Tugas 1 - Keuangan Islam

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 20

Mudharabah

Islamic Finance
Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak. Pihak pertama
menyediakan seluruh modal (disebut sebagai shahibul maal / LKS), dan pihak
kedua bertindak selaku pengelola (disebut sebagai ‘amil / mudharib / nasabah).
Dengan ketentuan keuntungan usaha dibagi di antara para pihak sesuai
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak kerjasama.

Fatwa DSN-MUI No. 07 tahun 2000


Dasar Hukum
 QS. Al-Baqarah ayat 283 – … maka jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya…

 Hadis Riwayat Thabrani dari Ibnu Abbas – Diceritakan bahwa Abbas bin Abdul Muthallib saat menyerahkan harta sebagai
mudharabah. Beliau memberikan syarat kepada pengelola harta tersebut agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah,
dan juga tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan tersebut dilanggar oleh pengelola, maka mudharib sebagai pengelola harus
menanggung resikonya. Saat persyaratan itu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya.

 Hadist Riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib – Terdapat tiga hal yang mengandung keberkahan. Yaitu jual beli (yang dilakukan) tidak
secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk kebutuhan rumah tangga, bukan untuk
dijual.

 Ijma’ – Beberapa sahabat pernah menyerahkan harta anak yatim kepada orang lain atau mudharib sebagai mudharabah dan tak
ada seorang pun mengingkari mereka. Sehingga hal ini disimpulkan sebagai sebuah ijma’.

 Qiyas – Transaksi mudharabah dapat diqiyaskan kepada transaksi musaqah.


Rukun Mudharabah
 Pelaku akad – minimal ada dua pihak, yaitu satu pihak sebagai shahibul

maal (pemilik dana) dan pihak yang pandai mengelola bisnis tapi tidak memiliki

modal sebagai pengelola dana (mudharib).

 Objek akad – ada 3 unsur objek akad yang harus terpenuhi, yaitu kerja

(dharabah), keuntungan (ribh) dan modal (maal).

 Shighah – adalah ucapan atau perbuatan ijab dan qabul antar para pihak yang

melakukan akad mudharabah.


Syarat Mudharabah
 Pihak yang bertransaksi haruslah mereka yang cakap hukum dan berakal

 Modal mudharabah harus berupa uang, jelas dan diketahui jumlahnya.

 Modal harus tunai bukan berupa hutang kepada pihak pengelola, dan harus

diserahkan kepada mudharib (pengelola).

 Keuntungan harus jelas ukurannya (biasanya dalam prosentase) dan harus

dengan pembagian yang disepakati kedua belah pihak

 Kerugian ditanggung sesuai dengan porsi modal yang diserahkan.


Jenis- Jenis Mudharabah

Mudharabah

Mutlaqah Muqayadah

1.Bebas Terbatas
2.Tanpa Syarat Bersyarat
3.Tidak Terikat Terikat
Jenis : Mudharabah Mutlaqah

Mudharabah Mutlagah adalah jenis kerjasama antara pemilik modal dan pengelola
usaha, tanpa ada batasan ketentuan usaha dari pemilik modal, sehingga disebut juga
sebagai akad mudharabah tidak terikat.

 Sesuai dengan sifatnya yang tanpa batasan, maka pengelola usaha diberikan
kebebasan menentukan jenis dan cara usaha yang akan dilakukan untuk
memperoleh keuntungan.

 Salah satu contoh mudharabah mutlaqah adalah kerjasama antara nasabah


penabung dengan bank, melalui produk tabungan, giro, dan deposito syariah.
Contoh Kasus
 Misalnya seorang nasabah/ Investor ingin melakukan investasi dengan cara ini
sebesa Rp 100 Juta, sedangkan total dana nasabah investor yang ingin investasi
dengan cara ini sebesar Rp 100 Milyard.

 Namun tidak seluruh dana unu dapat digunakan oleh bank, karena bank harus
menyisihkan 5% dan dana tersebut sebagai simpanan wajib di BI.

