Anda di halaman 1dari 20

EVALUASI PROGRAM

PENEMUAN PASIEN BARU TB BTA POSITIF


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II
KEMRANJEN KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2019

Faqih Alam Ruqmana


G4A017017
LATAR
BELAKANG
TB => Kematian

Masih menjadi permasalahan

Indonesia prevalensi tertinggi ke 3

Jawa Tengah & Banyumas

CDR Puskesmas II Kemranjen


PENYAJIAN DATA
Case Detection Rate
70.00%

60.00%
57.69%
53.83%
50.00%

43.76%
40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00% 0 0 0 0
2016 2017 2018

Seri 1 Kolom2 Kolom3


Tingkat Pendidikan
7,000

6,576
6,000 6,272

5,000

4,000

3,564
3,409
3,000

2,000
2,093
1,920
1,5371,576
1,000 1,317
875
194 183 203 202 332 304
0
Tanpa Ijazah SD/MI SMP/MTS SMA/MA SMK D1/D2/D3 D4/S1 S2/S3

Laki-Laki Perempuan Kolom2


PEKERJAAN
Buruh
19%

Petani
47%
PNS
15%

Pedagang
18% TNI
1%
PEMBAHASAN
VARIABEL TOLOK UKUR DATA KESIMPULAN

MASALAH
Penemuan pasien baru TB Target Nasional 70% Angka penemuan TB thn Masalah (+)
BTA (+) Puskesmas II Target Puskesmas 700% 2018 57,69%
Kemranjen
PENYEBAB MASALAH
INPUT
Man Terdapat dokter, Dokter (+) Masalah (+)
perawat DOTS, petugas Perawat DOTS (+)
lab, kader khusus TB Petugas lab (+)
Kader khusus TB (-)
Money Dana mencukupi untuk Terpenuhi Masalah (-)
kegiatan dari BLUD dan
BOK
Material Instrumen kegiatan Terpenuhi Masalah (-)
terpenuhi
Method Dilakukan screening aktif Screening aktif (-) Masalah (+)
dan pasif Penyuluhan aktif (-)
Dilakukan penyuluhan aktif
ke masyarakat
VARIABEL TOLOK UKUR DATA KESIMPULAN

Minute Penyuluhan dan promosi Penyuluhan dan promosi Masalah (+)


kesehatan dilakukan rutih kesehatan jarang
dilaksanakan dan tidak
sesuai jadwal
Market Seluruh masyarakat wilayah Terpenuhi Masalah (-)
kerja PKM II Kemranjen

PROSES
P1 Kerjasama lintas sektoral dan Kerja lintas sektoral Masalah (+)
lintas program yang dan SDM belum
terintegrasi
Jumlah tenaga kerja, beban
maksimal
kerja dan sarana yang optimal
SDM yang mempunyai kualitas
dan kuantitas yang memadai
P2 Bidan desa dan kader Masih belum maksimal Masalah (+)
bekerjasama menindaklanjuti
penyakit menular terutama TB
VARIABEL TOLOK UKUR DATA KESIMPULAN

P3 Kontrol dari Dinas Masalah (-)


kesehatan Wilayah
Banyumas
Kontrol dari Puskesmas II
Kemranjen khususnya
bagian P2M TB
Pemantauan Wilayah
setempat oleh kader, bidan
desa, perangkat masyarakat
OUTPUT

Penemuan pasien baru Target Nasional 70% Angka penemuan TB thn Masalah (+)
BTA (+) Target Puskesmas 70% 2018 57,69%

OUTCOME
Angka morbiditas dan Morbiditas (TSR) 100% Morbiditas (TSR) 50% Masalah (+)
mortalitas Mortalitas 0% Mortalitas 0%
UMPAN BALIK
Rapat tahunan Rapat tahunan 1x/tahun Rapat tahunan 1x/tahun Masalah (-)
Rapat UKM Rapat UKM 1x/2bulan Rapat UKM 1x/bulan
Mini Lokakarya Mini Lokakarya 1x/bulan Mini Lokakarya 1x/bulan
Rapat lintas sektoral Rapat lintas sektoral 1x/thn Rapat lintas sektoral 1x/thn
VARIABEL TOLOK UKUR DATA KESIMPULAN

LINGKUNGAN
Fisik Tidak Adanya hambatan Rata-rata minimal Masalah (+)
berupa lingkungan fisik pendidikan adalah
Non-Fisik untuk berlangsungnta SMA/Sederajat
kegiatan puskesmas (ex
: Medan sulit)

