Anda di halaman 1dari 81

Diskusi Pleno 19D

SKENARIO MINGGU IV
SKENARIO 4: BULLYING DI SEKOLAH

Aditia (10 tahun) putra tunggal dibawa ibunya ke dokter karena sering
menangis pulang sekolah diejek gendut oleh teman-temannya. Sejak lebih kurang satu
bulan yang lalu Aditia juga sering ngompol malam hari. Dari keterangan ibunya
Aditia belum bisa mandiri seperti mandi dan makan yang masih dibantu. Dirumah
sifatnya “egois”, sering memaksakan kehendak. Bila tidak dipenuhi, dia akan menangis,
sedangkan di sekolah banyak diam, tidak banyak teman, tidak berani maju kedepan
kelas serta sering di “bully”oleh temannya. Sejak kecil Aditia diasuh oleh nenek dan
pengasuh, kedua orang tua sibuk bekerja sampai sore.
Dari pemeriksaan terlihat seorang anak laki-laki yang lebih besar dari ukuran
usianya (overweight), sukar melakukan kontak mata, sifat infantile, dalam menjawab
pertanyaan selalu minta dukungan ibu, afek hipotim, terlihat banyak ansietas. Dokter
mengatakan pertumbuhan mental anak ibu tidak sesuai dengan usianya, mengalami
regresi. Ibu Aditia menanyakan apakah anak saya menderita sakit jiwa berat? Bisakah
disembuhkan dokter?
Pasien lain yang diperiksa selanjutnya terlihat sangat bersedih. Ia mengaku
tidak bisa tidur, tidak mau makan setelah mengetahui anak laki-lakinya meninggal
akibat intoksikasi putaw. Ketika sedang merasa sedih ia pun merasa mendengar suara
bisikan yang menyuruhnya mengakhiri hidup
Bagaimana saudara menjelaskan konflik kejiwaan yang dialami Aditia, keluarganya,
dan pasien yang sangat bersedih itu?
TERMINOLOGI
 Egois : Sikap mementingkan diri sendiri diatas
kepentingan orang lain tanpa batas .
 Infantil : Sifat kekanak-kanakan yang terjadi karena
terdapat hambatan pada kepribadian dan perkembangan emosi.
 Bully : Tindakan yang menggunakan
kekerasan,ancaman,atau paksaan untuk mengintimidasi seseorang
 Afek Hipotim : Afek adalah ekspresi eksternal dari
isi emosional saat itu (kesedihan dan kemurungan) dapat dilihat
melalui ekpresi wajah
 Ansietas : Gangguan kecemasan berupa
kecemasan,ketakutan yang tidak jelas, ditandai dengan rasa khawatir
disertai gejala somatik
 Regresi : Bentuk mekanisme pertahanan diri dengan
mundur dari perkembangan yang lebih tinggi ke rendah. Tingkah
laku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya.
 Intoksikasi Putaw : Penggunaan heroin melebihi dosisnya.
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS
MASALAH
Mengapa Aditia 10th sering ngompol malam hari?
 Enuresis nocturnal – normalnya usia 4 – 5 tahun, ada primer dan
sekunder
 Saraf yang mensarafi kandung kemih belum mensarafi secara
sempurna
 Penyebab Enuresis nocturna
Gangguan psikologi anak : Perasaan tertekan (kurang perhatian
ortu karena ortu sibuk bekerja)
Gangguan organik : ISK
 Toilet training yang terlalu keras : mengalami gangguan
 Toilet training : Usia 1 – 3 th disuruh untuk melatih menahan rasa
untuk buang air kecil sampai ke toilet
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
Adakah hubungan Aditia yang sering diejek temannya dengan
kejadian sering mengompol?
 Ada hubungannya
 Gangguan depresi / gangguan psikologi sehingga efek
terhadap si anak menjadi sering mengompol
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
Mengapa Aditia belum bisa mandiri seperti mandi dan makan
yang masih dibantu?
 Konflik yang dialami bila berlebihan dan berat derajatnya,
maka perkembangan kepribadian individu tidak akan optimal
karena ada hambatan akibat tertahannya sebagian energi
psikis sehingga terjadi pengurangan jumlah energi untuk fase
perkembangan berikutnya sehingga bila ada stressor berat ->
regresi
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
Mengapa Aditia belum bisa mandiri,egois dan memaksakan
kehendaknya serta menangis bila keinginannya tidak dipenuhi?
 Terjadi ketidakseimbangan antara id,ego,superego
 Superego : Komponen kepribadian yang menentukan mana
yang baik dan benar, hal-hal yang baik yang ditanamkan oleh
ortu, terbentuk pada usia 3 – 5 thn atau 6 thn.
 Id : Keinginan dari dalam diri
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
Mengapa sikap Aditia banyak diam disekolah? Dan bagaimana
hubungan antara Aditia yang sering dibully dengan dia yang
tidak berani maju kedepan saat sekolah?
 Gangguan pada fase kepribadian (latent period dimana pada
fase ini anak mulai terbentuk skills sosial, penghargaan, pede,
dan hubungan dengan orang lain.
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
Apakah ada hubungan Aditia yang diasuh oleh neneknya dengan
keadaannya yang sekarang?
 Usia 10 th usia sekolah : butuh peran asuhan ortu → perubahan
suasana lingkungan di rumah dengan sekolah → kondisi yg tidak
dijumpai dirumah → perlu peran ortu untuk mekanisme defensif
 Perlunya peran ortu untuk perkembangan kepribadian anak usia
sekolah (6-12 tahun)
 Perbedaan pola asuh nenek dengan yang diharapkan orangtua ->
terkait dengan kasih sayang ortu
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan Aditia?
 Overweight : WHO → laki laki : 56.434 kg
 Sifat infantile : kekanak-kanakan
 Sukar kontak mata : rasa percaya dirinya berkurang
 Afek hipotim : afek→ gambaran emosional sekarang/sesaat,
Hipotim → kemunduran/afek menyempit (suasana emosinya
terbatas/ekspresinya kurang)
 Ansietas : Gangguan kecemasan karena ketidakmampuan untuk
mengatasi masalah dan tidak adanya rasa aman, bisa karena
genetik, gangguan neurotransmitter, atau dari lingkungan
sosialnya sendiri.
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
Mengapa dokter menyatakan Aditia mengalami regresi mental ?
 Mekanisme defensif yang patologis akibat kurangnya peran orang
tua
 Tanda-tanda :
1. Afek hipotim → gangguan ekpresi karena overweight dan
diejek/bully
2. Ansietas
3. Sifat infantile
 Adanya mental disorder sehingga muncul gejala negatif berupa
regresi karena trauma yang dialami akibat tidak tercapainya
kebutuhan yang dia inginkan.
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
Apakah gangguan jiwa yang dialami Aditia dan apakah dapat
disembuhkan?
 Kemungkianan gangguan yang dihadapi Aditia :
 Retardasi mental → pertumbuhan mental yang terhambat tidak sesuai
dengan umurnya dan ditandai dengan kebiasaannya sering ngompol di
malam hari dan terjadi penurunan dalam perilaku adaptif
 Gangguan kepribadian → dependent personality disorder dimana
terjadi gangguan di fase anal (1 – 3th) dan fase latent period (6th –
pubertas)
 Terganggunya mekanisme defensif
 Bisa disembuhkan → dibantu psikiatri, dukungan orang tua, dan teman
yang dapat dipercaya untuk menceritakan keluh kesahnya
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
Bagaimana hubungan anaknya yang meninggal karena intoksikasi
putaw dengan kondisi pasien yang tidak bisa tidur?
 Insomnia → stres mendalam akibat kematian anaknya (orang
yang disayangi)
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
Mengapa pasien tersebut tidak bisa tidur,tidak mau makan,
setelah mengetahui anaknya meninggal?
 Gangguan depresi berat dengan gejala psikotik
mengakibatkan penurunan kadar serotonin dan dopamin
sehingga menyebabkan tidak mau makan dan bersedih.
 Disertai adanya halusinasi auditorik (bisikan supaya pasien
mengakhiri hidupnya)
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
Mengapa dia bisa mendengar suara bisikan yang menyuruhnya
untuk mengakhiri hidup?
 Halusinasi auditori → terganggunya persepsi sensori
seseorang, dimana tidak terdapat stimulus , individu merasa
ada yg menstimulus yang sebetulnya tidak ada, pada keadaan
ini pasien ini merasa ada suara-suara bising, mendengung
atau bahkan berupa kata-kata yang dianggapnya berasal dari
orang-orang yang dikasihinya,
SKEMA
LEARNING OBJECTIVE
 Mahasiswa mampu menjelaskan gangguan mental organik
 Mahasiswa mampu menjelaskan gangguan psikotik
 Mahasiswa mampu menjelaskan gangguan skizoafektif
 Mahasiswa mampu menjelaskan gangguan ansietas Mahasiswa
mampu menjelaskan gangguan psikotik akibat NAPZA
 Mahasiswa mampu menjelaskan psikoterapi
 Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme defensif
DELIRIUM
Delirium, suatu kondisi akut penurunan perhatian dan disfungsi kognitif,
merupakan sindrom klinis yang umum, mengancam hidup, dan dapat
dicegah.

