Anda di halaman 1dari 42

PENGANTAR PERANCANGAN RUMAH SAKIT

Greg Wuryanto, 2017

UNIT BEDAH SENTRAL


Operation theatre, pada awalnya
merupakan tempat dimana mahasiswa
kedokteran mengamati kegiatan bedah
yang sedang berlangsung. Saat ini istilah
‘operation theatre’ juga digunakan
untuk mengacu kepada Ruang Operasi
biasa yang memiliki kelengkapan
mutakhir.
Operasi / pembedahan adalah spesialisasi medis yang menggunakan manual operatif dan
instrumen/peralatan teknis pada pasien untuk menyelidiki atau mengobati kondisi pathologi
seperti penyakit ataupun kecelakaan untuk membantu memperbaiki fungsi dan tampilan
tubuh.
Sebuah kamar bedah/operasi bisa jadi merupakan ruangan paling istimewa di rumah sakit.
Pengelolaannya bisa dibilang paling khusus dibanding ruangan lain pada umumnya.
Di tempat itu segala tindakan invasif bisa dilakukan terhadap tubuh manusia.
Untuk menjamin tindakan operasi berjalan dengan lancar dan meminimalisir faktor-faktor
pengganggu, maka perlu dilakukan pengendalian kamar operasi yang baik.
Jenis-jenis operasi/bedah dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Operasi Elektif (Elective surgery). Untuk memperbaiki kondisi yang tidak membahayakan jiwa pasien dan
dilaksanakan atas permintaan pasien.
2. Operasi darurat (Emergency surgery). Tindakan yang harus dilakukan dengan segera untuk menyelamatkan
nyawa pasien.
3. Operasi Explorasi.(Exploratory surgery). Dilakukan untuk membantu mengkonfirmasi suatu diagnosa.
4. Operasi Therapi (Therapeutic surgery). Menangani kondisi-kondisi yang telah diiagnosa sebelumnya dalam
Operasi eksplorasi.
5. Operasi Rekonstruktif (Reconstructive surgery). Rekonstruksi bagian tubuh yang luka, termutilasi maupun
cacat (deform).
6. Operasi Kosmetik (Cosmetic surgery). Dilakukan untuk meningkatkan penampilan struktur tubuh yang
dianggap tidak normal.
7. Operasi Pengangkatan (Excision). Pemotongan organ, selaput atau bagian tubuh lain dari tubuh pasien 
misalnya operasi pengangkatan tumor.
8. Amputasi (Amputation). Pemotongan bagian tubuh. Biasanya jari, lengan dan tungkai.
9. Replantasi (Replantation) involves reattaching a severed body part. Transplantasi (Transplant). Penggantian
organ atau bagain tubuh dari donor kepada pasien.
10.Operasi yang disebut berdasarkan sistem organ atau struktur. Misalnya Operasi Jantung, Operasi Orthopedi,
dan sebagainya.
11.Operasi Invasif Minimal (Minimally invasive surgery). Tindakan bedah yang tidak membutuhkan sayatan lebar
dalam melakukan eksplorasinya tetapi memerlukan alat bantu kamera, monitor dan instrumen-instrumen
khusus.
12.Operasi Laser (Laser surgery). Penggunaan laser untuk memotong selaput.
13.Bedah Mikro (Microsurgery). Penggunaan Mikroskop Operasi untuk membedah struktur kecil dalam tubuh.
14.Operasi Robot (Robotic surgery). Penggunaan Robot Bedah seperti Da Vinci atau Sistem Bedah Zeus, untuk
mengontrol instrumen dibawah pengarahan ahli bedah.
Praktek bedah membutuhkan penanganan yang serius yang harus dilakukan karena menyangkut
nyawa manusia. Issue utama dalam ruang bedah adalah; lingkungan dan prosedur dalam pembedahan
dilaksanakan berdasarkan Prinsip Teknik Aseptik, dimana ada pemisahan yang tegas antara steril
(bebas mikroorganisme) dengan non-steril. Semua instrumen yang digunakan dalam operasi harus
disterilisasi. Jika terdapat kejadian dimana instrumen operasi terkontaminasi, maka harus segera
diganti atau disterilisasi ulang.
