Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

Resusitasi Jantung pAru


(RJP)
Oleh :
Asnan Azis Fatoni, S.Ked
FAB 118 017

Pembimbing:
dr. Artsanto Ranumiharso, Sp.An

BAGIAN/SMF ANESTESIOLOGI &TERAPI INTENSIF


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA/RSUD DORIS SYLVANUS
2019
PENDAHULUAN

RJP Serangkaian Penyelamatan


hidup pada henti jantung.
Henti jantung 
Rantai kehidupan punya
penyebab kematian

RJP
hub erat dgn jantung dan
350 ribu orang
paru, penderita punya
kesempatan yg besar untuk meninggal akibat henti
dpt hidup kembali. (AHA) jantung di Amerika &
Kanada

Sebagian besar korban henti


jantung adalah orang dewasa
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

RJP/Cardiopulmonary Rescusitation  usaha untuk


mengembalikan fungsi pernafasan &/ sirkulasi akibat
terhentinya fungsi dan atau denyut jantung.
Resusitasi  menghidupkan kembali, dimaksudkan sebagai
usaha-usaha untuk mencegah berlanjutnya episode henti
jantung menjadi kematian biologis.
INDIKASI
• Ditandai dengan tidak ada gerakan dada& aliran udara
Henti pernafasan dari korban/pasien.
• Henti napas: tenggelam, stroke, obstruksi jln napas,
epiglotitis, overdosis obat-obatan, tersengat listrik, infark
Napas miokard, tersambar petir
• Henti napas  harus BHD

• Terjadi henti sirkulasi.


Henti • Menyebabkan otak dan organ vital kekurangan oksigen.
• Henti jantung ditandai oleh denyut nadi besar tak teraba

Jantung (karotis, femoralis, radialis) disertai kebiruan atau pucat,


pernafasan berhenti atau satu-satu, dilatasi pupil tak
bereaksi terhadap rangsang cahaya dan pasien tidak sadar
BHD (Bantuan Hidup Dasar)
Tujuan
1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi.
2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan
ventilasi dari korban yang mengalami henti napas atau henti
jantung melalui resusitasi jantung paru (RJP).

Resusitasi jantung paru terdiri dari dua tahap yaitu:


1. Survei primer: dapat dilakukan oleh setiap orang.
2. Survei sekunder: dapat dilakukan oleh tenaga medis dan
paramedis terlatih dan merupakan lanjutan dari survei
primer.
Sistem Pernafasan dan Sirkulasi

Jantung dapat berhenti bekerja karena banyak sebab,


diantaranya:
• Penyakit jantung
• Gangguan pernafasan
• Syok
• Komplikasi penyakit lain: Stroke
• Penurunan kesadaran
Urutan BHD

Prosedur awal pada pasien/korban, yaitu:


• Memastikan keamanan lingkungan
• Memastikan kesadaran pasien/korban
• Meminta pertolongan
• Memperbaiki posisi pasien/korban
• Mengatur posisi penolong
Tindakan ini dilakukan tanpa alat atau dengan alat yang sederhana dan harus
dilakukan dengan cepat dalam waktu kurang dari 4 menit pada suhu normal secara
baik dan terarah.3

– Fase I ini terdiri dari A (airway), B (breathing), C


(circulation).
– Fase II : Advance Life Support (ALS), yaitu BLS ditambah
dengan D (drug) dan E (EKG)
– Fase III : Prolonged Life Support (PLS), yaitu penambahan
dari BLS dan ALS, G (gauge), H (head), I (Intensive care).
FASE I : Airway, Breathing, Circulation

Chin
Lift

AIRWAY

Head Jaw
Tilt Thrust
FASE I : Airway, Breathing, Circulation
FASE I : Airway, Breathing, Circulation
Terdiri dari 2 tahap :
1. Memastikan ada tidaknya denyut jantung pasien/
korban
2. Memberikan bantuan sirkulasi
Memberikan Bantuan Sirkulasi
D (DEFIBRILATION) terapi listrik

• Terapi dengan memberikan energi listrik Dilakukan


pada pasien/korban yang penyebab henti jantung
adalah gangguan irama jantung. Penyebab utama
adalah ventrikel takikardi atau ventrikel fibrilasi. Pada
penggunaan orang awam tersedia alat Automatic
External Defibrilation (AED).
• Tahapan defibrilasi :
– Nyalakan AED
– Ikuti petunjuk
– Lanjutkan kompresi dada segera setelah syok
(meminimalkan gangguan
PENILAIAN ULANG
• Sesudah 5 siklus ventilasi dan kompresi kemudian
pasien/korban dievaluasi kembali :
• Jika tidak ada denyut jantung dilakukan kompresi dan bantuan
nafas dengan ratio 30 : 2
• Jika ada nafas dan denyut jantung teraba letakkan korban
pada posisi sisi mantap
• Jika tidak ada nafas tetapi teraba denyut jantung, berikan
bantuan nafas sebanyak8-10 kali permenit dan monitor
denyut jantung setiap saat.
Recovery Position
Panduan RJP

Menekankan pada RJP yang berkualitas secara


terus menerus

Perubahan dari A-B-C menjadi C-A-B

Rata-rata kompresi

Kedalaman kompresi

Penekanan krikoid

Aktivasi Emergency Response System.

Tim Resusitasi
Sampai kapan RJP dihentikan?
1. Korban Sadar (Ada napas dan nadi)
2. Bantuan Medis datang
3. Penolong lelah

Tidak ada batasan waktu sampai


berapa lama kita melakukan CPR/RJP
KESIMPULAN
• RJP  usaha yang dilakukan yang mengindikasikan
terjadinya henti nafas atau henti jantung.
• Kompresi dilakukan terlebih dahulu dalam kasus yang
terdapat henti pernafasan atau henti jantung karena
setiap detik yang tidak dilakukan kompresi merugikan
sirkulasi darah dan mengurangkan survival rate korban.
• Fase-fase pada RJP adalah Bantuan Hidup Dasar,
Bantuan Hidup Lanjut dan Bantuan Hidup Jangka
Panjang.
DAFTAR PUSTAKA
• American Heart Association. 2015. Part 3 Adult Basic Life Support in
Circulation Journal.
• American Heart Association. 2015. Part 4 Adult Basic Life Supprt in
Circulation Journal
• Latief S.A. 2007. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua. Penerbit
FKUI. Jakarta.
• Siahaan, Olan SM. Resusitasi Jantung Paru dan Otak. Cermin Dunia
Kedokteran. 1992.
• Mark S. 2015 . American Hewart Association Guidelines Update for
Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care
Circulation, 2015;132-S444

Anda mungkin juga menyukai