Anda di halaman 1dari 18

FIQH SIYASAH NU

INDONESIA BUKAN NEGARA AGAMA


DAN BUKAN NEGARA SEKULER
‫‪ABSTRAKSI‬‬

‫السياسة هي ما كان قوال أو فعال يكون معه الناس أقرب إلى‬ ‫‪‬‬
‫الصالح وأبعد عن الفساد وإن لم يضعه الرسول أو نزل به‬
‫وحي‪.‬‬
‫يأيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل‬ ‫‪‬‬
‫لتعارفوا‪.‬‬
‫من وثيقة المدينة‪ ...” :‬إنهم أمة واحدة من دون الناس ‪ ...‬وإن‬ ‫‪‬‬
‫على اليهود نفقتهم وعلى المسلمين نفقتهم‪ ،‬وإن بينهم النصر‬
‫على من حارب أهل هذه الصحيفة‪ ،‬وإن بينهم النصح‬
‫والنصيحة والبر دون اإلثم‬
PEMIKIRAN FILOSOFIS FUQAHA
DALAM BIDANG POLITIK (SIYASAH)

A. MUKADIMAH
* Kalangan fuqaha’ yg ahli dlm bidang siyasah terbagi dalam tiga
sikap atau pandangan mengenai Islam dan politik (Ke-Tata- nega-
raan), yaitu :
1. Al-Qur’an tidak memiliki sistem politik yg baku, dan Rasulullah
tidak dimaksudkan oleh Allah untuk menciptakan kekuasaan
politik, melainkan sebagai penyampai wahyu, tanpa pretensi
untuk mendirikan negara (Ali Abdur Raziq dan Toha Husein dll)
2. Islam adalah agama yg lengkap mengatur seluruh aspek kehi-
dupan manusia. Al-Qur’an menyediakan sistem politik, Nabi
Muhammad membangun negara Madinah dan pemerintahan
yg diteruskan oleh Khulafa’ Rasyidin (Abul A’la Maududi, Hasan
Al-Bana, Sayyid Qutub, dll).
3. Islam memang tidak menyediakan sistem politik yg baku untuk
diterapkan umat manusia, namun juga tdk membiarkan umat
tanpa pedoman dalam bernegara dan berpemerintahan. Islam cu-
ma memberi seperangkat tata nilai yg mesti dikembangkan oleh
umatnya sesuai dengan tuntutan situasi. Islam tidak melarang um-
matnya untuk mengadopsi pemikiran filosofis dari luar, asalkan tdk
bertentangan dengan syari’at Islam (Husen Haikal, Abduh, Iqbal,
dll).

B. RUANG LINGKUP FIQH SIYASAH

* Para fuqaha’ berbeda dalam membatasi ruang lingkp fiqh siyasah.


Al-Mawardi membatasi pada 5, Ibnu Taimiyah 4, Abd Wahhab –
Khalaf 3, Hasbi as Shiddiqy 8.

* Apabila diringkas, ruang lingkup itu ada tiga :

1. Politik Perundang-undangan (as Siyasah Dusturiyah), Penetapn


hukum (tasyri’iyah) : Legislatif, Judikatif, dan Eksekutif.
2. Politik Luar negeri ( As Siyasah al-Kharijiyah)
3. Politik Keuangan dan Moneter (as Siyasah al-Maliyah).
FIQH SIYASAH NU
 ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIN membentuk
karakter kebangsaan NU melalui 3 prinsip dasar
Aswaja NU (tawassuth, tawazun dan tasamuh)
 Nahdliyyin adalah warga Indonesia yang muslim,
bukan kaum muslim yang bertempat tinggal di
Indonesia
 Nahdliyyin tidak boleh tercerabut dari akar
keindonesiaan dan tidak concern dalam agenda-
agenda non keindonesiaan
FIQH SIYASAH NU
 Dalam menjalankan prinsip tawasuth, NU
menggunakan tiga pendekatan. Pertama, fiqh
al-ahkam, yakni pendekatan syari’ah untuk
masyarakat yang telah siap melaksanakan
hukum positif Islam (umat ijabah). Kedua, fiqh
al-da’wah, yakni pengembangan agama di
kalangan masyarakat melalui pembinaan.
Ketiga, fiqh al-siyasah, yang merupakan
upaya NU dalam mewarnai politik kebangsaan
dan kenegaraan.
‫َأ‬
“ ‫مبادئ ”خير امة‬
(prinsip moral umat terhormat)

benar, tidak dusta: ‫ الصدق‬.١


‫أ‬
menepati janji: ‫ المانة‬.٢
adil, berkeadilan: ‫ العدالة‬.٣
tolong-menolong: ‫ التعاون‬.٤
konsisten: ‫ اإلستقامة‬.٥
FIQH SIYASAH NU