Beberapa ketentuan mendasar kamar operasi/bedah:
A. Letak Ruang:
1. Strategis (mudah dijangkau dari semua bangsal rawat inap terutama yang berhubungan
dengan bedah/kandungan dan ruang intensif).
2. Jauh dari tempat pembuangan, arealnya terang, mampu bangunannya bertahan min 10
tahun.
3. Diupayakan jauh dari areal publik, setidaknya dipisahkan oleh ruang ‘persiapan’ (tempat
penerimaan pasien sebelum masuk ke ruang operasi). untuk mencegah masuknya orang
yang tidak berkepentingan dalam pelaksanaan suatu operasi
4. Harus kedap suara
B. Luasan:
1. Minimum 30m2, lebih baik jika 40-50m2.
2. Ruang operasi harus dapat menampung sebuah meja operasi, peralatan anastesi, tabung
oksigen, standar infuse, monitor,lampu opersi,meja instrument.
C. Utilitas:
1. Memiliki sistem gas sentral dan buangan gas anestesi.
2. Penerangan ruangan harus optimal. Lampu pada bagian plafond harus tertutup rata.
Menghindari adanya reaksi yang dapat menimbulkan ledakan terhadap tabung oksigen.
3. Adanya tenaga listrik cadangan guna mengantisipasi gangguan listrik. Cahaya minimal
bertahan 3 jam saat operasi berlangsung.
4. Tempat cuci tangan dan pencucian alat yang terpisah.
5. Teknik ventilasi udara dengan system filterisasi, pengenceran udara, pegantian udara untuk
sterilisasi.
D. Sirkulasi:
1. Pemisahan jalur, antara jalur masuk dan ke luar bahan linen dan instrumen kotor.
2. Akan lebih baik tempat pengeluaran bahan kotor langsung berhubungan dengan outdoor.
3. Pintu-pintu ruang operasi sebaiknya tidak mempersempit ruangan operasi.
E. Konstruksi:
1. Material pelapis dinding dan lantai harus tahan lama dan mudah dibersihkan dari kotoran berat,
terutama kotor karena bahan kimia serta bercak darah.
2. Dinding dan lantai kedap air.
3. Tidak membentuk bagian-bagian yang sulit untuk dibersihkan baik pada bagian dinding, lantai,
penyekat dan plafon, termasuk bentukan sudut, yang dikhawatirkan bisa menjadi sarang bagi
penyebab infeksi nosokomial.
4. Lantai menggunakan pelapis khusus atau pada lantai dengan bahan keramik diberi tambahan
plint lengkung (wall plint) dan sealer pada area kolotan.
5. F. Maintenance:
6. Pemeriksaan kultur secara rutin sekurangnya 6 bulan sekali.
7. Penyinaran dengan UV secara rutin untuk keperluan suci-hama.
8. Material pintu & jendela dari alumunium / hollow metal agar mudah dibersihkan. Bagian
pertemuannya diberi sealant.
G. Penghawaan:
1. Tekanan udara positif dibutuhkan untuk menjamin kelembaban dan mencegah masuknya kuman
yang berterbangan melalui udara masuk ke dalam ruang operasi. (Idealnya tekanan udara di
ruang operasi lebih tinggi 0,013 cm tekanan air dari sekitarnya seperti: koridor, scrub area &
ruang substeril)  AC dengan fitur & filter khusus.
