Anda di halaman 1dari 42

RADANG PADA ORGAN REPRODUKSI

dr. Erni Nurrahmi S.P., SpOG

Page  1
PENDAHULUAN

 Terdapat hubungan antara dunia luar dengan rongga peritoneum melalui


vulva, vagina, uterus, dan tuba Fallopii
 Terdapat mekanisme pertahanan terhadap infeksi pada masing-masing
organ di traktus genitalis:
– Vulva: lebih resisten terhadap infeksi; tertutup oleh labia mayora dan minora
– Vagina: epitel cukup tebal, glikogen, laktobasilus Doderlein (membuat asam
laktat  pH vagina 4 – 4,5)
– Serviks: kelenjar-kelenjar yg mengeluarkan lendir yg alkalis & mengental di
bagian bawah kanalis servikalis  kuman sukar masuk
– Endometrium: meluruh saat haid
– Tuba Falloppii: getaran rambut getar mukosa tuba  arus ke arah uterus

Page  2
 Cara masuknya kuman:
– Sanggama  penyakit menular seksual
– Trauma pada vulva dan vagina
– Benda asing
– Pemeriksaan menggunakan alat-alat yang tidak terdesinfeksi/tidak steril
– Keadaan umum yang buruk
– Menjalar dari organ sekitarnya, cth: appendisitis akut
– Penyebaran hematogen, cth: tuberkulosis
 Salah satu gejala infeksi genitalia: fluor albus/leukorea/keputihan

Page  3
FLUOR ALBUS

 Definisi: cairan yang keluar dari genitalia yang bukan darah.


 Fisiologis:
– jernih, tidak gatal, tidak berbau.
– Disebabkan oleh transudat vaginal, sekret dari leher rahim, kelenjar Bartholin
dan Kelenjar skene.
– Dapat ditemukan pada: bayi baru lahir s.d. umur 10 hari, sekitar menarke, pd
kondisi terangsang, di sekitar ovulasi
 Patologis, etiologi:
– Corpus alienum
– Infeksi bakteri : G. Vaginalis, N.Gonorrhoeae, Chlamydia, M.Hominis, dll.
– Infeksi virus : DNA virus.
– neoplasma

Page  4
PERADANGAN PADA VULVA

 Vulva: mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum dg


ostium uretra eksternum, kelenjar Bartholin, kelenjar parauretra
 Vulvitis (radang vulva) : vulva membengkak, merah, nyeri, dapat disertai
gatal
 3 golongan vulvitis:
– Bersifat lokal: infeksi pada kulit, infeksi pada ostium uretra eksternum, kelenjar
parauretra, dan infeksi pada kelenjar Bartholin (Bartholinitis).
– Timbul bersama-sama/akibat vaginitis
– Merupakan permulaan/manifestasi penyakit umum: penyakit menular seksual,
tuberkulosis, infeksi virus, dan pada diabetes mellitus.

Page  5
…peradangan pada vulva

Gejala : Etiologi :
– Disuria. – Higiene yang kurang.

– Lekore dengan pruritus – Gonokokus


vulva. – Candida albicans.
– Gangguan sanggama. – Trichomonas
– Eritema pada labia and – Oxyuris
introitus vagina
– Diabetes.
– Sekunder terhadap lekore
dan fistel traktus genital.
Terapi: sesuai penyebab
Page  6
Page  7 7
…peradangan pada vulva

Kista Bartholin
Asal kelenjar Bartholin
Proses akibat radang
Isi cairan

Page  8
VAGINITIS
A. Bakterial Vaginosis
 Disebut nonspesific vaginitis atau Gardnerella vaginitis.
 Suatu perubahan flora bakteri vagina normal: pertumbuhan
abnormal Gardnerella vaginalis, Ureaplasma urealyticum,
Mobiluncus sp, Mycoplasma hominis, dan Prevotella sp
 Terdapat penurunan/hilangnya laktobasilus Doderlein
Diagnosis:
 Cairan vagina berbau.
 pH sekret lebih dari 4.5
 Peningkatan jumlah sel pada sekret vagina, terdapat Clue
cell
 Penambahan KOH ke sekret vagina menimbulkan bau
amis (Whiff Test)

Page  9 9
Clue Cell

Page  10
Terapi :
 Metronidazole: 500 mg 2x1 /hari p.o.
 7 hari atau 2 g dosis tunggal p.o.
 Metronidazole Gel 0,75%, 5 g intravaginal 1x1 /hari 
5 hari.
 Klindamisin cream 2%, 5 g intravaginal sebelum tidur
 5 hari.
 Klindamisin, 300 mg per oral dua kali sehari untuk 7
hari.

