Anda di halaman 1dari 90

PEMROSESAN INSTUMEN, SARUNG

TANGAN DAN PERALATAN


LAINNYA
Kelompok 2 :
Nabila F.(04111003009)
Mersi S.O (04111003037)
Affen Sidik (041010030) Putra all akbar (04111003026)
Aprilia N.(04111003016) Santoso (04111003015)
Annisa Puti j. (04111003029) Tintasia (04111003007)
Astri Cintia (04111003027) Jeni pradieta (0411100302)
Desti Elza M (04111003023)
Marisa A. (04111003022)

KELOMPOK 2
TINJAUAN PROSES-PROSES YANG DI
ANJURKAN

MERSI & PUTRA


Panduan pencegahan infeksi

• Setelah selesai pembedahan/tindakan


medis asisten harus mmbuang barang2
yg trkntaminasi (kasa/katun) dlm
kontainer yg tahan bocor
• bnda tajam jg d buang(jarum suntik)
dan instrumen yg d pakai kmbali
(sarung tangan bedah dan kanula hisap)
di dekontaminasi dgn direndam di
lautan kloin 10% (10 menit)

MERSI & PUTRA


MERSI & PUTRA
Tinjauan proses yang dianjurkan
Critical item yaitu aliran atau yang
bersentuhan di bawah kulit.harus di
sterilisasi untuk menghancurkan smua
mikroorganisme kalau tdk bisa di
sterilisasi mka bisa dgn DTT.
Semictitical item yaitu instrumen
atau barang2 lain yg hanya menyentuh
selaput lendir atau kulit yg trluka hanya
bisa dgn DTT

MERSI & PUTRA


Panduan untuk memproses benda mati
 Mengurangi resiko perlukaaan aksidental atau terpapar darah atau
tubuh terhadap staf pembrsih
 Mmberikan hasil akhir berkualitas tinggi
 Proses:
Dekontaminasi adalah langkah pertama dalam menangani benda
yang sudah dipakai, mengurangi resiko HBV dan HIV/AIDS
Pembersihan: menghilangkan darah,duh tubuh, dan kotoran yang
tampak
Sterilisasi : menghancurkan semua mikroorganisme, termasuk
endospora
Disinfeksi Tingkat Tinggi : menghancurkan semua virus, Bakteri,
parasit, fungi dan beberapa endospora

MERSI & PUTRA


Pencegahan Infeksi :

a. Jika tidak dibungkus gunakan segera ; jika dibungkus,


di proses ulang bila bungkusnya rusak atau
terkontaminasi
b. Kertas atau plastik : letakkan di tempat pembuangan
yang tahan kotor atau kantong plastik untuk dibuang
c. jika sterilisasi (panas kering atau otoklaf) tidak ada,
barang-barang ini dapat didisiinfeksi tingkat tinggi
baik dengan didihkan, diuapkan, atau direndam dalam
disinfektan kimiawi
d. hindarkan paparan berkepanjangan pada larutan klorin
untuk mengurangi korosi (karatan) dari instrumen dan
kerusakan produk karet dan kain.
e. Instrumen yang tajam jangan disterilisasi pada suhu
diatas 160oC untuk mencegah penumpulan
1. Sarung Tangan Bedah
Dekontaminas : Rendam dalam larutan klorin 0.5% (10
menit) sebelum dibersihkan. Bilas atau cuci segera
Pembersihan : Cuci dengan sabun dan air, bilas dengan
air bersih dan lihat apakah berlobang
Sterilisasi : kalau dipakai untuk bedah Di otoklaf
o
pada 121 C 106 kPa (20 menit) dan jangan dipakai untuk 24-
48 jam
DTT : Uapkan selama 29 menit dan biarkan
kering dalam steamer.

2. Termometer Gelas
Pembersihan : Seka dengan larutan disinfektan, bilas
dengan air bersih. Keringkan.

3. Tempat muntah Bedpan/ Urinal


Pembersihan : Dengan Sikat, Cuci dengan disinfektan,
sabun dan air. Bilas dengan air bersih
MERSI & PUTRA
• Jarum Suntik dan Semprit (Gelas/Plastik)
Dekontaminasi : isi jarum dan semprit yang terpasang
dengan klorin 0,5% . Bilas 3 kali dan apakah dibuang
jarumnya atau rendam selama 10 menit sebelum pembersihan.
Bilas dengan menyemprot tiga kali dengan air bersih
Pembersihan : Buka pasangannya, kemudian cuci
dengan sabun dan air , bilas dengan air bersih, keringkan
sempritnya diudara atau dengan handuk(hanya jarum
dikeringkan di udara)
Sterilisasi : Lebih baik keringkan dengan panas
selama 2 jam setelah mencapai 160oC (hanya semprit gelas)
atau Otoklaf pada suhu 121oC 106 kPa selama 20 menit (30
menit kalau dibungus)
DTT : uapkan atau didihkan selama 20 menit.

MERSI & PUTRA


• Kateter isap (Karet atau Plastik)
Dekontaminasi : Rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit sebelum dibersihkan. Bilas atau cuci segera
Pembersihan : cuci dengan sabun dan air. Bilas 3 kali dengan air
bersih (luar dan dalam)
sterilisasi : tidak dianjurkan, (panas dari otoklaf atau oven
pengering panas akan merusak kateter)
Dtt : uapkan atau didihkan selama 20 menit
Kateter Urin karet dan Logam yang lurus

• Kateter urin karet dan Logam yang lurus


Dekontaminasi : Rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit sebelum dibersihkan. Bilas atau cuci segera
Pembersihan : Dengan menggunakan sikat, cuci dengan sabun
dan air. Bilas 3 kali dengan air bersih (luar dan dalam)
Sterilisasi : Lebih baik (hanya logam) keringkan dengan panas
selama 2 jam setelah mencapai 160oC (hanya logam) atau Otoklaf pada
121oC 106 kPa selama 20 menit (30 menit kalau dibungkus)
Dtt : dapat diterima (karet atau logam) uapkan atau
didihkab selama 20 menit

