Anda di halaman 1dari 33

Makassar, 16 agustus 2017

KELAINAN GE-INTESTINE
DIARE
DEFINISI
buang air besar dengan konsistensi tinja yang
lembek biasanya disertai dengan peningkatan
frekuensi dan apabila diukur berat feses lebih
dari 200g perhari.

AKUT •kurang dari 14 hari,


PERSISTEN • antara 14-28 hari
KRONIK • lebih dari 4 minggu
DISENTRI • BAB ada darah + lendir
EPIDEMIOLOGI

 Insiden diare di Indonesia 3,5 %


 Insiden diare pada kelompok usia balita di
Indonesia adalah 10,2 persen.
 Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi
adalah Aceh, Papua, DKI Jakarta, Sulawesi
Selatan, dan Banten.
 Dunia 2.5 juta kematian setiap tahun akibat
diare (dunia)
 USA 48 juta kasus diare per tahun  128 000
rawat inap dan 3000 kematian

RISKERDAS 2013
PATOFISIOLOGI DIARE

 Osmolaritas intra-Iuminal yang meninggi  diare


osmotik
 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi  diare
sekretorik;
 Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak
 Defek sistem pertukaran anion / transport elektrolit
aktif di enterosit;
 Motilitas dan waktu transit usus abnormal:
 Gangguan perrneabilitas usus;
 lnflamasi dinding usus  diare inflamatorik;
 lnfeksi dinding usus
DIARE OSMOTIK DIARE SEKRETORIK
• Meningkatnya tekanan • Meningkatnya sekresi air
osmotik intralumen usus dan elektrolit &menurunnya
halus absorpsi.
• Etiologi : obat-obat, zat • Volume tinja >>>
kimia hiperosmotik • Tidak berhenti dengan
MgSO4,Mg(OH)2, puasa makan minum.
malabsorpsi & defek
• Penyebab: infeksi Vibrio
absorpsi mukosa usus misal
cholerae.atau Escherichia
malabsorpsi
coli, reseksi ileum & efek
glukosa/galaktosa.
obat Iaksatif dioctyl sodium
sulfosuksinat.
Penyebab Diare

Infeksi Non Infeksi

• Bacterial • Efek samping obat


• Viral • Akibat penyakit
• Parasit sistemik
• Akibat penyakit
Gastroenterologi
lain
DIARE AKUT INFEKSI

 Dibagi menjadi : :
 Noninflamasi (>> viral, lebih ringan )
 Inflamasi (>> invasif atau toksin bakterial, lebih
berat)
 Sering akibat virus .
 Infeksi bakteri sering pada diare traveler,
keracunan makanan, ada penyakit penyerta
 Penyebab bakterial paling sering : Salmonella,
Campylobacter, Shigella, and Shiga toxin–
producing Escherichia coli (enterohemorrhagic E.
coli).
Etiology of Infectious
Diarrhea
DIARE NON INFLAMASI VS INFLAMASI

NON INFLAMASI INFLAMASI


Lebih ringan Lebih berat
BAB disertai darah, watery stool BAB ada darah, nyeri perut hebat, dan
(sekretorik), tanpa nyeri perut, afebril demam
PF : meningkatkan sekresi usus tanpa Merusak integritas mukosa invasi
merusak mukosa dan merusak jaringan
Feses rutin : darah occult(-), leukosit (-) Feses rutin : Leukosit (+), darah
occult(+)
Penyebab : rotavirus, norovirus, Invasif patogen : Campylobacter jejuni,
Staphylococcus aerius, Bacillus cereus, Shigella spesies, Salmonella spesies,
Clostridium perfringens, Clostridium difficile, Shiga-toxin
Cryptosporidium parvum, Giardia producing Escherechia Coli (STEC), &
lambia Entamoeba histolytica
Terapi suportif Kadang perlu antibiotik
PATOGENESIS

FAKTOR KAUSAL FAKTOR HOST


 Jumlah kuman  Usia
 Kemampuan menempel  Personal hygiene
mukosa GI  Flora normal saluran cerna
 Kemampuan membentuk  Keasaman lambung
koloni
 Motilitas saluran cerna
 Kemampuan memproduksi
 Status imun host
toksin (enterotoksin,
sitotoksin,& neurotoksin)
GEJALA DAN TANDA

