Anda di halaman 1dari 40

4

Better
LIFE
DAKWAH

1
Kisah Seekor Tikus…
Seekor tikus mengintip di balik celah
tembok mengamati sang Petani dan
Istrinya yang tengah membuka sebuah
bingkisan. Ternyata, “PERANGKAP
TIKUS!”. Tikus panik.

Tikus berlari ke ladang pertanian dan


menjerit ngasih warning “Awas, ada
perangkap tikus di dalam rumah!”.
Namun, apa jawab para penghuni
ladang pertaniaan?

2
Sang AYAM, “Ya maafkan aku pak Tikus.
Aku tahu ini masalah besar bagimu, tapi
buatku secara pribbadi, no prob`lemo.
So, nggak usah berisik deh!”

Sang KAMBING, “Wah.., aku


menyesal dengan kabar ini. Tapi
nggak ada yang bisa kuperbuat
selain berdoa. Percaya deh, kamu
selalu ada dalam doa-doaku”.

Sang LEMBU,
“Perangkap tikus?!, jadi
aku dalam bahaya
besar?” dengan sinis.
3
Tikus kembali ke rumah
dengan lesu. Kecewa, sedih,
kesal. Dia harus menghadapi
PERANGKAP TIKUS lonely…

Saat malam, tiba tiba, ‘Crek!” perangkap tikus berhasil


menangkap mangsa. Istri petani bergegas memeriksa dalam
kegelapan. TERNYATA…

Training Jurnalistis, 29 April 2007 di ITATS- 4


Surabaya
BUKAN TIKUS, TAPI ULAR
BERBISA. Tangan istri petani
sempat dipatuk dan segera di
bawa ke Rumah Sakit.
Sepulangnya dari RS, sang istri
menggigil kedinginan.

Training Jurnalistis, 29 April 2007 di ITATS- 5


Surabaya
BUKAN TIKUS, TAPI ULAR BERBISA.
Tangan istri petani sempat dipatuk
dan segera di bawa ke Rumah Sakit.
Sepulangnya dari RS, sang istri
menggigil kedinginan.

Petani mengasah pisau untuk


memotong AYAM agar bisa dibuatkan
sup ayam hangat untuk istrinya
sehingga kondisinya bisa lebih baik..

Training Jurnalistis, 29 April 2007 di ITATS- 6


Surabaya
Bisa ular masih bereaksi. Kondisi sang
istri tambah parah. Banyak tetangga
yang menjenguk. Petani pun membuat
gulai KAMBING sebagai jamuan.

Sang istri tak tertolong. Tetangga


dan kerabat yang melayat kian
tumpah ruah. Terpaksa Petani
memotong LEMBU sebagai jamuan.

Training Jurnalistis, 29 April 2007 di ITATS- 7


Surabaya
Apa HIKMAH
dari Kisah Tikus
di Atas?

8
Helping Others..
Itulah Dakwah...

9
"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak
khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara
kamu. dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-
Nya." (QS. Al-Anfâl [8]: 25).

10
PENTINGNYA
BERDAKWAH
INGATKAN atau BINASA
َ ‫س ِبي ِل َر ِب َك ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع‬
‫ظ ِة‬ َ ‫ع ِإلَى‬ ُ ‫ا ْد‬
َ ‫ي أ َ ْح‬
‫س ُن ِإ َّن‬ َ ‫ه‬
ِ ‫ي‬ ‫ت‬
ِ َّ ‫ال‬‫ب‬
ِ ‫م‬
ْ ‫ه‬
ُ ْ
‫ل‬ ‫د‬
ِ ‫ا‬ ‫ج‬َ ‫و‬َ ‫ة‬
ِ َ ‫ن‬‫س‬َ ‫ح‬
َ ْ
‫ال‬
َ ‫ع ْن‬
‫س ِبي ِل ِه َو ُه َو‬ َ ‫ض َّل‬ َ ‫َرب ََّك ُه َو أ َ ْعلَ ُم ِب َم ْن‬
َ ‫أ َ ْعلَ ُم ِب ْال ُم ْهت َ ِد‬
‫ين‬
Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan palajaran
yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari Jalan-
Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk
(An Nahl : 125)
Dan orang-orang yang beriman,
lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong
bagi sebahagian yang lain. Mereka
menyuruh (mengerjakan) yang
maruf, mencegah dari yang
mungkar.....(QS At Taubah : 71)
Hendaklah kalian benar-benar
menyuruh perbuatan yang
maruf dan benar-benar
melarang perbuatan yang
mungkar, atau (bila tidak kalian
lakukan) Allah akan
menjadikan orang-orang jahat
di antara kalian berkuasa atas
kalian semua (yang akibatnya
banyak sekali kejahatan dan
kemungkaran diperbuatnya)
lalu orang-orang yang baik di
antara kalian berdoa (agar
kejahatan dan kemungkaran
itu hilang) maka doa mereka
(orang-orang baik itu) tidak
diterima (HR Al Bazzar dan At
Thabrani)
UPAYA
MENUMBUHKAN
KECENDERUNGAN
DAN
KETERTARIKAN

