Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Retno Dwi H
Rizal pahlefi
Sahida Norsanti
Syamsul Anwar
Alzheimer merupakan penyakit degeneratif
yang ditandai dengan penurunan daya ingat,
intelektual, dan kepribadian. Tidak dapat
disembuhkan, pengobatan ditujukan untuk
menghentikan progresivitas penyakit dan
meningkatkan kemandirian penderita.
(Dr. Sofi Kumala Dewi, dkk, 2008)
Penyebab
Tak satupun faktor yang muncul menjadi
penyebab Alzheimer. Ilmuwan percaya
bahwa penyakit ini merupakan kombinasi
antara genetik, gaya hidup dan faktor
lingkungan. Alzheimer merusak dan
membunuh sel otak.
Faktor risiko
Usia
Keturunan
Jenis kelamin
Penurunan kognitif ringan
Gaya hidup
Tingkat pendidikan
Fase ringan:
Gangguan Kognitif dan memori
Gangguan berkomunikasi mulai timbul
Perubahan kepribadian mulai timbul
Perilaku yang aneh mulai timbul
Fase sedang :
Gangguan Kognitif dan memori yang signifikan
Gangguan berkomunikasi
Perubahan kepribadian mulai signifikan
Perilaku aneh yang timbul
Peningkatan dependensi
Penurunan kontrol sadar
Fase berat :
Kognitif dan memori yang makin memburuk
Kemampuan komunikasi benar-benar menghilang
. Kontrol sadar terhadap tubuh hilang
Dependensi komplit terhadap orang lain
Penurunan derajat kesehatan yang bermakna
Tubuh melemah
Perubahan kepribadian
Perilaku yang aneh
Komplikasi
Infeksi
Malnutrisi
Kematian
1 Neuropatologi
2. Pemeriksaan neuropsikologik
3. CT Scan dan MRI
4. EEG
5. PET (Positron Emission Tomography)
6. SPECT (Single Photon Emission
Computed Tomography)
7. Laboratorium darah
Pharmaceutical
Psychosocial intervention
Caregiving
1. PENGKAJIAN
a. Aktifitas istirahat
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
d. Eliminasi
e. Makanan/cairan
f. Hiygene
g. Neurosensori
h. Kenyamanan
i. Interaksi social
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
B1 (Breathing)
B2 (Blood)
B3 (Brain)
Pengkajian fungsi serebral:
Pengkajian sistem Motorik
Pengkajian Refleks
Diagnosa keperawatan
1. Resiako terhadap trauma berhubungan dengan:
a. Ketidakmampuan mengenali/mengidentifikasi bahaya dalam lingkungan
b. Disorientasi, bingung, gangguan dalam pengambilan keputusan
c. Kelemahan, otot-otot yang tidak terkordinasi, adanya aktifitas kejang
2. Perubahan proses piker berhubungan dengan:
a. Degenerasi neuron irreversible
b. Kehilangan Memori
c. Konflik psikologis
d. Deprivasi tidur
3. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan :
a. Perubahan persepsi, transmisi dan atau integrasi sensori
b. Keterbatasan berhubungan dengan lingkungan sosialnya
4. Perubahan pola tidur berhubungan dengan :
a. Perubahan pada sensori
b. Tekanan psikologik
c. Perubahan pada pola aktivitas
5. Resiko terhadap perubahan pola nutrisi kurang/lebih dari kebutuhan
berhubungan dengan :
a. Perubahan sensori
b. Kerusakan penilaian dan koordinasi
c. Agitasi
d. Mudah lupa, kemunduran hobi dan penyambunyian
6. perubahan pola eliminasi konstipasi/inkontinensia berhubungan dengan :
a. kehilangan fungsi neurologis/tonus otot
b. ketidakmampuan untuk menentukan letak kamar mandi/mengenali kebutuhan
c. Perubahan diet atau pemasukan makanan
7. Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubung dengan :
a. Kacau mental, pelupa dan disorientasi pada tempat atau orang
b. Perubahan fungsi tubuh, penurunan dalam kebiasaan/control perilaku
c. kurang keinginan /penolakan seksual oleh orang terdekat
d. Kurang privasi
8. Koping keluarga tidak efektif berhubungen dengan :
a. Tingkah laku pasien yang tidak menentu/terganggu
b. Keluarga berduka karena ketidak berdayaan menjaga orang yangdicintanya
c. Hubungan keluarga sangat ambivalen
- Kaji derajat gangguan kemampuan kompetensi munculnya
tingkah laku yang impulsive dan penurunan persepsi visual.