 Kaidah fiqh “ma laa yudraku kulluhu laa


yutraku julluhu”, apa yang tidak bisa
didapatkan semuanya, jangan ditinggal
prinsip dasarnya. Kaidah ini kemudian
menjadi landasan normatif dalam
menetapkan sikap NU terhadap corak
kenegaraan Indonesia yang memang
bukan negara Islam.
‫‪KEMASLAHATAN‬‬
‫‪‬‬ ‫(المدخل في الفقه العام‪ ،‬بيروت‪ ،‬دار الفكر‪ ،‬ج ‪ ،2‬ص ‪)1050‬‬
‫علَى الرُ ِعي ِةُ َمنوطُ‬
‫ف اْ ِإل َم ِامُ َ‬ ‫"ت َ َ‬
‫ص ُّر ُ‬ ‫هذه القاعدة )‬ ‫‪‬‬

‫حة"‪( ،‬أن الوالة من الخليفة فمن دونه من العمال‬ ‫صلَ َ‬


‫ِباْل َم ْ‬
‫الموظفين في فروع السلطة الحكومية ليسوا عماال ألنفسهم وإنما‬
‫وكآلء عن األمة في القيام بأصلح التدابير إلقامة العدل ودفع الظلم‬
‫وصيانة الحقوق واألخالق وضبط األمن ونشر العلم وتسهيل المرافق‬
‫العامة وتطهير المجتمع من الفساد وتحقيق كل ما هو خير لألمة في‬
‫حاضرها ومستقبلها بأفضل الوسائل مما يعتبر عنه بالمصلحة العامة‪.‬‬
‫فكل عمل أو تصرف من الوالة على خالف هذه المصلحة مما يقصد‬
‫به استئشار أو استبداد أو يؤذي إلى ضرر أو فساد هو غير جائز‪.‬‬
‫‪9‬‬
FIQH SIYASAH NU
 Sejarah pra-kemerdekaan: dalam Muktamar NU di Banjarmasin
(1935), NU dihadapkan pada pertanyaan mendasar: apa status
hukum pemerintahan yang secara konstitusional berada dalam
kekuasaan Hindia-Belanda? Apakah ia berarti negara kafir (dar al-
harb), ataukah bisa diupayakan suatu negara Islam (dar al-Islam)?
Dengan berpijak pada tradisi fiqh, maka wilayah Hindia-Belanda ini
kemudian ditetapkan sebagai dar al-salam atau dar al-shulh (negeri
damai). Argumentasinya jelas: meskipun pemerintahannya tidak
Islami, tetapi umat Islam di dalamnya memiliki hak untuk
melaksanakan syari’at Islam dengan nyaman dan aman. Hal ini
menegaskan suatu prinsip yang sangat elegan, bahwa ketika prinsip
dasar Islam yakni pelaksanaan syari’at bisa dilaksanakan di sebuah
negara yang struktur konstitusionalnya tidak Islami, maka status
hukum bagi negara tersebut bukanlah dar al-harb, melainkan dar al-
salam, negeri damai.
FIQH SIYASAH NU
 Di dalam falsafah yang digali dari kebijaksanaan
kebudayaan Nusantara, terdapat prinsip Bhinneka
Tunggal Ika tanhana Dharma Mangrwa: kemajemukan
itu hakikatnya satu, karena tidak ada kebenaran yang
mendua. Meskipun bangsa Indonesia memiliki suku,
agama, dan budaya yang begitu majemuk, namun ia
tetap berada dalam satu kebenaran, karena tidak ada
kebenaran yang mendua.
 Dengan ajaran bijak dari local wisdom ini, maka ulama
NU akhirnya menentukan sikap: negara RI bukan negara
agama, tetapi juga bukan negara sekular. Ia adalah
negara yang didasari oleh nilai-nilai keagamaan
FIQH SIYASAH NU
 Secara substansial, dengan memahami Islam sebagai
rahmatan lil ‘alamin, maka pergerakan Islam tidak akan
terbatas pada kelompoknya sendiri. Dalam kaitan ini, Islam
adalah agama yang sempurna, justru karena ia bisa
merangkul segenap persoalan yang berada di luar batas
kediriannya.
 Paradigma perjuangan Islam untuk bangsa, untuk
masyarakat, dan untuk kemashlahatan semua golongan akan
menunjukkan kebesaran Islam, sebab sebagai agama rahmat.
Ia memiliki keluasan tak terbatas untuk menyelesaikan segala
persoalan.
 Dengan keluasan Islam inilah, diharapkan berbagai perbedaan
di dunia Islam bisa ditemukan kembali pada titik yang sama,
yakni kebesaran Islam itu sendiri, sebagai agama yang
rahmatnya meliputi semesta alam.
HUBUNGAN PANCASILA
DENGAN ISLAM ASWAJA
 Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara RI bukanlah