MERSI & PUTRA


• Gaun Bedah, kain penutup linen, dan
pembungkus

Dekontaminasi : tidak perlu ( staf londri harus


memakai gaun pelindung, sarung tangan, dan
kacamata sewaktu menangani linen kotor)
Pembersihan : cuci dengan sabun dan air.
Bilas dengan air bersih, keringkan dengan udara
atau mesin pengering
sterilisasi : diotoklaf pada 121oC 106 kPa
selama 30 menit.
Dtt : tidak praktis

• PPD (kap. Masker, baju operasi)


Pembersihan : cuci dengan sabun dan air.
Bilas dengan air bersih, keringkan dengan udara
atau mesin pengering

MERSI & PUTRA


PEMBERSIHAN
PENTING:
• Cara yang efektif untuk mengurangi
jumlah mikroorganisme pada peralatan
dan instrumen yang tercemar
• Tidak efektif prosedur sterilisasi dan
disenfektan tingkat tinggi bila tidak
melakukan pembersihan terlebih
AFFEN & SANTOSO dahulu
LANJUTAN…………….

Pembersihan Mengunakan Sabun Lebih

Efektif Dari Pada Menggunakan Air Biasa

Karna Sabun Dapat Menghilangkan

Lemak, Minyak Dan Benda Asing Lainnya

Dalam Larutan Sehingga Mudah Di

Musnahkan Dalam Proses Pencucian

AFFEN & SANTOSO


METODE YANG EFEKTIF DALAM PEMPROSESAN ALAT

METODE EFEKTIVITAS TITIK AKHIR

DEKONTAMINASI MEMBUNUH HBV DAN HIV PERENDAMAN SELAMA 10


DAN MIKROORGANISME MENIT
LAIN

PEMBERSIHAN (AIR SAJA) SAMPAI 50 % SAMPAI BENAR-BENAR


BERSIH

PEMBERSIHAN (SABUN SAMPAI 80% SAMPAI BENAR-BENAR


DAN CUCI DENGAN AIR) BERSIH

DISENFEKSI TINGKAT 95% ( TIDAK MEMBUNUH PEREBUSAN, PENGUAPAN


TINGGI BEBERAPA ENDOSPORA) ATAU KIMIAWI SELAMA 20
MENIT

AFFEN & SANTOSO


TIPS PEMBERSIHAN

 Gunakan Sarung Tangan Saat Membersihkan Instrumen Dan Peralatan.

 Gunakan Pelindung Mata ( Plastik, Pelindung Muka, Goggles, Atau


Kaca Mata) Dan Clemek Plastik.

 Untuk menghindari cipratan , celupkan alat-alat di bawah permukaan


air saat dibersihkan

 Instrumen harus dibersihkan dengan sikat yang lembut dalam air sabun

 Semprit (yang berbahan kaca atau plastik) dibersihkan dengan air


sabun

AFFEN & SANTOSO


LANJUTAN…………………
 Sarung tangan bedah harus dibersihkan dalam air sabun

 Karet atau tabung plastik harus dibersihkan secara menyeluruh, cuci

dan dikeringkan

 Termometer oral dan rektal tidak boleh dicampur walau telah


dibersihkan
 Endoskop operatif seperti laparoskop harus dibersihkan dengan hati-
hati dengan cara seka seluruh permukaan dengan kain kasa yang
direndam dalam alkohol 60-90% dan dicuci dengan air dingin

AFFEN & SANTOSO


DEKONTAMINASI
 Latar belakang dekontaminasi yaitu untuk
mencegah resiko petugas terinveksi virus.
 Dekontaminasi adalah langkah pertama dalam
menangani alat bedah, sarung tangan dan
benda lainnya yang telah tercemar.
 Dekontaminasi dapat dilakukan denga cara
merendam alat ke dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit, ini dapat me- non aktifkan
hbv, hcv & hiv dan juga dapat mengamankan
petugas yang membersihkan alat tesebut.
 Contoh produk untuk dekontaminasi yaitu :
hipoklorit,etil atau isopropil alkohol 70%,
bahan fenolik 0,5%-3%

AFFEN & SANTOSO


LARUTAN KLORIN CAIR DARI BUBUK KERING

KLORIN YG DIBUTUHKAN 0,5% 0,1%

KALSIUM HIPOKLORIT (70% DARI


KLORIN YANG ADA) 7,1% g/la
1,4 g/l

KALSIUM HIPOKLORIT (35%DR


14,2 g/l 2,8 g/l
KLORIN YANG ADA)

NaDCC (60% KLORIN YANG ADA) 8,3 g/l 1,5 g/l

TABLETd KORAMIN (1 g DARI


20 g/l (20 tablet/liter)d 4 g/l (4 tablet/liter)d
KLORIN YG ADA PER TABLET)

TABLET BERDASAR NaDCC (1,5 g


DARI KORIN YANG ADA PER 4 tablet /liter 1 tablet /liter
TABLET)

AFFEN & SANTOSO


TIPS DEKONTAMINASI
 Gunakan tempat plastik untuk
dekontaminasi untuk menghindari
kerusakan instrumen
 Jangan merendam instrumen yang
berlapis elektro karena akan berkarat
 Setelah dekontaminasi segera cuci
instrumen dengan air dingin untuk
menghilangkan bahan organik
 Jarum habis pakai dan semprit harus
dekontaminasi dalam wadah tahan
tusukan, dibakar maupun dikubur
 Permukaan yang luas seperti meja operas
dikontaminasi dengan menyeka
menggunakan bahan disinfektan
AFFEN & SANTOSO
STERILISASI
 tindakan untuk menghilangkan
semua mikroorganisme (bakteri, jamur,
parasit, dan virus) termasuk endospora
bakteri.
Sterilisasi dilakukan pada alat – alat,
sarung tangan bedah, dan alat – alat lain
yang kontak dengan aliran darah atau
jaringan normal steril.