kegagalan otak akut yang berhubungan dengan disfungsi otonom, disfungsi


motorik, dan kegagalan homeostasis kompleks dan multifaktorial,
EPIDEMIOLOGI
 Prevalensi delirium secara keseluruhan pada komunitas hanya

berkisar 1-2%, namun

 Meningkat seiring bertambahnya umur, hingga 14% pada

pasien berusia 85 tahun atau lebih.

 Dijumpai pada hingga 60% pasien rumah-rawat atau kondisi

perawatan pasca-akut, dan hingga 83% pasien pada akhir


hidupnya.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
PRINSIP DIAGNOSIS
Memerlukan 5 kriteria dari DSMV, yaitu:

1. Gangguan kesadaran (berupa penurunan kejernihan kesadaran


terhadap lingkungan) dengan penurunan ke - mampuan fokus,
mempertahankan atau mengubah perhatian.

2. Gangguan berkembang dalam periode singkat (biasanya


beberapa jam hingga hari) dan cenderung berfl uktuasi dalam
perjalanannya.
3. Perubahan kognitif (seperti defisit memori, disorientasi,
gangguan bahasa) atau perkembangan gangguan persepsi yang
tidak dapat dimasukkan ke dalam kondisi demensia.

4. Gangguan pada kriteria (a) dan (c) tidak disebabkan oleh


gangguanneurokognitif lain yang telah ada, terbentuk ataupun
sedang berkembang dan tidak timbul pada kondisi penurunan
tingkat kesadaran berat, seperti koma.
5. Temuan bukti dari riwayat, pemeriksaan fisik, atau
laboratorium yang mengindikasikan gangguan terjadi akibat
konsekuensi fisiologik langsung suatu kondisi medik umum,
intoksikasi atau penghentian substansi (seperti penyalahgunaan
obat atau pengobatan), pemaparan terhadap toksin, atau karena
etiologi multipel.
GANGGUAN PSIKOTIK
Gangguan yang ditandai dengan ketidakmampuan atau hendaya
berat dalam menilai realita, berupa sindroma (kumpulan gejala),
antara lain dimanifestasikan dengan adanya halusinasi dan
waham.
ETIOLOGI
Penyebab dari gangguan psikotik masih belum diketahui. Pasien
dengan gangguan personalitas seperti borderline, schizoid,
schyzotypal atau paranoid qualities dapat berkembang menjadi
gejala psikotik. Pada beberapa pasien psikotik juga memiliki
riwayat skizofrenia atau gangguan mood pada keluarga namun
hal ini belum dapat dipastikan
ETIOLOGI
a. Adanya faktor biologis yang mempengaruhi, antara lain
hiperaktivitas sistem dopaminergik dan faktor genetik.
b. Ciri kepribadian tertentu yang imatur, seperti ciri
kepribadian skizoid, paranoid, dependen.
c. Adanya stresor kehidupan.
PATOFISIOLOGI
Psikosis secara tradisional dikaitkan dengan dopamin
neurotransmitter. Secara khusus, hipotesisdopamin psikosis
telah berpengaruh dan menyatakan bahwa hasil psikosis dari
overactivity dari fungsi dopamin di otak, khususnya di jalur
mesolimbic.
GEJALA KLINIS
1.) Sulit berpikir/sulit berkonsentrasi
2.) Tidak dapat tidur, tidak mau makan
3.) Perasaan gelisah, tidak dapat tenang, ketakutan
4.) Bicara kacau yang tidak dapat dimengerti
5.) Mendengar suara orang yang tidak dapat didengar oleh orang lain
6.) Adanya pikiran aneh yang tidak sesuai realita
7.) Marah tanpa sebab yang jelas, kecurigaan yang berat, perilaku kacau,
perilaku kekerasan
8.) Menarik diri dari lingkungannya dan tidak merawat diri dengan baik
PRINSIP DIAGNOSIS
 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik diperlukan untuk menyingkirkan penyebab
organik dari psikotiknya (gangguan mental organik). Selain itu
pasien dengan gangguan psikotik juga sering terdapat gangguan
fisik yang menyertai karena perawatan diri yang kurang.
TATALAKSANA
a. Intervensi Psikososial
1) Informasi penting bagi pasien dan keluarga