 Katakan bank juga ikut melakukan investasi di sekitar perdagangan sebsar Rp 145
Milyard sehingga jumlah dana nasabah investor dan dana bank untuk investasi
sebesar Rp 1000 Milyard.

 Katakanlah disepakati nisbah bagi hasil antara bank dan nasabah investor sebesar
35:65 pada akhir bulan, investasi yang dibiayai menghasilkan pendapatan sebesar
16 milyard. Bagi hasil dihitung sbb:
Bagi Hasil Dihitung Sbb:
Jumlah seluruh dana nasabah
Investor A 900.000.000.000

Jumlah dana nasabah investor


yang dapat disalurkan untuk
pembiayaan =
B 855.000.000.000

Dana bank dalam pembiayaan


proyek C 145.000.000.000

Pembiayaan yang disalurkan =


B+C D 1.000.000.000.000

Pendapatan dari penyaluran


pembiayaan E 16.000.000.000

Pendapatan dari setiap Rp 1000


dana nasabah investor
F=(B/D) x E(I/A) x 1000
F 15,20
Lanjutan

 Perhitungan di atas digunakan untuk menunjukan pada bulan yang

bersangkutan berapa rupiah yang dihasilkan dari tiap Rp 1000 dana

nasabah/investor yang digunakan untuk pembiayaan.

 Angka ini (pada table tersebut sebesar Rp 15,20)

 Kemudian digunakan untuk perhitungan selanjutnya,

 Pada Bulan tersebut bagi hasil yang diterimas sebesar


Lanjutan

Pendapatan dari setiap Rp 1000


dana nasabah investor
F 15,20

Saldo rata-rata harian G 100.000.000


Nisbah bagi hasil nasabah H 0,65
Porsi bagi hasil untuk nasabah
I=F x (50/100) x (G/1000)
I 988.000

Dengan demikian bagi hasil yang diterima oleh nasabah/ investor


tersebut. Pada bulan yang bersangkutan sebesar Rp 988.000 sebelum
pajak.
Jenis : Mudharabah Muqayadah

 Jenis kerjasama ini adalah kebalikan dari mudharabah mutlagah, karena pada
jenis akad mudharabah ini, shahibul maal (pemilik dana) menentukan usaha
yang akan dilakukan oleh pengelola. Sehingga pengelola terikat dengan
batasan yang diberikan oleh pemilik dana.
 Contoh mudharabah muqayadah adalah jika sebuah perusahaan ingin
memberikan bantuan produktif kepada warga binaan, namun membutuhkan
peran lembaga keuangan sebagai penyalur dan pengelola. Maka perusahaan
tersebut dapat melakukan perjanjian mudharabah muqayadah dengan pihak
lembaga keuangan syariah.
 Pada prakteknya, pelaksanaan akad mudharabah muqayadah oleh LKS dapat
dilakukan dengan dua cara berbeda, yaitu dengan pola channeling dan
executing.
Mudharabah Muqayadah off balance
sheet
 Berikut adalah jenis mudharabah muqayadah
 Mudharabah Muqayadah off balance sheet – merupakan praktek akad
mudharabah dengan skema channeling. Sebab, penyaluran dana langsung
dari shahibul maal kepada nasabah, sehingga tidak ada catatan pembiayaan
nasabah oleh bank. Pada jenis mudharabah ini bank menerima komisi dan bank
melakukan pencatatan pada rekening administrasi, bukan pada neraca
keuangan bank. Sehingga akad ini disebut mudharabah muqayadah off balance
sheet.

 Mudharabah Muqayadah On balance Sheet – adalah pola executing. Dilakukan


setelah pemodal menetapkan syarat akad mudharabah, dan para pihak telah
menyepakati syarat serta pembagian keuntungan usaha. Kemudian dana milik
pemodal yang telah diserahkan kepada LKS, dipisahkan dari kelompok dana
mudharabah tidak terikat dan dibuatkan bukti investasi khusus. Dengan cara ini,
maka setoran dana pemodal dan pembiayaan dicatat didalam laporan neraca
keuangan bank, sehingga disebut mudharabah muqayadah on balance sheet.

Anda mungkin juga menyukai