Koma
Koma
KOMA
1
DISUSUN OLEH :
2
DEFINISI
3
Koma
Berlangsung
Kelainan kesadaran yang ditandai oleh tidak setidaknya satu
adanya stimulasi atau keadaan tidak responsif jam
di mana pasien berbaring dengan mata
tertutup dan tidak memiliki kesadaran terhadap
diri dan lingkungan
Pasien koma mulai
bangun dan pulih secara
bertahap dalam 2 hingga
4 minggu
5
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI KOMA
6
ETIOLOGI KOMA
BERDASARKAN
NEUROANATOMI
7
Kerusakan Hemisfer Bilateral yang Difus
Kerusakan Hemisfer secara bilateral dapat memicu terjadinya koma, sedangkan lesi
hemisfer unilateral tidak dapat menyebabkan koma kecuali jika ada kompresi batang
otak sekunder yang disebabkan oleh adanya herniasi. Penyebab kerusakan hemisfer
secara bilateral meliputi
gangguan obat
trauma iskemik infeksi
metabolik
8
Lesi Batang Otak
9
Kompresi batang otak
Primer sekunder
■ Massa tumor ■ lesi sereberal yang
■ abses menekan area reticular
batang otak kearah
■ infark dengan edema
depan dan atas
yang massif atau
perdarahan intraserebral
■ subdural maupun epidural
yang mendistorsi struktur
yang lebih dalam dan
menyebabkan koma
■ adanya perubahan-
perubahan yang lebih
meluas di seluruh hemisfer
10
PENYEBAB KOMA SECARA
ANATOMI-PATOFISIOLOGI
11
Koma tanpa tanda fokal dan tanpa meningeal sign.
12
Hubungan tanda klinis dengan etiologi
neuroanatomi dalam koma
13
Gangguan pergerakan mata: OCR abnormal atau
Lesi batang otak kalori
Respons motorik asimetris
14
PEMERIKSAAN
PASIEN DENGAN
GANGGUAN
KESADARAN
15
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Status Internus:
meliputi : TTV, kepala, leher, thorax, abdomen
Pemeriksaan Neurologis :
- pemeriksaan GCS
16
17
Pemeriksaan untuk menetapkan letak
proses patologik
Observasi
umum
18
■ Pengamatan pola penapasan
19
■ Kelainan pupil
20
■ Gerak bola mata
1. Deviasi konjugat
Kedua bola mata melirik ke samping, ke arah hemisfer yang terganggu,
ukuran dan bentuk pupil normal, refleks cahaya positif , adanya gangguan
pada area 8 lobus frontalis.
2. Lesi di thalamus
Kedua bola mata melirik ke hidung, pasien tidak dapat dapat
menggerakkan kedua bola mata ke atas, pupil kecil dan refleks cahaya
negative
3. Lesi di pons
Kedua bola mata berada di tengah, bila kepala pasien digerakkan ke
samping maka tidak terlihat gerakan bola mata ke samping (dolls eye
manoever yang abnormal), pupil sangat kecil, reaksi terhadap cahaya positif
(dilihat dengan kacapembesar)
4. Lesi di serebelum
Pasien tidak dapat melihat ke samping, pupil normal (bentuk dan reaksi
terhadap cahaya ). 21
Refleks Batang Otak
Pada pasien koma hanya dapat diperiksa refleks cahaya. Bila refleks cahaya
terganggu berarti ada gangguan di mesensefalon (bagian atas batang otak)
Refleks okulo-auditorik
Bila telinga pasien dirangsang dengan suara yang keras maka
pasien akan menutup matanya (auditory blink reflex)
22
Refleks okulovestibular (pons)
a. Bila meatus akustikus eksternus dirangsang dengan air panas (44°C) maka akan
terjadi gerakan bola mata cepat ke arah telinga yang dirangsang
b. Bila tes kalori ini negatif berarti ada gangguan di pons
Refleks kornea
Bila kornea digores dengan kapas halus maka akan terjadi penutupan kelopak mata
Dinding belakang faring dirangsang dengan spatel maka akan terjadi refleks
muntah
23
.F. Reaksi terhadap rangsang nyeri
1. Penekanan di atas orbita, jaringan di bawah kuku jari tangan,
atau tekanan pada sternum. Reaksi yang dapat dilihat seperti
gerakan abduksi, seakan akan pasien menghalau rangsangan;
ini menandakan bahwa masih terdapat fungsi hemisfer.
2. Gerakan adduksi, seakan-akan pasien menjauhi rangsangan
(withdrawal); ini berarti bahwa masih terdapat fungsi tingkat
bawah.
Hipotensi • kristaloid
25
•sistolik di atas 250 mm Hg atau MAP di atas 130 mm
hipertensi ekstrem Hg) diterapi dengan: labetalol (10 mg IV), hidralazin
(10 mg IV) atau nicardipine (5 mg / jam)
26
• larutan dekstrosa pada penderita alkoholik
thiamin hidroklorida
atau pada keadaan kurang gizi. Berikan thiamine
100 mg I.M atau I.V
terlebih dahulu, karena glukosa dapat
menyebabkan ensefalopati Wernicke pada mereka
yang kekurangan gizi
27
Prognosis
28
Durasi
koma
Semakin lama semakin berkurang
kesempatan untuk sembuh
Pada hari ketiga kesempatan
pemulihan berkurang menjadi hanya
7%,
pada hari ke-14 tingkat
pemulihannya menurun hingga 2%.
Kesadaran pada akhir minggu
pertama berada dalam keadaan
vegetative
29
30
31
32