BANGUNAN BAJA
BANGUNAN INDUSTRI
ELEMEN TEKAN
ELEMEN LENTUR
PERENCANAAN (ELEMEN) BATANG TARIK
ELEMEN TARIK
TIPE PENAMPANG BATANG TARIK
Tegangan tarik
TUNGGAL
RANGKAP
RANGKAP BILA:
KAPASITAS & KEKAKUAN PROFIL TUNGGAL TIDAK MEMADAI
DETAIL SAMBUNGAN MEMBUTUHKAN GEOMETRI PENAMPANG TERTENTU.
Pengaruh variasi penampang & lubang
a a
Contoh:
Pelat hubung = penyalur beban
Luas (a – a) = ½ . 8 = 4 in2
Luas (b – b) = 4 – (2) . (1/2) . (7/8) = 3,12 in2.
Tegangan (b – b) >>
Kuat tarik rencana
Nominal strength : Pn = Fy . Ag …………. Yield
Pn = Fu . Ae …………. Fracture
Keterangan:
Ag = luas bruto (mm2)
Ae = luas efektif (mm2) An
Fy = tegangan leleh, MPa
Fu = tegangan tarik putus, MPa
Contoh 1 : Hitung Ae dan kapasitas elemen berikut bila digunakan BJ 37 (A.36)
½”
a
PELAT
5 X ½”
5/8 in + 1/8” = ¾”
a a-a
BAUT 5/8”
Leleh : Ag = 5 .( ½”) = 2,5 in2, Nominal strength Pn = Fy .Ag = 36 . (2,5) = 90 kips
Desain strength φt Pn = 0,9 . (90) = 81 kips
a Kombinasi beban:
1,4D = 1,4 .(35) = 49 kips,
1,2D + 1,6L = 66 kips
L 3½ x 3½ x 3/8 Pu = 66 kips …. (maximum)
a
BAUT 7/8” a-a
Desain strength (a – a):
φ t Pn = φt Fy . Ag = 0,9. (36) . (2,48) = ………. 80,4kips
Ae = A.U
a
L
a-a
Keterangan:
A = luas penampang x x
(mm2) x
U = [ 1 - (x / L) ] ≤ 0,9
x = eksentrisitas
sambungan, (mm)
x
L = panjang sambungan
dalam // gaya, (jarak 2 x
baut terjauh atau panjang
las // gaya tarik), mm
Kasus gaya tarik hanya disalurkan Oleh Baut
Penempatan formasi baut yang tidak linier akan memberikan pengaruh
terhadap garis fracture yang mungkin terjadi.
Hal ini perlu peninjauan khusus karena kegagalan yang terjadi merupakan
kombinasi tarik dan geser.
a
(a) (b)
s
a
b
g
c
d
(c)
1) A = Ant (luas penampang neto terkecil antara potongan 1-3 dan
potongan 1-2-3,
Potongan 1-3: Ant = Ag – n d t
Potongan 1-2-3: Ant = Ag – n d t +
1
u
Nu 2 Nu
u
3
s
tebal = t
Dalam suatu potongan luas lubang
tidak boleh melebihi 15% luas
penampang utuh
KETERANGAN:
PROFIL SIKU
g = jarak antar lubang
t = tebal profil
t t
g g a gb ga = jarak lubang terhadap sisi profil
2 2
ga
g g a gb t gb = jarak lubang terhadap sisi profil
gb A = luas penampang utuh ( b . t)
S2
1 d1 = diameter lubang (perlemahan)
2
u 3 n = jumlah lubang dalam garis
u b potongan
4
t = tebal pelat
5 t s2 dan u = jarak antar lubang ( = g)
tw
g1
tw
Contoh : Hitung luas netto pelat berikut, dengan baut terpasang 1-inc
Diameter lubang efektif adalah 1 + 1/8 = 1 1/8 in
Garis abde:
Wn = 16 – 2 (1,125) = 13,74 In
Garis abcde:
Wn = 16 – 3 (1,125) + [(2. 32)/ (4 . 5)] = 13,52 in …….. (Menentukan)
An = t wn = 0,75 . ( 13,52) = 10,14 in2
t = ¾”
i a
3” b
j
5”
c
5”
f d
3”
h g e
3” 3” 3” 3” 3” 3”
Hitung An minimum dari
batang tarik berikut jika
diketahui diameter baut
16 mm dan dimensi
profil CNP 20:
Luas netto: An = Ag - (t . dlubang), dlubang = ¾ + 1/8 = 7/8”
Garis ad: An = Ag - (t . dlubang) = 14,7 – 4 (0,622) (7/8) = 12,52 in2
3 ½” 1 ½” 1 ½”
a
2 ¾“
b
e d
S15 x 50
Untuk penampang netto, φtPn = 0,75Fu Ae = 0,75. (58) .( 11,71) = 509 kips
Untuk penampang bruto, φtPn = 0,90FyAg = 0,90. (36) .( 14,7) = 476 kips
Kesimpulan:
leleh pada penampang bruto menentukan dengan kapasitas rencana adalah
476 kips.
Kasus Gaya tarik Disalurkan Oleh Las Memanjang, A = Ag (mm2)
Kasus Gaya tarik Disalurkan Oleh Las Melintang, A = jumlah luas
penampang neto yang dihubungkan secara langsung (U = 1,0)
Las l Las
Transversal Longitudinal
l = Panjang las
W
Kasus Gaya tarik Disalurkan OlehW =
Las
las
Jarak kedua
Sepanjang Dua Sisi, ke sebuah
komponen struktur pelat dengan l ≥ w:
A = luas pelat
l ≥ 2w U = 1,0
2w ≥ l ≥ 1,5w U = 0,87
1,5w > l > w U = 0,75
Keterangan:
w adalah lebar pelat atau jarak antar sumbu pengelasan (mm)
Contoh:
L 6 x 6 x 1/2
5½”
Bracing
Bay
BENTANG
Penampang Tersusun:
Komponen struktur tarik tersusun yang terdiri dari dua elemen
utama atau lebih yang diharapkan berperilaku sebagai sebuah
komponen struktur.