Bantu orang terdekat untuk mengidentifikasi resiko terjadinya
bahaya yang mungkin timbul.
- Hilangkan/minimalkan sumber bahaya dalam lingkungan
- Alihkan perhatian klien ketika prilaku teragitasi atau bahaya
seperti keluar dari tempat tidur dengan memanjat pagar tempat
tidur tersebut Penurunan persepsi visual meningkatkan resiko
terjatuh.Mengidentifikasi resiko potensial di lingkungan dan
mempertinggi kesadaran sehingga pemberi asuhan lebih sadar
akan bahaya.
- Seorang dengan gangguan kognitif dan gangguan persepsi
merupakan awal untuk mengalami trauma sebagai akibat
ketidakmampuan untuk bertanggung jawab terhadap kemampuan
keamanan yang dasar atau mengevaluasi keadaan tertentu.
- Mempertahankan keamanan dengan menghindari konfrontasi
yang dapat meningkatkan prilaku/meningkatkan resiko terjadinya
trauma
- Kaji tingkat gangguan kognitif seperti perubahan orientasiterhadap
orang, tempat dan waktu, rentang, perhatian, kemampuan berpikir.
Bicarakan dengan orang terdekat mengenai perubahan tingkah laku yang
biasa /lamanya masalah yang telah ada
- Pertahankan lingkungan yang tenang menyenangkan
- Tatap wajah ketika berbicara dengan pasien
- Panggil pasien dengan namanya
- Gunakan suara yang agak rendah dan berbicara perlahan pada pasien
Memberikan dasar untuk evaluasi/perbandingan yang akan dating dan
mempengaruhi pilihan terhadap intervensi
- Kebisingan, keramaian, orang banyak biasanya merupakan sensori yang
berlebihan dan dapat meningkatkan gangguan neuron
- Menimbulkan perhatian, terutama pada orang-orang dengan gangguan
perceptual
- Makanan dalam jumlah yang besar mungkin terlalu banyak untuk pasien
yang mengakibatkan kesulitan dalam menelan. Makanan kecil bisa
meningkatkan masukan yang sesuai. Pembatasan jumlah makanan yang
diupayakan hanya sekali waktu pemberian akan menurun kebingungan
pasien mengenai makanan mana yang dipilih
- Pendekatan yang santai membantu pencernaan makanan dan
menurunkan kemungkinan untuk marah yang dicetuskan oleh keramaian
- Bantuan mungkin diperlukan untuk menggembangkan kesembangan diet
secara individu untuk menemukan kebutuhan pasien/makanan yang
disukai
- Kaji pola yang sebelumnya dan bandingkan dengan yang sekarang
- Letakan tempat tidur dengan kamar mandi jika memungkinkan buatkan
tanda tertentu dipintu berkode khusus. Berikan cahaya yang cukup
tertentu malam hari
- Buat program latihan defikasi/kandung kemih. Tingkatkan partisipasi
pasien sesuai tingkat kemampuannya
- Anjurkan menu adekuat selama siang hari,diet tinggi serat dari sari
buah. Batasi minum saat menjelang malam dan waktu tidur
Kolaborasi
- Berikan obat pelembab feces, metamacil,gliserin supositoria sesuai
Memberikan informasi mengenai perubahan yang mungkinindikasi
selanjutnyamemerlukan pengkajian/intervensi
- Meningkatkan orientasi/penemuan kamar mandi. Inkontinensia mungkin
disertai ketidakmampuan untuk menemukan tempat berkemih
- Menstimulasi kesadaran pasien, meningkatkan pengaturan fungsi tubuh
dan membantu menghindari kecelakaan
- Menurunkan resiko konstipasi/dehidrasi.Pembatasan minum pada sore
menjelang malam dapat menurunkan seringnya berkemih/inkontinensia
pada malam hari