Anda di halaman 1dari 15

ABLASIO RETINA

ESTERLINA OKTABELLA
HELDIANA RAHMADIANA
NURJANNAH RISKA APRIANI
NURHALIFAH SHINTA SRIWARDANI
APA ITU ABLASIO RETINA?

Ablasio merupakan suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari


epitel pigmen retina (RIDE). Keadaan ini merupakan masalah mata
yang serius dan dapat terjadi pada usia berapapun, walaupun
biasanya terjadi pada orang usia setengah bayaatau lebih tua.
PENYEBABNYA ???

Penyebab terjadinya penyakit ini adalah dapat diakibatkan


karena adanya trauma, proses penuaan, penyakit diabetes
berat, peradangan dan tumor.
PATOFISIOLOGI
Secara umum ablasio terjadi karena adanya satu atau lebih robekan-
robekan atau lubang-lubang di retina, atau dikenal dengan istilah
ablasio retina regmatogen (Rhegmatogenous Retinal Detachment).
Robekan pada retina terjadi karena menyusutnya korpus vitreum yaitu,
bahan jernih seperti agar-agar yang mengisi bagian tengah bola
mata. Korpus vitreum melekat erat pada beberapa lokasi. Bila korpus
vitreum menyusut, ia dapat menarik sebagai retina di tempatnya
melekat. Sehingga dapat menimbulkan robekan atau lubang pada
retina. Namun, pada sebagian besar kasus ditemui bahwa retina baru
lepas setelah terjadi perubahan besar struktur korpus vitreum. Apabila
sudah terjadi robekan-robekan pada retina, maka cairan dari korpus
vitreum dapat masuk ke lubang di retina dan dapat mengalir di
antara lapiran sensoris retina dan epitel pigmen retina. Cairan ini akan
mengisi celah potensial antara dua lapisan tersebut di atas sehingga
mengakibatkan retina lepas. Bagian retina yang terlepas tidak akan
berfungsi dengan baik dan di daerah itu timbul penglihatan kabur
atau daerah buta.
GEJALA
Ablasio retina dapat didahului oleh gelaja ablasio vitreous posterior,
termasuk floater dan cahaya berkilat. Dengan onset ablasio retina itu
sendiri pasien menyadari perkembangan progresif defek lapang pandang,
yang sering dideskripsikan sebagai ‘bayangan’ atau ‘tirai’. Progresi dapat
cepat bila terdapat ablasio superior. Jika macula terlepas maka terjadi
penurunan tajam penglihatan bermakna.
TANDA
 Retina yang mengalami ablasio dapat dilihat pada oftalmoskop sebagai
mebran abu abu merah mudah yang sebagian menutupi gambaran
vascular koroid.

 Satu robekan pada retina terlihat agak merah mudah karena pembuluh
darah koroid di bawahnya. Mungkin didapatkan debris terkait pada
vitreous yang terdiri dari darah ( perdarahan vitreous ) dan pigmen, atau
kelopak lubang retina (operculum) dapat ditemukan mengembang bebas.
PENATALAKSANAAN

EKSTERNAL INTERNAL
(Pendekatan konvesional) (Pembedahan vitreoretina)
DIAGNOSA KEP

PRE OP POST OP

1. Nyeri akut
1. Gangguan persepsi
2. Resiko infeksi
sensori penglihatan
3. Kurang
2. Cemas perawatan diri
3. Kurang perawatan
diri
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI
PENGLIHATAN
TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI

1.1 Kaji dan catat


 Kooperatif dalam ketajaman pengelihatan
tindakan 1.2 Kaji deskripsi fungsional
apa yang dapat dilihat/tidak.
 Menyadari hilangnya 1.3 Sesuaikan lingkungan
pengelihatan secara dengan kemampuan
pengelihatan.
permanen 1.4 Kaji jumlah dan tipe
rangsangan yang dapat
diterima klien.
ANSIETAS

TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI

2.1 Beri penjelasan pada


 Klien dapat kelien tenyang penyakitnya
memahami tentang 2.2 Kaji tingkat kecemasan
penyakitnya pasien
2.3 Dampingi klien terutama
 Tingkat kecedmasan saat cemas
klien berkurang 2.4 Tempatkan pada
ruangan yang tenang, kurangi
kontak dengan orang lain,klien
lain dan keluarga untuk
menimbulkan cemas.
DEFISIT PERAWATAN DIRI

TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI

3.1. Kaji kemampuan pasien


 Pasien tampak bersih untuk melakukan perawatan diri.
dan segar 3.2. Ganti pakaian yang kotor
dengan yang bersih.
 Pasien mampu 3.3. Berikan pujian pada pasien
melakukan perawatan tentang kebersihannya.
diri secara mandiri 3.4. Bimbing keluarga pasien
memandikan / menyeka pasien
atau dengan bantuan.
NYERI AKUT

TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI

 Mampu mengontrol 4.1 Lakukan pengkajian


nyeri nyeri secara komprehensif
4.2 Observasi reaksi
 Melaporkan bahwa nonverbal
nyeri berkurang dengan 4.3 Kontrol lingkungan yang
menggunakan dapat mempengaruhi nyeri
manajemen nyeri 4.4 Ajarkan teknik
 Mampu mengenali nyeri nonfarmakologi
(skala, intensitas, 4.5 Berikan analgetik
frekuensi, dan tanda 4.6 Monitor ttv sebelum dan
nyeri) sesudah pemberian analgetik
RISIKO INFEKSI

TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI

 Menunjukkan 5.1 monitor kerentanan


terhdapat infeksi
kemampuan untuk 5.2 batasi pengunjung
mencegah timbulnya 5.3 monitor suhu dalam
infeksi batas normal
5.4 dorong masukkan nutrisi
 Jumlah leukosit dalam yang cukup
batas normal 5.5 anjurkan istirahat yang
cukup
 Menunjukkan perilaku
5.6 intruksikan pasien minum
hidup sehat antibiotic sesuai resep
DEFISIT PERAWATAN DIRI

TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI

6.1 Monitor kemampuan


 Terbebas dari bau klien untuk perawatan diri yang
badan mandiri
6.2 Anjurkan klien untuk
 Nyaman melakukan aktivitas sehari-hari
yang normal sesuai kemampuan
 Mampu melakukan 6.3 Ajarkan klien/keluarga
ADL dengan bantuan untuk mendorong kemandirian
6.4 Pertimbangkan usia klien
jika mendorong pelaksanaan
aktivitas sehari-hari
ANY QUESTION?????

Anda mungkin juga menyukai