Anda di halaman 1dari 21

PENENTUAN

KADAR PROTEIN
SECARA LOWRY
OLEH KELOMPOK 3 DAN 4 :
1.FERDI HENFI PRATAMA
2.NILAM
3.MELATI
4 ANISA NAHARI
5.VAREL KHAIRIL ANSHAR
6.NORMA WAHYUNITA
7.MERY KHASANAH
8.AULIA RAHMI
DASAR TEORI
Protein adalah senyawa biomolekul yang terdapat pada tumbuhan dan hewan.
Komponen penyusun protein adalah asam-asam amino, yang berikatan satu sa
ma lain dengan ikatan peptida. Penentuan kadar protein dapat dilakukan denga
n dua cara yaitu secara lowry dan biuret. Dengan metode lowry dapat ditentuk
an kadar protein yang lebih kecil (5-100 µg protein). Prinsip penentuan kadar p
rotein secara lowry adalah berdasarkan pengukuran serapan cahaya oleh senya
wa kompleks berwarna ungu. Warna ungu ini timbul akibat reaksi antara laruta
n protein dengan larutan Cu dalam suasana alkalis yang terdapat dalam reagen
dan reduksi fosfomolibdat dan fosfotungsat oleh tirosin dan triptofan yang terd
apat dalam protein. Intensitas warna menunjukkan konsentrasi protein dalam s
uatu larutan protein tersebut. Oleh sebab itu kadar protein dapat ditentukanden
gan menggunakan hukum Lambert Beer (Tim Biokimia, 2019)
Analisis protein dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif seperti tes ni
nhidrin, uji biuret, tes xantoprotein, pengendapan garam logam, koagulasi, denaturasi dan pengendapan protein dengan al
kohol. Secara kuantitatif seperti pada metode Lowry, metode spektrofotometri visible dan metode spektrofotometri UV (
Hart, 2003).

Analisis Protein dapat dilakukan dengan beberapa metode :


Metode biuret
Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukkan ad
anya senyawa-senyawa yang mengandung gugus amida asam yang berada bersama gugus amida yang lain. Uji ini memb
erikan reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah violet atau biru violet.
Metode lowry
Reaksi antara Cu2+ dengan ikatan peptida dan reduksi asam fosfomolibdat dan asam fosfotungstat oleh tirosin dan tripto
fan ( merupakan residu protein) akan menghasilkan warna biru. Warna yang terbentuk terutama dari hasil reduksi fosfom
olibdat dan fosfotungstat, oleh karena itu warna yang terbentuk tergantung pada kadar tirosin dan triptofan dalam protein.
Metode lowry memiliki keuntungan karena 100 kali lebih sensitif dari metode biuret. Senyawa fenol juga dapat menggan
ggu hasil penetapan. Gangguan ini dapat dihilangkan dengan cara mengendapkan potein dengan TCA, hilangkan superna
tannya lalu melarutkannya kembali endapan protein yang diendapkan oleh TCA tadi, kemudian dianalisis selanjutnya. (N
urlaela, dkk, 2000).
Pengukuran kadar protein dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada das
arnya menggunakan metode Lowry. Kurva yang menunjukkan standar merupakan k
urva kalibrasi dari sederet larutan standar. Larutan itu sebaiknya mempunyai kompo
sisi yang sama dengan komposisi cuplikan. Jarang sekali digunakan satu larutan pad
a literatur absorsivitas molar. Protein dengan garam
fosfotungstat pada suasana alkalis akan memberikan warna biru yang intensitasnya t
ergantung pada konsentrasi protein yang tertera. Konsenttrasi protein diukur berdasa
rkan atas Optical Dencity (OD) atau absorbans pada panjang gelombang tertentu unt
uk mengetahui banyaknya protein dalam larutan (Hendayana, 1994).
Alat dan Bahan

Tabung
ALAT : Batang
rekasi pengaduk
Pipet takar Labu
2 dan 10 Pipet ukur 10
ml tetes ml
Alat dan Bahan

Rak ALAT : Botol


tabung semprot
rekasi Gelas
kimia 250 sprektrof
ml kuvet otometri
Reagen
A

Reagen Reagen
C B

Bahan

Reagen aquades
E
Larutan
serum
albumin
Cara Kerja

Pembuatan larutan standar protein dan Macing kuvet.