2) Konseling pasien dan keluarga
TATALAKSANA
b. Farmakologi
 Obat antipsikotik: Haloperidol 2-3 x 2-5 mg/hari atau
Risperidon 2x 1-3 mg/hari atau Klorpromazin 2-3 x 100-
200 mg/hari.
 Intervensi sementara untuk gaduh gelisah dapat diberikan
injeksi intra muskular haloperidol kerja cepat (short acting) 5
mg, dapat diulangi dalam 30 menit - 1 jam
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF
 Belum ada data Prevalensi dan Insiden dari gangguan Skizoafektif
 Laki2 = wanita pada Skizoafektif subtipe bipolar
 Laki2 : wanita = 1 : 2 pada Skizoafektif subtipe depresi
ETIOLOGI
 Belum jelas. Seperti juga Skizofrenia, Skizoafektif
Kemungkinan akibat suatu gangguan perkembangan neuronal
 Faktor genetik : Terdapat peningkatan prevalensi gangguan
afektif pada keluarga dengan Skizoafektif dibanding dengan
Skizofrenia dan peningkatan prevalensi Skizofrenia pada
keluarga dengan skizoafektif dibanding dengan kelompok
gangguan afektif.
MANIFESTASI KLINIS
• Halusinasi, yang melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada.
• Delusi, yang salah, keyakinan tetap yang dipegang terlepas dari
bukti yang kontradiktif.
• Pikiran tidak terorganisir. Seseorang dapat beralih sangat cepat dari
satu topik ke topik lain atau memberikan jawaban yang sama sekali
tidak terkait.
• Suasana hati depresi. Jika seseorang telah didiagnosis dengan
gangguan jenis gangguan skizoafektif, mereka akan mengalami
perasaan sedih, hampa, perasaan tidak berharga atau gejala depresi
lainnya.
• Perilaku maniak. Jika seseorang telah didiagnosis dengan gangguan
skizoafektif: tipe bipolar mereka akan mengalami perasaan euforia,
pemikiran balap, peningkatan perilaku berisiko dan gejala mania
lainnya.
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF
Tipe-tipe gangguan skizoafektif :
1. Gangguan skizoafektif tipe manik
Afek harus meningkat secara menonjol atau ada
peningkatan afek yang tidak begitu menonjol dikombinasi
dengan iritabilitas / kegelisahan yang memuncak.
2. Gangguan skizoafektif tipe depresif
Afek depresi harus menonjol.
3. Gangguan afektif tipe campuran
Gejala skizofrenia & gejala afektif bipolar campuran berada
secara bersama-sama.
PEDOMAN DIAGNOSIS MENURUT PPDGJ III
• Diagnosis dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya Skizofrenia
dan Gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang
bersamaan, atau dalam beberapa hari yg satu sesudah yang lain
dalam 1 episode penyakit yg sama, namun episode penyakit tidak
memenuhi kriteria Skizofrenia maupun Gangguan Afektif episode
manik atau depresi.
• Tidak dapat digunakan pada pemeriksaan yg menampilkan gejala
Skizofrenia dan gangguan Afektif tetapi dalam episode penyakit
yang berbeda
• Beberapa pemeriksaan dapat mengalami episode Skizoafektif
berulang, baik berjenis manik maupun depresif atau campuran dari
keduanya
• Pemeriksaan lain mengalami satu atau dua episode Skizoafektif
terselip diantara episode manik atau depresif
MENURUT DSM IV –TR : DIAGNOSIS
SKIZOAFEKTIF
A. Suatu periode penyakit dimana pada suatu saat didapatkan episode
depresi major, manik atau campuran yang terdapat bersamaan dengan
adanya gejala Skizofrenia seperti Waham; Halusinasi, perilaku aneh atau
simptom negatif.
B. Pada periode penyakitnya, pada saat gejala-gejala depresi yang menonjol
mereda, sudah terdapat waham atau halusinasi paling sedikit 2 minggu
lamanya
C. Gejala-gejala episode afektif tampak pada sebagian besar bagian dari
periode aktif dan residual penyakitnya ( 15 – 30% )