APRIL DAN TINTA


EFEKTIFITAS STERILASI
Jenis mikroorganisme yang ada
Jumlah mikroorganisme yang ada
Jumlah dan jenis materi organik
yang melindungi mikroorganisme
tersebut
Jumlah retakan dan celah pada
peralatan sebagai tempat
menempel mikroorganisme

APRIL DAN TINTA


METODE STERILISASI

Sterilisasi uap bertekanan tinggi


Sterilisasi pemanasan kering
Sterilasi kimiawi

11/8/2019 APRIL DAN TINTA


STERILISASI PANAS untuk PENYAKIT
PRION
• Prion merupakan protein yang
mengandung agen infeksi yang tetap
dapat bertahan pada sterilisasi uap
bertekanan tinggi atau panas,
sedangkan desinfektan kimia
(glutaraldehid dan formaldehid) tidak
cukup kuat untuk menghilangkan
infektifitas prion pada instrumen yang
terkontaminasi

APRIL DAN TINTA


PENANGANAN pada INSTRUMEN YANG TERKONTAMINASI
PRION

• Pada pembedahan, pantau instrumen mana yang


dipakai
• Hindari memegang instrumen yang terkontaminasi
• Alat – alat sekali pakai musnahkan dengan dibakar
• Alat – alat nonkritis (meja operasi, tiang infus)
didekontaminasi dengan dilap kain yang direndam
klorin 0,5%
• Instrumen – instrumen tahan panas didekontaminasi
pada sterilisator pemindahan graviti (121°C-1 jam)
atau sterilisator pra vakum (275°C-18menit), atau
rendam pada NaOH selama 1 jam(Abrutyn 1998;
Fishmann dkk 2002)
APRIL DAN TINTA
• Setelah itu lakukan sterilisasi sesuai
proses yang dianjurkan
• Jaringan biopsi atau spesimen bedah
tempatkan di larutan formalin
selama 48 jam, kemudian di asam
formik 1 jam dan di larutan formalin
kembali selama 48 jam(Abrutyn
1998)

APRIL DAN TINTA


STERILISASI UAP PANAS BERTEKANAN

Menggunakan otoklaf
Harus memenuhi 4 kondisi yaitu
kontak yang memadai, suhu yang
sangat tinggi, waktu yang tepat, dan
kelembaban yang memadai

APRIL DAN TINTA


KELEBIHAN dan KEKURANGAN
KELEBIHAN :
• Lebih efektif
• Waktu yang lebih cepat

KEKURANGAN :
• Membutuhkan sumber panas terus menerus
• Pemeliharaan alat yang harus cermat
• Waktu , suhu, dan tekanan harus tepat
• Siklus yang berulang dapat menimbulkan
penumpulan pada sisi instrumen yang tajam
• Tidak bisa digunakan pada bahan plastik dan
karet
• Sukar menghasilkan paket kering

APRIL DAN TINTA


TAHAP STERILISASI UAP
1. Dekontaminasi, bersihkan, keringkan
alat yang akan disterilkan
2. Peralatan harus terbuka
3. Instrumen jangan diikat supaya uap bisa
kontak dengan seluruh permukaan
4. Susun instrumen dalam otoklaf agar
sirkulasi uap lancar
5. Instrumen yang tidak segera digunakan
sebaiknya dibungkus dengan kain
katun
APRIL DAN TINTA
6 Sterilisasi pada suhu 121°c (30 menit untuk yg
terbungkus, 20 menit untuk yg tdk
terbungkus)
7 Tunggu sampai sterilisator dingin, buka pintu
untuk mengeluarkan uap. Tunggu sampai
instrumen kering
8 Ketika dikeluarkan, letakan instrumen pada
permukaan yang dilapisi kertas atau bahan
kimia
9 Instrumen dianggap steril selama tetap bersih
dan kering

APRIL DAN TINTA


STERILISASI UAP KERING
• Menggunakan oven
KELEBIHAN :
• Menjangkau seluruh permukaan
instrumen
• Resiko penumpulan benda tajam lebih
kecil
• Tidak meninggalkan sisi kimia
• Mengurangi masalah paket basah di
iklim lembab

APRIL DAN TINTA


KEKURANGAN :
• Tidak bisa digunakan pada
plastik atau karet
• Waktu yang lebih lama
• Membutuhkan oven/sumber
listrik terus menerus

APRIL DAN TINTA


TAHAP STERILISASI PANAS KERING
1. Dekontaminasi, bersihkan dan keringkan
instrumen yang akan di sterilkan
2. Untuk mencegah kontaminasi ulang
bungkus instrumen dengan kertas
alumunium atau kontainer logam
3. Instrumen yang tidak dibungkus letakkan
di baki oven

APRIL DAN TINTA


4. Waktu penghitungan dimulai setelah suhu
yang diinginkan tercapai (170°C- 60 menit,
160°C-120 menit, 150°C-150 menit,
140°C-180 menit, 121°C-semalaman)
5. Setelah dingin, angkat dan simpan.
Instrumen yang tidak dibungkus keluarkan
dengan cunam yang steril dan segera
gunakan atau simpan di wadah steril.

APRIL DAN TINTA


Sterilisasi kimia

Sterilisasi kimia(sterilisasi dingin)


digunakan jika objek harus disterilisasi,
namun jika di panaskan atau di uapakan
akan merusak objek tersebut atau apabila
peralatan tidak tersedia maka alternatif lain
untuk sterilisasi dapat dilakukan secara
kimia.