.

Buatlah larutan serum albumin dengan konsentarsi berturut-turut


50, 100, 150, 200, 250, dan 300. g/mL dalam labu takar 10 ml

Ambil beberapa kuvet dan pilihlah kuvet yang mempunyai sifat optic
yang sama (macing kuvet).Gunakan aqudes untuk macing kuvet.
Dalam pengukuran gunakan 2 buah kuvet yang macing (satu untuk
larutan standar, satu untuk blanko).
Pembuatan kurva kalibrasi standar larutan protein
.

Pipet masing-masing 2 mL larutan standar, tambahkan 10 mL reagen C dan


Biarkan pada suhu kamar selama paling kurang 10 menit. Tambahkan 1 mL
Reagen E dan kocok dengan segera. Biarkan selama 30 menit atau lebih
Your Text
sampai terbentuk warna ungu. Simpan Here tersebut untuk digunakan
larutan
pada pembuatan kurva standar.

Tentukan λmaks dari larutan yang akan digunakan dengan menggunakan


konsentrasi yang mewakili larutan standar. Atur panjang gelombang mulai
dari 500 nm sampai 750 nm.

Ukur absorbansi masing-masing larutan standar pada λmaks.Alurkan ke


dalam grafik Absorbansi vs Konsentrasi. (sumbu X konsentrasi, sumbu
Y absorbansi).
Cari persamaan regresi linier,dan tentukan besar koeffisien
regresi (r).
.

Dengan cara yang sama pipet masing-masing 2 mL larutan sampel,


tambahkan 10 mL reagen C dan biarkan pada suhu kamar selama
paling kurang 10 menit. Tambahkan 1 mL Reagen E dan kocok
dengan segera. Biarkan selama 30 menit atau lebih sampai
terbentuk warna ungu. Ukur serapan pada panjang gelombang
λmaks
TABEL PENGAMATAN
KONSENTRASI ADSORBANSI
BLANKO 0,046 A
50 0,026 A
100 0,043 A
150 0,152 A
200 0,131 A
250 0,142 A
300 0,180 A
SUSU 0,168 A
Perhitungan (Kelompok 4)

X (ppm) Y (adsorban) XY X2 Y2
50 0.026 1,3 2500 0,000676

100 0.042 4,3 10.000 0,001849

150 0.152 22,8 22.500 0,023104

200 0.131 26,2 40.000 0,017161

250 0.142 35,5 62.500 0,020164

300 0,180 54 90.000 0,0324

∑ 1050 0,674 144,1 227.500 0,095354


== 𝑛∑𝑥𝑦−∑𝑥∑𝑦
Slope (a) = Y = ax + b
𝑛∑𝑥 2 −(∑𝑥)2

= a. sampel susu
y = 0,000595428671X + 0,5571733
=
= 0,168= 0,000595428671X + 0,5571733
=
= 0,000595428671
-0,3891733 = 0,000595428671X
X = 653,60188 ppm

b=

=
=0,55717333
0.2

0.15

0.1

0.05

0
X 50 100 150 200 250 300
(ppm)
PEMBAHASAN
METODE LOWRY DAN PRINSIP
METOE LOWRY

FUNGSI
-Warna biru pada percobaan
1.NaCo3
-Spektrofotometri dan prinsip
2.NaoH
spekrofotometri
3.CuSO4
4.K-Tatrat
5.Reagen B,C,E,D
6.Perlakuan larutan standar
Pembahasan Kelompok 4
1. Protein adalah Senyawa Bio 5. Larutan Standar 50, 100, 150, dan 200
Ppm berwarna biru setalah ditambahkan re
molekul yang ada pada hewan agen dan didiamkan, sedangkan larutan sta
dan tumbuhan yang tersusun ndar 250 dan 300 ppm tetap berwarna kuni
oleh asam-asam amino. ng, berwarna biru pudar,sampel X cukup b
iru dan Larutan Blanko berwatna bening.