 Mual, muntah
 BAB encer >3x per 24 jam
 Inflamasi  darah(+), lendir (+), nyeri perut
hebat, tenesmus (+), febris(+)
 Non Inflamasi  bersifat sekretorik (>1 lt),
bisa syok hipovolemik, febris (-/+), nyeri perut
(-), lendir(-),darah(-)
Anamnesis & pemfis
Anamnesis Pemfis

 Sesuai kemungkinan  Tanda dehidrasi pada


penyebab dewasa: Nadi >90x/menit,
 Riwayat kontak dg sumber hipotensi postural, lidah
kontaminasi kering, mata cekung,
 Riwayat perjalanan, aktivitas penurunan turgor kulit.
spt berenang,
 Bising usus
 Riwayat keluarga yg
mengalami gejala serupa,  Nyeri tekan abdomen
 Riwayat seksual  Distensi abdomen
 Riwayat penyakit dahulu
(HIV, DM,Cancer)
Hubungan Gejala diare dg etiologi

Klinis Shigella Salmonella Campyloba Vibrio Cyclospora Cryptospori Giardia E. C. E.Coli


cter dium Hystolitica difficile (shiga
toksin)
Nyeri perut +/- +/- +/- + +

demam +/- +/- +/- + + jarang

Mual + + +/- + + + +/- +


muntah
Heme di +/- +/- +/- +/- +
feces
Feces + + + +/- +/- +
berdarah
MAKANAN SUMBER PATOGEN
PATOGEN SUMBER
Salmonella (non typhoid) Telur, daging, produk susu
Shigella 20% makanan, kontak antar manusia
Campylobacter jejuni unggas
Staphylococcus aerius, Bacillis cereus Keracunan makanan, diare sekretorik 6 jam
setelah makan
Clostridium perfringens Keracunan makanan, diare sekretorik 8-24 jam
setelah makan
Vibrio cholerae 01 , 0139 Kerang, makanan mentah (sushi)
Eschericia coli 0157 H7 (EHEC) Daging setengah matang, wisatawan
ETEC, EAEC wisatawan
Clostridium difficile Tx AB 2 bulan terakhir
Criptosporidium, microsporidia, isospora belii HIV, wisatawan

Cyclospora,Giardia, E histolytica Wisatawan, kontak seksual


KOMPLIKASI

 Sindrom Hemolitik Uremik


 Purpura trombositopenik trombotik
 Sindroma Reiter
 Demam Enterik
 Dehidrasi sampai syok
DEHIDRASI

 Diare berat dan asupan oral terbatas karena


nausea dan rnuntah, terutama pada anak
kecil & lanjut usia.
 Manifestasi : rasa haus yang meningkat,
BAK berkurang dengan warna urine gelap,
tidak ma mpu berkeringat dan hipotensi
ortostatik.
 Bisa terjadi AKI, gangguan kesadaran
 Dehidrasi Ringan (hilang cairan 2-5% BB):
gambaran klinis nya turgor kurang, suara serak,
(vox cholerica) , pasien belum jatuh dalam
presyok.
 Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-3% BB): turgor
buruk, suara serak, pasien jatuh dalam presyok
atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam.
 Dehidrasi berat (hilang cairan 3-10% BB): tanda
dehidrasi sedang -ditambah kesadaran menurun
(apatis sampai koma), otot-otot kaku, sianosis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Darah: Darah perifer lengkap, Ureum,