Page  11 11
B.Trichomonas Vaginitis
PMS, Trichomonas Vaginalis
Sering ditemukan bersama bakterial vaginosis
 Diagnosis :
– Faktor kekebalan dan ukuran Inoculum mempengaruhi
penampilan gejala.
– Sekret vagina purulen, berbau, dapat disertai pruritus.
– Eritema vagina dan macula colpitis (strawberry cervix).
– Ph vagina  > 5.0.
– Peningkatan leukosit dan motilitas trichomonas pada
sekret secara mikroskopis.
– Whiff test dapat positif.

Page  12 12
Terapi :

 Metronidazole 2 g dosis tunggal p.o atau 2x500 mg p.o  7


hari.
 Partner seksual juga harus diobati.
 Wanita yang tidak berespon terhadap terapi inisial harus
diobati lagi dengan metronidazole 500 mg, 2x sehari selama 7
hari.
 Bila tetap tidak ada perbaikan terapi harus diikuti dengan 2 g
dosis tunggal metronidazole selama 3-5 hari.
 Bila tidak juga menunjukan perbaikan maka harus dikonsulkan
pada tenaga ahli.

Page  13 13
C.Vulvovaginal Candidiasis.
 Selama hidup, 75 % wanita pernah sekali terpapar VVC dan
45 % terpapar 2 x atau lebih
 Disebabkan oleh Candida albicans, 85 – 90 %
 Faktor Predisposisi :
1. Penggunaan antibiotik
2. Kehamilan
3. Diabetes.

Diagnosis :
 Gejala : 1. Pruritus vulva
2. Keluar sekret Vagina kental spt susu basi

Page  14 14
-Tanda: 1. Sekret bervariasi dari encer jernih
sampai kental/pekat.
2. Vaginal soreness
3. Dispareunia
4. Vulvar Burning
5. Irritasi

- Laboratorium :
1. Whiff tes negatif
2. Elemen fungal
3. Preparasi saline normal.
4. pH vagina biasanya normal

Page  15 15
Terapi :
1. Derivat azole topikal
2. Nystatin topikal
3. Fluconazole 150 mg, dosis tunggal

Page  16 16
Page  17 17
Page  18 18
Page  19
Ringkasan Karakteristik Vaginitis
Kategori Fisiologis Bakterial Kandidiasis Trikomonas Bakteri
(normal) Vaginosis Vaginitis (streptokokus,
stafilokokus, E.
coli

Keluhan Tidak ada Berbau, terutama Gatal, rasa Keputihan Keputihan yang
utama setelah terbakar, berbuih, berbau, encer dan tipis,
sanggama keputihan disuria, gatal, gatal
spotting
Cairan Putih, Tipis, kelabu atau Keputihan Kuning kehijauan, Purulen
Keputihan jernih putih, lengket, warna putih berbuih, lengket,
seringkali banyak seperti susu banyak
basi
Whiff Test negatif Positif (bau amis) negatif Bisa positif Negatif

pH vagina 3,8-4,2 >4,5 <4,5 >4,5 >4,5

Tamuan - Clue cells, sedikit Hifa dan Tampak parasit Banyak leukosit
miskrosko peningkatan buds pd trikomonas yg
pik leukosit, pemeriksaan bergerak pd
kelompokan dg KOH 10% sediaan basah
bakteri (seidaan
Page  20
basah)
RADANG PADA GENITALIA
INTERNA

Page  21
SERVISITIS

•Serviks mempunyai 2 jenis epitel


- Epitel skuamousa.
- Epitel glandular.
•Penyebab inflamasi serviks tergantung dari epitel yang
terkena
•Trichomonas, Candida, and Herpes Simplex virus 
inflamasi ektoserviks.
•N. GO dan C. Trachomatis
 epitel glandular  endocervicitis mukopurulen.

Page  22 22
Diagnosis :

 Sekret endoserviks purulen, biasanya


kuning kehijauan.
 Erotio portionis.
 Vaginitis atau vulvitis sekunder.
 Nabothi ovula pada kasus kronis.

Etiologi :
 Infeksi Gonokokus.
 Benda dalam intrauterin.

Page  23 23
Ulkus Portio :

 Ulkus Carsinomatosum.
 Ulkus Syphiliticum.
 Ulkus Tuberculosum.

Terapi :
 Antibiotika untuk terapi uncomplicated lower
genital tract infection.

Page  24 24
Page  25 25
Page  26 26
Pelvic Inflammatory Disease (PID)

 PID adalah infeksi pada saluran reproduksi atas. Dapat


melibatkan endometrium, tuba Fallopii, ovarium,
miometrium, parametrium, dan peritoneum pelvis
 PID disebabkan oleh mikro organisme pada endoserviks
yang naik ke endometrium dan tuba fallopi secara
hematogen, limfogen, atau secara langsung.
 Kebanyakan kasus disebabkan PMS
 Neiserria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis
serta H. influenza (jarang)

Page  27 27
Diagnosis :

Berdasarkan gejala-gejala :
 Nyeri pinggang
 Cervical motion
 Adnexal tenderness
 Demam
Terapi :
Antibiotika spektrum luas.

Page  28 28
 ENDOMETRITIS AKUT
Terutama post partum atau post abortum.
Gejala :
 Demam.
 Lochia berbau : Terkadang purulen .
 Lochia lama berdarah  Metrorrhagi.
 Nyeri, bila radang menjalar ke parametrium dan
perimetrium.

Terapi :
 Uterotonika.
 Bed rest dengan posisi Fowler.
 Antibiotika.
 Kuret bila diperlukan.

Page  29
 ENDOMETRITIS KRONIS

Gejala :
 Fluor albus yang keluar dari ostium.
 Metrorrhagia or menorrhagia.

Terapi :
 Kuretase.

 MYOMETRITIS
Biasanya merupakan lanjutan dari endometritis,
 Gejala dan terapinya = endometritis. 
Diagnosis  PA.

Page  30 30
 SALPINGITIS AKUT
Paling sering disebabkan oleh N. Gonorrhoea.
Gejala :
Nyeri abdomen bawah dan pelvis  bilateral.
Sekret purulen.
Nausea, vomitus, headache.
Kadang disertai demam.

Symptom :
Nyeri abdomen  Kuadran bawah
Distensi abdomen bila ada peritonitis pelvis
Cervical motion tenderness.

Page  31 31
Laboratorium :
 Leukositosis.
 Cairan peritoneum yang keruh pada
kuldocentesis.
 Mikroskopis ditemukan bakteri and
leukosit.

DD /
 Apendisitis akut.
 Kehamilan ektopik.
 Ruptur kista lutein pada corpus.
 Diverticulitis.

Page  32 32
 Torsi massa adneksa.
 Leiomioma.
 Endometriosis.
 Infeksi traktus urinaria.

Komplikasi :
 Peritonitis pelvis
 Ileus paralitik.
 Selulitis pelvis dengan trombophlebitis.
 Abses tuba, tuboovarial, atau cavum Douglas.

Pencegahan :
 Deteksi dini dan pemberantasan PMS.

Page  33 33
Page  34 34
Terapi :
A. Kasus rekuren
Terapi seperti pada salphyngitis akut.
B. Kasus kronis
Antibiotika :
- Tetracycline, Ampicillin,
- Sefalosporin 4x500 mg sehari p.o
 3 minggu
Analgesik : Acetaminophen atau aspirin.

Page  35 35
PARAMETRITIS (SELULITIS PELVIS)

 Radang jaringan longgar di dalam ligamentum latum


 Biasanya unilateral

Etiologi :
Dari endometritis (percontinuatum, limfogen, hematogen)
Robekan serviks
Perforasi uterus oleh alat-alat

Page  36 36
Gejala :
 Febris tinggi
 Nyeri unilateral
Diagnosis :
 Infiltrat pada rektal toucher
 Uterus terdesak ke sisi yang sehat
Penyulit :
 Eksaserbasi akut
 Trombophlebitis
 Abses dalam parametrium

Page  37 37
DD /
Adneksitis

Terapi :
Antibiotika-resoptif

Page  38 38
TUBERKULOSIS PELVIS
- Tuba (90%)
- Endometrium (70%).

Diagnosis :
 Infertilitas.
 TB paru aktif atau dalam penyembuhan.
 HSG, Histeroskopi atau laparoskopi.
 Bakteri M. TBC ditemukan pada cairan menstruasi
atau biopsi spesimen.
Laboratorium :
 Ditemukan bakteri dari kuretase atau biopsi dengan
preparat langsung atau kultur

Page  39 39
Radiologi :
 Foto Thorax.
 HSG.
Komplikasi :
Differential diagnosis :  Infertilitas.
 Schistosomiasis.  Peritonitis
 Enterobiasis. tuberkulosa
 Carcinoma. generalisata
 Infeksi fungal.

Page  40 40
Terapi :
A. Medikamentosa.
= Terapi TBC

B. Operatif
Sebelum tindakan operasi pasien harus diberi antimikroba
selama 12 – 18 bulan.

Indikasi terapi operatif :


1. Terapi medikamentosa gagal.
2. Resisten atau rekuren
3. Ganggguan menstruasi yang menetap.
4. Fistel.

Page  41 41
TERIMA KASIH

Page  42

Anda mungkin juga menyukai