4. Bahan (Sampel) yang akan ka 6. Prinsip Penentuan kadar prote


2. Dalam Percobaan digunakan mi tentukan kadar proteinnya ad in secara lowry berdasarkan pen
Reagen A, B, C dan E alah susu, Larutan Standar, larut gukuran serapan cahaya oleh sen
an Blanko, dan telur yawa kompleks berwana biru ke
ungguan

3. Pada Percobaan ini digunakan


alat SPEKTROFOTOMETER 7. Karena terjadi kesalahan kon
dengan Metode Lowry sentrasi sampel susu
03 KESIMPULAN 04 KESIMPULAN

) Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan, dapat


Berdasarkan percobaaan yang telah dilakukan dap disimpulkan bahwa:
at disimpulkan bahwa : 1.Metode lowry terlibat 2 reaksi. Awalnya , kompleks Cu
1.Untuk menentukan kadar protein bahan makana (II)-protein akan terbentuk sebagaimana metode biuret,
n dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pertama se yang dalam suasana alkalis Cu(II) akan tereduksi menj
cara lowry dan biuret,pada metode lowry ini dapat adi Cu(I). Ion Cu+ kemudian akan mereduksi reagen foli
ditentukan kadar protein yang lebih kecil (5-100 g n-ciocalteu, kompleks phosphomolibdat-phosphotungst
protein). at menghasilkan heteropoly-molybdenum blue akibat re
2.prinsip penentuan kadar protein secara lowry ini aksi oksidasi gugus aromatic( rantai samping asam ami
adalah berdasarkan pengukuran penyerapan caha no) terkatalis Cu yang memberikan warna biru intensif y
ya oleh senyawa kompleks berwarna ungu. ang dapat dideteksi.
3.Adsorbansi yang dipeloleh pada bahan makanan 2.Pada susu dihasilkan adsorbansi 0,168.
kami yaitu 3.Semakin pekat warna biru, maka semakin tinggi pula
4.Semakin kuat warna biru maka semakin besar p kadar protein dalam bahan makanan tersebut.
ula kadar protein pada bahan makanan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid A.Toha, Abdul. Biokimia Metabolisme Biomolekul. Bandung : Alfabeta,
2005.
Hart, H. 2003. Kimia Organik : Suatu Kuliah Singkat. Edisi Kesebelas. Jakarta : Erlangga.
Hendayana. 1994. Kimia Analitik Instrument Edisi I. Semarang : IKIP Semarang Press.
Musfiroh, Ida. 2002. Analisis Proksimat dan Penetapan Kadar β- Karoten dalam Selai Lembaran Terung
Belanda (Cyphomandra betacea Sendtn. ) Dengan Metode Spektrofotometri Sinar Tampak. Skripsi Sarja
na, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Padjajaran.
Nurlaela Abd. Kadir, Nurhayati Bialangi dan Netty Ischak. 2000. Analisis Protein Ikan Nike Asal
Gorontalo. Laporan Penelitian Jurusan Pendidikan Kimia. UNG : Fakultas Matematika dan Ipa UNG
Sabrina et al. 2012. Perbandingan metode spektrofotometri UV-Vis dan KCKT (kromatografi cair kinerja ti
nggi) pada analisis kadar asam benzoat dan kafein dalam teh kemasan. Jurnal Kimia Universitas Negeri
Malang. 2(2).
Tim Biokimia. 2019. Penuntun Praktikum Biokimia Dasar. Padang : UNP
Wirahadikusumah, M. 1989. Biokimia Protein, Enzim dan Asam Nukleat. Bandung : ITB
Thank you
Wassalamualaikum Warahmatullahi wa
barokaatuh

Anda mungkin juga menyukai