Tidak adanya hambatan


berupa lingkungan non
fisik untuk
berlangsungnya
kegiatan Puskesmas (Ex
: tingkat pendidikan
dibawah minimal rata-
rata)
ANALISIS S-W-O-T
STRENGTH WEAKNESS
SDM yang dimiliki sudah cukup baik, P2M TB sudah Belum terbentuknya kader khusus TB
pelatihan DOTS, mempunyai 3 dokter untuk diagnosis
dan deteksi dini serta kader yang tersebar di tiap desa
Sumber dana mencukupi dari BLUD dan BOK Kegiatan penyuluhan masih kurang kareana hanya
dilakukan saat pasien datang ke Puskesmas
Logistik pengadaan obat TB, reagen dan sarana lain Screening masih dilakukan secara pasif
tersedia
Proses penemuan TB dilakukan secara pasif, setelah
ditemukan dilakukan pemeriksaan bakteriologis,
konseling dan pengobatan lalu petugas ke rumah
anggota keluarga
OPPORTUNITY THREAT
Adanya pemantuan rutin dari Dinas Kesehata terkait Keadaan sosial ekonomi serta kebiasaan hidup bersih
penyakit menular dan sehat masyarakat masih rendah sehingga dapat
menignkatkan risiko penularan penyakit TB
Adanya bantuan dana dari pemerintah untuk penyediaan Sikap dan kesadaran masyarakat terkait dengan
sarana, prasarana lab, obat, penyuluhan TB dan penyakit TB yang menular masih rendah, sehingga salah
pemantauan kasus TB di setiap desa satu anggota keluarga terkan TB, anggota keluarga lain
tidak berinisiatif memeriksakan
Kerjasama lintas sektoral dengan RSU terdekat dalam Tingkat pendidikan dan pemahaman masyarakat
rangka menegakkandiagnosis dan pengobatan TB mengenai penyakit TB masih kurang dapat dikarenakan
oleh penyulhan mengenai TB yang belum lancar
STRATEGI
STRENGTH WEAKNESS

O Bekerjasama dengan layanan kesehatan Perlu dilakukan penjaringan kasus secara aktif untuk keluarga
P lain seperti praktek dokter mandiri dan orang terdekat atau tenangga terdekat yang kontak secara
P di wilayah Puskesmas II Kemranjen untuk langsung dengan
pasien TB BTA positif
O meningkatkan pendataan
R penemuan pasien TB BTA positif.
T
U Perlu dilakukan screening ke desa-desa untuk
N mengetahui adanya
I penemuan kasus baru TB. Screening sebaiknya dilakukan
T setiap bulannya
Y secara teratur agar penemuan kasus TB lebih terpatau
lagi dan tidak ada
pasien dengan gejala TB yang tidak mendapat
pengobatan.
STRENGTH WEAKNESS

T Memberikan penyuluhan terhadap Membentuk kader TB di setiap desa sehingga


H masyarakat umum terkait penyakitt TB perhatian kader tidak terpecah untuk mengawasi
R sehingga tumbuh kesadaran masyarakat program lainnya. Kader disini berfungsi sebagai
E terhadap bahaya TB apabila tidak kepanjangan tangan pihak Puskesmas dalam
A diobati. Selain itu, perlu adanya edukasi penjaringan kasus TB, edukasi terhadap masyarakat
T terhadap penderita untuk terkait penyakit TB, serta melakukan kegiatan home
memeriksakan anggota keluarga lain untuk visite dalam pelacakan kasus TB dan pengawasan
memastikan kemungkinan pengobatan atau PMO. Hal ini bertujuan agar
tertular perlu ditingkatkan. pencapaian kasus secara dini dapat dilakukan secara
efektif sehingga target pemberantasan penyakit
menular TB bisa tercapai. Selain itu dapat juga untuk
menurunkan kemungkinan kasus putus obat dan MDR
yang saat ini banyak terjadi di masyarakat.

Setelah terbentuk kader TB, perlu diberikan pelatihan


kader
secara rutin untuk meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan kader TB. Kader TB bisa diambil dari
pemuda karang taruna atau bekas pasien TB paru.
KESIMPULAN
STRENGTH WEAKNESS

O Adanya pemantauan rutin oleh dinkes Belum terbentuknya kader khusus TB dapat
P memudahkan untuk pelaporan dan konsultasi memanfaatkan dana bantuan khusus untuk
P terkait target pencapaian terutama oleh unit membentuk kader khsusus TB
O kerja
R Adanya bantuan dari pemerintah sehingga Promoasi kesehatan, screening, penyuluhan dan
T dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya karena pelaporan TB dapat bekerjasama dengan RS lain agar
U sasaran (market) sudah tepat program lebih maksimal
N
Adanya kerjasama lintas sektorak yang sudah
I
ada memudahkan untuk kepentingan data
T
exchange, pelatihan, rujukan dan upgrade
Y
SDM bersama
STRENGTH WEAKNESS

T Penyuluhan hidup bersih dan risiko penularan Kader yang sudah ada dimanfaatkan semaksimal mungkin
H penyakit dapat dilakukan oleh tenaga kerja untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit
R puskesmas pada saat setiap kunjungan ke menular khususnya TB dan perilaku hidup sehat
E puskesmas maupun saat keluar puskesmas
A Sikap dan kesadaran masyarakat masih rendah Masyarakat yang sudah ada diberi penyuluhan ilmu untuk
T sehingga minim inisiatif dapat memanfaatkan SDM dihimbau membagikan ilmunya ke masyarakat lain atau
yang sudah ada yaitu kader dan bidan unutuk minimal tetangga terdekat dan dihimbau unutk
membantu inisiatif keluarga lain melakukan berinisiatif melaporkan jika dicurigai terdapat kasus TB
pemeriksaan TB
Mengingat tingkat pendidikan dan pemahaman
masyarakat terhadap TB kurang, puskesmas
memanfaatkan SDM yang sudah ada
Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai