Anda di halaman 1dari 166

Pemicu 1 Hepato

Felix Ongko
405170139
Learning Issue
1. Anatomi Sistem Hepatobilier, Limpa & Pankreas
2. Histologi Sistem Hepatobilier, Limpa & Pankreas
3. Fisiologi Sistem Hepatobilier, Limpa & Pankreas
4. Pemeriksaan Laboratorium Sistem Hepatobilier, Limpa & Pankreas
5. Drug Induced Liver Injury (DILI)
LI 1 - Anatomi
Anatomi Hepar
• Berat kira-kira 1500 gram dan mencakup 2,5% berat tubuh orang dewasa
• Berperan sebagai organ hematopoietik
• Hepar mengisi hampir semua hypochondrium kanan dan epigastrium.
Hepar memanjang ke dalam hypochondrium kiri disebelah inferior
diafragma
• Memiliki 2 permukaan :
• Permukaan diafragmatica
halus dan berbentuk kubah berhubungan dengan konkavitas permukaan inferior
diafragma
Dilapisi peritoneum visceralis kecuali di posterior pada area nuda hepar
• Permukaan Visceralis
Dilapisi peritoneum kecuali di fossa untuk vesica biliaris dan porta hepatis
Pembuluh Darah Hepar
Segmen Hepar
Anatomi Gallbladder
• Cairan Empedu dihasilkan secara kontinu oleh hepar kemudian disimpan
dan dikonsentrasikan dalam vesica biliaris. Dilepaskan secara interminten.
• Empedu bertugas mengemulsi lemak sehingga dapat diabsorbsi dalam usus
distal
• Empedu terdiri dari ductus biliaris dan vesica biliaris
• Ductus biliaris terbentuk dalam tepi bebas omentum minus
• Vesica biliaris terletak pada fossa vesicae biliaris pada permukaan visceral
hepar. Berbentuk menyerupai buah pir. Peritoneum secara menyeluruh
mengelilingi fundus vesica biliaris dan mengikat corpus serta collumnya ke
hepar.
• Bagian vesica biliaris :
• Fundus : ujung lebar organ, berproyeksi dari batas inferior hepar dan terletak
pada ujung cartilago costalis IX kanan pada linea midclavicula
• Corpus : Kontak dengan permukaan visceral hepar, colon transversum, dan
bagian superior duodenum
• Collum : Sempit dan meruncing mengarah ke porta hepatis, membuat
bengkokan berbentuk S dan bergabung dengan ductus cysticus. Pada mukosa
collum yang berpilin membentuk spiral fold yang membantu
mempertahankan ductus cysticus tetap terbuka
Pembuluh Darah dan Saraf Empedu
• Arteri-arteri yang memeperdarahi ductus biliaris :
• Arteri cysticus memperdarahi bagian proksimal ductus dan vesica biliaris
• Arteri hepatica dextra memperdarahi bagian tengah ductus
• Arteri pancreaticoduodenalis superior, posterior, dan arteri gastroduodenalis
memperdarahi bagian retroduodenal ductus
• Vena pancreaticoduodenalis superior posterior mendrainase bagian
distal ductus biliaris dan bermuara ke vena porta
• Vena cysticus mendrainase collum vesica biliaris dan ductus cysticus
masuk ke hepar langsung atau didrainase lewat vena porta ke hepar
• Sarafnya plexus coeliacus, Nervus vagus, dan nervus phrenicus dextra
Berkaitan dengan klinis
• Bila vesica biliaris sakit, sering terjadi dilatasi pada collum vesica
biliaris dan ductus cysticus disebut infundibulum vesica biliaris
(kantong Hartmann)
• Batu empedu sering menyumbat di ujung distal ampulla
hepatopancreatica dan infundibulum vesica billiaris.
• Nyeri pada batu empedu berkembang dari regio epigastrik bergeser
ke regio hypochondriaca kanan serta dapat menimbulkan nyeri di
dinding toraks posterior atau bahu kanan karena iritasi diafragma
Anatomi Pankreas
• Kelenjar pencernaan tambahan panjang terletak di retroperitoneal
dan menyilang dinding abdomen posterior, di sebelah posterior
dinding lambung diantara duodenum di kanan dan lien di kiri
• Pankreas menghasilkan :
• Sekresi eksokrin masuk duodenum melalui ductus pancreaticus dan ductus
pancreaticus accessorius
• Sekresi endokrin
• Caput pankreas melekat pada aspek medial bagian horizontal dan
descendens duodenum. Processus uncinatus merupakan proyeksi dari
bagian inferior caput pancreas
• Collum pancreas pendek dan terletak pada pembuluh darah mesenterica
superior. Permukaan anterior collum dilapisi peritoneum, berdekatan
dengan pylorus gastricum.
• Corpus pancreas berlanjut dari collum terletak di sebelah kiri pembuluh
darah mesenterica superior. Permukaan anteriornya dilapisi peritoneum
dan terletak pada dasar bursa omentalis membentuk bagian bantalan
gaster
• Cauda pankreas terletak di anterior ginjal kiri, berhubungan erat dengan
hilum splenicum dan flexura coli sinistra.
Pembuluh Darah dan Persarafan Pankreas
• Arteri pancreatica berasal dari percabangan arteri lienalis
• Caput diperdarahi oleh arteri pancreaticoduodenalis superior anterior
dan posterior, cabang arteri gastroduodenalis, dan arteri
pancreaticoduodenalis inferior anterior dan posterior.
• Persarafan berasal dari nervus vagus dan nervus splanchnicus
abdominopelvicus berjalan melalui diafragma
Berkaitan dengan klinis
• Batu empedu yang berjalan sepanjang pasase biliaris ekstrahepatik dan bila
tersumbat di ujung distal ampulla hepatopancreatica dapat menyebabkan
getah empedu maupun pankreas tidak dapat masuk ke
duodenum→Akibatnya cairan empedu dapat kembali ke atas dan masuk ke
ductus pancreaticus→menyebabkan pancreatitis
• Pada pancreatektomi caput pankreas tidak memungkinkan diangkat karena
ada anastomosis dan suplai darah yang berhubungan dengan ductus biliaris
dan duodenum
• Kanker pankreas sering menekan dan mengobstruksi ductus biliaris atau
ampulla hepatopancreatica sehingga menimbulkan retensi pigmen
empedu, pembesaran vesica biliaris dan ikterus. Sering disertai nyeri hebat
di punggung. Biasanya dapat bermetastasis ke hepar melalui vena porta
Anatomi Lien
• Merupakan organ limfatik terbesar dan dilapisi peritoneum kecuali daerah
hilum splenicum ( tempat keluar masuk arteri dan vena lienalis)
• Massa berbentuk ovoid, empuk mirip bubur, dan biasanya berwarna
keunguan dengan bentuk seperti tangan yang mengepal
• Terletak di regio hypochondrium kiri berukuran panjang sekitar 12 cm dan
lebar sekitar 7 cm
• Hubungan lien dengan organ lain :
• Anterior : gaster
• Posterior : bagian kiri diafragma, pulmo, dan costae IX-XI
• Inferior : flexura colica sinistra
• Medial : renal sinistra
Pembuluh Darah Lien
• Ukuran besar arteri atau vena lienalis menunjukkan volume darah
yang berjalan melalui kapiler dan sinus lien
• Arteri lienalis merupakan cabang terbesar dari truncus coeliacus
• Vena lienalis dibentuk dari beberapa tributari yang keluar dari hilum.
Vena ini disatukan dengan vena mesenterika inferior berjalan di
sebelah posterior corpus dan cauda pancreatis. Vena ini menyatu
dengan vena mesenterika superior di posterior collum pancreaticus
membentuk vena porta
• Saraf-saraf lien berasal dari plexus coeliacus tersebar disepanjang
cabang arteri lienalis, dan berfungsi pada vasomotor
Berkaitan dengan klinis
• Bila terdapat pukulan hebat di sisi kiri dapat menimbulkan fraktur
satu atau lebih costae antara IX-XII dan dapat menyebabkan laserasi
lien karena fragmen tulang tajam
• Trauma tumpul regio lain yang dapat menyebabkan tekanan
intraabdominal mendadak dan nyata seperti benturan roda stir mobil
bisa menyebabkan kapsul tipis dan peritoneum yang melapisi lien
terbuka dapat menyebabkan ruptur
• Ruptur menyebabkan perdarahan banyak dan bisa menyebabkan syok
LI 2 - Histologi
Hati
• Hepatosit: Sel parenkim hati berbentuk lempengan yg tersusun rapat
• Hati diselubungi oleh jaringan ikat fibroelastin yang disebut Glisson’s
capsule
• A. Hepatica dextra dan A. hepatica sinistra memberikan 25% suplai
oksigen hati, sementara 75% suplai oksigen didapat dari V. porta
hepatis yang membawa darah ke hati dari saluran cerna & limpa.

Gartner LP, Hiatt JL. Concisce histology. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011
Lobulus Hepar Klasik
• Hati terdiri dari lobulus klasik yang heksagonal.
• Lobulus klasik manusia dikelilingi jaringan ikat tipis yang menebal pada
area porta (mengandung cabang vena porta, arteri hepatica, ductus biliaris
interlobular & pembuluh limfe).
• Terdapat limiting plate yang terdiri dari hepatosit termodifikasi,yang
dipisahkan dari area porta oleh space of Moll.
• Bagian tengah tiap lobules klasik memiliki vena centralis, awal dari vena
hepatica. Anastomosis hepatosit yg tersusun radial membentuk kanal
vaskuler terbuka yang disebut hepatic sinusoids, yang terhubung dengan
vena centralis.
• Arteriol & venule inlet  hepatic sinusoid  vena centralis  vena
sublobularis  collecting veins  vena hepatica  vena cava inferior

Gartner LP, Hiatt JL. Concisce histology. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011
3 Konsep Lobulus Hati
• Lobulus Klasik Hati: darah mengalir dr perifer ke vena sentralis, sementara
empedu yg dihasilkan hepatosit masuk ke kanalikuli biliaris & mengalir ke
perifer
• Lobulus Portal: empedu mengalir ke ductus biliaris interlobularis tertentu
membentuk lobulus portal. Lobulus portal merupakan daerah berbentuk
segitiga yang pusatnya area porta & batas perifernya garis imajiner yg
menghubungkan 3 vena sentralis disekitar area porta yg menjadi sudut
segitiga.
• Asinus Hati (Asinus Rappaport): 3 zona konsentrik parenkim hati berbatas
tdk jelas yg mengitari arteri distribusi ditengahnya. Lapisan terluar(zona 3)
meluas sampai vena sentralis merupakan zona miskin oksigen, zona 2 & 3
setara, tetapi zona 1 paling kaya oksigen.

Gartner LP, Hiatt JL. Concisce histology. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011
Sinusoid Hati & Lempeng Hepatosit
• Lempeng hepatosit: pd lobulus klasik saling beranastomosis &
tersusun radier terhadap vena sentralis
• Sinusoid hati: ruang diantara lempeng hepatosit yang dilapisi oleh sel
pelapis sinusoid. Sel pelapis sinusoid memiliki fenestra berkelompok
(lempeng saringan)
• Sel Kupffer: makrofag residen yg berhubungan dgn sel pelapis
sinusoid. Fagosomnya sering mengandung partikel & debris sel yg
diendositosis, terutama eritrosit mati yg dihancurkan sel ini.

Gartner LP, Hiatt JL. Concisce histology. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011
Ruang Perisinusoid (Celah Disse)
• Celah Disse: memisahkan hepatosit dengan sel pelapis sinusoid,
plasma dari sinusoid mengalir bebas diruang ini. Sebagian besar
ditempati oleh mikrovili hepatosit yg memudahkan pertukaran bahan
antara aliran darah & hepatosit
• Sel Stelata Hati/ Sel Ito/ Sel Penyimpan Lemak:sel berbentuk bintang
yang menyimpan vit A, membentuk & melepaskan kolagen tipe III ke
celah Disse, sekresi faktor pertumbuhan untuk pembentukan
hepatosit baru, membentuk jaringan ikat fibrosa pd hepatosit yg
rusak
• Pit Cells: sel natural killer yg berbentuk pseudopodia pendek &
granula sitoplasmik

Gartner LP, Hiatt JL. Concisce histology. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011
Gartner LP, Hiatt JL. Concisce histology. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011
Mescher AL. Junqueira’s basic histology text and atlas. 13th ed. New York: McGraw-Hill Education. 2013
Fig. 16.11
• Hati tersusun dari ribuan struktur polygonal yang disebut lobules.
• (a) Diagram menunjukkan vena centralis kecil ditengah lobules hati dan
beberapa pasang pembuluh darah diperifernya. PD perifer dikelompokkan
di jaringan ikat area porta yang berisi cabang vena porta, cabang arteri
hepatica & cabang ductus biliaris (trias porta)
• (b) Kedua PD pada trias ini bercabang menjadai sinusoid, yang berjalan
diantara hepatosit dan masuk ke vena centralis.
• (c) Mikrograf sebuah lobules menunjukkan vena centralis (C), hepatosit (H)
dan pd area porta disampingnya: pembuluh limfe kecil (L) dan komponen
trias porta yaitu venula porta (PV), arteriol hepatis (HA) & ductule biliaris
(B)

Mescher AL. Junqueira’s basic histology text and atlas. 13th ed. New York: McGraw-Hill Education. 2013
Mescher AL. Junqueira’s basic histology text and atlas. 13th ed. New York: McGraw-Hill Education. 2013

• Pd potongan transversal hati, tampak lobules polygonal dengan vena centralis (C) ditengahnya.
• (a) Lobulus hati pd beberapa mamalia, misalnya babi, dikelilingi pd tiap sisi oleh jaringan ikat
• (b) Pd manusia, hanya terdapat sedikit jaringan ikat pd lobules hati & batasnya lebih sulit dilihat. Pd kedua hati, jatringan ikat
area porta mengandung trias porta: ductules biliaris kecil (D), venule porta (V) & arteriole hepatis (A)
Mescher AL. Junqueira’s basic histology text and atlas. 13th ed. New York: McGraw-Hill Education. 2013
Fig. 16.13
• (a) Hepatosit (H)adalah sel epitel polygonal yang membentuk cabang
ireguler yg dipisahkan oleh sinusoid (S)
• (b) Serat reticulin (collagen type iii) (R) berjalan disepanjang sisi hepatosit
(H) menyokong struktur tersebut. Sebagian besar jaringan ikat hati
terdapat pada septa & area porta
• (c) Hepatosit (H) tersusun radial dari vena centralis (C) yang mengandung
lebih banyak kolagen daripada sinusoid (S) yang masuk ke vena tersebut
dari segala arah
• (d) Area porta perifer mebgandung lebih banyak jaringan ikat & merupakan
tempat trias porta: venula porta (PV), arteriol hepatica (HA) & satu/dua
ductules biliaris (BD)

Mescher AL. Junqueira’s basic histology text and atlas. 13th ed. New York: McGraw-Hill Education. 2013
• Pd lapisan endothelial sinusoid terdapat banyak makrofag stelata special atau sel Kupffer yang mendeteksi &
memfagosit eritosit
• (a) Sel Kupffer (K) terlihat sebagai sel hitam dilobulus hati dari tikus yang diinjeksi tinta india
• (b) Pd plastic section, sel Kupffer (K) terlihat di sinusoid (S) diantara 2 kelompok hepatosit (H). Selnya lebih besar
daripada sel endothelial (E) yang gepeng. Diantara endothelium & hepatosit terdapat ruang sempit yg disebut ruang
perisinusoidal (PS) Disse, yg mengandung sel stelata hepatic (HS) kecil atau sel ito yang mengatur eCM kompartemen
tersebut & menyimpan vit A dlm droplet lipid kecil. Sel ini banyak, namun sulit dilihat pd preparat histologi rutin

Mescher AL. Junqueira’s basic histology text and atlas. 13th ed. New York: McGraw-Hill Education. 2013
• Diagram organisasi sitoplasma
hepatosit & fungsi mayor lokal.
• (1) RER (retikulum endoplasmik
kasar) biasanya sintesis protein
plasma yg akan dilepas ke ruang
perisinusiodal
• (2) Komponen berpotensi
toksisk, bilirubin (terikat
albumin) & bile acid diambil dari
ruang perisinusoid, diproses oleh
enzim di system tubulovaskuler
SER (retikulum endoplasmik
halus), lalu disekresikan ke bile
canaliculi
• (3) glukosa diambil dari ruang
perisinusoid & disimpan di
granula glikogen, dgn kebalikan
proses bila glukosa diperlukan

Mescher AL. Junqueira’s basic histology text and atlas. 13th ed. New York: McGraw-Hill Education. 2013
• Diperifer tiap lobules hepar,
bile canaliculi bergabung dgn
bile canals of Hering yang
lebih besar dan dilapisi sel
epitel kuboid yg disebut
cholangiosit. Kanal-kanal
tersebut kan bergabung dgn
ductules pd area area porta &
mengalir ke ductus biliaris

Mescher AL. Junqueira’s basic histology text and atlas. 13th ed. New York: McGraw-Hill Education. 2013
Mescher AL. Junqueira’s basic histology text and atlas. 13th ed. New York: McGraw-Hill Education. 2013
Fig. 16.18
• (a) Konsep lobulus klasik: dasar hubungan antara struktur-fungsi di hepar &
menekankan fungsi endokrin hepatosit saat darah mengalir melewatinya kearah
vena centralis
• (b) Lobulus portal menekankan fungsi eksokrin hepatosit & aliran cairan empedu
daerah 3 lobules klasik kearah ductus biliaris di trias porta dibagian tengah. Area
yg dialirkan oleh tiap ductus berbentuk segitiga
• (c) Konsep hepatic acinus menekankan perbedaan konten nutrient & oksigen
darah pd jarak berbeda sepanjang sinusoid, dgn darah dari tiap area porta
menyuplai sel dgn satu/dua lobules klasik.
• Aktivitas major tiap lobules klasik ditentukan oleh lokasinya pd gradien nutrient-
oksigen: sel periportal zona 1 mendapat paling banyak oksigen & nutrient serta
menunjukkan aktivitas metabolic yg umumnya berbeda dengan hepatosit
perisentral di zona 3, terekspos ke konsentrasi nutrient-oksigen terendah.

Mescher AL. Junqueira’s basic histology text and atlas. 13th ed. New York: McGraw-Hill Education. 2013
Kandung Empedu
• Mukosa kosong, banyak lipatan membentuk rigi parallel tinggi. Lumen
dilapisi epitel selapis kolumnar yang tersusun dari sel jernih & sel sikat.
• Lamina propria tersusun dari jaringan ikat longgar berpembuluh darah yg
kaya serat kolagen & elastin. Lamina propria pd bagian leher mengandung
kelenjar simple tubuloaveolar yg menghasilkan sedikit mucus untuk
melumasi lumen yg menyempit
• Lapisan otot polos tipis & terutama tersusun oblik , sebagian kecil tersusun
longitudinal
• Duktus hepaticus dekstra & sinistra  ductus hepatikus comunis 
+ductus sistikus  ductus koledokus  + ductus pankreatikus mayor 
ampulla Vater  papilla duodeni mayor

Gartner LP, Hiatt JL. Concisce histology. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011
• Pembukaan ductus koledukus & pankreatikus dikontrol oleh suatu
kompleks yg terdiri dari:
Sfingter Koledokus Mengelilingi & mengontrol bagian terminal ductus koledokus
untuk menghentikan aliran empedu ke duodenum

Sfingter pankreatikus Mengelilingi & mengontrol bagian terminal ductus


pancreatikus untuk menghentikan masuknya cairan pancreas
ke duodenum & mencegah empedu masuk ke pancreas

Sfingter ampula Mengelilingi & mengontrol ampula vater & mencegah


masuknya empedu & cairan pancreas ke duodenum

Fasikulus longitudinalis Terletak pada daerah berbentuk segitiga yg dibatasi ampula


Vater, ductus pankreatikus & ductus koledokus.
Memudahkan masuknya empedu ke lumen duodenum
Gartner LP, Hiatt JL. Concisce histology. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2011
• Cairan empedu di hepar  ductus
hepaticus dextra & sinistra 
ductus sistikus  vesica fellea
• Ductus yang membawa cairan
empedu dilapisi sel kuboid disebut
cholangiosit
• Ductus pancreatica major
bergabung dgn ductus choledocus
pada ampulla hepatopancreatica
yang masuk ke duodenum melalui
Papilla duodenalis major (Vater)
• Cairan empedu & cairan pancreas
bercampur sebelum dikeluarkan ke
lumen duodenum

Mescher AL. Junqueira’s basic histology text and atlas. 13th ed. New York: McGraw-Hill Education. 2013
• Vesica fellea merupakan kantung
yang menyimpan & mengentalkan
cairan empedu.
• (a) Dindingnya terdiri dari lipatan
mukosa dengan epitel selapis
gepeng (panah). Dibawahnya
terdapat lamina propria (LP), tunika
muskularis (M) dgn sekumpulan
serat otot yg tersebar disegala arah
untuk membantu pengosongan
organ, adventitia eksterna (A) yang
menempel dengan serosa & hepar.

Mescher AL. Junqueira’s basic histology text and atlas. 13th ed. New York: McGraw-Hill
Education. 2013
Pankreas
• Kelenjar ganda terdiri atas
• Eksokrin: menghasilkan enzim pencernaan ( kel. Asinar )
• Endokrin : menghasilkan hormon (pulau Langerhans)
• Letaknya di bag posterior
• Dilapisi kapsula jaringan ikat tipis dan membentuk septa

Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi 3. 2014. Philadelphia: Saunders.
Mescher AL. Junqueira’s Basic
Histology Text and Atlas. 14th
edition. 2016. United States:
McGraw Hill Education.
Eksokrin pankreas
• Kelenjar tubuloasinar 1200ml cairan bikarbonat mengandung proenzim
pencernaan/hari.
• 40-50 sel asinar  bentuk asinuslumennya mempunyai 3-4 lapisan sel sentroasinar
(ciri khas)
• Sel asinar membuat, menyimpan, melepaskan enzim:
• Amilase pankreas
• Lipase pankreas
• Ribonuklease
• Deoksiribonuklease(DNase)
• Proenzim tripsinogen
• Kimotripsinogen
• Prokarboksipeptidase
• Elastase
• Sel asinar juga menghasilkan inhibitor tripsin melindungi sel dari aktivasi tripsin
intrasel

Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi 3. 2014. Philadelphia: Saunders.
• Sekresi pankreas dikendalikan terutama oleh hormon sekretin dan
kolesistokinin (CCK) yang dihasilkan sel-sel enteroendokrin mukosa
usus (duodenum & jejunum)
• Sel sentroasinar dan duktus interkalariscairan serosa kaya
bikarbonat (basa)  buffer untuk menetralkan chyme

Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi 3. 2014. Philadelphia: Saunders.
Gartner LP, Hiatt JL. Color Atlas and
Text of Histology. 6th edition. 2014.
Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Gartner LP, Hiatt JL. Color Atlas and
Text of Histology. 6th edition. 2014.
Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Endokrin Pankreas
• Pulau langerhnas bangunan bulat kaya vaskular yg terdiri atas 3.000 sel
• Pankreas manusia: 1 juta pulau Langerhans. Paling banyak di bag ekor.
• Tiap pulau diliputi  serat retikulin
• Parenkim pulau langerhans terdiri dari 5 macam sel :
• Sel β
• Sel α
• Sel δ(D & 𝐷1 )
• Sel G
• Sel PP (sel F)
• Hormon yang paling banyak dihasilkan oleh pankreas adalah insulin dan
glukagon

Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi 3. 2014. Philadelphia: Saunders.
Sel dan Hormon Pulau Langerhans
Sel % dari Lokasi Struktur Halus Granula Hormon dan Berat
Total Molekul (Da)
Sel β 70 Tersebar di seluruh pulau (tetapi Diameter 300nm; granula padat- Insulin, 6.000
terkonsentrasi di tengah) elektron dengan halo sempit yang
elektron-lusen
Sel α 20 Di perifer pulau Langerhans Diameter 250nm; granula homogen Glukagon, 3500
yang elektron-lusen
Sel δ (sel 5 Tersebar di seluruh pulau Diameter 350 nm; granula homogen Sel D: Somatostatin,
D & 𝐷1 ) Langerhans yang elektro-lusen 1640
Sel 𝐷1 : Peptida
intertinal vasoaktif
(VIP),3800
Sel G 1 Tersebar di seluruh pulau Diameter 300nm Gastrin,2000
Langerhans
Sel PP 1 Tersebar di seluruh pulau Diameter 180nm Polipeptida, 4200
(Sel F) Langerhans

Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi 3. 2014. Philadelphia: Saunders.
Limpa
• Merupakan organ limfatik terbesar dan merupakan satu-satunya organ
yang terlibat dalam penyaringan darah.
• Lokasi utama tempat penghacuran eritrosit tua
• Tempat produksi antibodi dan limfosit aktif, yang langsung dibawa ke
dalam darah.
• Letak: di kuadran kiri atas abdomen
• Dibungkus oleh kapsul jaringan ikat padat fibroelastis, tersusun padat dan
ireguler, terkadang mengandung sel otot polos muncul trabekula untuk
menembus parenkim atau pulpa limpa
• Epitel selapis gepengmembentuk permukaan licin pada limpa
• 3 komponen: pulpa putih, pulpa merah, zona marginal
Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi 3. 2014. Philadelphia: Saunders.
Gartner LP, Hiatt JL. Color Atlas and
Text of Histology. 6th edition. 2014.
Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Pulpa putih
• Tersusun atas:
• PALS mengelilingi arteriol sentralis (limfosit T)
• Nodulus limfatikus  menggeser arteriol sentralis ke perifer (limfosit B)
• Dikelilingi oleh zona marginalis

Mescher AL. Junqueira’s Basic


Histology Text and Atlas. 14th
edition. 2016. United States:
McGraw Hill Education.

Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi 3. 2014. Philadelphia: Saunders.
Zona marginalis
• Memisahkan pulpa putih dan merah
• Mengandung sel B yang khusus mengenali antigen timus-independen
• Tersusun atas sel plasma, limfosit T dan B, makrofag dan sel dendritik
interdigitasi (APC)

Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi 3. 2014. Philadelphia: Saunders.
Pulpa merah
• Menyerupai spons
• Rongga: sinus
• Materi di antaranya: korda
splenikus
• Terdiri dari sinus splenikus dan
korda splenikus yang berisi
berbagai tipe sel darah

Mescher AL. Junqueira’s Basic


Histology Text and Atlas. 14th
edition. 2016. United States:
Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi 3. 2014. Philadelphia: Saunders.
McGraw Hill Education.
Sinus splenikus Korda splenikus

• Lapisan endotel sinus splenikus: • Tersusun jaringan serat


sel-sel fusiformis menyerupai retikulum longgar
rusuk-rusuk tongkat sebuah tong • Serat retikulumnya dibungkus sel
kayu retikulum stelata memisahakn
serat kolagen tipe III dari darah,
• Dikelilingi serat retikulum yg mencegah reaksi keping darah
membungkus sinus seperti terhadap kolagen (koagulasi)
helaian benang tipis • Korda splenikus (BIillroth)
dibungkus oleh lamina basalis merupakan jaringan retikular
yang kaya akan makrofag dan
limfosit

Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi 3. 2014. Philadelphia: Saunders.
LI 3 - Biokimia
Metabolisme Protein
Protein yang terdapat dalam makanan kita, dicerna dlm lambung dan usus menjadi AA

Diabsorpsi dan dibawa oleh darah ke hati

Sebagian AA diambil oleh hati

Bila ada kelebihan AA dari jml yg digunakan untuk biosintesis protein --- maka kelebihan AA akan
diubah menjadi Asam Keto yg dapat masuk kedalam Siklus Asam Sitrat atau diubah menjadi Urea

Hati, merupakan organ tubuh dimana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors. Harper’s biochemistry. 29th ed. California: Lange.2014
• Penguraian Protein Dalam Tubuh
• Asam amino dibuat dalam hati/dihasilkan dari proses
katabolisme protein dalam hati dibawa oleh darah ke
jaringan untuk digunakan.
• Proses anabolik/katabolik juga terjadi dalam jaringan
di luar hati
• Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari 3
sumber :
• Absorbsi melalui dinding usus
• Hasil penguraian protein dalam sel
• Hasil sintesis asam amino dalam sel

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors. Harper’s biochemistry. 29th ed. California: Lange.2014
• Dalam tubuh, protein mengalami perubahan tertentu
dengan kecepatan yang berbeda
• Protein dalam darah,hati dan organ tubuh lain : waktu
paruh 2,5-10 hr
• Protein dalam otot : 120 hr

• Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kg BB diubah


menjadi senyawa lain

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors. Harper’s biochemistry. 29th ed. California: Lange.2014
• Reaksi Metabolisme Asam Amino
• Tahap awal reaksi metabolisme AA --- melibatkan pelepasan
gugus AA, melalui 2 proses, yaitu : Transaminasi dan Deaminasi

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors. Harper’s biochemistry. 29th ed. California: Lange.2014
TRANSAMINASI
• adalah proses katabolisme AA yg melibatkan pemindahan/ pelepasan
gugus amino (-NH2) dari satu AA kepada AA yang lain
alanin transaminase
AA + asam piruvat asam α keto + alanin
glutamat transaminase
AA + asam α ketoglutarat asam α keto + asam glutamat

• Pada reaksi transaminasi ini, gugus (-NH2) yang dilepaskan diterima oleh
suatu asam keto --- sehingga terbentuk AA baru (alanin, asam glutamat)
dan asam keto lain
• Reaksi transaminasi bersifat reversibel, pada reaksi ini tidak ada gugus
amino yang hilang, karena gugus amino yg dilepaskan oleh AA diterima
oleh asam keto
• Reaksi transaminasi ini terjadi dalam mitokondria maupun cairan
sitoplasma

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors. Harper’s biochemistry. 29th ed. California: Lange.2014
DEAMINASI OKSIDATIF
• Pada reaksi deaminasi, gugus -NH2 dilepaskan dalam bentuk
amonia yang kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh dalam
bentuk UREA dalam urine. Kadar amonia yg tinggi merupakan
racun bagi tubuh manusia
• AA dgn reaksi transaminasi ------ asam glutamat
• Dalam beberapa sel misalnya bakteri, asam glutamat dpt
mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan
glutamat dihidrogenase sbg katalis
• Asam glutamat + NAD+ asam α ketoglutarat + NH4+ +
NADH + H+
• Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino
dalam bentuk NH4+
Pembentukkan Asetil Koenzim A
• Asetil Ko-A merupakan senyawa penghubung antara
metabolisme AA dengan Siklus Asam Sitrat
• Ada 2 jalur metabolik yang menuju kepada pembentukkan
Asetil Koenzim A, yaitu Asam Piruvat dan melalui Asam
Asetoasetat
Siklus Urea
• Berhubungan dengan reaksi deaminasi ( yg melepaskan ggs -
NH2 dalam bentuk amonia --- yg dikeluarkan tubuh dalam
bentuk urea)
• Hans Krebs dan urt Henseleit (1932), mengemukakan
serangkaian reaksi kimia tentang pembentukkan urea.
Mereka mengemukakan bahwa urea terbentuk dari amonia
dan karbondioksida, melalui serangkaian reaksi kimia berupa
siklus.
• Pembentukkan urea terutama berlangsung dalam hati
• Urea adalah suatu senyawa yg mudah larut dalam air,
bersifat netral, terdapat dalam urine yg dikeluarkan dari
dalam tubuh
Biosintesis urea terdiri atas beberapa tahap reaksi berikut :
• Reaksi 1 : Sintesis (pembentukkan) karbamil fosfat
– Pada reaksi ini 1 mol amonia bereaksi dengan 1 mol karbondioksida
dengan bantuan enzim karbamilfosfat sintetase
– Reaksi ini membutuhkan energi, karenanya melibatkan 2
mol ATP yang diubah menjadi ADP
– Sebagai kofaktor : Mg++ dan N-asetil-glutamat
– Reaksi :

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors. Harper’s biochemistry. 29th ed. California: Lange.2014
• Reaksi 2 : Pembentukan sitrulin
– Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin ------ sitrulin
– Reaksi : L-ornitin + karbamil fosfat ------ L-sitrulin + H3PO4
– Enzim : ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian
mitokondria sel hati
• Reaksi 3 : Pembentukan asam argininosuksinat
– Sitrulin bereaksi dengan asam aspartat ----- asam argininosuksinat
– Reaksi :

– Enzim : argininosuksinat sintetase


– Sebagai sumber energi : ATP---- dengan melepaskan ggs fosfat---
berubah menjadi AMP

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors. Harper’s biochemistry. 29th ed. California: Lange.2014
• Reaksi 4 : Penguraian asam argininosuksinat
– Pada reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi
arginin dan asam fumarat
– Enzim : argininosuksinase, enzim yg terdapat dalam hati
dan ginjal
– Reaksinya :

• Reaksi 5 : Penguraian arginin


– Merupakan reaksi terakhir, dimana arginin diuraikan
menjadi urea dan ornitin
– Enzim : arginase, yang terdapat dalam hati

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors. Harper’s biochemistry. 29th ed. California: Lange.2014
– Ornitin yg terbentuk pada reaksi hidrolisis ini bereaksi
kembali dengan karbamilfosfat --- membentuk sitrulin
(reaksi 2), demikian seterusnya reaksi berlangsung
berulang-ulang sehingga merupakan suatu siklus
– Urea yang terbentuk dikeluarkan dari tubuh melalui
urine
– Reaksi keseluruhan pada siklus urea ini ialah sbb :
• 2 NH3 + CO2 + 3ATP + 2H2O Urea + 2ADP +
AMP + 2Pi + PPi

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors. Harper’s biochemistry. 29th ed. California: Lange.2014
Metabolisme Lemak
• Sel-sel hepar mensekresikan garam empedu sebanyak 6
g/hari
• Garam empedu merupakan turunan dari kolesterol yang
berasal dari makanan atau yang disintesis oleh hepar
• Pembentukan garam empedu:
Kolesterol → konversi di hepar → as. Empedu primer (as.
Kolat & as. Kenodeoksikolat ~ jumlah produksi ± sama
banyak) → disekresi ke duodenum → as. Empedu primer
diubah bakteri intestinal → as. Empedu sekunder (as.
Deoksikolat & as. Litokolat) → kembali ke hepar
→ berkonjugasi dg glisin → as. Glikokolat → ikatan dg Na/K
→ Na/K glikokolat
→ berkonjugasi dg taurin → as. Taurokolat → ikatan dg
Na/K → Na/K taurokolat
• Sembulingam K, Sembulingam P. Essentials of Medical Physiology. JP Medical Ltd; 2012.
• Sherwood L. Human Physiology: From Cells to Systems. Cengage Learning; 2012.
• Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology E-Book. Elsevier Health Sciences; 2015.
Pembentukan garam empedu

Sembulingam K, Sembulingam P. Essentials


of Medical Physiology. JP Medical Ltd;
2012.
Metabolisme lemak
Komponen:
• Lemak: mudah menggumpal
• Garam empedu: memiliki bagian
yg larut lemak (steroid yg berasal
dari kolesterol) dan bagian yang
larut air (bermuatan negatif)
• Lipase
• Kolipase: polipeptida yg
dikeluarkan pankreas bersama
lipase, fs utk membantu
pengikatan lipase dg lemak
• Lesitin
Sherwood L. Human Physiology: From Cells to Systems. Cengage Learning;
2012.
Emulsifikasi lemak
Ingesti lemak → trigliserida tidak larut lemak dan cenderung
menggumpal → gerakan mencampur usus memecah gumpalan lemak
→ lemak mudah menggumpal kembali
→ sekresi garam empedu → garam empedu menempel pada
permukaan lemak yang dipecah gerakan usus → komponen larut lemak
menempel ke bag dalam molekul lemak & komponen bermuatan
negatif ke arah luar → menghindari gumpalan

Sherwood L. Human Physiology: From Cells to Systems. Cengage Learning;


2012.
Sherwood L. Human Physiology: From Cells to Systems. Cengage Learning;
2012.
Kolipase menempel dg lemak
menggantikan garam empedu →
mengikat enz. Lipase → lipase
bekerja memecah lemak mll
kolipase (sbg jangkar)

Garam empedu + kolesterol + lesitin


→ bag hidrofobik di tengah, bag
hidrofilik di luar → kompleks Misel
→ mengangkut monogliserida, as
lemak bebas, vit larut lemak →
dapat diserap usus

Sherwood L. Human Physiology: From Cells to Systems. Cengage Learning;


2012.
Detoksifikasi
• Xenobiotik dari bahasa Yunani: Xenos yang artinya asing
• Xenobiotik adalah zat asing yang masuk dalam tubuh manusia
• Contoh: obat obatan, insektisida, zat kimia tambahan pada makanan (pemanis,
pewarna, pengawet) dan zat karsinogen lainnya
• Xenobiotik umumnya tidak larut air, sehingga kalau masuk tubuh tidak dapat
diekskresi
• Untuk dapat diekskresi xenobiotik harus dimetabolisme menjadi zat yang larut.
Organ yang paling berperan dalam metabolisme xenobiotik adalah hati
• Ekskresi xenobiotik melalui empedu dan urine

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors. Harper’s biochemistry. 29th ed. California: Lange.2014
• Metabolisme xenobiotik dibagi 2 fase
• Fase Hidroksilasi dan Fase Konjugasi
• Fase Hidroksilasi → fase mengubah xenobiotik aktif
menjadi inaktif, oleh enzim Mono oksidase atau Sitokrom
P450
• Enzim Sitokrom P450 terdapat banyak di Retikulum
Endoplasma
• Fungsi enzim ini adalah sebagai katalisator perubahan
Hidrogen (H) pada xenobiotik menjadi gugus Hidroksil (OH)

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors. Harper’s biochemistry. 29th ed. California: Lange.2014
• Reaksi Hidroksilasi oleh enzim Sitokrom P450 adalah sbb:
• RH + O2 → R-OH + H2O
• Sitokrom P450 merupakan hemoprotein seperti
Hemoglobin, banyak terdapat pada membran retikulum
endoplasma sel hati
• Pada beberapa keadaan produk hidroksilasi bersifat
mutagenik atau karsinogenik

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors. Harper’s biochemistry. 29th ed. California: Lange.2014
• Fase Konjugasi → fase mereaksikan xenobiotik inaktif
dengan zat kimia tertentu dalam tubuh menjadi zat yang
larut, sehingga mudah diekskresi baik lewat empedu
maupun urine.
• Zat dalam tubuh yang biasa dipergunakan untuk proses
konjugasi adalah: asam glukoronat, sulfat, acetat, glutation
atau asam amino tertentu
• Glukuronidasi: proses menkonjugasi xenobiotik dengan
asam glukorunat, dengan enzim glukuronil transferase
• Xenobiotik yang mengalami glukorunidasi adalah:
asetilaminofluoren (karsinogenik), anilin, asam benzoat,
meprobamat, fenol dan senyawa steroid

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors. Harper’s biochemistry. 29th ed. California: Lange.2014
• Sulfasi: proses konjugasi xenobiotik dengan asam
sulfat, dengan enzim sulfotransferase
• Xenobiotik yang mengalami sulfasi adalah: alkohol,
arilamina, fenol
• Konjugasi dengan Glutation, yang terdiri dari
tripeptida (glutamat, sistein, glisin) dan biasa disingkat
GSH, menggunakan enzim glutation S-transferase atau
epoksid hidrolase
• Xenobiotik yang berkonjugasi dengan GSH adalah
xenobiotik elektrofilik (karsinogenik)

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors. Harper’s biochemistry. 29th ed. California: Lange.2014
Pembentukan dan Ekskresi
Bilirubin
• Eritrosit tua → dihancurkan sel retikuloendotelial
→ globin → dipakai kembali
→ heme
→ besi → dipakai kembali
→ biliverdin → bilirubin indirek dibawa oleh albumin di PD →
hepar → konjugasi dg as glukoronat→ bilirubin direk → disekresi mll
empedu ke intestinal
→ modifikasi o/ enz bakteri → dikeluarkan mll feses →
warna coklat pd feses
→ sebagian diserap kembali o/ usus → PD → ginjal →
urin → warna kuning pd urin
• Sembulingam K, Sembulingam P. Essentials of Medical Physiology. JP Medical Ltd; 2012.
• Sherwood L. Human Physiology: From Cells to Systems. Cengage Learning; 2012.
Sembulingam K, Sembulingam P. Essentials
of Medical Physiology. JP Medical Ltd;
2012.
Metabolisme Porfirin
• Biokimia porfirin dan heme merupakan topik yang berkaitan
• Heme disintesis dari porfirin & besi
• Degradasi heme  pigmen empedu & besi

Sumber: Harper’s Illustrated Biochemistry, 30th Edition. USA: Mc Graw Hill


Molekul Porfirin
Senyawa siklik yang dibentuk oleh
4 cincin Pyrrole melalui ikatan
methyne (=HC–)

Memiliki rantai substituen berupa


8 atom H

Berikatan dengan metal ion


melalui atom N pada tiap pyrrole

o Iron porphyrin  heme


o Magnesium-containing  klorofil
Sumber: Harper’s Illustrated Biochemistry, 30th Edition. USA: Mc Graw Hill
Biosintesis Porfobilinogen
• Sintesis heme  hampir di seluruh sel mamalia 
kecuali pada eritrosit matur (miskin mitokondria)
• Sel prekursor eritroid di sumsum tulang (85%) &
hepatosit

Sumber: Harper’s Illustrated Biochemistry, 30th Edition. USA: Mc Graw Hill


Sumber: Harper’s Illustrated Biochemistry, 30th Edition. USA: Mc Graw Hill
Sumber: Harper’s Illustrated Biochemistry, 30th Edition. USA: Mc Graw Hill
Sumber: Harper’s Illustrated Biochemistry, 30th Edition. USA: Mc Graw Hill
Katabolisme Heme  Bilirubin
Dewasa normal  penghancuran 200 juta eritrosit per
hari (BB 70 kg  turnover 6 gram hemoglobin setiap
harinya)
Globin  AA
Besi  Iron pool
Iron free porphyrin didegradasi di sel retikuloendotelial
pada hepar, lien, dan sumsum tulang

Sumber: Harper’s Illustrated Biochemistry, 30th Edition. USA: Mc Graw Hill


Masalah dalam turnover hemoglobin:
1. Cincin porfirin bersifat hidrofobik  harus dijadikan
solubilized untuk diekskresi
2. Besi harus dikonservasi untuk sintesis heme yang
baru

Sumber: https://themedicalbiochemistrypage.org/heme-porphyrin.php
Pathway for degradation of HEME to BILIRUBIN

Sumber: https://themedicalbiochemistrypage.org/heme-porphyrin.php
Metabolisme Bilirubin

Sumber: Harper’s Illustrated Biochemistry, 30th Edition. USA: Mc Graw Hill


LI 3 - Fisiologi
Sekresi pankreas dan empedu
• Pankreas  kelenjar memanjang yang terletak dibelakang dan
dibawah lambung, diatas lengkung pertama duodenum
• Memiliki dua kelenjar campuran endokrin dan eksokrin
• Eksokrin  kelompok sel-sel sekretorik mirip anggur yang
membentuk kantong (asinus) yang berhubungan dengan duktus dan
bermuara di duodenum
• Endokrin  pulau-pulau jaringan endokrin (pulau langerhans) yang
tersebr diseluruh pankreas
• Sel pulau  hormon insulin dan glukagon

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Sekresi pankreas dan empedu
• Pankreas eksokrin
• Mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari 2 komponen:
• Enzim pankreas yang secara aktif disekresikan oleh sel asinus yang membentuk asinus
• Larutan cair basa yang secara aktif disekresikan oleh sel duktus yang melapisi duktus
pankreatikus (banyak mengandung natrium bikarbonat (NaHCO3)
• Enzim-enzim pankreas disimpan dalam granula zimogen, dilepaskan dengan
eksositosis sesuai kebutuhan
• Enzim pankreas penting karena mencerna makanan secara sempurna tanpa
adanya sekresi pencernaan lain

