Anda di halaman 1dari 18

ANEMIA

POLTEKKES KEMENKES KENDARI


17 OKTOBER 2019
DEFINISI
• Anemia (dalam bahasa Yunani:Tanpa darah) adalah
keadaan saat jumlah sel darah merah atau hemoglobin
(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah
berada dibawah normal.
• Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari,
seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak
adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah, yang mengakibatkan
penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan
ada banyak tipe anemia dengan beragam
penyebabnya. (Marilyn E. Doenges, Jakarta, 1999).
Nilai Hb normal

Pria : 13.8 – 17.2 gram/dl


Wanita : 12.1 – 15.1 gram/dl

Nilai Hb anemia

Pria : <13.8 – 17.2 gram/dl


Wanita : <12.1 – 15.1 gram/dl
(WHO 2008)
Klasifikasi
Anemia defisiensi besi (62,3%)
Anemia jenis ini berbentuk normositik dan hipokromik disebabkan oleh kurang gizi
(malnutrisi), kurang gizi dalam diet, malasorpsi, kehilangan darah yang banyak
(persalinan yang lalu, haid, dll).

Anemia megaloblastik (29,0%)


Anemia ini berbentuk makrositik, penyebabnya adalah kekurangan asam folik dan
kekurangan vitamin B12 tetapi jarang terjadi.
Anemia hipoblastik
Anemia jenis ini disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel-sel
darah merah baru. Untuk itu diperlukan pemeriksaan:
Darah tepi lengkap.
Pemeriksaan fungsi sterna
Pemeriksaan retukolosit
Anemia hemolitik (0,7%)
Anemia jenis ini disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah merah yang
lebih cepat dari pembuatannya.
Etiologi
hemolysis (eritrosit mudah pecah)
pendarahan
penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
defisiensi nutrient (nutrisional anemia) meliputi
defisiensi besi, folic acid, piridoksin, vitamin c dan
copper
• Menurut Menurut badan BPOM (2011). Penyebab anemia
yaitu:
• Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi,
vitamin B12, asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
• Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang
menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat
besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki
cukup persediaan zat besi.
• Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena
janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
• Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan pendarahan
terus-menerus dari saluran pencernaan seperti gastritis dan
radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.
• Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan
pendarahan lambung (aspirin, anti inflamasi, dll). Obat lainnya
dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan
vitamin (antasida, pil KB, antiarthiritis, dll).
• Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung
(gastrektomi). Ini dapat menyebabkan anemia karena tubuh
kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
• Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit
ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan
penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena
mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
• Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing
tambang, malaria atau disentri yang menyebabkan kekurangan
darah yang parah.
• Patofisiologi
• Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan
sel merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (mis.berkurangnya
eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi
tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah
dapat hilang melalui pendarahan atau hemolysis (destruksi).
• Lisis sel darah merah (disolusi), terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
sistem retikuloensotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping
proses ini, bilirubin, yang terbentuk dalam fagosit, akan memasuki aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolysis) segera direflesikan
dengan peningkatan bilirubin plasma. (kosentrasi normalnya 1 mg/dl atau
kurang, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada skleea).
• Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak
mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar: 1. Hitung retikulosit dalam
sirkulasi darah, 2. Derajat poliferasi sel darah merah muda dalam sumsum
tulang dan cara pemasangannya, seperti terlihat dalam biopsy. Dan ada
tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
• Manifestasi Klinis • Dispneu dan orthopnea
• Keadaan umum: • Kardiovaskuler
• Pucat, keletihan berat, kelemahan, nyeri • Takikardia, palpitasi, mur-mur, angina,
kepala, demam, dipnea, vertigo, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung.
sensitive terhadap dingin, BB menurun.
• Gastrointestinal
• Kulit
• Anoreksia dan menoregia, menurunya
• Pugat jaundice (anemia hemolitik), kulit vertilasi, hematuria.
kering, kuku rapuh, clubbing.
• Muskuloskletal
• Mata
• Nyeri pinggang, sendi dan tenderness
• Penglihatan kabur, jaundice sclera, dan sternal.
pendarahan retina.
• Sistem persyarafan
• Telinga
• Nyeri kepala, binggung, neurupatu
• Vertigo, tinnitus perifer, parastesia, mental depresi,
cemas, kesulitan koping.
• Mulut

• Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis.
• Paru-paru
• Pemeriksaan Penunjang
• Pada pemeriksaan laboratorium ditemui:
• Jumlah Hb lebih rendah dari normal (12-14 g/dl)
• Kadar Ht menurun (normal 37%-41%)
• Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik)
• Terlihat retikulositesis dan sferositosis pada apusan darah tepi.
• Terdapat pantsitopenias, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada
anemia aplastic)
• Jumlah darah lengkap (LDL): hemoglobin dan hemaklorit menurun.
• Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik), MCV
(molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin kospukular
rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB),
peningkatan (AP), pansitopenia (aplastic).
Penatalaksanaan
• Tindakan umum:
• Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang.
• Transpalasi sel darah merah.
• Antibiotic diberikan untuk mencegah infeksi.
• Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah
merah.
• Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen.
• Obati penyebab pendarahan abnormal bila ada.
• Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau
PROSES KEPERAWTAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses
keperawatan secara menyeluruh (Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1) Aktivitas / istirahat
Keletihan, kelemahan, malaise umum.Kehilangan produkifitas,
penurunan semangat untuk bekerja Toleransi terhadap latihan
rendah.Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
2) Sirkulasi Riwayat kehilangan darah kronis,Riwayat endokarditis
infektif kronis, palpitasi
3) Integritas ego
Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pemilihan
pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah
4) Eliminasi
ginjal, Hematemesi, Diare atau konstipasi
5) Makanan/cairan
Nafsu makan menurun, mual/muntah, berat badan
menurun.
6) Nyeri/ kenyamanan
Lokasi nyeri terutama didaerah abdomen dan kepala
7) Pernapasan
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas
8) Seksualitas
Perubahan menstruasi misalnya menoragia, amenore .
Menurunnya fungsi seksual
Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari


masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data
yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994).

• Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan


suplai oksigen/nutrisi ke sel.
Ditandai dengan :Palpitasi : kulit pucat, membrane mukosa kering,
kuku dan rambut rapuh, perubahan tekanan darah
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
kegagalan untuk mencerna, absorbsi makanan
Ditandai dengan : Penurunan berat badan normal, penurunan
turgor kulit, perubahan mukosa mulut, nafsu makan menurun,
mual, kehilangan tonus otot
Intervensi//Perencanaan

Diagnosa Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan


penurunan suplai oksigen/nutrisi ke sel.
- Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, membrane mukosa, dasar
kuku
- Beri posisi semi fowler
- Kaji nyeri dan adanya palpitasi
- Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh pasien
- Hindari penggunaan penghangat atau air panas
Kolaborasi
- Monitor pemeriksaan laboratorium misalnya Hb/Ht dan jumlah
sel darah merah
- Berikan sel darah merah darah lengkap
- Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi
• Diagnosa Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan penurunan jumlah makanan, perubahan
proses pencernaan, efek samping penggunaan obat
- Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai
- Observasi dan catat masukan makanan pasien
- Timbang berat badan tiap hari
- Berikan makanan sedikit dan frekuensi yang sering
- Observasi mual, muntah
- Bantu dan berikan hygiene mulut yang baik
Kolaborasi
- Konsul pada ahli gizi
- Berikan obat sesuai dengan indikasi misalnya vitamin dan
mineral suplemen
- Berikan suplemen nutrisi
Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28)

Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :


1) Infeksi tidak terjadi.
2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
4) Peningkatan perfusi jaringan.
5) Dapat mempertahankan integritas kulit.
6) Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
7) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic
dan rencana pengobatan.
MAKASIH
NAH
GUYS

Anda mungkin juga menyukai