Anda di halaman 1dari 62

CASE REPORT

DIABETES MELLITUS TIPE 2


ARININDYA PUTRI - 181.0221.034

Dr. Dyah Yarlitasari,Sp.An, KNA


DIABETES MELLITUS
DEFINISI
Merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau keduanya (PERKENI, 2015)
DIAGNOSIS DIABETES MELLITUS
MENDIAGNOSIS DIABETES
• Dengan pemeriksaan kadar glukosa darah  dengan bahan plasma
darah vena
• TIDAK DAPAT ditegakkan karena glukosuria
MENYARING DIABETES DAN PRE DIABETES
JIKA TIDAK ADA GEJALA KLASIK DM
TIDAK MEMUNGKINKAN JUGA?
Menghilangkan keluhan
DM, memperbaiki kualitas
Tujuan jangka pendek
hidup, mengurangi resiko
komplikasi akut

Mencegah & menghambat


Penatalaksanaan Diabetes Tujuan jangka panjang progresifitas penyulit
mikrovask & makrovask

Menurunkan morbiditas
Tujuan akhir
dan mortalitas DM
Riwayat penyakit

Pemeriksaan fisik

Umum
Evaluasi
laboratorium

Komplikasi

PENALATAKSANAAN
Edukasi

Nutrisi medis (TNM)

Khusus Jasmani

Farmakologis

Pengendalian DM
PENATALAKSANAAN UMUM
RIWAYAT
PENYAKIT
PX
FISIK
PENATALAKSANAAN KHUSUS
Menerapkan pola hidup sehat ( terapi nutrisi medis dan aktifitas fisik)
bersamaan dengan intervensi farmakologis dengan obat anti –
hiperglikemia oral atau suntikan
EDUKASI
Pengelolaan secara holistic dan sangat penting untuk pasien
TINGKAT AWAL
DAN TINGKAT LANJUTAN
Dilakukan di
Pelayanan
Kesehatan
Primer
Di pelayanan
kesehatan
sekunder/tersi
er
Targetnya
seperti
apa?
TERAPI NUTRISI MEDIS
KARBOHIDRAT
• 45- 65% dari energy
• <130 g tidak dianjurkan
• Glukosa untuk bumbu gpp
• Sukrosa ≤5% total energy
• Pemanis alternative boleh, tp hrs sesuai dengan ADI (Accepted Daily
Intake)
• Makan 3 x 1 dan disertai dengan makanan selingan
LEMAK
• 20-25%
• Lemak jenuh < 7%
• Tidak jenuh ganda <10%
• Lemak tidak jenuh tunggal sisanya
• Hindari daging berlemak, susu fullcream
• Kolesterol <200 mg/hari

PROTEIN
• 10-20%
• Ikan, udang, cumi, ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak, kacang, tahu,
tempe
• Penderita nefropati diabetic  diturunkan 0,8g/kgBB/hr atau 10% dari keb
energy
• Penderita DM yang menjalani hemodialysis  1 -1,2 g/kgBB/hr
NATRIUM
• <2300 mg/hr
• Hipertensi ? Diturunkan
• Garam dapur, vetsin, soda, natrium benzoate, natrium nitrit

SERAT
• Kacang, buah, sayur
• 20-35 g/hr

PEMANIS ALTERNATIF
• Berkalori  glukosa alcohol (isomalt, lactitol, maltitiol, mannitol,
sorbitol, xylitol), fruktosa tidak disarankan
• Tidak berkalori  aspartame, sakarin, neotame, sucralose,
asesulfame, potassium
KEBUTUHAN KALORI
- BBI : 90% x (TB – 100)
- Pria <160 cm, wanita <150 cm  BBI : TB-100
- BB min : BBI – 10%
- BB max : BBI + 10%
- DIANTARANYA NORMAL

PERHITUNGAN BMI
JASMANI
3 -5 x/mgg  30 – 45 menit, total 150 menit/mgg
Pemeriksaan gula darah sblm latihan <100  konsumsi karbohidrat
>250 mg/dl  menunda latihan