2. Kelembaban udara dijaga antara 30% sampai 60% (lebih baik jika dipertahankan pada 50-55%).
Standar dan Persyaratan Kamar Operasi
(sumber: Pedoman Penilaian Instrumen Self Assessment Akreditasi RS Depkes RI, Dirjen
Yanmed, Direktorat RS Khusus dan Swasta, Subdir, Perizinan dan Akreditasi, 1999)
1. Mudah dicapai , baik kasus rutin maupun kasus darurat
2. Penerimaan pasien berdekatan dengan perbatasan daerah steril dan non steril
3. Ada kebebasan bergerak bagi tempat tidur (brankar) pasien dengan sedikit persimpangan
4. Ada batas yang jelas antara daerah steril dan non steril yang dibuat sedemikian rupa
sehingga mendorong peningkatan pemakaian baju steril
5. Kamar yang tenang, tempat pasien menunggu tindakan anestesi, dan dilengkapai dengan
fasilitas induksi anastesi
6. Kamar pulih (recovery room)
7. Ruang ganti pria dan wanita yang terpisah
8. kamar operasi yang berhubungan langsung dengan kamar induksi
9. Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, linnen, obat/farmasi, termasuk bahan
narkotik
10. Ruang untuk fungsi pendidikan dan pelatihan
11. Ruang/ tempat pengumpulan / pembuangan peralatan dan linnen bekas pakai operasi
12. Tersedia ruang istirahat dan kelengkapan yang cukup bagi petugas yang harus berada di
kamar operasi dalam jangka lama (misal ;WC, makanan, minuman , ruang duduk)
13. Alat pengatur temperatur dan kelembaban yang aman bagi pasien yang dibius, peralatan
ini diperiksa oleh petugas pemeliharaan (maintenance ) secara teratur.
14. Ada persediaan gas medik yang cukup
15. Ada penghisap lendir yang berfungsi baik
16. Ada stop kontak listrik yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan
17. Cukup tersedia cadangan gas medik listrik, diesel, dan penghisap lendir yang dapat bekerja
bila sumber listrik utama mati
18. Standar pengkabelan yang sesuai dengan standar keamanan jantung atau tubuh
19. Standar peralatan listrik medik
20. Ada sistem pembuangan gas anestesi yang aman
21. tersedia baju pelindung terhadap sinar X
22. Ada program sterilisasi/ pembersihan
23. Perlengkapan dasar dan alat operasi yang jumlahnya cukup untuk mendukung pelayanan
operasi
24. Alat untuk mendukung fasilitas bedah khusus, bila ada peralatan khusus yang dibawa
sendiri oleh ahli bedahnya, maka harus ada fasilitas untuk sterilisasi cepat
25. Alat anestesi sesuai dengan standar minimal, sesuai yang direkomendasikan oleh ikatan
profesi anastesi
26. Alat dan obat untuk resustasi dan gawat darurat.
27. Ada sistem pemeliharaan dan pemantauan rutin. Ada sistem perbaikan berdasarkan
perkiraan keausan alat agar alat senantiasa dalam batas keamanan
28. Peralatan dasar adalah Basic Surgery Set
29. Harus ada daftar standar peralatan, jenis, dan jumlah yang ditandatangani komite medik
30. Harus ada daftar peralatan yang ada di RS dan yang dibawa oleh dokter bedah dari luar RS
atau dibawa dari RS keluar ditanda tangani kepala kamar operasi.