agama.
 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar Negara RI
yang menjiwai sila-sila yang lain mencerminkan Tauhid
menurut pengertian iman dalam Islam.
 Bagi NU, Islam adalah Akidah dan Syari’ah yang meliputi
aspek hubungan manusia dengan Allah dan hubungan
antar manusia.
 Penerimaan dan Pengamalan Pancasila merupakan
perwujudan dari upaya umat Islam Indonesia untuk
menjalankan syariat agamanya.
 Sebagai konsekwensi dari sikap di atas NU berkewajiban
MENGAMANKAN pengertian yang benar tentang Pancasila
dan pengamalannya.
 Madzhab NU adalah madzhab perubahan. Tapi bukan
perubahan liar yang tak tak terkendali, perubahan dalam
madzhab NU adalah perubahan ke arah yang lebih baik dalam
bimbingan norma-norma agama dan kultur. Dalam pandangan
NU dunia dengan segala persoalannya terus bergerak dan
berubah. Mereka yang diam dan tak arif atas zamannya akan
segera ditinggalkan atau terlindas. Imam Ali mengatakan:
‫ على العاقل أن يكون عارفا بزمانه‬, mereka yang berakal-budi harus
mengerti eranya. Dalam bahasa Nahdiyin: ‫ األخذ بالجديد األصلح‬,
mengikuti modernitas yang lebih baik.
 Dalam dunia politik, Soekarno dan Soeharto adalah dua tokoh
yang menggerakkan perubahan sehingga dipercaya publik
memimpin negeri, namun ketika di kemudian hari mereka
berdua melanggengkan kemapanan di tengah tuntutan adanya
perubahan mereka berdua dilindas dan tinggalkan.
 Madzhab NU juga madzhab yang berkeadilan yang
meletakkan tiap permasalahan pada proporsinya yang
tepat. Al-Quran mengatakan:
‫وإذا حكمتم بين الناس أن تحكموا بالعدل‬. Prinsip ini mengarah
kepada sikap arif menghadapi tiap modernitas pada
tiap generasi. Sikap ini dipegang mengikuti prinsip para
salafushshalih. Sistem dinasti yang dipraktikkan pada
era kekhilafahan Umawiyyah dan Abbasiyyah
legalitasnya diakui dalam fikih sunni meski itu tidak
diajarkan oleh Baginda Rasulullah SAW.
 Dalam akidah, proses takwil dan pembuktian ketuhanan
dengan sedikit banyak mengadopsi logika Yunani
diterima dan bahkan diletakkan sebagai salah satu
model penting dalam sistem teologi.
 Mereka yang tak memahami Madzhab NU
demikian ini sering terjebak pada salah persepsi
bahkan menuduh NU sebagai organisasi
hiprokit yang prinsipnya berubah-ubah
mengikuti arus dinamika yang berkembang.
 NU pernah mengakui kedaulatan Belanda yang
jelas-jelas menjajah Nusantara, dan di tengah-
tengah upaya bangsa memerdekakan negeri
dari belenggu penjajahan. NU juga mengakui
kepemimpinan Soekarno di saat banyak tokoh
Islam mendelegitimasi kepemimpinannya
karena merangkul PKI dalam sistem NASAKOM
 Ketika NU didirikan pada tahun 1926, lalu ditulis
Qanun Asasinya, tak dicantumkan di situ tujuan
kemerdekaan. Ditanyakan hal itu kepada Mbah
Wahhab Hasbullah, lalu dijawab bahwa semua
program dan tujuan NU hanya bisa dilaksanakan
dengan baik jika Indonesia merdeka dari
penjajahan Belanda. Tujuan kemerdekaan tak
perlu dituangkan secara eksplisit karena terlalu
terang benderang. Demikain pula ketika terjadi
pemberontakan PKI pada tahun 1948 di Madiun,
NU menjadi garda depan dalam membela NKRI.
Namun kenapa di kemudian hari NU tetap membela
Soekarno dan bersedia masuk dalam kabinet yang
menyertakan PKI?
NU menganut paham
perubahan yang
terukur dan paham
keadilan yang
meletakkan setiap
sesuatu pada
proporsiya

Anda mungkin juga menyukai