Denyut nadi maksimal 220 – usia pasien


Penderita DM tanpa kontraindikasi spt (OA, HT, Retinopati, nefropati )
dilakukan resistance training (latihan beban) 2 -3 kali/mgg
FARMAKOLOGIS
ANTI – HIPERGLIKEMIA ORAL
• PEMACU SEKRESI INSULIN
a. Sulfonilurea
meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
Efek samping utama : hipoglikemia dan peningkatan BB.
Hati-hati menggunakan sulfonil urea pada pasien dengan risiko tinggi
hipoglikemia (orang tua, gangguan faal hati, dan ginjal).
b. Glinid
Peningkatan sekresi insulin fase pertama.
Golonganini terdiri dari 2 macam obat yaitu Repaglinid (derivat asam
benzoat) dan Nateglinid (derivat fenilalanin). Obat ini dapat mengatasi
hiperglikemia post prandial.
Efek samping yang mungkin terjadi adalah hipoglikemia.
• MENINGKATKAN SENSITIVITAS INSULIN
a. Metformin
b. Tiazolidindion
• PENGHAMBAT DPP – IV (Dipeptidyl – peptidase – IV)
• PENGHAMBAT SGLT -2 (Sodium Glucose CO – Transporter 2)
• PENGHAMBAT ABSORPSI GLUKOSA DI SALURAN PENCERNAAN
Penghambat alfa glukosidase
ANTIHIPERGLIKEMIA SUNTIK
• INSULIN
REFERENSI
KONSENSUS PENGELOLAAN DAN PENCEGAHAN DM TIPE 2 DI
INDONESIA TAHUN 2015, PERKENI
Laporan Kasus
A. Anamnesis (12/10/2019,hari perawatan ke 2)
KELUHAN UTAMA
nyeri kepala, pasien tidak dapat bicara

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (ALLOANAMNESIS)


Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran
beberapa jam SMRS. Pasien datang ke IGD diantar oleh
seorang supir taksi yang mengatakan pasien mengalami
kecelakaan. Pasien tidak sadarkan diri di tempat kejadian.
Kejang (-), mimisan (-), keluarnya darah dari telinga (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
diabetes mellitus sejak 2 tahun yang lalu
Riwayat hipertensi 3 tahun yang lalu
Asma (-), TB paru (-), alergi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Hipertensi (-), asma (-), diabetes mellitus (-), jantung (-),
stroke (-)

Riwayat sosial ekonomi


Pasien seorang supir bus, pasien tidak memiliki kebiasaan
merokok dan jarang berolahraga. Riwayat mengkonsumsi
minuman beralkohol disangkal.
B. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Tampak sakit berat, GCS apatis
(E4M5Vafasia)

• Tanda Vital
• Tekanan darah : 167/97 mmHg
• Nadi : 120x/menit
• Pernafasan : 31 x/menit
• Suhu : 36.6 oC
Tinjauan Sistem
• Kepala : Normocephali,
mata: pupil isokor 3mm/3mm, refleks cahaya langsung +/+,
tidak langsung +/+,racoon eyes (-), CA -/-, Ikterik -/-
• Mulut : Dalam batas normal
• Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar,
jejas (-), terpasang collar neck
• Paru
• Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan-kiri
• Palpasi : Vokal fremitus simetris
• Perkusi : Sonor-sonor
• Auskultasi : bunyi nafas dasar vesikuler, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
• Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Batas jantung normal
• Perkusi : Pekak
• Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

• Abdomen
• Inspeksi : Perut tampak datar
• Auskultasi : Bising usus (+) 4x / menit
• Perkusi : Nyeri ketok (-), timpani
• Palpasi : Nyeri tekan (-), supel

• Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2”, Edema tungkai -/-


Tanda Neurologis
• Rangsang meningeal N.V  membuka mulut (+),
Kaku kuduk (-) menggigit (+)
Brudzinski I,II (-) N.VII  bicara pelo
Laseque (-), kernig (-) N.VIII  tidak dilakukan
• Nervus kranialis N.IX,X tidak dilakukan
NI  Tidak di lakukan N.XI  mengangkat bahu (+),
kelemahan sisi kanan
N.II  Tidak dilakukan
N.XII  Deviasi lidah ke kiri
N.III,IV,VI  pergerakan mata
dbn, refleks cahaya +/+
• DIURESIS
• Motorik Balance cairan/7 jam
Eutrofi +/+/+/+ Input: 310 ml
Output : 400 ml
Kekuatan otot 2/2/5/5
Urine : 400 ml
• Koordinasi gerak, gait, Diuresis : 0,7 cc/kgbb/jam
dan keseimbangan  Balance : +320,8 ml
tidak dilakukan
Balance/24 jam
• Vegetatif  miksi (+),
Input : 2329,9 ml
berkeringat (+), salivasi
Output : 1450 ml
(+) Diuresis : 0,7 cc/kgbb/jam
Balance : +897,9 ml
Pemeriksaan Penunjang
H2TL Hasil Nilai Rujukan Fungsi Ginjal Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 14.4 14-16 Ureum Darah 17 mg/dL 15 - 45
Heatokrit 42 40 - 48 Creatinin Darah 1.01 mg/dL 0,70 – 1,10
Leukosit elektrolit Hasil Nilai Rujukan
10.900rb/µL 150rb – 400 rb
Trombosit 334.000 / µL 5rb – 10rb Natrium 143 mmol / L 136 – 145
Eritrosit 5,05 4,40-5,90 Kalium 3,60 mmol /L 3.5 – 5.1
Analisa gas darah Hasil Nilai Rujukan chlorida 99 mmol/L 99 – 111
Ph darah 7.50 7.350 – 7.450 Ca total 8,9 mg/dl 8.8-10.3
Pco2 38.8 36-45
Kimia klinik Hasil Nilai Rujukan
P02 168.9 70 -99
GDS 235mg/dL 15 - 45
Saturasi 02 99,6 %
Base excess 7.7mmol / L -2.5 – 2.5
HCO3 30.8 mmol / L 21-25
Tco2 32 mmol /L 21-27
suhu 37
Pemeriksaan Penunjang
• CT SCAN
KESAN CT SCAN
• Perdarahan intraserebri di kapsula interna-eksterna kiri,
nucleus lentiformis kiri, subkortikal lobus parietalis kiri dan
substantia alba periventrikuler lateralis kiri dengan edema
perifokal, yang menyempitkan sulci di sekitarnya, fissura
sylvii kiri serta ventrikel lateralis kiri
• Perdarahan intraventrikel lateralsi kiri, ventrikel 3 dan 4
• Volume  22,2 cc
• Lesi hipodens LCS di konkavitas basis temporalis kanan
dd/arachnoid cyst, subduran hygroma
• Perselubungan di sinus sphenoidalis kanan dd/sinusitis
RO CERVICAL
KESAN RO CERVICAL
• Tak tampak kelainan radiologik
RO THORAX
KESAN RO THORAX
• Kardiomegali  echo
• Elevasi diafragma kanan
ASSESMENT
• CVD STROKE HEMORRAGIC
• HIPERTENSI
• DM TIPE 2
• LEUKOSITOSIS
PENATALAKSANAAN
• Farmakologis
1. IVFD asering 16 tpm
2. Perdipine drip
3. Mannitol drip 250 cc  4x125cc/6 jam (2 hari pertama)  3x100 cc
4. inj. Citicolin 3x500 mg iv
5. Inj. Omeprazole 2x40 mg iv
6. Inj. Ondansentron 3x4 mg iv
7. Inj. Ceftriaxone 1x2 gr
8. Inj. Asam tranexamat 3x500 mgiv
9. Inj, Insulin novorapid sliding scale
10. PO Captopril 3x25 mg
11. PO amlodipin 1x10 mg
12. PO Asam folat 2x1
• Non – Farmakologis
1. Nutren diabetik 6x150 kkal (100 ml)
2. Bila GCSturun 2  CT SCAN ULANG
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai