Anda di halaman 1dari 40

PENGANTAR INDUSTRI KIMIA (TK-1124)

INDUSTRI KIMIA ANORGANIK


INDUSTRI SEMEN
Industri Semen
Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif
yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi
satu massa yang padat.
Pembuatan semen memanfaatkan potensi sumber daya alam bahan
galian non logam berupa batu kapur (mengandung CaCO3), tanah liat
(mengandung SiO2 dan Al2O3), pasir silika (mengandung SiO2), dan
pasir besi (mengandung Fe2O3) melalui proses pembakaran pada
temperatur tinggi (diatas 1000 oC), dimana bahan baku akan megalami
proses sintering dan terbentuk terak semen (klinker). Kemudian
klinker dicampur dengan gypsum.
 Disebut juga Semen PORTLAND
Pabrik Semen di Indonesia
Pabrik Semen Tonasa

Pabrik Semen Indonesia, Tuban

Pabrik Indocement, Bogor


http://www.bumn.go.id/semenindonesia, 30 January 2015
Komposisi kimia semen
Keempat oksida utama (terak semen)
Oksida Persen (%) berupa senyawa :
Kapur (CaO) 61 – 69 1. Tricalcium silicat (3CaO.SiO2 atau C3S)
Silika (SiO2) 18 – 24 2. Dicalcium silicat (2CaO.SiO2 atau C2S)
3. Tricalcium alumina (3CaO.Al2O3 atau C3A)
Alumina (Al2O3) 4–8
4. Tetracalcium alumina ferrit
Besi (III) Oksida 1–8 (4CaO.Al2O3.Fe2O3 atau C4AF)
(Fe2O3) 5. MgO
Oksida (MgO, SO3, 2–4 dengan perbandingan tertentu pada setiap
Na2O dan K2O) produk semen, tergantung pada komposisi
bahan bakunya.
Peran tiap komponen clinker semen
• C3S :
memberi kekuatan pada saat permulaan
Penambahan kekuatan secara kontinyu
• C2S :
Memberi kekuatan sedikit sampai 28 hari
Memberi efek kekuatan yang besar
• C3A :
memberi efek kekuatan yang besar selama 28 hari &
berangsur-angsur hilang
• C4AF :
 memberi efek kekuatan sedikit pada permulaan & selanjutnya
Sifat Semen
 Proses pemadatan slurry semen(semen + air) berjalan lambat
 Penetapan bentuk dan pengerasan semen melibatkan senyawa dalam bentuk
kompleks yang melalui reaksi eksotermik, dimana akan membentuk beberapa
senyewa hidrat.
 Semen Portland merupakan semen hydraulic (hidrolik), karena proses
pengerasan tidak disebabkan oleh hilangnya air yang tercampur dalam larutan
semen namun oleh adanya reaksi kimia yang menggabungkan air ke dalam
produk akhir.
 Reaksi utama dalam proses penetapan bentuk adalah hidrasi tricalcium
aluminate, yang dapat didekati dengan persamaan reaksi berikut:
Tahapan Umum Proses Pembuatan Semen
Tahapan Umum Proses Pembuatan Semen
1. Penambangan / Penyediaan bahan baku
2. Pemecahan di crushing plant
3. Penggilingan (blending)
4. Pencampuran bahan-bahan (homogenisasi)
5. Pembakaran (Kiln)
6. Penggilingan kembali hasil pembakaran,
7. Penambahan bahan tambah (gipsum)
8. Pengemasan (Packing)
Proses pembuatan : proses basah dan proses kering. Perbedaannya
hanya terletak pada proses penggilingan dan homogenisasi.
Penyiapan Bahan Baku
Penambangan dan penghancuran bahan baku (batu kapur
a. Clearing (pembersihan)
b. Stripping of over burden
(pengupasan tanah permukaan)
a. Drilling (pengeboran)
b. Blasting (pengeboman)
c. Loading (pemuatan)
d. Hauling (pengangkutan)
e. Crushing (penghancuran/pemecahan)
Pemecahan material material hasil penambangan menjadi ukuran yang lebih kecil
dengan menggunakan crusher. Batu kapur dari ukuran < 1 m → < 50 m Batu silika dari
ukuran < 40 cm→ < 200 mm
Alat penghancur batu kapur

 Material masuk crusher dan akan mengalami penyempitan ruang di dinding ruang crusher akibat
putaran/gerakan alat pemecah sehingga tertekan dan pecah
 Material yang ukurannya cukup kecil (sesuai design crusher) akan jatuh melalui lubang saringan
yang ada di bawah feeder sehingga langsung dicampur dengan produk crusher dan dikirim
dengan belt conveyor menuju proses selanjutnya
Tempat Penyimpanan (Silo)
 Setelah limestone melewati
crusher, limestone tersebut
ditampung di sebuah tempat
penyimpanan.
 Dari tempat penyimpanan tersebut
limestone dibawa oleh belt
conveyor menuju bin silo, demikian
pula dengan clay, pasir silika dan
pasir besi masuk ke bin silo masing-
masing.
 Dari sini lah keempat bahan baku
tersebut mulai dicampurkan untuk
Tahap Penggilingan (Raw Mill)
 Di tahap ini, raw material di tentukan nilai paramaternya seperti LSF (rasio CaO
terhadap ketiga oksida lainnya), SM (rasio SiO2 terhadap Al2O3 dan Fe2O3), dan
AM (rasio Al2O3 dan Fe2O3).
 Penggilingan bahan mentah adalah cara untuk memperkecil ukuran bahan
mentah menjadi lebih kecil atau membuat luas permukaan material menjadi
lebih besar.
 Mendapatkan campuran bahan mentah yang homogenik dan untuk
mempermudah terjadinya reaksi kimia pada saat klinkerisasi.
 Proses yang terjadi di raw mill ada 4 macam yaitu grinding (pengecilan ukuran
material menjadi lebih halus), pengeringan (drying), pengelompokan
(classifying), dan pemindahan (transporting).
Pengeringan dan penggilingan bahan baku
 Bahan mentah yang telah bercampur
dengan proporsi tertentu mengalami
proses penggilingan (menjadi lebih kecil
dan halus) dan pengeringan. Selanjunya,
material yang telah halus dihisap dengan
sebuah fan.
 Media pengeringanya berupa gas panas
yang dapat berasal dari hot gas generator
ataupun dari kiln exhaust gas.
 Material yang terhisap harus melewati
separator terlebih dahulu dan selanjutnya
dipisahkan dari gas panas dengan
menggunakan cyclone  menghasilkan
tepung baku
Pencampuran dan Homogenisasi (Blending Silo)

 Blending silo menggunakan udara sebagai


“pengaduk” raw meal di silo sehingga akan
diperoleh material yang homogen karena
terbentuk lapisan-lapisan raw meal akibat
hembusan dari udara dari blower.

 Umpan Kiln akan keluar dari bottom silo dan


melalui flow meter dan dikirim ke menara
preheater menggunakan air lift atau bucket
elevator.
Pembentukan klinker (pembakaran) dan pendinginan
 Sebelum pemanasan dalam kiln, tepung baku dipanaskan
terlebih dahulu dalam prehreater (hingga 1000oC), yang terdiri
dari beberapa unit siklon, umunya terdiri dari 4-5 siklon, untuk
pembentukan oksida, dimana hasil ini disebut sebagai umpan
kiln
Reaksi : CaCO3 + panas  CaO + CO2
 Kemudian umpan kiln dialirkankan ke rotary kiln untuk proses Pre-heater
pembakaran pada suhu > 1000oC dan pembentukan terak
semen (klinker)
 Bahan bakar yag digunakan : batu bara,
IDO (Industrial Diesel Fuel Oil),
Natural Gas, Petroleum Coke,
Pre-heater (Siklon)

Pre-heater
Reaksi dalam Proses Pembakaran

• ~100°C→ penguapan untuk membebaskan air

• ~150-350C°→ penghilangan air dari clay

• ~350-650°C→ dekomposisi clay →SiO2 & Al2O3

• ~600°C→ dekomposisi MgCO3→ MgO & CO2 (menguap)

• ~900°C→dekomposisi CaCO3→CaO & CO2 (menguap)


Reaksi dalam Kiln

• ~1250-1280°C→ awal pembentukan semen.

• ~1280°C→ mulai pembentukan klinker

• ~1400-1500°C→ Klinker

• ~100°C→ Clinker meninggalkan kiln dan jatuh menuju pendingin.

 Kadang proses pembakaran bahan baku hanya dilakukan dalam


dua tahap: preheating hingga 900 oC dan rotary kiln.
KILN (TANUR)

Note:
Dehidrasi: penghilangan komponen cair
Kalsinasi: Tahap pemanasan
Clinkering zone: tahap pembentukan klinker
Cooling zone : tahap pendinginan
Proses Pembakaran dan Pendinginan
Panjang Unit Kiln (TANUR)
Tergantung pada jumlah
bahan yang diolah dan
proses pembuatan (teknik
basah atau kering)

Source: van Oss and Padovani, 2002


Proses Pembentukan Klinker
Proses Pembentukan Klinker
Proses Pembentukan Klinker
Penambahan Gipsum

Klinker Gipsum (CaSO4.2H2O)


Fungsi penambahan Gipsum : Untuk memperlambat proses pengerasan
Selain gipsum, Bahan lain yang ditambahkan seperti limestone, fly ash, trass, dan pozzolan
(hasil sisa material vulkanik).
Penambahan bahan-bahan ini tergantung jenis semen yang akan dibuat dan bertujuan
mengurangi pemakaian clinker, karena produksi clinker memerlukan biaya yang tinggi dan
menghasilkan gas CO2.
Grindil Mill
 Penggilingan clinker bersama bahan lain umumnya menggunakan ball mill sehingga
akan menimbulkan panas selama proses penggilingan karena adanya tumbukan
antara steel ball dan material.

Chamber 1 : Penggilingan kasar


Chamber 2 : Penggilingan halus
Pengemasan dan Pengiriman

 Semen dijual dalam bentuk curah


(bulk) maupun dalam bag.
 Mesin yang digunakan adalah
rotary packer yang terdiri dari
beberapa spout yang mengisi
kantong-kantong dengan semen
melalui hembusan udara.
 Untuk penjualan dalam bentuk
curah digunakan bulk truck, kapal
atau kereta.
Proses Pembuatan Semen

PROSES BASAH

PROSES KERING

Perbedaannya hanya terletak pada proses penggilingan dan


homogenisasi bahan baku.
1. Raw materials are ground to powder and blended (DRY).
2. Raw materials are ground, mixed with water to form slurry,
and blended (WET).
Proses Pembuatan Semen – Proses Basah

Pada proses basah, bahan baku dipecah kemudian ditambahkan air dalam jumlah
tertentu serta dicampurkan dengan luruhan tanah liat. Bubur halus dengan kadar air
25 – 40% dikalsinasi dalam kiln.
Proses Basah
1. Keuntungan
 Kadar alkalisis,klorida,dan sulfat tidak menimbulkan gangguan penyempitan
dalam saluran material masuk kiln.
 Deposit yang tidak homogen tidak berpengaruh karena mudah untuk mencampur
dan mengoreksinya.
 Pencampuran dan koreksi slurry lebih mudah karena berupa larutan.
 Fluktuasi kadar air tidak berpengaruh pada proses.

2. Kerugian
 Proses basah baik digunakan hanya bila kadar air bahan bakunya cukup tinggi
 Pada waktu pembakaran memerlukan banyak panas, sehingga konsumsi bahan
bakar lebih banyak
 Kiln yang dipakai lebih panjang karena proses pengeringan yang terjadi dalam
kiln menggunakan 22 % panjang kiln.
Proses Pembuatan Semen – Proses Kering

Pada proses kering, bahan baku diolah atau dihancurkan dalam raw-mill dalam keadaan kering
dan halus. Selanjutnya hasil penggilingan (tepung halus) dengan kadar air 0.5 – 1% dikalsinasi
dalam rotary kiln. Proses ini menggunakan suhu panas 1500 – 1900kcal/kg klinker.
Proses Kering

1. Keuntungan
 Kiln (tanur) yang digunakan relatif pendek
 Kebutuhan panas lebih rendah, karena kandungan air yang rendah

2. Kerugian
 Rata-rata kapasitas kiln lebih besar
 Fluktuasi kadar air menganggu operasi, karena materail lengket di
inlet kiln
 Terjadi penebalan/penyempitan pada saluran pipa kiln.
Kiln Proses Basah Dan Proses Kering
Jenis / Tipe Semen Portland

ASTM C 150 (AASHTO M 85)

I Normal
II Moderate sulfate resistance
III High early strength
IV Low heat of hydration
V High sulfate resistance
Jenis / Tipe Semen Portland

Source: Mindess, Young, and Darwin, 2004


Penggunaan

1. Bahan bangunan :
• Mortar (campuran semen, kapur, pasir)
• Beton (campuran semen, pasir, kerikil)
• Beton bertulang (beton + besi)
2. Bahan bangunan setengah jadi
• Eternit (campuran asbes & semen)
• Tegel (campuran semen & pasir)
Dampak Proses Pembuatan Semen Terhadap Lingkungan

Emisi CO2

Pada proses pembuatan semen terjadi reaksi kimia pada klinker, yaitu ketika batugamping
(CaCO3) dipanaskan sehingga menghasilkan karbon dioksida (CO2) :
CaCO3 + panas  CaO + CO2
Semakin tinggi pertumbuhan industri semen di Indonesia, menyebabkan industri semen menjadi
salah satu penyumbang emisi gas karbon dioksida khususnya di Pulau Jawa.

Debu dan Suara

Debu yang dihasilkan oleh kegiatan industri semen terdiri dari debu yang dihasilkan pada waktu
pengadaan bahan baku, debu selama proses pembakaran, dan debu yang dihasilkan selama
pengangkutan bahan baku ke pabrik serta bahan jadi ke luar pabrik, termasuk pengantongannya.

Anda mungkin juga menyukai