Kreatinin, Elektrolit (Na+, K+, Cl-). Analisis
Gas Darah, Pemeriksaan toksin (C. Difiicile),
antigen (E. Hystolitica), BJ plasma
 Feses: analisis feses (rutin: lekosit, telur
cacing) Pemeriksan parasit: amoeba, hifa.
Pemeriksaan kultur).
 Foto polos abdomen
DIAGNOSIS BANDING
DEMAM (+) DARAH(+) DEMAM(-) DARAH(-)
 M.o invasif t.u pada kolon  tinja banyak air,nausea, vomitus,
 Darah(+), frekuensi sering, vol >> traveler diare (85%),tinja
sedikit, diawali dg diare berair seperti cucian berasKolera.
 Shigella spp (disentri basiler,  Patogen non invasif: 1. ETEC
shigellosis),
Compylobacterjejuni, Salmonella (traveler diare) 2.Giardia lamblia,
spp, Aeromonas hydrophila. 3. Rotayirus. virus Norwalk, 4.
V.parahoemolyticus, Eksotoksin dari S.aureus, Bacillus
Plesiomonas shigelloides. cereus, Clostridium perfringens,
Yersinio.
5.Lain2 : V.parahaemolyticus ,
 Diagnosis: 1. Sulit dibedakan dg V.cholera, logam berat , jamur,
penyakit usus inflamatori non
infeksi,2. Banyak leukosit di tinja kriptosporidium.
(patogen invasif) 3. kultur tinja  Diagnosis:leukosit dalam tinja(-),
Salmonella, Shigella,
Compylobacter, Yersinia, 4.Darah kultur tinja, tes ETEC,
tebal untuk malaria pemeriksaan parasit (tinja segar)
PENATALAKSANAAN

 Rehidrasi cairan,
 Pengaturan asupan makanan,
 Pemberian terapi simtomatik,
 Pemberian terapi definitif.“
REHIDRASI CAIRAN

Tentukan deajat dehidrasi


Derajat dehidrasi dapat ditentukan berdasarkan;
 Keadaan klinis: ringan, sedang dan berat
 Beratlenis Plasma: Pada dehidrasi BJ plasma me-
ningkat
1. Dehidrasi berat: BJ plasma 1,032-1,040
2. Dehidrasi sedang: BJ plasma 1,028 -1,032
3. Dehidrasi ringan: BJ plasma 1,025 - 1,028
 Pengukuran Central Venous Pressure (CVP):
Normal 8-12 cm Hg, syok atau dehidrasi maka
CUP kurang dari +8 cm H20
 Metode Pierce berdasarkan klinis;
 Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5% xBB (Kg)
 Dehidrasi sedang. kebutuhan cairan = 3% x BB(kg)
 Dehidrasi berat, kebutuhan cairan-= 10% x BB (kg)
Skor Daldiyono
 Tidak Dehidrasi / Dehidrasi ringan
 Asupan oral baik  minuman ringan, sari buah, sup
dan keripik asin.
 Dehidrasi sedang – berat
 Cairan intravena atau rehidrasi oral dengan cairan
isotonik mengandung elektrolit dan gula atau
starch
 Terapi rehidrasi oral murah, efektif dan lebih
praktis daripada cairan intravena  pedialit. oralit
dll.
 Cairan infus antara lain: ringer laktat 50 – 200
ml/kgBB/24 jam tergantung kehutuhan dan status
hidrasi.
Terapi Cairan

 Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial):_


 Jumlah total kebutuhan cairan menurut rumus B]
plasma atau skor Daidiyono diberikan langsung
dalam 2 jam ini
 Satu jam berikutnya berdasarkan kehilangan
cairan selama 2 jam terakhir
 Bila tidak ada syok atau skor Daldiyono kurang
dari 3 dapat digantl cairan per oral.
 Jam berikutnya pemberian cairan diberikan
berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan
lnsensible water loss (lWL).
ASUPAN MAKANAN

 Tidak puasa kecuali muntah2 hebat


 Banyak minum sari buah, teh, minuman tigak
bergas
 Makanan yang mudah di cerna seperti pisang,
nasi, keripik, dan sup.
 Susu sapi harus dihindari krn defisiensi laktosa
transien akibat infeksi virus & bakteri .
 Minuman berkafein dan alkohol harus dihindari
karena dapat meningkatkan motilitas dan
sekresi usus
ANTI MOTILITAS & ANTI SEKRETORIK

 Loparamide
 Bismuth subsalisilat  KI pada HIV :
ensephalopathy bismut
 Anti motilitas harus hati2 pada disentri +
demam memperlambat penyembuhan
 Obat yang mangeraskan tinja: atapulgite,
smectite
 Anti sekretorik atau anti enkephalinase:
Hidrasec
Anti Mikroba

 Quinolone
 Cotrimoxazole
 Cephalosporine
 Metronodazole

Anda mungkin juga menyukai