APRIL DAN TINTA


Sterilisasi kimia
• Disinfektan tigkat tinggi dapat
membunuh endospora setelah paparan
10-24 jam.
• Disinfektan umum yang biasa digunakan
untuk steriliasasi kimia adalah
glutaraldehid dan formaldehid .
• Sterilisasai berlangsung selama 10 jam
dalam lar.glutaraldehid 2-4% dan minimal
24 jam dalam lar.formaldehid 8%.

APRIL DAN TINTA


Kelebihan dan kekurangan larutan glutaraldehid dan formaldehid
dalam perannya sebagai alat sterilisasi kimia

kelebihan kekurangan
• Tidak mudah dinonaktifkan oleh • Dapat menyebabkan iritasi pada
materi genetik kulit
• Dapat digunakan untuk sterilisasi • Glutaraldehid bekerja baik pd
instrumen yang tidak tahan suhu ruangan sehingga tidak di
panas. jamin dapat bekerja baik pada
• Dapat digunakan hingga 14 hari. suhu kurang dari 20°C.
• Glutaraldehid mahal harganya
• Uap dari formaldehid berpotensi
menghasilkan karsinogen & pada
derjat rendah glutaraldehid dapat
menginfeksi kulit, mata & saluran
pernafasan .
• Formaldehid tidak dapat
dicampur dengan klorin.
APRIL DAN TINTA
Instruksi sterilisasi kimia

1. Lakukan dekontaminasi
2. Rendam instrumen dalam wadah yang bersih dan
isi dg larutan kimia kemudian tutup.
3. Rendam selama 10 jam dalam larutan
glutaraldehid dan minimal 24 jam dalam larutan
formaldehid.
4. Angkat objek dengan cunam steril. Bilas 3 kali
dalam air yang steril dan keringkan diudara.
5. Simpan objek dalam wadah yang tertutup dan
steril jika alat tidak akan digunakan segera.

APRIL DAN TINTA


Memantau prosedur sterilisasi
Prosedur sterilisasi dapat dipantau dengan
kombinasi indikator biologi, kimiawi dan
mekanika sebagai parameter.
indikator biologi
Indikator kimiawi
a) Eksternal
b) Internal
 Indikator mekanik

11/8/2019
APRIL DAN TINTA
PENYIMPANAN
• Instrumen yang steril harus disimpan pada area
tertentu agar terlindungi dari debu, kotoran,
kelembamban, hewan dan serangga.
• Area paling baik ditempatkan bersebelahan dg
atau dihubungkan ke tempat sterilisasi
berlangsung, terpisah dan tertutup, akses terbatas ,
hanya digunakan untuk menyimpan bahan suplai
pasien yang bersih dan steril.
• Pada fasilitas yang lebih kecil, area ini dpt berupa
ruang disebelah Departement Pusat
Suplay(Central Supplay Departement) atau pada
unit operasi (Operating unit).

APRIL DAN TINTA


PENYIMPANAN
• Jaga area penyimpanan agar tetap bersih,
kering, serta bebas debu.
• Control suhu (24°C ) dan kelembaman (70
%).
• Simpan dengan jarak 20-25 cm dari lantai,
45-50 dari langit-langit dan 15-20 cm dari
dinding luar.
• Jangan gunakan kardus untuk tempat
penyimpanan.
• Bubuhkan tanggal dan rotaskan suply
tersebut.

APRIL DAN TINTA


Masa berlaku
• Masa berlaku yaitu, masa berapa lama
instrumen masih dianggap steril.
• Selain masa berlaku ada faktor lain yang
juga menentukan apakah instrumen masih
tetap steril atau tidak. Kejadian berupa
robekan, usang di area pembungkus yang
bisa terjadi kapan saja. Oleh karena itu,
masa berlaku sterilisasi bergantung pada
beberapa faktor berikut:

APRIL DAN TINTA


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASA BERLAKU STERILISASI

1. Kualitas pembungkus atau wadah.


2. Berapa kali paket dipegang sebelum
digunakan.
3. Berapa banyak orang yang telah memegang
paket tersebut.
4. Apakah paket tersebut disimpan pada rak
terbuka atau tertutup.
5. Kondisi area penyimpanan.
6. Penggunaan penutup debu plastik dan
penyegelan.

APRIL DAN TINTA


Metode sterilisasi lainnya
1. Sterilisasi gas
Salah satu contoh sterilisasi gas adalah
pengasapan ruangan dengan gas
formaldehid. Namun ini di anggap tidak
efektif dan tidak perlu. Meskipun
demikian, ada sterilisasi formaldehid uap
temperatur rendah yang digunakan untuk
memproses instrumen dan plastik.

APRIL DAN TINTA


2. Sterilisasi dengan sinar UV (ultraviolet)
sinar uv telah digunakan untuk membantu
mendisinfeksi udara selama 50 tahun (morris 1972).
Namun ada beberapa kekurangan dari sterilisasi jenis
ini yaitu:
1. tidak menetrasi debu, lendir atau air.
2. tidak dapat menjangkau mokroorganisme yang
tertutup dari sinar uv.
3. membutuhkan listrik yang mahal.
4. lampu uv membutuhkan pembersihan berkala.
5. kurang efektif di areadengan kelembaman relatif
tinggi.
6.paparan terhadap uv dapat membakar kulit dan mata.

APRIL DAN TINTA


3. Sterilan kimia lainnya
 Asam parasetik (Peroxyacetic Acid)
 Paraformaldehid
 Sterilisasi gas plasma

11/8/2019
APRIL DAN TINTA
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT)
DTT  Proses membunuh semua mikroorganisme
(termasuk bakteri vegetatif, virus,tuberkulosis, ragi) kecuali
beberapa endospora bakterial.

Efektivitas uap panas  proses alat DTT sekurang-


kurangnya 20’. Dicapainya batas keamanan dgn ketinggian
yang bervariasi sampai 5.500 meter, agar tujuan tercapai.