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Sekresi pankreas dan empedu
• Sel asinus mengeluarkan 3 jenis enzim pankreas:
• Enzim proteolitik  mencerna protein
• Amilase pankreas  pencernaan karbohidrat
• Lipase pankreas  mencerna lemak
• Enzim proteolitik pankreas
• 3 enzim utama : tripsinogen, kimotripsinogen, prokarboksipeptidase
• Disekresikan dalam bentuk inaktif
• Tripsinogen disekresikan kedalam lumen  enterokinase  tripsin 
otokatalisis  mengaktifkan lebih banyak tripsinogen
• Tripsinogen harus tetap inaktif dalam pankreas, ada inhibitor tripsin di
pankreas

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Sekresi pankreas dan empedu
• Kimotripsinogen dan prokarnoksipeptidase  tripsin  (aktif) kimotripsin
dan karboksipeptidase
• Masing-masing enzim proteolitik menyerang ikatan peptida yang berbeda
• Produk akhir  campuran rantai peptida pendek dan asam amino
• Mukus yg dihasilkan oleh usus melindungi dinding usus halus dari pencernaan
enzim proteolitik

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Sekresi pankreas dan empedu
• Amilase pankreas
• Mengubah serat makanan (amilose dan amilopektin)  glukosa monosakarida,
maltosa disakarida, polisakarida rantai cabang dekstrin α limit
• Disekresikan dalam getah pankreas dalam bentuk aktif (tidak membahayakan)
• Lipase pankreas
• Satu-satunya enzim yang dapat mencerna lemak
• Menghidrolisis trigliserida makanan  monogliserida dan asam lemak bebas
• Disekresikan dalam bentuk aktif
• Insufisiensi pankreas eksokrin  steatorea (peningkatan lemak yang tak
tercerna di tinja)
• 60-70% lemak tertelan mungkin diekskresikan di tinja
• Pencernaan protein dan karbohidrat terganggu dgn derajat lebih rendah
karena enzim liur, lambung, usus halus ikut berperan
Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood
Sekresi pankreas dan empedu
• Sekresi cairan alkalis pankreas
• Enzim pankreas bekerja optimal pada lingkungan netral atau sedikit basa, tetapi
lambung asam dan isinya dialirkan ke duodenum
• Harus dinetralkan untuk melindungi mukosa usus halus dan enzim dapat bekerja
optimal
• Cairan basa (kaya NaHCO3)  menetralkan kimus asam
• Volume sekresi pankreas berkisar 1 dan 2 liter sehari
• Dibawah pengaruh karbonat anhidrase CO2 di sel duktus bergabung dengan OH yng
dihasilkan oleh H2O  HCO3 keluar mll membran luminal untuk memasuki lumen
duktus melalui antiporter Cl HCO3
• Natrium berdifusi mll taut celah yg bocor menuju lumen.
• Ion hidrogen yang dihasilkan dari H2O didalam duktus memasuki darah menembus
tepi basolateral mell transoraktif maupun antiporter Na H

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Sekresi pankreas dan empedu
• Sekresi eksokrin diatur terutama oleh mekanisme hormon
• Fase sefalik pencernaan terjadi sekresi pankreas dalam jumlah
terbatas akibat stimulasi parasimpatis
• Pada fase lambung terjadi peningkatan sekresi sebagai respon
terhadap gastrin
• Stimulasi utama sekresi pankreas terjadi selama fase usus pencernaan
(ketika kimus berada diusus halus)
• Pelepasan sekretin dan kolesistokinin (CCK) sebagai respon terhadap
kimus di duodenum berperan sentral dalam mengontrol sekresi
pankreas

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood
• Peran sekretin
• Perangsang utama pelepasan sekretin  asam di duodenum
• Sekretin dibawa oleh darah ke pankreas  merangsang sel-sel duktus untuk
meningkatkan sekresi cairan kaya NaHCO3 ke dalam duodenum
• Jumlah sekretin yang dikeluarkan proposional dengan jumlah asam yang
masuk ke duodenum sehingga jumlah NaHCO3 yang disekresikan setara
dengan keasaman duodenum

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


• Peran kolesistokinin (CCK)
• Perangsang utama pelepasan CCK dari mukosa duodenum  lemak, dan
dengan derajat tingkt yang lebih rendah protein
• Sistem sirkulasi mengangkut CCK ke pankreas  merangsang sel asinus
pankreas  meningkatkan sekresi enzim pencernaan
• Diantara enzim-enzim ini terdapat lipase pankreas dan enzim proteolitik yang
mencerna lebih lanjut lemak dan protein
• Karbohidrat tidak berpengaruh langsung pada sekresi enzim pencernaan
pankreas
• Ketiga enzim pencernaan pankreas dikemas berama granula zimogen 
dibebaskan bersama-sama selama eksositosis granula

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


• Meskipun total enzim yang dilepaskan bervariasi tergantung jenis makanan
(lemak pling banyak), proporsi enzim tidak berbeda berdasarkan jenis
makanan
• CCK dan sekretin memiliki efek trofik pada pankreas eksokrin untuk
mempertahankan integritasnya

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Hati
• Organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh
• Fungsi:
• Sekresi garam empedu, u/ membantu pencernaan dan penyerapan lemak
• Pemrosesan metabolik kategori-kategori utama nutrien (karbohidrat, protein,
dan lemak) setelah zat-zat ini diserap dari sal cerna
• Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormon serta obat dan
senyawa asing lain
• Membentuk protein plasma, termasuk protein yang dibutuhkan untuk
pembekuan darah yang mengangkut hormon steroid dan tiroid serta
kolesterol dalam darah, dan angiotensinogen

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Hati
• Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga dan banyak vitamin
• Mengaktifkan Vit D, dilakukan bersama ginjal
• Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat adanya makrofag
residen
• Menyekresi hormon trombopoietin (mrngsng prdks trmbst), hepsidin
(mnghmbt pnyrpn besi dr usus), faktor pertumbuhan mirip insulin-1
• Memproduksi protein fase akut yg pntng dlm inflamasi
• Mengekskresi kolesterol dan bilirubin

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood
Hati
• Hati terus menyekresikan empedu , bahkan diantara waktu makan
• Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sfigter oddi,
yang mencegah empedu masuk ke duodenum kecuali sewaktu
pencernaan makanan
• Empedu disimpan dan dipekatkan dalam kandung empedu
• Setelah makan, empedu masuk ke duodenum akibat efek kombinasi
relaksasi sfingter Oddi, kontraksi kandung empedu, dan peningkatan
sekresi empedu oleh hati
• Jumlah sekresi empedu 250 mL- 1L

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Hati
• Empedu mengandung garam empedu, kolesterol, lesitin (fosfolipid),
bilirubin (semua berasal dari aktivitas hepatosit) dalam suatu cairan
alkalis (ditambahkan oleh sel duktus)
• Empedu penting untuk pencernaan dan penyerapan lemak, t.u mll
aktivitas garam empedu
• Garam empedu adalah turunan kolesterol, disekresikan secara aktif ke
dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Hati
• Setelah ikut dalam pencernaan dan penyerapan lemak, sebagian
besar garam empedu diserap kembali kembali ke dalam darah oleh
mekanisme transpor aktif khusus yang terletak di ileum terminal 
sistem porta hati  sekresi ke empedu
• Jumlah total garam empedu 3-4 g, dalam satu kali makan mungkin
dikeluarkan 3-15 g ke duodenum
• Skitar 5% empeu yang disekresikan keluar dari tubuh mll tinja
• Kehilangan garam empedu akan digantikan dengan pembentukan
baru oleh hati

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Hati
• Efek deterjen garam empedu
• Kemampuan garam empedu untuk mengubah globulus lemak besar menjadi
emulsi lemak yang terdiri dari banyak butiran lemak yang membentuk
suspensi didalam kimus cair
• Dengan menguraikan globulus besar menjadi berukuran kecil 
meningkatkan luas permukaan untuk tempat kerja lipase
• Untuk mencerna lemak lipase harus berkontak langsung dengan trigliserida
• Karena tidak larut dalam air, trigliserida cenderung menggumpal dalam usus
halus yang banyak mengandung air
• Jika garam empdu tidak mengelmusifikasi gumpalan besar lemak, lipase
hanya bekerja pada permukaan gumpalan

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Hati
• Garam empedu mengelmusifikasi lemak serupa dengan deterjen yg
digunakan untuk mencuci piring
• Bagian garam empedu mengandug bagian yang larut lemak dan larut air yg
bermuatan negatif
• Bagian larut lemak garam empedu teradsorpsi di permukaan butiran lemak
meninggalkan agian larut air yang bermuatan negatif menonjol daari
permukaan lemak
• Gerakan mencmpur oleh usus memecah butiran lemak besar menjadi
butiran-butiran yang lebih kecil

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Hati
• Pankreas juga mengeluarkan polipeptida kolipase bersama dengan lipase
karena lipase saja tidak dapat menembus lapisan garam-garam empedu yang
terserap
• Kolipase juga memiliki lapisan larut lemak dan lrut air
• Kolipase menggantikan sebagian garam empedu dan melekat pada
permukaan droplet lemak, tempatnya berikatan dengan lipase, sehingga
menjangkarkan enzim ini ke tempat kerjanya di tengah2 garam empedu

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Hati
• Garam empedu bersama dengan kolesterol dan lesitin berperan penting
dalam penyerapan lemak melalui pembentukan misel
• Lesitin memiliki bagian larut lemak dan air, kolesterol tak larut dalam air
• Dalam uatu misel, garam empedu dan lesitin bergumpal bagian tengah bagian
larut lemak menyatu (hidrofobik), dibagian luar membentuk lapisan larut air
(hidrofilik)
• Bahan larut lemak yang diangkut misel adalah produk-produk pencernaan
lemak (monogliserida dan asam lemak bebas), vitamin larut lemak

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Hati
• Sekresi empedu oleh hati dapat ditingkatkan oleh mekanisme
kimiawi, hormon dan saraf
• Kimiawi
• Setiap bahan yang meningkatkan sekresi empedu  koleretik
• Koleretik terkuat  garam empedu
• Sewaktu makan empedu disalurkan kedalam duodenum oleh kontraksi
kandung empedu  ikut serta pencernaan dan penyerapan lemak 
reabsorpsi dikembalikan ke siklus enteroheepatik ke hati  koleretik poten u/
merangsnag sekresi empedu lebih lanjut

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Hati
• Hormon
• (sekretin) meningkatkan sekresi NaHCO3 cair oleh pankreas, sekretin juga
merangsang peningkatan sekresi empedu alkali cair oleh duktus heptikus tanpa
disertai oelh peningkatan setara garam empedu
• Saraf
• Stimulasi saraf vagus ke hati berperan kecil dalam sekresi empedu selama fase sefalik
pencernaan, mendorong peningkatan aliran empedu hati bahkan sebelum makanan
mencapai lambung atau usus
• Ketika kimus mencapai usus halus, keberadaan makanan (lemak) dalam
duodenum memicu pelepasan CCK  kontraksi kandung empedu dan
relaksasi sfingter Oddi  kkandung empedu dikosongkan ke duodenum 
membantu penyerapan dan pencernaan lemak yg memicu pelepasan CCK

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Hati
• Bilirubin
• Produk sisa yang diekskresikan dalam empedu
• Pigmen empedu utama yang dihasilkan dari penguraian sel darah merah tua
(120 hari)
• Sel darah merah tua dikeluarkan dari tubuh oleh makrofag yang melapisi
bagian dalam sinusoid hati dan ditempat-tempat lain tubuhbilirubin adalah
penguraian terakhir dari hem, hemoglobin yang terkandung dalam sel darah
merah tua
• Hepatosit mengambil bilirubin dari plasma, memodifikasi untuk
meningkatkan kelarutannya, lalu mengeksresikannya ke empedu

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Hati
• Bilirubin adalah pigmen kuning yang menyebabkan empedu berwarna kuning
• Didalam sal cerna pigmen dimodifikasi oleh enzim-enzim bakteri,
menghasilkan warna tinja coklat yang khas
• Ketika duktus biliaris tersumbat total, tidak ada sekesi bilirubin, tinja
berwarna putih keabuan
• Dalam kadaan normal sejmlah kecil bilirubin direabsorpsi oleh usus kembali
ke darah dan dieksresikan ke urine

Human Physiology_ From Cells to Systems - Lauralee Sherwood


Hall JE. Guyton and hall textbook of medical physiology. 13th ed. Philadelphia: Elseviers Saunders; 2015.

Formasi
bilirubin
dan
ekskresi
FUNGSI LIVER DALAM
HEMATOLOGI
• Zat yang terbentuk di hati yang digunakan dalam proses koagulasi
meliputi fibrinogen, prothrombin, accelerator globulin, faktor VII, dan
beberapa faktor penting lainnya.
• Vitamin K dibutuhkan oleh proses metabolisme hati untuk
pembentukan beberapa zat ini, terutama protrombin dan faktor VII,
IX, dan X.

Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 13th Ed [2015]


Fungsi Hati sebagai Reservoir Darah
Karena hati adalah organ yang bisa melebar, dalam jumlah banyak darah bisa
disimpan di pembuluh darahnya. Volume darah normal di hati, termasuk di kedua
vena hepatik dan sinus hati, sekitar 450 mililiter, atau hampir 10 persen dari total
volume darah tubuh.

Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 13th Ed [2015]


Sistem Makrofag Hepatik dengan
Fungsi Pembersihan Darah

• Sel kupffer, makrofag fagosit besar yang berada di sinus vena


hepatik, telah menunjukkan bahwa ini sel secara efisien
membersihkan darah saat melewati sinus

• Dalam waktu kurang dari 0,01 detik bakteri akan masuk ke


dinding sel Kupffer dan terjepit di dalamnya sampai dicerna.

Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 13th Ed [2015]


Eritropoiesis
• Sebagai tempat pembentukan eritrosit intrauterus (hati dan limpa)

Fisiologi Manusia. Luralee Sherwood. Edisi 8. 2013


• Hormon trombopoietin  merangsang produksi trombosit
• Hepsidin  menghambat penyerapan besi dari usus
• Faktor pertumbuhan yang mirip insulin-1  merangsang
pertumbuhan
• Empedu disekresikan per hari berkisar dari 250 mL hingga 1 l.

Fisiologi Manusia. Luralee Sherwood. Edisi 8. 2013


LI 5 – Faktor Resiko
Alcohol
• Three distinct enzymatic pathways are involved in the process of
ethanol oxidation
• Dehydrogenase system
• Microsomal ethanol oxidizing system (MEOS)
• Catalase in peroxisomes
• During the metabolism processes via dehydrogenase system and
MEOS system, NADH or NADP+ will be produced in bulk, leading to
the increase of ROS, which cause oxidative stress resulting in
hepatocyte injury, and finally trigger various liver diseases

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4661801/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4661801/
• Oxidative stress and antioxidant enzyme were measured in patients
with ALD.
• It was found that as the severity of the disease increased, followed
by elevation of serum level of lipid peroxidation indicator
malondialdehyde (MDA) and the concentrations of serum vitamins E
and C, which act as indexes of antioxidant status, were decreased in
ALD patients.
• The pro-oxidant and antioxidant status in chronic alcoholics have
been detected in several studies. The significant decreases of GSH
levels in liver and blood of patients with alcoholic liver disease were
observed when compared to controls.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4661801/
Drug
• Could induce oxidative stress including increase of cellular oxidants
and lipid peroxidation, depletion of antioxidants in the liver, such as
anti-inflammation drugs, anti-analgesic drugs, anti-cancer drugs and
antidepressants.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4661801/
• Sulfasalazine, a drug to treat inflammatory bowel diseases, has been found to induce hepatic
oxidative damage. Oral sulfasalazine administration could reduce SOD but increase CAT activity
significantly.
• Zoledronic acid, nitrogen-bearing bisphosphonate, and used to treat the cancer-associated
hypercalcemia significantly elevated MDA and nitric oxide levels, whereas reduced GSH levels,
which indicated that zoledronic acid could induce oxidative stress and decrease antioxidant level
in liver
• Paracetamol induced a remarkable increase of MDA and nitrite as well as nitrate in the liver, with
potent decrease of total SOD and Cu/Zn-SOD activity
• Morphine on enzymes, oxidative stress indices and antioxidant status in male rat liver. The results
showed that the levels of ALT, AST and lactate dehydrogenase (LDH) in serum as well as MDA in
liver were significantly elicited, while the activities of SOD, glutathione-s-transfrase and CAT were
remarkably reduced by morphine.
• Nimesulide, nonsteroidal anti-inflammatory drug, could increase the activities of ALT, AST, ALP
and the content of bilirubin in the serum. The activities of SOD and CAT and GSH-Px in the liver
were decreased by nimesulide in mice

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4661801/
Environmental Pollutants
• Antioxidant defense system in rat liver was damaged after mercury
chloride treatment. Mercury chloride at the dose of 0.1 mg/kg could
induce a significant decrease in both Mn-dependent SOD and Cu- and
Zn-dependent SOD activities, and progressive changes of CAT, GSH-Px,
GRD and glucose-6-phosphate dehydrogenase activities. This is also
accompanied by a minor increase in serum ALT and γ
glutamyltransferase. The results showed that low dose of mercury
could incur oxidative stress and hepatic damage
• Lead was also found to exacerbate liver lipid peroxidation in protein-
undernutrited rats, in which the study also suggested that free
radicals is a pathological mechanism for hepatotoxicity of lead

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4661801/
Other Factors
• The results showed that after radiation exposure, the levels of MDA and total nitric oxide
were significantly increased and the activities of SOD, myeloperoxidase and GSH-Px were
reduced in the liver of guinea pigs. Additionally, the severity of oxidative damage was
increased along with the duration of radiation exposure. The results suggested that
mobile phone-like radiofrequency radiation could induce oxidative damage in liver,
implying the adverse effect of mobile phone use.
• Maternal high-fat diet might reduce the capacity of antioxidant defense and speed up
cellular senescence in hepatic tissue of older offspring
• High-salt diet could trigger hyperinsulinemia and insulin resistance resulting in
membrane perturbation. This potentially enhanced hepatic lipid peroxidation in the
presence of steatosis, and led to decrease in antioxidant defenses, as observed by
reduction of GSH, SOD and CAT activities. These results indicated that consumption of
salt-rich diet by insulin-resistant subjects could lead to sodium reabsorption, which
may aggravate hepatic lipid peroxidation related to damage antioxidant defenses.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4661801/
DILI
• Drug induced liver injury (DILI) merupakan tipe kerusakan hati akibat
obat yang paling sering dijumpai
• Kerusakan hati akibat obat biasanya di definisikan sebagai
abnormalitas pada uji biokimia hati,khususnya terjadi peningkatan
serum alanine amino-transferase (ALT),alkali fosfatase atau kadar
bilirubin,sampai dengan lebih dari dua kali dari batas normal
Penyebab
• Banyak obat yang dapat menyebabkan kerusakan hati,beberapa di antaranya:
1. Obat analgesik: obat-obatan NSAIDs seperti
celecoxib,nimesulide,ibuprofen,sulindac,diclofenac
2. Obat antibakterial: obat-obatan penicilin dan
cephalosporin,macrolide,quinolone,sulfonamide,trimethoprim,tetracylines
3. Obat antifungal: golongan azole dan terbinafine
4. Obat antiretroviral
5. Obat kardiovaskular: ACE inhibitor,amiodarone,hydralazine
6. Obat antidepressant yang memiliki kandungan seperti trycialic
7. Obat anestesi inhalasi yang memiliki kandungan seperti halogen
Gejala dan tanda
• Nyeri perut
• Diare
• Demam
• Sakit kepala
• Penyakit kuning
• Kehilangan nafsu makan
• Mual dan muntah
• Tinja berwarna putih atau seperti tanah liat
Cara untuk mengetahui DILI
• Melakukan pemeriksaan tes darah yang terkait dengan pemeriksaan
fungsi hati,pada pasien DILI enzim hati akan lebih tinggi dari batas
normal.
• Pemeriksaan fisik juga dapat dilakukan untuk memeriksa pembesaran
hati dan nyeri perut bagian kanan atas.
• Demam dan ruam juga dapat menjadi bagian dari reaksi obat yang
mempengaruhi hati
Pengobatan
• Menghentikan obat yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan hati
• Monitoring kondisi klinis dan indikator kerusakan hati
• Lakukan upaya eliminasi obat/metabolit secepatnya misalnya forced
diuresis,dialisis atau plasmaferesis
Pencegahan
• Jangan mengkonsumsi obat lebih dari dosis yang
dianjurkan,khususnya obat yang mengandung acetaminophen
(tylenol)
• Jika memiliki penyakit hati,harus menghindari obat-obat seperti
acetaminophen dan fenitoin serta obat lain yang diketahui
mempunyai efek toksik terhadap hati
LI 6 – PF dan PP
Bates' Physical Examination
Bates' Physical Examination
Spleen

Bates' Physical Examination


Bates' Physical Examination
Bates' Physical Examination
Laboratorium
kimia darah
Digunakan untuk mendeteksi kelainan hati,menentukan diagnosis,mengetahui berat
ringannya penyakit,mengikuti perjalanan penyakit,dan penilaian hasil pengobatan.

Kadar bilirubinserum,aminotransferase,alkalifosfatase,GGT,albumin (tes fungsi


hati/LFTs)

Dibagi 3 kategori :
1. Peningkatan enzim aminotransferase atau transaminase ( SGPT/SGOT)  perlukaan
atau inflamasi hepatoseluler
2. Keadaan patologis mempengaruhi sisem empedu intra dan ekstra hepatis yang
menyebabkan peningkatan fosfatase alkali dan GGT
3. Fungsi sintetis hati :produksi albumin ,urea dan faktor pembekuan

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
Lab (kimia darah)
Petanda Normal Interpretasi
Bilirubin 5-18 umol/L Tdk spesifik u/peny hati , meningkat juga pada hemoilisis dan
obstruksi bilier ,jika berdiri sendiri pertimbangkan
hiperbilirubinemia herediter.
SGOT/AST 5-40 IU/L Meningkat pada inflamasi atau nekrosis hepatosit.
SGPT/ALT 5-35 IU/L
Fosfatase 30-130 IU/L Biasanya meningkat bersama kolestasis.obstruksi bilier atau
alkali infiltrasi hepatik. Fosfatase alkali juga diproduksi
GGT 5-50 IU/L tulang,usus,dan plasenta.

Albumin 3,5-4,5 gr/L Menunjukkan fungsi sintesis hati,konentrasi dapat menurun


pada malabs ,protein-losing enteropathy,penyakit kritis
(kebaikan dari fase akut protein),luka bakar,dan sindrom
nefrotik.
LDH 240-524 IU/L Sensitifitas dan spesivitasnya rendah pada hati,Mungkin
meninkat pada hepatis iskhemik. Kadarnya juga menngkat
setelah kerusakan tulang atauhemolisis.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
Hemostasis dan Hati
• Hati sebagai sumber proein plasma dan faktor pembekuan ,juga
memproduksi protein2 yang scara normal meghambat koagulasi,kontrol
fibrinolisis dan aktivasi fibrinolisis.
• Pasien penyakit hati  tombositopenia ,def vit K dan vit C.
• PT /INR waktu yang dibutuhan bagi darah untuk membeku.
• PT sangat sensitif terhadap faktor pembekuan V,VII,X. Vit K dibutuhkan
untuk sintetis faktor II,VII,IX,X.
• PT meningkathepatitis ,sirosis dan penyebab kekurangan vit K
(diet,malabs)
• PT bersamatotal serum bilirubin dankratinin digunakan u/ menentukan
perlunya transplantasi hati pada pasien gagal hati akut.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
Tes Imunologi
• Ab Anti-smooth muscle (+)hepatitis autoimun kronis aktif
• Ab mitochondrial  sirosis bilier,&pANCA(perinuclear anti-neutrophil
cytoplasmic antibody)sclerosing cholangitis
• Peningkatan IgG hepatitis AI
• Ig M serum sirosis bilier primer
• IgA serum Penyakit hati alkoholik

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
Petanda Tumor
• Alfa-Fetoprotein (AFP) meningkat 80%karsinoma hepatoseluler
• Ca 19-9 (kanker pankreas)
• peningkatan serum 70% (Ca sal empedu)50% (ca
Hepatoselular)40%(adenokarsinoma lambung),30% (ca colon)
• CAM 17-1 deteksi ca pakreas.

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
Radiologi
Radiologi
1. USG tes hati menunjukkan kolestasis ,mencari adanya pohon
bilier intrahepatik atau ekstrahepatik atau untuk indetifikasi batu
empedu.
2. USG doppler mendeteksi patensi vena portal,arteri hepatik dan
vena hepatik.
3. Ct scan  indentifikasi massa di hati, terutama metastasis kecil dg
akuransi 80%, melihat lemak di hati.
4. X-Ray mendeteksi kalsifikasi kantung empedu,udara di
empedu,menunjukkan cholangitis emphysematosus.
5. MRI untuk gambaran pembuluh darah,sal dan jar hati .(lebih
unggul dri ct scan dan usg)
6. MRCP mendiagnosis kelainan sal empedu(batu empedu)(non
invasif)
7. ERCPmenggunakan endoskopi melalui bagian duodenum
dengan pencitraan kontras pada saluran empedu dan pankreas.

Sumber :http://www.msdmanuals.com/professional/hepatic-and-biliary-disorders/testing-for-
hepatic-and-biliary-disorders/imaging-tests-of-the-liver-and-gallbladder
Biopsi
• Biopsi perkutan hati
Prosedur aman yang bisa dilakukan dengan mudah di samping tempat
tidur dengan anestesi lokal dan panduan ultrasound
Memiliki nilai dalam situasi ;
(1)penyakit hepatoselular penyebab pasti
(2) hepatitis yang berkepanjangan dengan kemungkinan hepatitis aktif kronis
(3) hepatomegali yang tidak dapat dijelaskan
(4) splenomegali yang tidak dapat dijelaskan
(5) defek pengisian hati dengan pencitraan radiologis
(6) demam asal tidak diketahui
(7) stadium limfoma ganas

Sumber :Harrison principles of internal medicine , 19 ed


• Bates' Physical Examination
• Gartner LP, Hiatt JL. Color Atlas and Text of Histology. 6th edition. 2014.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
• Gartner LP, Hiatt JL. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi 3. 2014.
Philadelphia: Saunders.
• Mescher AL. Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas. 14th edition. 2016.
United States: McGraw Hill Education.
• Harper’s Illustrated Biochemistry, 30th Edition. USA: Mc Graw Hill. 2015.
• https://themedicalbiochemistrypage.org/heme-porphyrin.php
• http://pphi-online.org/alpha/?p=806
• http://emedicine.medscape.com/article/169814-overview#a7

Anda mungkin juga menyukai