Anda di halaman 1dari 19

FT.

Unsika
Berawal dari sebuah Paradigma

Perhatikan gambar beriktnya dan kemudian


kita berselancar dengan fikiran kita
Tebak.... Gambar apa ini?
Petualangan intelektual kita
belum selesai..........
Perhatikan film berikt ini
Pengertian Metodologi

Metodologi adalah cara-cara


yang didapat dari pemikiran
manusia baik dengan sumber
pendukung ataupun
tidak, untuk menyelesaikan
suatu masalah ataupun
untuk melakukan suatu
pekerjaan supaya sesuai
dengan tujuan suatu
pekerjaan itu sendiri
Tujuan Metodologi
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami Islam
atau pemahaman Islam yang sesat.

Untuk memberikan petunjuk cara-cara memahami Islam secara tepat,


benar, sistematis, terarah, efektif, efisien, dan membawa orang untuk
mengikuti kehendak agama. Bukan sebaliknya, agama yang harus
mengikuti kehendak masing-masing orang.

Penguasaan metode yang tepat akan menjadikan seseorang dapat


mengembangkan ilmu yang dimilikinya. Sebaliknya orang yang tidak
menguasai metode hanya akan menjadi konsumen ilmu semata, tidak
akan memproduksi suatu ilmu.
Apa itu
Islam???
Allah 'Azza wa Jalla telah
berfirman dalam surat Al-Maidah 3,
yang artinya: "Pada hari ini telah
Ku sempurnakan untukmu agamamu,
dan telah Kucukupkan kepadamu
nikamat-Ku dan telah Ku ridhai islam
sebagai agamamu."
Metode Memahami Ajaran Islam
13

Ali Syariati berpendapat, ada berbagai cara memahami Islam :


1. Dengan mengenal Allah dan membandingkan-Nya dengan
sesembahan agama lain.
2. Dengan mempelajari Kitab suci Al-Qur’an dan
membandingkan dengan kitab-kitab samawi (atau kitab-
kitab yang dikatakan sebagai samawi) lainnya.
3. Mempelajari kepribadian Rasul Islam dan
membandingkannya dengan tokoh-tokoh besar
pembahruan yang pernah hidup dalam sejarah.
4. Mempelajari tokoh-tokoh Islam terkemuka dan
membandingkan tokoh-tokoh utama agama maupun
aliran-aliran pemikiran lain.
Untuk memahami agama Islam secara benar Nasruddin Razak mengajukan
empat cara :
1. Islam harus dipelajari dari sumber aslinya Al-Qur’an dan hadits.
Kekeliruan memahami Islam, karena orang mengenalnya dari sebagian
ulama dan pemeluknya yang telah jauh dari bimbingan Al-Qur’an dan Al-
Sunah, atau melalui pengenalan dari sumber kitab-kitab fiqh dan tasawuf
yang semangatnya sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
Mempelajari Islam dengan cara demikian akan menjadikan orang tersebut
sebagai pemeluk Islam yang sinkretisme, yakni bercampur dengan hal-
hal yang tidak islami jauh dari ajaran islam yang murni.
2. Islam harus di pelajari dengan integral, tidak dengan cara parsial artinya
ia dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat tidak
secara sebagian saja. Memahami Islam secara parsial akan
membahayakan, menimbulkan skeptis, bimbang dan penuh keraguan.
3. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar
dan sarjana-sarjana Islam, karena pada umumnya mereka memiliki
pemahaman Islam yang baik yaitu pemahaman yang lahir dari perpaduan
ilmu yang dalam terhadap ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah
dengan pengalaman yang indah dari praktek ibadah yang dilakukan
setiap hari.
4. Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan teologi normatif yang ada
dalam al-Qur’an, baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan
historis, empiris dan sosiologis yang ada di masyarakat.
Pentingnya Memahami Islam Secara Kontekstual

Islam adalah agama yang tidak memberatkan


umatnya. Banyak ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan tentang hal ini. Ajaran Islam selalu
relevan disepanjang zaman

Adanya Islam kontekstual didasarkan pada latar


belakang sejarah ketika Islam diturunkan, sebagaimana
diturunkannya al-Qur’an. Al-qur’an yang diturunkan
selama tiga belas tahun di Makkah (Surat Makkiyyah)
misalnya, berbeda dengan al-Qur’an yang diturunkan
selama sepuluh tahun di Madinah (Surat Madaniyah)

Bentuk Paham Islam Kontekstual yaitu dengan


memahami konteks sosial dalam memahami ajaran Islam
atau dalam mengajarkan ajaran Islam
FIKIR SEJENAK…
BUKTI ALLAH ITU WUJUD
ISLAM sebagai PEDOMAN HIDUP

- Keyakinan (2:255)
- Moral/akhlak (7:96, 13:28)
- Tingkah laku (2:138)
- Perasaan (30:30, 26:192-195)
- Tarbawi (2:151, 3:164, 62:2)
- Sosial (24:2-10)
- Politik (12:40)
- Ekonomi (9:60, 9:103, 59:7, 2:275-276, 2:282)
- Militer (8:60, 9:5-8)
- Peradilan (4:65, 5:44)

Anda mungkin juga menyukai