ISLAM
“Demi masa….,
Sesungguhnya semua
orang benar-benar berada
di dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang
beriman, beramal salih,
saling menasihati dalam
kebenaran dan saling
menasihati dalam
kesabaran.”
(QS. al-’Ashr : 1-3)
"Siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang
yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shalih
dan berkata:'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri." (TQS Fussilat, :33)
“Apabila salah seorang diantara kamu
melihat kemungkaran, maka hendaknya
ia mengubahnya dengan tangannya.
Apabila tidak mampu, maka dengan
lisannya, dan apabila masih tidak
mampu, maka dengan hatinya, dan yang
demikian itu adalah selemah-lemahnya
iman.”
(HR. Muslim)
PAHALA BERDAKWAH
"Allah memberikan HIDAYAH kepada seseorang
dengan PERANTARAAN KAMU adalah LEBIH BAIK
bagimu daripada seekor UNTA MERAH yang
kamu miliki."(HR Bukhari)
“Barangsiapa yang MENUNJUKKAN KEPADA
KEBAIKAN maka baginya pahala SEPERTI
PAHALA ORANG YANG MELAKUKANNYA.”
(HR. Muslim)
UTUH atau PARSIAL
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam Islam KESELURUHAN, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu.”(TQS Al Baqarah, 2:208)
‫ض فَ َما َجزَ آ ُء َمن‬ ٍ ‫ون ِببَ ْع‬ َ ‫ب َوت َ ْكفُ ُر‬ِ ‫ض ْال ِكتَا‬ ِ ‫ون ِببَ ْع‬َ ُ‫أَفَتُؤْ ِمن‬
‫ي ُُفي ِ ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َويَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة‬ ُ ‫يَ ْفعَ ُل ذَ ِل َك ِمن ُك ْم ِإالَّ ِخ ْز‬
َ ُُ‫َ َّما ت َ ْع َم‬
‫ون‬ َ ‫ّللاُ ِبََا ِف ٍل‬ َّ ‫ب َو َما‬ِ ‫لى أَش َِد ْالعَذَا‬ َ ‫ون ِإ‬ َ ‫يُ َر ُّد‬
“Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab dan ingkar
terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang
yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam
kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan
kepada siksa yang sangat berat.” (TQS Al Baqarah, 2:85)
“Sesungguhnya orang-orang yang
MENYEMBUNYIKAN apa yang
telah diturunkan Allah, yaitu Al
Kitab dan menjualnya dengan
harga yang sedikit (murah),
mereka itu sebenarnya tidak
memakan (tidak menelan) ke
dalam perutnya melainkan API,
dan ALLAH TIDAK AKAN
BERBICARA kepada mereka pada
hari kiamat dan TIDAK
MENSUCIKAN mereka dan bagi
mereka siksa yang amat pedih.”
(TQS Al Baqarah, 2:174)
MALAPETAKA
ketika Dakwah ditinggalkan
“Perumpamaan orang-orang yang mencegah berbuat maksiat dan yang melanggarnya
adalah seperti kaum yang menumpang kapal.
Sebagian dari mereka berada di bagian atas dan yang lain berada di bagian bawah.
Jika orang-orang yang berada di bawah membutuhkan air, mereka harus melewati orang-
orang yang berada di atasnya.
Lalu mereka berkata: ‘Andai saja kami lubangi (kapal) pada bagian kami, tentu
kami tidak akan menyakiti orang-orang yang berada di atas kami’.
Tetapi jika yang demikian itu dibiarkan oleh orang-orang yang berada di atas (padahal
mereka tidak menghendaki), akan binasalah seluruhnya.
Dan jika dikehendaki dari tangan mereka keselamatan, maka akan selamatlah
semuanya”. (HR. Bukhari)
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang
tidak khusus menimpa orang-orang yang
zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah
bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.”
(TQS. Al-Anfaal, 8:25)
“Sesungguhnya
manusia, bila melihat
kemungkaran
sedangkan mereka tidak
berupaya
mencegahnya, maka
tunggulah saatnya Allah
menurukan azab-Nya
secara menyeluruh.”
(HR. Abu Dawud)
Kalian harus mengajak mereka kepada kebaikan dan mencegah
mereka dari kemungkaran. Bila tidak demikian, tentu Allah
akan menjadikan orang-orang jahat diantaramu
menguasai kalian. (Dan) bila ada orang baik diantaramu
berdoa (untuk keselamatan) maka doa mereka tidak akan
dikabulkan." (HR. Al-Bazzar dan Thabrani)
Kewajiban Dakwah BERJAMAAH
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung”. [TQS Ali Imron (3):104]
Ayat TQS Ali Imron (3):104
menunjukkan dengan sangat jelas
bahwa, Allah swt telah
memerintahkan kaum Muslim untuk
mendirikan jama’ah, thaifah, hizb,
atau kelompok dari kalangan kaum
Muslim yang bertugas menyeru
kepada Islam dan melakukan amar
makruf nahi ’anil mungkar.
Frase ”minkum” pada ayat di atas
merujuk kepada kaum Muslim, bukan
merujuk kepada non Muslim. Semua
ini menunjukkan bahwa ”jama’ah”
tersebut harus beranggotakan orang-
orang Muslim, bukan orang-orang kafir.
Wajibnya ada dakwah kolektif untuk
menyelesaikan persoalan kaum Muslim yang
tidak mungkin diselesaikan, kecuali dengan
kerja kolektif (kelompok, atau jamaa’ah)
Persoalan kaum Muslim yang paling mendasar adalah tidak
diterapkannya syariat Islam secara menyeluruh di tengah-tengah
kehidupan, dan penyelesaiannya membutuhkan kerja kolektif.
Kaedah syar’iyyah menyatakan;
‫ما ال يتم الواجب اال به فهو واجب‬
“Tidak tersempurnanya suatu kewajiban kecuali dengan
sesuatu, maka sesuatu itu menjadi wajib”.
WAJIB bergabung
dengan JAMAAH DAKWAH
• Fardlu kifayah bisa berubah menjadi fardlu ‘ain, jika kewajiban tersebut
belum sempurna ditunaikan.
• Imam Nawawiy menjelaskan, “Madzhab kami berpendapat, hukum
jihad sekarang ini adalah fardlu kifayah, kecuali jika kaum kafir
menyerang negeri kaum muslim; maka seluruh kaum muslim
diwajibkan berjihad (fardlu ‘ain). Jika penduduk negeri itu tidak
memiliki kemampuan (kifayah untuk mengusir mereka), maka seluruh
kaum muslim wajib berjihad hingga kewajiban itu tersempurnakan
(mengusir orang kafir).” [Imam Nawawiy, Syarah Shahih Muslim, 8/63-
64]. lihat Imam Qurthubiy, al-Jaami’ al-Ahkaam al-Quran, 8/150; Imam
al-Syafi’iy, al-Umm, 4/170; al-Kasaaiy, al-Badaai’ al-Shanaai’, 7/98; al-
Dardiri, Syarah al-Kabiir; 2/174-175
 Harakah yang sejalan dengan surat Ali Imron:104, yakni:
 Berlandaskan aqidah Islamiyyah, dan bertujuan
menegakkan Islam di tengah-tengah masyarakat melalui
pendirian kembali Khilafah Islamiyyah.
 Beranggotakan hanya kaum Muslim saja.
 Metode perjuangannya sejalan dengan manhaj dakwah
Nabi Mohammad saw.
• Ikut serta dalam tatsqif (pembinaan),
sebagaimana yang dilakukan Nabi Mohammad
saw di rumah Arqam.
• Mengikuti aturan-aturan administrasi harakah,
agar gerak dan langkahnya terarah, sistematis,
dan termanajemen dengan baik.
MUDA, MULIA,
DIRINDU SURGA
Wassalam……

Anda mungkin juga menyukai