2 Macam dtt :
• Perebusan
• pengukusan

ANNISA & JENNI


PEREBUSAN
• Perebusan atau pengukusan menggunakan
panas untuk membunuh mikroorganisme.
• Keuntungan :
 Murah
 Mudah diajarkan pada petugas kesehatan
 Tidak memerlukan bahan kimiawi atau
larutan khusus
 Sumber panas tersedia di mana-mana

Annisa & Jenni


• Kerugian :
Waktu pemprosesan harus diatur
dengan seksama
Objek tidak dapat dipak sebelum di
DTT, sehingga kemungkinan
kontaminasi lebih besar
Sumber minyak diperlukan

Annisa & Jenni


INSTRUKSI UNTUK DTT DENGAN
PEREBUSAN
• Langkah 1: Dekontaminasi dan bersihkan semua
alat- alat yang akan di DTT
• Langkah 2: Jika memungkinkan semua alat harus
terendam dalam air. Atur air sedemikian rupa,
sekurang- kurangnya 2,5cm air dari atas alat.
• Langkah 3: Tutup rapat dan biarkan air memdidih
serta berputar (kurangi panas pada perebusan.
Air mendidih terlalu keras memboroskan minyak
dan dapat merusak alat)

Annisa & Jenni


• Langkah 4: mencatat waktu (dicatat setelah air mendidih
• Langkah 5: Rebus alat- alat selama 20’
• Langkah 6: Setelah merebus, pindahkan alat- alat dengan cunam
yang telah di DTT lebih dahulu. Jangan biarkan alat – alat terus
terendam dalam air, karena sewaktu air mulai dingin, kuman dan
partikel – partikel masuk dalam kontainer dan dapat
mengkontaminasi alat-alat (Perkins 1983)
• Langkah 7: Pakailah alat- alat dan benda – benda segera, atau
simpan dalam kontainer yang telah di DTT atau sarung tangan
DTT dan tertutup rapat. Jika kontainer basah (karena air
tertinggal di dasarnya), gantilah dengan kontainer yang kering
dan dapat ditutup rapat

Annisa & Jenni


MEMELIHARA ALAT YANG SERING DI DTT DENGAN
PEREBUSAN

• Langkah 1 : Rebus air selama 10’ sebelum dipakai (agar


endapan dalam air akan mengendap sebelum alat – alat
dimasukkan)
• Langkah 2 : Pakailah air yang sama sepanjang hari; tambah
seperlunya agar alat-alat terendam 1 inci dibawah permukaan
air waktu DTT ( seringkali pengeringan dan penggantingan air,
dan perebusan terlalu panas meningkatkan risiko adanya
penggerakan pada instrumen)
• Langkah 3: Keringkan dan bersihkan pot setiap hari setelah
pekerjaan selesai untuk membuang penggerakan.

Annisa & Jenni


TIPS MEREBUS
• Rebus selama 20 menit dalam tempat
merebus yang tertutup
• Mulai catat sewaktu air mulai mendidih
• Alat- alat logam harus terendam
sempurna
• Jangan tambahkan sesuatu kedalam pot
sesudah mulai pencatatan waktu

ANNISA & JENNI


INSTRUKSI DTT DENGAN PENGUKUSAN

LANGKAH 1: Tempatkan instrumen, kanula avm plastik dan alat-alat lain disalah satu
panci yang ada lubang didasarnya. untuk memudahkan pengeluaran panci, jangan ISI
PANCI TERLALU LAMA.

Langkah 2 : Ulangi proses in sampai ketiga panci terisi. Letakkan semua panci di atas
panci bawah yang berisi air untuk dididihkan. Sebuah panci kosong tanpa lubang
disiapkan disamping sumber panas.

Langkah 3 : Tutup panci dan didihkan sampai air mendidih (Jika tidak mendidih, uap yang
dihasilkan sanagat sedikit dan suhu tidak cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme).

Langkah 4 : Waktu uap mulai keluar di antara panci dan tutup, mulai mencacat waktu
atau menulis waktu mulainya DTT.

Langkah 5 : Kukus selama 20 menit.

ANNISA & JENNI


Cont....
Langkah 6 : Angkat panci atas dan tutup panci berikutnya.
Guncangkan panci agar air turun dari panci yang baru di angkat.

Langkah 7 : Tempatkan panci yang baru diangkat ke atas panci


kosong. Ulangi sampai semua panci di tempatkan di atas panci
kosong dan tutup panci paling atas (Langkah ini membuat semua
alat dingin dan kering tanpa terkontaminasi).

Langkah 8 : Biarkan alat-alat menjadi kering dalam panci (1-2


jam) sebelum dipakai.

Langkah 9 : Dengan menggunakan penjepit yang DTT, pindahkan


alat-alat kering ke dalam kontainer yang kering dan telah di DTT,
tertutup rapat. Alat-alat dapat juga disimpan dalam panci uap
yang tertutup, sebelum digunakan.

ANNISA & JENNI


DISINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN
BAHAN KIMIAWI
Desinfektan, yaitu: Klorin, Formaldehid, Glutaraldehid,
dan Perokside yang digunakan secara rutin sebagai
disinfektan tingkat tinggi.
Bahan kimiawi dapat mencapai DTT jika benda-benda
yang akan didisinfeksi dibersihkan dulu sebelum
direndam.
Pemilihan disinfektan tingkat tinggi yang digunakan
pada sifat-sifat benda yang akan didisinfeksi, daerah
yang digunakan(misalnya ventilasi yang baik).

