prosedur audit, auditor harus
mempertimbangan kesesuaian asumsi keberlanjutan usaha yang mendasari penyajian
laporan keuangan.
Asumsi keberlanjutan usaha merupakan prinsip dasar dalam penyajian
laporan keuangan. Berdasarkan asumsi keberlanjutan usaha (going concern
assumption), perusahaan dipandang sebagai bisnis yang berkelanjutan untuk masa
depan yang dapat diperkirakan, baik dengan maksud maupun keperluan likuidasi,
menghentikan perdagangan, maupun mencari perlindungan dari kreditur
berdasarkan undang-undang atau regukasi. Sebagaoi hasilnya, aset dan liabilitas dicata
atas dasar bahwa perusahaan akan mampu merealisasi aset-asetnya dan melepaskan
liabilitas-liabilitasnya dalam aktivitas bisnis yang normal.
 Keraguan atas Kemampuan Entitas dalam Melanjutkan Usahanya
(keberlanjutan Usaha)
Prosedur-prosedur tersebut harus mencakup hal-hal berikut :
1. Memperoleh keuangan dari manajemen terkait penilaian atas
kemampuan entitas dalam melanjutkan usahanya (keberlanjutan usaha).
2. Mengevaluasi tindakan dimasa depan yang diusulkan manajemen untuk
mengurangi masalah-masalah keberlanjutan usaha.
3. Menganalisis perkiraan arus kas manajemen dalam kaitannya dengan
rencana manajemen terhadap tindakan masa depan dengan mengavaluasi
reliabilitas data yang mendasari perkiraan tersebut dan menentukan
apakah terdapat dukungan yang memadai terhadap asumsi yang
mendasari perkiraan yang dimaksud.
4. Mempertimbangan apakah ada tambahan fakta-fakta penting yang
terjadi sejak tanggal penilain mengenai keberlanjutan usaha
5. Meminta representasi tertulis dari manajemen terkait rencana-rencana
untuk tindakan dimasa depan dan kewajaran-kewajaran dari rencana-
rencana tersebut.
 Prosedur-prosedur untuk mengumpulkan bukti audit
Prosedur-prosedur untuk mengumpulkan kecukapan bukti audit
yang memadai dapat mencakup :
1. Menganalisis dan mendiskusikan perkiraan arus kas, perkiraan
laba, dan perkiraan lain yang relevan dengan manajemen.
2. Menganalisis dan mendiskusikan laporan keuangan intirem
terbaru yang tersedia dari entitas.
3. Mereviue persyaratan dari surat utang dan perjanjian pinjaman,
serta menentukan apakah ada persyaratan yang dilanggar.
4. Membaca notule rapat pemegang saham, dewan direksi, dan
komite-komite penting untuk reverensi atas kesulita pendanaan.
5. Menanyakan ke pengacara perusahaan mengenai keberadaan
litigasi dan klaim, kewajaran penilaian manajemen terhadap hasil-
hasilnya, serta estimasi terhadap impikasi keuangan
1. Mengorfimasi keberadaan, legalitas, dan kemampuan
melaksanakan perjanjian untuk memberikan atau
mempertahankan dukungan keuangan dengan pihak-pihak
yang berelasi dan pihak ketiga, serta menilai kemampuan
keuangan dari pihak-pihak yang memberikan tambahan
dana.
2. Mempertimbangkan rencana-rencana entitas terkait order
pelanggan yang tidak dapat dipenuhi
3. Merevieu peristiwa-peristiwa setelah periode berakhr
untuk mengindentikasikan apakah hal tersebut mengurangi
atau sebaliknya memengaruhi kemampuan entitas dalam
melanjutkan usahanya (keberlanjutan usaha)
hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian rekan
(metter for attention of partners-MAPs)

 Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian rekan (metter for attention of


partners-MAPs) adalah laporan dari manajer audit kepada rekan atau direktur
yang merinci keputusan audit yang didapatkan dan alasan-alasan atas keputusan
tersebut.
Isi MAP Komponen-komponen yang disertakan dalam MAP merupakan halaman
sampul yang ditanda tangadi oleh manajer dan rekan audit yang manyatakan bahwa
kesimpulan dasar audit ; permasalahan umum; komentar-komentar dari manajemen;
komentar atas hasil ; pembahasan atas akun-akun yang memerlukan pertimbangan
khusus ; kepatuhan terhadap peraturan perundanf-undangan; komentar-komentar
atas sistem akuntansi; komentar-komentar atas surat manajemen; dan pembahasan
atas setiap permasalahan yang muncul pada tanggal tersebut. Hal ini seharusnya
menjadi standar bahwa audit telah dilakukan berdasarkan ISA.
Laporan Kepada Dewan Direksi

– Permasalahan-permasalahan yang didiskusikan dengan dewan direksi


Beberapa permasalahan yang mungkin dapat didiskusikan adalah sistem akuntansi,
Pengendalian internal, dan dampak dari perubahan dalam standar akuntansi serta
pengungkapan.
Auditor diwajibkan oleh SEC untuk melaporkan ke komite audit dari perusahaan
yang sahamnya diperdagangkan ke publik terkait
– kritik terhadap kebijakan dan praktik akuntansi yang digunakan.
– seluruh alternatif perlakuan antar atas informasi keuangan dalam prinsip-prinsip
akuntansi yang berterima umum
– Komunikasi tertulis lainnya yang bersifat material di antara kantor akuntan
publik
• Laporan audit bentuk panjang
Laporan ini mencakup sejumlah komponen
karena tidak ada bentuk standar. Biasanya
area-area pembahasan dalam laporan
merupakan informasi yang diabaikan client
dari catatan-atatannya dan kesalahan-
kesalahan yang ditemukan auditor saat
melakukan pekerjaannya.

Anda mungkin juga menyukai