Pokok Pedoman Arsitektur Unit Bedah Medik Untuk RSU kelas C
(sumber: Depkes RI, Dirjen Yanmed, Direktorat Instal. Medik)
1. Jumlah tempat tidur di ruang pemulihan (recovery room) adalah 1,5 sampai 2 kali
jumlah ruang bedah
2. Sirkulasi untuk unit bedah terdiri dari :
3. Pintu masuk dan keluar untuk staf medik dan para medik (dokter, perawat, dan
staf)
4. pintu masuk pasien operasi
5. sirkulasi untuk peralatan (supply dan pembuangan)
6. Jalan masuk barang barang steril harus diusahakan terpisah dari jalan keluar barang-
barang dan pakaian kotor
7. Harus disediakan spoelhok untuk membuang bahan bahan bekas operasi
8. Area unit bedah sentral harus dipisahkan menjadi :
9. daerah semi steril, yaitu daerah transisi yang menjadi koridor kamar operasi dan
ruangan semi steril , dalam hal ini pasien dan personil harus sudah menggunakan
pakaian khusus
10. Daerah Steril yaitu daerah dimana prosedur steril diberlakukan, personil sudah
harus menggunakan pakaian khusu dan masker
11. Ukuran ruang bedah minimum aalah 20 X 20 feet (6X6m ) dengan tinggi langit langit
minimum m
12. Setiap 2 (dua) ruang bedah harus ada 1 (satu) ruang scrub up, dengan sistem pintu
dorong dan kran sikut
13. Harus disediakan pintu keluar untuk jenasah dan bahan kotor yang tidak terlihat
oleh pasien dan pengunjung
14. Lantai harus konduktif , untuk mencegah akumulasi muatan elektrostatik dan
mudah dibersihkan
15. Lantai , dinding, dan langit langit terbuat dari bahan yang keras, mudah dibersihkan
serta harus dihindarkan sudut yang tajam, kusen pintu , jendela dan bouvenlicht
harus rata dalam.
16. Persyaratan ruang harus steril, tidak boleh terkontaminasi udara kotor dari luar
17. Kualitas udara harus memadai, sehingga diupayakan menggunakan filter udara
18. Pergerakan udara bertujuan untuk mengurangi tingkat kontaminasi akibat aktivitas
dan penyebaran bakteri
19. Menggunakan air condition (AC) yang selalu dalam keadaan hidup (menyala).
Persyaratan Kesehatan Konstruksi Ruang Operasi di Rumah Sakit
(sumber: Kep. Dirjen. PPM dan PLP No. HK.00.06.6.44)
1. Dinding terbuat dari porselin atau vynil setinggi langit langit atau dicat dengan cat tembok yang
tidak luntur
2. Berwarna putih dan terang
3. Langit langit terbuat dari bahan multipleks, dipasang rapat
4. Tinggi langit langit antara 2,70 – 3,30 m dari lantai
5. Lebar pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m
6. Lantai terbuat dari bahan yang kuat , kedap air, mudah dibersihkan, dan berwarna terang
7. Harus disediakan gelagar/ gantungan lampu bedah dengan profil baja double INP 20 yang terbuat /
terpasang sebelum pemasangan langit langit
8. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 m dari lantai
9. Suhu udara diusahakan 22- 25° C dan kelembaban 50- 60 %
10. Pencahayaan 300- 500 lux, meja operasi 10.000- 20.000 lux
11. Ventilasi sebaiknay digunakan AC untuk setiap ruang operasi dengan pemasangan minimal 2 m dari
lantai
12. Arah udara bersih yang masuk kedalam kamar operasi dari atas ke bawah
13. Semua pintu kamar harus selalu dalam keadaan tertutup
14. Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu harus dibuat ruang
antara/ transisi
15. Hubungan dengan ruang scrub up untuk melihat ke dalam ruang operasi perlu dipasang jendela
kaca mati , hubungan keruang steril dari bagian cleaning cukup dengan sebuah loket yang dapat
dibuka/ ditutup
16. Pemasangan gas medis secara sentral diusahakan melalui bawah lantai atau diatas langit langit
17. Dibawah meja operasi perlu adanya kabel anti petir yang dipasang dibawah lantai.
Formula Menghitung Jumlah Kamar Operasi Ideal
Denah Prinsip dan Diagram Alur
Unit Bedah Rumah Sakit
Denah Prinsip dan Diagram Alur
Unit Bedah Rumah Sakit
Denah Prinsip dan Diagram Alur
Unit Bedah Rumah Sakit
Denah Prinsip Unit Bedah Rumah Sakit
(Sumber: Billig, Harvey E. The Ambulatory Surgery & Outpatient Services manual, McGraw-Hill)

Anda mungkin juga menyukai