D. Gangguan tidak disebabkan oleh penggunaan zat atau kondisi fisik
lainnya
Prognosa :
• Prognosa lebih buruk dari gangguan Afektif tapi lebih baik dari
gangguan Skizofrenia
TATALAKSANA
Antipsikotik tipikal :
• Chlorpromazine : 25, 100mg, 200-800 mg/hari oral, 25 mg/x
im
• Haloperidol : 0,5, 1,5, 5 mg,1,5-15 mg/hari oral, 50
mg/3minggu im
• Trifluoperazine : 1, 5 mg, 10 – 15 mg/hari oral
• Thioridazine : 50, 100 mg, 150 – 600 mg/hari oral
• Pimozide : 1, 4 mg, 1 – 4 mg/hari oral
Antipsikotik atipikal
• Clozapine : 25, 100 mg, 25 – 900 mghari oral
• Olanzapine : 5, 10 mg, 5 – 20 mg/hari oral,
• Quetiapine : 50, 100, 200, 300 mg, 150 -600 mg/hari oral
• Risperidon : 1, 2, 3 mg, 1 – 6 mg/hari oral
• Aripiprazol : 5, 10, 15 mg, 5 – 30 mg/oral, 9,75 mg/x im
Obat anti depresi
• Amitriptilin : tab 25 mg, 75 – 150 mg/hari
• Imipramin : tab 25 mg, 75 – 150 mg/hari
• Klomipramin : 25 mg, 75 – 150 mg/hari
• Maprotilin : 10,25, 50, 75 mg, 75 - 150 mg/hari
• Amoksapin : tab 100 mg, 200 – 300 mg/hari
• Mianserin : tab 10, 30 mg, 30 – 60 mg/hari
• Sertralin : 50 mg, 50 – 100 mg/hari
• Fluoksetin : 10 mg, 20 mg, 20 – 40 mg/hari
• Esitalopram : 10, 20 mg, 10 – 20 mg/hari
• Venlafaksin : 75 mg, 75 – 150 mg/hari
• Tianeptin : 25 mg, 25 – 75 mg/hari
Obat anti manik
• Mood stabilizer : Lithium Carbonat ( tab 200, 400 mg,
600 -900 mg/hari ); Carbamazepin ( tab 200mg, 400 – 600
mg/hari; Lamotrigin ( 50, 100 mg, 100 – 200 mg/hari);
Sodium valproat ( tab 250, 500 mg, 250 – 500 mg/hari.
• Antipsikotik : Aripiprazol; Olanzapine; Risperidon;
Quetiapine; Paliperidone; Haloperidol.
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
Prognosis
• Orang dengan gangguan skizoafektif memiliki kemungkinan lebih
besar untuk kembali ke tingkat fungsi mereka sebelumnya daripada
orang dengan gangguan psikotik lainnya. Tetapi pengobatan jangka
panjang sering dibutuhkan, dan hasilnya bervariasi dari orang ke
orang.
Komplikasi
Komplikasi mirip dengan skizofrenia dan gangguan mood utama. Ini
termasuk:
• Penggunaan obat
• Masalah setelah perawatan medis dan terapi
• Masalah karena perilaku manik (misalnya, pengeluaran sprees,
perilaku seksual yang berlebihan)
• Perilaku bunuh diri
Gangguan Cemas Menyeluruh
Perasaan khawatir (cemas yg berat & menyeluruh & menetap
(bertahan lama) & disertai
dengan gejala somatik (motorik & otonomik) yg menyebabkan
gangguan fungsi sosial dan /
fungsi pekerjaan atau perasaan nyeri hebat, perasaan tak enak.
EPIDEMIOLOGI DAN ETIOLOGI
 Angka prevalensi 3-8%
 Rasio perempuan : laki adalah 2:1
 Teori genetik
 Pasangan kembar monozigotik didapatkan angka 50%
 Pasangan kembar dizigotik didapatkan angka 15%
 Teori psikoanalitik
 Gejala dari konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan
GEJALA KLINIS
 Anxietas : bersifat berlebihan dan mempengaruhi aspek
kehiduoan penderita
 Ketegangan motorik : bergetar,kelelahan,dan sakit kepala
 Hiperaktivitas autonom : pernafasan
pendek,berkeringat,palpitasi,gangguan saluran cerna
 Kewaspadaan secara kognitif : iritabilitas
PRINSIP DIAGNOSIS
Menurut DSM IV-TR
 Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang timbul setiap
hari, sepanjang hari, terjadi selama sekurangnya 6 bulan.
 Penderita merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya
 Kecemasan atau kekhawatiran disertai 3 dari 6 gejala berikut:
 Kegelisahan
 Merasa mudah Lelah
 Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
 Iritabilitas
 Ketegangan otot
 Gangguan tidur
MENURUT DSM IV-TR

 Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada


gangguan aksis I,misalnya kecemasan atau ketakutan adalah
bukan tentang menderita suatu serangan panik,merasa malu
didepan umum,dan lain-lain
 Kecemasan,kekhawatiran,atau gejala fisik menyebabkan
penderitaan yang bermakna secara klinis,atau gangguan pada
fungsi sosial,pekerjaan, atau fungsi penting lain.
 Gangguan yang terjadi bukan karena efek fisiologis langsung
dari suatu zat atau kondisi medis umum
DIAGNOSIS MENURUT PPDGJ III
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut :
a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di
ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
b) Ketegangan motoric (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak
dapat santai) dan
c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat,
overaktivitas otonomik (berkeringat, jantung berdebar-debar,
sesak nafas, keluhan
kembung, pusing kepala, mulut kering)
TATALAKSANA DAN PROGNOSIS
Psikoterapi
Farmakoterapi :
 Benzodiazepine
 Buspiron
 SSRI
Prognosis
 -Sulit diramalkan
-Mungkin berlangsung selama hidup (kronik)
-25% pasien akan mengalami gangguan panik
GANGGUAN PSIKOTIK AKIBAT NAPZA( Narkotika, Psikotro
pika dan Zat Adiktif lainnya)

 adalah bahan/zat yang dapat mempengaruhi kondisi k


ejiwaan/psikologis seseorang (pikiran, perasaan dan p
erilakunya) serta dapat menimbulkan ketergantungan fi
sik dan psikologik.

 Narkotika : Menurut UU R.I. No. 22/1997 tentang Nark


otika: adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai mengh
ilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergant
ungan. Narkotika dibedakan dalam 3 golongan sebagai
berikut :
 Psikotropika : menurut UU.RI. No.5/1997
Psikotropika : adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika
dibedakan dalam 4 golongan sebagai berikut :
PSIKOTROPIKA

 Golongan I
 Hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan

 Tidak untuk Terapi

 Ketergantungan kuat

 Contoh : Ecstasy, MDMA, LSD.

 Golongan II
 Bisa Untuk therapi, tetapi pilihan terakhir

 Ketergantungan tinggi tetapi kurang dari gol I

 Contoh : Amfetamin, metil fenidat (Ritalin), metakualon.


PSIKOTROPIKA
Golongan III
 Sering untuk terapi

 Ketergantungan sedang

 Contoh : Fenobarbital, flunitrazepam.

Golongan IV
 Untuk terapi

 Ketergantungan ringan

 Contoh : Diazepam, klobazam, bromazepam.


3 GOLONGAN

Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari


NAPZA dapat digolongkan menjadi 3 golongan :
1. Golongan Depresan ( Downer ). Adalah jenis NAPZA yang b
erfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini mem
buat pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat tertid
ur bahkan tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda ( Morfin, Her
oin, Codein ), sedative ( penenang ), Hipnotik (obat tidur) dan
Tranquilizer (anti cemas ).
2. Golongan Stimulan ( Upper ). Adalah jenis NAPZA yang merangsa
ng fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini menb
uat pemakainnya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh: A
mphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.
3 GOLONGAN

3. Golongan Halusinogen.
Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi
yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali menci
ptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh persaa
n dapat terganggu. Contoh: Kanabis ( ganja ) dan LSD.
Di Aceh, ganja termasuk napza yang sering disalahgunakan,
selain karena tumbuhnya subur juga kandungan kanabisnya y
ang sangat tinggi. Hampir diatas 50% pasien di Rumah sakit ji
wa Aceh punya riwayat penggunaan ganja.
PENYALAHGUNAAN NAPZA

Di dalam masyarakat NAPZA yang sering disalahgunakan:


1. Opiada, terdapat 3 golongan besar :
a. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.
b. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.
c. Opioda sintetik : Metadon.

Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.


Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak
murni berwarna putih keabuan.
Kokain
Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mu
dah larut,nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepe
t, snow / salju.
Cara pemakaiannya : membagi setumpuk kokain menjadi beb
erapa bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca atau alas
yang permukaannya datar kemudian dihirup dengan menggu
nakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar be
rsama dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup a
kan beresiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagi
an dalam.
Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilang
an nafsu makan, menambah percaya diri, dan dapat menghila
ngkan rasa sakit dan lelah hingga gangguan psikotik
KANABIS
Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, gras,
bhang.
Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.
Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyeru
pai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok.
Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung m
erasa lebih santai, rasa gembira berlebihan ( euphoria ), serin
g berfantasi / menghayal, aktif berkomunikasi, selera makan ti
nggi, sensitive, kering pada mulut dan tenggorokan, halusinas
i, waktu terasa lamban ( 10 menit terasa 1 jam ) dan memicu
gangguan psikotik.
AMPHETAMINE
Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.
Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabu
an dan juga tablet.Cara penggunaan : dengan cara dihirup. S
edangkan yang berbentuk tablet diminum dengan air. Ada 2 je
nis Amphetamine :
a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine )
Nama jalanan : Inex, xtc.
Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
b. Metamphetamine ice, nama jalanan : SHABU, SS, ice.
Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium
foil dan asapnya dihisap atau dibakar dengan
menggunakan botol kaca yang dirancang khusus (boong).
LSD ( Lysergic Acid ),
termasuk dalam golongan halusinogen. Nama jalanan : acid,
trips, tabs, kertas.
Bentuk : biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kot
ak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna d
an gambar. Ada juga yang berbentuk pil dan kapsul.
Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, da
n bereaksi setelah 30 – 60 menit kemudian, menghilang setel
ah 8 – 12 jam.
Efek rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehing
ga timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan menyeramka
n dan lama – lama menjadikan penggunaanya paranoid dan c
emas berlebihan hingga psikotik.
SEDATIF / HIPNOTIK

Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnot


ika ( obat tidur ).
Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasuk
an lewat anus.
Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien ya
ng mengalami kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat
tidur.
SOLVENT / INHALASI
Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contoh
nya : Aerosol, Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry c
leaning, Uap bensin.
Biasanya digunakan dengan cara coba – coba oleh anak di b
awah umur, pada golongan yang kurang mampu.
Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi rin
gan, mual, muntah gangguan fungsi paru, jantung dan hati.
ALKOHOL
Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia
Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan u
mbi – umbian yang mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih d
ari 15 %, setelah itu dilakukan proses penyulingan sehingga d
ihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.
Nama jalanan : booze, drink.
Efek yang ditimbulkan : euphoria, penurunan kesadaran, gan
gguan fungsi hati, bahkan menimbulkan gangguan psikotik.
GEJALA KLINIS

 Gejala pada saat menggunakan napza:


 Apatis
 Tampak mengantuk
 Jalan sempoyongan
 Bicara cadel atau pelo

 Bila kelebihan dosis:


 Denyut nadi dan detak jantung lambat
 Kulit teraba dingin
 Nafas melambat
 Kejang
 Keluar busa dari mulut sampai meninggal
Gejala Putus Obat (Withdrawal)

 Mata dan hidung berair


 Mengantuk
 Mual-mual muntah hungga sakit perut
 Nyeri otot tulang hingga seluruh tubuh
 Takut air sehingga tidak mau mandi
 Depresi (stress)
 Kejang
 Menggigil
Pengaruh jangka panjang pengguna napza:

 Prestasi akademik menurun


 Kebanyakan badan menjadi kurus
 Penampilan tampak seperti orang sakit (pucat)
 Tidak peduli terhadap kebersihan diri dan kesehatan
 Gigi tidak terawat (gigi rapuh dan ompong)
 Tampak deretan bekas suntikan atau sayatan pada lengan atau bagi
an tubuh lain
 Anti sosial dan tidak peduli terhadap lingkungan
 Psikotik: - bicara kacau
- waham
- halusinasi
TATALAKSANA
 PENCEGAHAN PRIMER
 Deteksi dini resiko tinggi + intervensi

 PENCEGAHAN SEKUNDER
 Mengobati  tidak lagi memakai

 PENCEGAHAN TERSIER
 Rehabilitasi
PSIKOTERAPI
Menurut Lewis R. Wolberg (1977)
Psikoterapi adalah perawatan dengan menggunakan alat-alat
psikologik terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan
emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan
hubungan profesional dengan pasien, yang bertujuan :
(1) Menghilangkan, mengubah atau menurunkan gejala-gejala
yang ada.
(2) memperantarai perbaikan pola tingkah laku yang terganggu,
dan
(3) meningkatkan pertumbuhan serta mengembangkan
kepribadian yang positif.
Karakteristik umum dari semua
psikoterapi
 Berdasarkan hubungan interpersonal
 Menggunakan komunikasi verbal antara dua orang atau lebih
sebagai elemen penyembuhan
 Keahlian khusus pada bagian dari terapis dalam menggunakan
komunikasi dan hubungan dalam cara penyembuhan
 Berdasarkan struktur rasional atau konsep yang digunakan untuk
mengerti problem pasien
 Penggunaan prosedur dalam hubungan yang rasional
 Hubungan terstruktur
 Harapan perbaikan
TUJUAN DAN TEKNIK PSIKOTERAPI
Tujuan psikoterapi :
Perawatan akut (intervensi klinis dan stabilisasi)
Rehabilitasi (memperbaiki gangguan perilaku berat)
Pemeliharaan ( pencegahan keadaan memburuk jangka panjang)
Restrukturisasi (meningkatkan perubahan yang terus menerus pada
pasien)

Tehnik psikoterapi:
-Eksplorasi psikoanalisa, terapi berorientasi psikodinamik
-Direktif terapi kognitif, desensitisasi, terapi realitas, biofeedback, rasional
emotif.
-Eksperiensial terapi eksistensi, terapi seni, psikodrama, terapi berpusat
klien.
-Supportif sugestif, ventilasi, penjaminan (reassurance), advis, pujian.
PSIKOTERAPI EKSPLORASI
Tujuan :
1. Mengurangi kekakuan gaya defensif
2. Memperbaiki kemampuan mengintegrasikan pengertian
intelektual dengan wawasan emosional
3. Mengunkapkan dan melalui pengalaman traumatik masa lalu
yang menyakitkan
Peran terapis :
1. Penyusun kembali, menginterpretasikan
2. Merekonstruksi (menghubungkan data klinis yang berkaitan
dengan perkembangan awal
Psikoterapi direktif/arahan
Tujuan :
1. Perubahan perilaku maladaptif
2. Meningkatkan dan mengajarkan perilaku yang adaptif.
Peran terapis
Sebagai konsultan, guru, penasehat.
Tehnik :
1. Konfrontasi, meyakinkan kembali, saran, desensitisasi
2. Paparan sistematik, pembanjiran, pemodelan, pelatihan
relaksasi
Psikoterapi eksperensial
Tujuan :
1. Meningkatkan kesadaran akan pengalaman dalam
2. Memperbaiki kemampuan mengekspresikan emosi
3. Meningkatkan perasaan dapat dimengerti oleh orang lain
Peran terapis :
sebagai teman, non otoriter
Tehnik :
empati, merasakan pengalaman dengan pasien, konfrontasi,
Psikoterapi supportif
Tujuan :
1. Meningkatkan kesadaran realitas
2. Membantu mengembangkan ketrampilan penyesuaian dan
perilaku adaptif realitas
3. Memberikan dorongan dan asuhan
Peran terapis :
sebagai wali, guru yang mendukung
Tehnik :
1. Pernyataan penuh hormat, pujian, meyakinkan kembali.
2. Fungsi peminjaman ego, pendidikan
MEKANISME DEFENSIF
 Menurut Sigmund Freud, mekanisme pertahanan ego
bersumber dari alam bawah sadar yang digunakan ego untuk
mengurangi konflik antara dunia internal dengan realitas
eksternal.
 Proses tidak sadar yang melindungi individu dari kecemasan
pemutarbalikkan kenyataan.
Mekanisme Pertahanan yang Matur
 Sublimasi = efisiensi & kreatif ego, mengarahkan dorongan dalam diri ke bentuk
diterima masyarakat
 Kompensasi
 Supresi
 Humor
 Ascentisisme
 Antisipasi : rencana masa depan
 Altruisme : pelayanan yang bersifar berlebih-lebihan yang bersifat membangun
 Supresi
 Humor
 Ascentisisme
 Antisipasi : rencana masa depan
 Altruisme : pelayanan yang bersifar berlebih-lebihan yang bersifat membangun
Mekanisme Pertahanan yang Imatur
 Represi : Seorang terancam fikiran & memorinya dalam alam sadar  menekan ke
alam tak sadar.
 Proyeksi : Ego menolak mengakui dorongan instink yg tidak dapat diterima 
menyatakan bahwa berasal dari orang lain
 Introyeksi : Internalisasi semua kekeliruan dibawa ke dalam diri sendiri
 Pembentukan reaksi
 Undoing
 Rasionalisasi : substitusi untuk alasan baik
 Isolasi
 Intektualisasi
 Displacesment
 Denial : penyangkalan ego menolak yang sebenarnya betul
 Regresi : ego mundur
 Blocking
 Fantasi
 Acting out
 Konversi

Anda mungkin juga menyukai