Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

HYALIN MEMBRANE DISEASE

Oleh:
Fivin Chazna Putri Utami, S.Ked
702010047
Pembimbing:
dr. Liza Chairani Sp. A
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tingkat kematian Di Amerika, angka


bayi di Indonesia kematian PMH 21,3 :
Menurut Survei 100.000. 50 – 60% bayi
Demografi & prematur < 29 minggu
Kesehatan Indonesia menderita PMH

PMH meningkatkan
Millenium Development
risiko kematian bayi
Goals (MDGs) dalam
berat lahir 1000 - <
Kesehatan
2500 g
1.2 Tujuan Penulisan

Menambah pengetahuan tentang HMD :

6. Pemeriksaan penunjang
1. Definisi 7. Diagnosis
2. Epidemiologi 8. Diagnosis Banding
3. Etiologi 9. Komplikasi
4. Patofisiologi 10. Penatalaksanaan
5. Manifestasi klinis 11. Prognosis
1.3 Manfaat Penulisan

Referat ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mendiagnosis dan


pengelolaan HMD.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

HYALIN MEMBRANE DISEASE


DEFINISI

Penyakit Membran Hialin (PMH) adalah nama lain untuk


• Sindrom Gangguan Pernafasan (SGP) atau
• Respiratory Distress Syndrome (RDS)

Gangguan respirasi yang ditemukan pada bayi prematur akibat


kurangnya surfaktan sehingga mengakibatkan kolapsnya alveoli.
• Diagnosis klinis pada bayi baru lahir prematur dengan kesulitan pernapasan,
termasuk takipnea (> 60 napas/menit), retraksi dada, dan sianosis di ruangan
biasa yang menetap atau berlangsung selama 48-96 jam pertama kehidupan,
dan gambaran foto rontgen dada yang karakteristik (pola retikulogranular
seragam dan bronkogram udara perifer).3
EPIDEMIOLOGI

Sekitar 50% dari neonatus yang lahir pada usia kehamilan 26-28 minggu terjadi PMH,

< 30% dari neonatus prematur lahir pada usia kehamilan 30-31 minggu terjadi kondisi
tersebut

42% pada bayi dengan berat 500-1500 g


.

Resiko terjadi PMH meningkat pada ibu

Diabetes asfiksia

Persalinan Persalinan
SC terjal

Kelahiran Stres
kembar dingin
Riwayat
bayi
prematur
ETIOLOGI
• Defisiensi Surfaktan (penurunan produksi dan sekresi) adalah penyebab
utama dari PMH.
• Prematuritas karena maturitas dari surfaktan paru biasanya terjadi setelah
35 minggu
PATOFISIOLOGI
Tegangan permukaan 1. Defisiensi surfaktan
paru tinggi 2. Prematuritas

Hiperkapnia Paru-paru kurang komplians

Alveoli yang diperfusi


Vasokonstriksi a. Ateletaksis
tidak berventilasi
Pulmonari dan ↑
shunting kanan ke kiri
Hipoksia

Pembentukan membran
hyalin Asidosis
MANIFESTASI KLINIK
• Takipnea
• Ekspirasi merintih (dari penutupan sebagian glotis)
• Retraksi subcostal dan interkostal
• Sianosis
• Napas cuping hidung
• Pada neonatus yang sangat immatur dapat terjadi apnea dan/atau hipotermia.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS RADIOLOGIK
DADA

PEMERIKSAAN ANALISA GAS


FISIK DARAH

MENILAI SEPTIC WORK UP


TINGKAT
MATURITAS
DENGAN
BALLARD / STATUS
DUBOWITZ METABOLIK
DIAGNOSIS BANDING
• Anemia, akut • Pneumonia
• Sindrom Aspirasi • Pneumotoraks
• Reflux gastroesofageal • Sindrom Kematian Bayi
• Hipoglikemia Mendadak
• Pneumomediastinum • Takipnea Transien dari Bayi11
KOMPLIKASI
AKUT :
Ruptur Alveolar PDA apnea prematur
Infeksi Perdarahan paru-paru
perdarahan intrakranial perforasi gastrointestinal

KRONIK :
Bronchopulmonary dysplasia
Retinopati pada bayi prematur
Gangguan neurologis
TATALAKSANA

Kortikosteroid
antenatal

Pencegahan

ultrasonografi
antenatal

Terapi pengganti surfaktan


PROGNOSIS

• steroid antenatal, penggunaan surfaktan postnatal, peningkatan modus


ventilasi, dan perawatan sesuai perkembangan penyakittelah menurunkan
mortalitas dari PMH sebesar 10%
• Bayi dengan paru=paru normal dengan PMH dapat bertahan hidup 80
sampai 90%
BAB III
KESIMPULAN
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis
1. Definisi
Diagnosis Banding
2. Epidemiologi Komplikasi
3. Etiologi Penatalaksanaan
4. Patofisiologi Prognosis
5. Manifestasi klinis

Anda mungkin juga menyukai