Annisa & Jenni


Keuntungan dan Kerugian menggunakan Disinfeksi
Tingkat Tinggi

 Larutan Klorin bereaksi sangat cepat. Kerugian


utamanya adalah larutan klorin > 0,5% yang dapat
merusak logam. Alat-alat stainless steel dapat dengan
aman di-DTT dalam larutan klorin 0,1% dengan
merendamnya selama 20 menit. Untuk DTT, larutan
0,1% dibuat dengan air matang, lakukan penyaringan
bila air keruh. Sebelum direndam, benda-benda harus
dibersihkan dan dikeringkan.
Masalah korosi dapat dikurangi jika benda-benda
tersebut dibilas dengan air matang dan dikeringkan
segera. Walaupun larutan klorin untuk DTT dapat
berubah jika tertutup atau disimpan dalam kontainer
transparan, larutan untuk DTT hanya perlu dibuat jika
larutan tersebut sudah keruh.

ANNISA & JENNI


Cont...
• Formaldehid 8% merupakan disinfektan
tingkat tinggi yang efektif, tetapi baunya
sangat merangsang dan bersifat sangat
iritatif dan berpotensi menyebabkan
karsinogen. Hati-hati sewaktu mencampur
dan menggunakan larutan formaldehid agar
ada perlindungan pada petugas dan pasien
dari dampaknya. Jangan diencerkan dengan
air yang mengandung klorin, karena dapat
mengeluarkan gas yang berbahaya. Petugas
harus memakai sarung tangan untuk
mencegah kontak kulit, dan melindungi
mata dari cipratan uap serta menggunakan
larutan ini hanya pada ventilasi baik.

Annisa & Jenni


Cont...
• Glutaraldehid kurang iriatif dibanding
formaldehid, tetapi staf dan klien perlu
dilindungi dari uapnya swaktu
mencampur dan menggunakan larutan
ini. Pakailah sarung tangan,
perlindungan mata, batasi waktu
paparan, dan hanya gunakan ditempat
dengan ventilasi baik.

ANNISA & JENNI


Cont...
• Hidrogen Perokside (H2O2) yang
dilarutkan dalam larutan 6%. Larutan
(H2O2) 3% digunakan sebagai antiseptik,
tetapi tidak dapat digunakan sebagai
disinfektan. Kerugian utama perokside
adalah sangat korosif, jangan digunakan
untuk disinfektan tembaga, aluminium,
seng, atau kin. Oleh karena dapat dengan
cepat kehilangan kemampuannya oleh
paparan panas dan sinar matahari.

ANNISA & JENNI


Langkah-langkah pada DTT dengan
bahan kimiawi
 Dekontaminasi alat-alat dan benda-benda lain yang
terkontaminasi darah dan tubuh, bersihkan dan
keringkan sebelum ditempatkan dalam laurutan
disinfektan.
 Cemplungkan semua benda dalam Disinfektan Tingkat
Tinggi
 Kocok selama 20 menit
 Pindahkan alat-alat dengan menggunakan cunam atau
sarung tangan DTT atau steril
 Bersihkan dengan air matang 3x dan keringkan di
udara
 Segera dipakai atau simpan dalam kontainer yang
kering dan telah di DTT
ANNISA & JENNI
Penyimpanan Disinfektan
• Disinfektan kimiawi harus disimpan
di tempat yang gelap dan dingin.

• Jangan di simpan di bawah cahaya


matahari atau panas yang
berlebihan.

ANNISA & JENNI


Pembuangan Kontainer Kimia Habis
Pakai
• Kontainer kaca dapat dicuci dengan sabun,
dibilas, dikeringkan dan digunakan kembali.
Alternatif lain kontainer kaca dapat dibilas
(paling sedikit 3 kali) dengan air kemudian
dikubur.
• Kontainer plastik yang digunakan untuk bahan-
bahan toksik seperti glutaraldehid atau
formaldehid harus dibilas 3 kali dengan air, lalu
dikubur atau dibakar.

ANNISA & JENNI


Pembuangan Bahan-bahan Kimia
Habis Pakai

Buang dalam sistem pembuangan


umum, misalnya melalui WC, siram
dengan air secukupnya. Sampah cair dapat
dibuang melalui saluran khusus. Mencegah
cipratan bilas toilet atau saluran
pembuangan dengan hati-hati
menggunakan air untuk menghilangkan
residu sampah tersebut.

ANNISA & JENNI


Bahan-bahan yang Tidak Dapat
Digunakan Sebagai Disinfektan
o Devirat-devirat akridin (misal: gentian violet atau
kristal vioklet)
o Setrimide (misal Cetavlon)
o Setrimide dengan klorhoksidin glukonat (Salvon)
o Chlorinated lime dan asam borak (misaL Eusol)
o Klorheksidin glukonat (misal Hisiscrub, Hibitane)
o Kloroksilenol (misal Dettol)
o Heksaklorofen (misal Phisohex)
o Mercury compounds (toksik tidak dianjurkan sebagai
antiseptik, ataupun disinfektan)

ANNISA & JENNI


Beberapa produk yang biasa digunakan
sebagai bahan disinfektan adalah fenol 1-2%
(fenol), asam karbol 5% (Lysol) dan
benzalkonium klorid, aquternary ammonium
compound (Zephiran). Ini adalah disinfektan
tingkat rendah yang hanya bisa digunakan
untuk dekontaminasi permukaan (lantai dan
dinding).

ANNISA & JENNI


MEMROSES LINEN

Linen  bahan dari kain yang digunakan dalam fasilitas


perawatan kesehatan oleh staf rumah tangga (kain
tempat tidur dan handuk), staf pembersihan
(kainpembersih, gaun ), personel bedah (masker, baju
cuci ,gaun bedah, drapes dan pembungkusan), serta staf
unit khusus seperti ICU dan unit-unit lain yang
melakukan prosedur medik invasif (seperti anestesiologi,
radiologi, atau kardiologi

DESTI DAN ASTRI


LATAR BELAKANG

Mengapa kita Resiko


harus tau ? terkontaminasi

Faktor infeksi pada pekerja

Tidak memakai sarung tangan, atau mencuci


tangan selama atau sesudah proses
pengumpulan, membawa dan memilih
bahan yang kotor

Untuk mengurangi resiko terkontaminasi :


1. Menetapkan cara tebaik untuk menangani,memroses dan menyimpan
linen
2. Pekerja harus dilatih dengan seksama dan secara teratur disupervisi

DESTI DAN ASTRI


PRINSIF DAN LANGKAH DALAM MEMROSES LINEN

• Dalam memroses linen harus memakai sarung tangan dan alat pelindung
lainnya.
• Dalam mengumpulkan dan membawa linen kotor ,tangani sedikit
mungkin dan dengan kontak minimum untuk mencegah perlukaan dan
penyebaran mikroorganisme.
• Anggap semua bahan kain yang telah dipakai terinfesius.
• Bawa linen kotor dalam kontainer yang tertutup atau kantong plastik
untuk mencegah ketececeran dan batasi linen kotor itu dalam area
tertutup sampai dibawa ke binatu.
• Pilih dengan hati-hati semua linen di area binatu sebelum dicuci. Jangan
memilih/mencuci linen saat mau dipakai

DESTI DAN ASTRI


PENGGUNAAN PERLENGKAPAN
PERLINDUNGAN DIRI
Jenis PPD Kapan dipakai

Sarung tangan dan sepatu tertutup • menangani larutan desinfektan


•Mengumpulkan dan menangani linen
kotor
•Membawa linen kotor
•Memilih linen
•Mencuci linen dengan tangan
•Memasukkan linen ke dalam mesin
cuci
Apron plastik atau karet dan kaca mata • Memilih kain kotor
pelindung •Mencuci linen kotor dengan tangan
•Memasukkan linen ke dalam mesin
cuci

11/8/2019
DESTI DAN ASTRI
Memroses linen terdiri dari :
• Mengumpulkan,
• Membawa ,
• memilih linen kotor dan
• Membinatu (mencuci, mengeringkan, melipat dan
membungkus)
• Menyimpan
• dan mendistribusikan

DESTI DAN
11/8/2019 ASTRI
MENGUMPULKAN DAN MEMBAWA LINEN

1. Kumpulkan linen bekas pakai dalam kantong (kain & plastik) dan kontainer
tertutup. Linen kontaminasi berat, dengan hati-hati gulungkan area
terkontaminasi ke pusat linen dan tepatkan dalam kantong tahan bocor. Dan
kantong kain , juga memerlukan proses sama seperti isinya.
2. Tangani linen kotor sedikit mungkin dan jangan dikocok
3. Untuk linen pasien terisolasi tidak perlu menggunakan kantong
double/perlindungan lain.
4. Jangan memilih atau mencuci linen kotor di area perawatan pasien.
5. Kumpulkan dan bawa linen kotor sesuai setiap prosedur.
6. Bawa linen kotor yang terkumpul dalam kantong, kontainer, kereta tertutup
ke area pemrosesan
7. Bawa kain kotor dan kain bersih secara terpisah.

ASTRI DAN DESTI


Memilih linen
• Pemilihan linen  penting
• Karena linen yang kotor dari kamar
bedah atau area prosedur lainnya tidak
jarang mengandung barang tajam. Dan
juga dari pembersihan kamar pasien
diperoleh kasa yang kotor atau terkenah
cairan tubuh.
• barang- barang ini harus ditangani
dengan cermat dengan memakai sarung
tangan pelindung, alat pelindung mata,
apron plasti karet. Dan harus di buang
sepatutnya.
ASTRI DAN DESTI
MENCUCI DENGAN MESIN
1. Mencuci linen yang kotor sekali terpisah dari linen yang tidak kotor
2. Sesuaikan suhu dan siklus waktu dari mesin menurut instruksi pabrik
dan jenis sabun atau sabun pencuci lainnya yang akan dipakai. Baik
siklus mencuci dingin maupun panas dengan pemutih menurunkan
jumlah bakteri pada linen.
mencuci dengan air panas
-gunakan air panas di atas 71oC dan sabun untuk membantu
melepaskan kotoran
-tambahkan pemutih dan asam
-sesuaikan siklus waktu mesin menurut instruksi
3. Kalau siklus mencuci telah lengkap, periksa kebersihan linen. Cuci
ulagan kalau masih kotor atau bernoda. Linen yang kotor sekali
memerlukan cuci ulang

ASTRI DAN DESTI


Mencuci dengan tangan
1. Mencuci linen yang kotor sekali terpisah dari linen
yang tidak kotor
2. Cuci semua dengan sabun cair untuk mengeluarkan
kotorannya bahkan kalau tidak tampak sekalipun
-pakai air hangat kalau ada
-tambahkan pemutih
-tambahkan asam (asam lemah) untuk mencegah
linen menjadi kuning, kalau diinginkan
3. Periksa kebersihan cucian. Cuci ulang kalau masih
kotor atau bernoda
4. Bilas cucian itu dengan air bersih

ASTRI DAN DESTI


Mengeringkan, Memeriksa dan
Melipat Linen
1. Keringkan di udara atau dengan mesin sebelum
di proses selanjutnya. Keringkan di udara di
bawah matahari, apabila mungkin, linen jangan
sampai menyentuh tanah, jauhkan dari debu
dan uap
2. Setelah bahan linen seluruhnya kering, periksa
adanya lubang dan area yang usang. Kalau ada,
bahan itu harus dibuang atau diperbaiki
sebelum dipakai lagi atau disimpan.
3. Linen yang bersih dan kering harus disetrika dan
dilipat.

ASTRI DAN DESTI


Menyimpan Linen Kering
• Simpan linen bersih dalam area
penyimpanan tertutup yang bersih
• Gunakan penghalang fisik untuk
memisahkan kamar melipat dan
penyimpanan dari area kotor
• Rak harus bersih
• Lien yang disimpan ditangani sesedikit
mungkin

11/8/2019 ASTRI DAN DESTI


Membawa Linen Bersih
• Kontainer atau kereta yang dipakai
membawa linen kotor harus dibersihkan
dengan seksama sebelum digunakan
untuk membawa linen bersih. Kalau
kontainer dan kereta yang berbeda
digunakan untuk membawa linen bersih
dan kotor, harus dipasang label
• Linen bersih harus dibungkus atau
ditutupi salama dibawa untuk mencegah
kontaminasi

ASTRI DAN DESTI


Mendistribusikan Linen Bersih
• Lindungi linen bersih sampai dibawa
untuk digunakan
• Jangan meninggalkan linen ekstra di
kamar pasien
• Tangani linen bersih sesedikit mungkin
• Jangan mengebutkan linen bersih karena
akan mengeluarkan debu
• Bersihkan kasur kotor sebelum menaruh
linen bersih di atasnya

DESTI DAN ASTRI


PEMROSESAN ULANG ALAT SEKALI
PAKAI

NABILA DAN MARISA


Keuntungan Pemrosesan Ulang

Pemrosesan ulang memiliki banyak


sekali keuntungan, diantaranya:
• Menghemat biaya.,
• Berkurangnya sampah medis, khususnya
sapah yang telah terinfeksi, mahal dan
sulit ntuk dibuang.
• Di RS dan klinik dapat melakukan
penghematan

NABILA DAN MARISA


Pemrosesan Ulang Peralatan Sekali
Pakai
Terdapat kekuatan pendorong di belakang
gerakan untuk mengganti atau memakai ulang
peralatan sekali pakai, di antaranya adalah:
• Faktor hambatan keuangan.
• Pengurangan anggaran.
• Manajemen pelayanan.
• Data pendukung pemakaian ulang peralatan yang
aman.

11/8/2019
NABILA DAN MARISA
ALASAN DIBALIK ADANYA PEMROSESAN ULANG
SARUNG TANGAN BEDAH LATEKS

• Suplai sarung tangan sekali pakai


sering tak mencukupi daan terbatas.
• Pemrosesan ulang tidak sulit dan tidak
mahal.
• Sarung tangan bedah yang diproses
ulang dapat digunakan tidak hanya
pada ruang bedah.

11/8/2019
NABILA DAN MARISA
Pemrosesan Ulang Sarung Tangan
Bedah Sekali Pakai
• Resiko dalam pemprosesan ulang adalah bila sarung
tangan yang akan digunakan kembali terdapat lubang
dan sobekan yang tidak terlihat. Akibatnya, si
pemakai tidak terlindugi dengan baik.
• Sterrilisasi (otoklaf) atau penguapan (Disinfeksi
Tingkat Tinggi) pada sarung tangan bedah, dapat
menghasilkan produk yang dapat diterima. Serta saat
dikombinasikan dengan sarung tangan rangkap,
menunjukkkan biaya yang efektif dan penggunaan
kembali pperalatan sekali pakai yang efektif.

NABILA DAN MARISA


DAUR ULANG ATAU PEMPROSESAN
ULANG SEMPRIT (PLASTIK) DAN
JARUM HIPODERMIK

NABILA DAN MARISA


Daur Ulang Semprit Sekali Pakai

Daur ulang adalah alternatif baru dan potensial yang cocok


untuk fasilitas dengan sumber terbatas. Alternatif lain
adalah insenerasi, enkapsulasi, dan dikubur.
• Insenerasi mengasilkan emisi toksik, termasuk polutan
organic resisten dalam hal pembakaran suhu rendah dan
mahal.
• Enkapsulasi dan penguburan tidak saja mahal, tetapi juga
tidak mengurangi volume sampah. Disamping itu tidak
seperti daur ulang, tidak ada yang dapat menghasilkan
dana.

NABILA DAN MARISA


Pemprosesan Kembali Semprit Sekali
Pakai (dengan Jarum)
Agar pemprosesan kembali semprit plastik sekali
pakai merupakan alternatif yang visibel secara
ekonomis dan praktis, diperlukan pengawasan
sebagai berikut :
• Jarum dan semprit yang steril dan DTT digunakan
hanya untuk satu kali suntikan.
• Sesudah dipakai, semprit dan jarum yang telah
dipisahkan didekontaminasi dan ditempatkan
dalam kontainer benda tajam.
• Semprit, sebaikanya jangan tidak diproses sesuai
dengan pencegahan infeksi yang dianjurkan.

NABILA DAN MARISA


Rasional untuk pemprosesan ulang hanya
untuk semprit, dan tidak untuk jarum adalah
sebagai berikut :
• Jarum terkontaminasi menyebabkan
perlukaan dan sangat berisiko untuk penyakit
mengancam jiwa.
• Jarum sukar dibersihkan dan disterilisasi atau
di DTT, tetapi semprit tidak.
• Semprit plastik, yang banyak terbuat dari
polivinil klorida (pvc) berperan pada polusi
lingkungan jika dibakar walaupun dengan
suhu tinggi (NIHE 2002).

NABILA DAN MARISA


Pemprosesan Versus Pembuangan
Jarum dan Semprit
• Pemprosesan ulang semprit sekali pakai dapat
meningkatkan pendapatan di negara-negara
dengan sumber terbatas.
• Pemprosesan ulang jarum bekas, menunjukan
pemakaian tidak tepat dari item sekali pakai dan
bertanggung jawab untuk infeksi (Kane dkk 1999 :
Phillips dkk 1971, Simonsen dkk 1999).
Pada situasi tersebut, jika itu adalah satu-satunya
pilihan, penting sekali bahwa pemprosesan ulang
dilakukan mungkin semua menggunakan praktik
dan proses pencegahan infeksi yang dianjurkan.

NABILA DAN MARISA


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai