Anda di halaman 1dari 46

OTITIS MEDIA AKUT

Identitas pasien

• Nama : Tn. D
• Umur : 17 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Pelajar
• Kota tempat tinggal: Bandung
• Suku bangsa : Sunda
• Agama : Islam
• Status : Belum menikah
Anamnesis
• Keluhan utama : Keluar cairan dari telinga kiri
• Anamnesis khusus :
Pasien datang ke poliklinik THT dengan keluhan keluar cairan dari
telinga kiri sejak 1 minggu yang lalu. Cairan tersebut berwarna putih
kekuningan namun tidak berbau. Sebelum keluar cairan, pasien
mengeluhkan nyeri pada telinga kirinya.
Dua minggu yang lalu pasien demam dan pilek dengan cairan
hidung putih kekuningan, pasien sudah ke dokter dan diberikan obat
demam, antibiotik, dan obat pilek. Demam dirasakan sudah turun.
Pasien menyangkal adanya kesulitan saat menelan, suara serak, dan
benjolan di leher. Pasien juga menyangkal adanya riwayat terpukul pada
daerah telinga, atau mengkorek-korek menggunakan cotton bud.
• Riwayat penyakit dahulu : Pasien baru pertama kali sakit seperti ini,
riwayat asma (-)
• Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang menderita
sakit serupa
• Riwayat kebiasaan :-
• Usaha berobat :-
• Riwayat alergi :-
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• Kesan sakit : Sedang
• Berat badan : 53 kg
• Tinggi badan : 165 cm
• BMI : 19,11 kg/m2
• Tanda – tanda vital :
• Tekanan darah : 110/70 mmhg
• Nadi : 84 x/menit
• Respirasi : 20 x/menit
• Suhu : 37⁰C
STATUS GENERALIS
• Kepala :
• Wajah : bentuk/ ukuran simetris, oedem (-), nyeri tekan (-)
• Mata : konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-
• Mulut : mukosa mulut basah, lidah letak sentral, uvula normal,
tonsil T1/T1, warna merah muda, kripta tidak melebar, detritus (-),
dinding posterior faring hiperemis (-).
• Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid DBN, trakea letak sentral

• Thoraks (pulmo):
• Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris
• Palpasi : bentuk dan pergerakan simetris, taktil fremitus normal
• Perkusi : sonor
• Cor : STATUS GENERALIS
• Inspeksi : DBN
• Palpasi : DBN
• Perkusi : batas – batas jantung; dalam batas normal
• Auskultasi : BJM S1-S2 murni reguler , murmur (-)
• Abdomen
• Inspeksi : datar
• Auskultasi : bising usus (+) normal
• Palpasi : soepel, Nyeri tekan (-)
• Perkusi : timpani
• Ekstremitas : akral hangat, CRT< 2’’
Status Lokalis
Telinga

Kanan Kiri
1. Preauricula
• Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
• Inflamasi Tidak ada Tidak ada
• Tumor Tidak ada Tidak ada

2. Auricula
• Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
• Inflamasi Tidak ada Tidak ada
• Tumor Tidak ada Tidak ada
• Nyeri tekan tragus Tidak ada Tidak ada
• Nyeri tarik aurikula Tidak ada Tidak ada

3. Post Auricula
• Infiltrat Tidak ada Tidak ada
• Fistula Tidak ada Tidak ada
• Inflamasi Tidak ada Tidak ada
• Tumor Tidak ada Tidak ada
Kanan Kiri
4. Canalis Acusticus Externus
• Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
• Serumen Tidak ada Tidak ada
• Benda asing Tidak ada Tidak ada
• Inflamasi Tidak ada Tidak ada
• Granulasi/polip/tumor Tidak ada Tidak ada
• Sekret Tidak ada Ada, putih kekuningan
tidak berbau

5. Membran Timpani
• Warna Putih Mutiara Putih Mutiara
• Permukaan Intak Tidak Intak
• Sikatrik Tidak ada Tidak ada
• Refleks cahaya Ada Tidak ada
• Perforasi Tidak ada Ada
• bulging Tidak ada Tidak ada
Hidung
Kanan Kiri
Keadaan luar Bentuk dan ukuran normal Bentuk dan ukuran normal
simetris Simetris
Pasage udara Normal Normal
Rinoskopi Anterior
Mukosa Hiperemis Hiperemis
Sekret (+) putih kekuningan (+) putih kekuningan
Septum Deviasi (-), perforasi (-) Deviasi (-), perforasi (-)
Concha media Sulit dinilai Sulit dinilai
Concha inferior Mukosa edema (+), hiperemis Mukosa edema (+), hiperemis
(+) (+)
Meatus media Polip (-) Polip (-)
Meatus inferior Sulit dinilai Sulit dinilai

Rhinoskopi posterior tidak dapat dilakukan


STATUS LOKALIS MULUT DAN TENGGOROK

• Mulut : mukosa merah muda, basah


• Gigi : caries dentis (-)
• Palatum mole : tidak ada kelainan
• Palatum durum : tidak ada kelainan
• Uvula : letak central
• Lidah : eutrofi (+)
• Tonsil : T1/T1, hiperemis (-/-) kripta melebar (-/-)
dendritus (-/-)
Resume

Seorang pasien laki-laki, 17 tahun, datang dengan keluhan Otorrhea auris


sinistra sejak 1 minggu yang lalu. Cairan tersebut berwarna putih kekuningan
namun tidak berbau. Sebelum keluar cairan, pasien mengeluhkan Otalgia.
Febris (-), Rinorrhea (-).
Dua minggu yang lalu pasien Febris dan Rinorrhea dengan cairan hidung
putih kekuningan, pasien sudah ke dokter dan diberikan obat demam,
antibiotik, dan obat pilek. Demam dirasakan sudah turun.
Lanjutan

Odinofagia (-), disfagia (-), benjolan di leher (-), Trauma (-).


Riwayat penyakit dahulu : -
Riwayat alergi :-
• Keadaan umum
Pemeriksaan
: baik
fisik
• Kesadaran : Compos Mentis
• Kesan sakit : sedang
• BB/TB : 53 kg/ 165 cm
• BMI : 19,11 kg/m2
• Tanda – tanda vital
• Tekanan darah : 110/70mmhg
• Nadi : 84x/ menit
• Respirasi : 20x/menit
• Suhu : 37⁰C
Status generalis : dalam batas normal
STATUS LOKALIS
5. Membran Timpani
• Warna Putih Putih
• Permukaan Intak Tidak Intak
• Sikatrik Tidak ada Tidak ada
• Refleks cahaya Ada Tidak ada
• Perforasi Tidak ada Ada
• bulging Tidak ada Tidak ada
Diagnosis Kerja

• Otitis media akut stadium perforasi auris sinistra


penatalaksanaan

Non medikamentosa
• Jika ada cairan atau nanah yang mengalir dari dalam
telinga segera kontrol kembali
• Jangan memasukkan benda apapun ke dalam telinga
• Jangan masuk air ke dalam telinga, saat mandi ditutup
kapas
• Menjaga kebersihan telinga
Penatalaksanaan

Medikamentosa
Pemberian cuci telinga dengan H2O2 3%
Analgesik : ibuprofen 400 mg 3dd
Antibiotik : amoxicillin tab 500 mg 3dd selama 7 hari
Dekongestan : pseudoefedrin tab 60mg 3dd
Prognosis

• Quo ad vitam : ad bonam


• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Otitis Media Akut
Anatomi
DEFINISI
• Otitis media : peradangan sebagian atau seluruh mukuso
telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel
mastoid.

• Otitis media akut : peradangan telinga bagian tengah yang


terjadi kurang dari 6 minggu, biasanya terjadi pada anak-
anak. Anak akan mengeluh sakit pada telinga dengan riwayat
batuk dan pilek sebelumnya, anak biasanya demam.

• Otitis media supuratif akut : otitis media yang berlangsung


selama 3 minggu atau kurang karena infeksi bakteri piogenik.
ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
• Faktor pertahanan tubuh terganggu. • 60-80% bayi minimal 1 episode OMA, dan
90% terjadi pada usia 2-3 tahun.
• Sumbatan pada tuba eustachius.

• ISPA. • Di Amerika Serikat angka kejadian


tertinggi dari OMA terjadi pada usia 6-24
• Bakteri piogenik (streptococcus
bulan.
homilitikus, staphylococcus aureus,
pneumococcus, haemophilus • Frekuensi OMA terjadi pada masa anak-

influenzae, E.coli, pseudomonas anak, remaja dan dewasa,

auruginosa) • Anak laki-laki > anak perempuan.

• Prevalensi tinggi pada kondisi sosial


ekonomi rendah, ras, hygiene buruk,
tempat tinggal yang padat, nutrisi yang
kurang.
FAKTOR RISIKO

• Gangguan fungsi tuba eustachius


• Kelainan palatum pada anak
• Genetik
• Ras (>> ras Native American, Indigenous Australian)
• Jenis kelamin : laki-laki > wanita
• Usia (Immatur Tuba Eustachius,Status imunologi)
• ISPA
• Alergi, seperti rhinitis alergi
FAKTOR PREDISPOSISI

Gangguan fungsi normal tuba


• ISPA berulang & demam eksantematous (campak, difteri, whooping cough).
• Infeksi tonsil dan adenoid
• Rhinitis kronis dan sinusitis
• Alergi nasal
• Tumor nasofaring, tampon hidung/nasofaring
KLASIFIKASI
Otitis Media

Otitis Media Otitis Media Otitis Media Otitis Media


Supuratif Non Supuratif Spesifik Adhesiva

1. Otitis Media
1. Otitis Media 1. Otitis Media
Serosa
Supuratif Akut Tuberkulosa
• Akut
2. Otitis Media 2. Otitis Media
• Kronis
Supuratif Kronis Sifilitika
2. Otitis Media
sekretoria
3. Otitis Media
Musinosa
4. Otitis Media
Efusi
Patogenesis Otitis Media
Gangguan Tuba Sembuh
Etiologi :
• Perubahan tekana
udara tiba-tiba
• Alergi Efusi
• Infeksi
• sumbatan Tekanan Negatif
Telinga Tengah
OME

OMA

Sembuh OMSA OMSK


Patogenesis OMSA
Demam Gelisah Nyeri telinga
Stadium Retraksi
Oklusi membran
tympani

Stadium Pelebaran pembuluh Reaksi


Hiperemis darah membran tympani inflamasi

Edem hebat Tekanan


Stadium
Supurasi Nanah  Nekrosis
Eksudat purulen di kavum
Iskemia
tympani

Stadium
Ruptur
perforasi

GK lain hilang

Stadium Resolusi Sekret mengalir di liang telinga


Diagnosis

Anamnesis
• Telinga terasa penuh, nyeri pada telinga, demam, malaise, kadang ada nyeri
pada kepala
• Riwayat batuk dan pilek sebelumnya
• Anak  gelisah, sulit tidur, anoreksia, mual dan muntah
• Ruptur pada membran timpanikeluar cairan dari telinga, demam turun
Diagnosis
Pemeriksaan THT
• Berdasarkan stadium OMA
1. Stadium oklusi tuba Eustachius
- Retraksi membran timpani
- Membran timpani tampak normal atau berwarna keruh pucat
2. Stadium hiperemis
- Pembuluh darah melebar di membran timpani atau
seluruh membran timpani hiperemis serta edem
3. Stadium supurasi
- Membran timpani bulging kearah liang telinga luar
- Nekrosis  membran timpani tampak lembek dan berwarna
kekuningan
Diagnosis
5. Stadium resolusi
- Membran timpani utuh
4. Stadium perforasi  membran timpani
perlahan normal
- Nanah keluar mengalir kembali
dari telinga tengah ke
liang telinga luar - Membran timpani
perforasi  sekret <<
dan kering
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Audiometri  derajat ketulian
• Tympanocentesis atau myringotomy  terapeutik dan diagnostik
• Kultur dan tes sensitivitas antibiotik
• Diutamakan untuk: neonatus, bayi, anak-anak, penderita AIDS dan imunodef.
serta pasien dengan terapi antimikrobial adekuat (cegah sepsis)
• Bakteri yang sering pada OMSA : Streptococcus pneumoniae, Haemophilus
influenzae, Moraxella kataralis
• Bakteri yang sering pada OMSK : Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
aureus, Proteus
• Radiologi (CT Scan)
• Dilakukan untuk mengetahui adanya komplikasi otitis media:
• Mastoiditis
• Trombosis sinus sigmoidea
• Erosi tulang
• Cholesteatoma
Penatalaksanaan

• Tujuan : - menghilangkan gejala klinik


- mencegah komplikasi
- mengurangi rekurensi

• Prinsip pengobatan : tergantung dari stadium


penyakitnya
• Stadium oklusi :
• Obat tetes hidung HCl Efedrin 0,5% dalam larutan fisiologis
• Antibiotik
• Stadium hiperemis :
• Antibiotika : penisilin/ampisilin IM selama 7 hari
• Obat tetes hidung
• Analgetika
• Stadium supurasi :
• Antibiotika
• Miringiotomi ( jika membran tympani masih utuh)

• Stadium perforasi :
- Obat cuci telinga H202 3% selama 3-5 hari +
antibiotika adekuat

• Stadium resolusi :
• Antibiotika dianjurkan sampai 3 minggu
• Terapi antibiotik :
• Amoksisilin 40-90mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis
• Eritromisin 30-50mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis
• Co-Amoxiclav 25-90mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis
• Terapi bedah :
• Miringotomi : insisi pada membran timpani untuk drainase cairan
dari telinga tengah, menggunakan miringotom, lokasi di kuadran
posteroinferior
Pencegahan

• ASI eksklusif
• Posisi minum susu tidak tiduran
• Sanitasi yg baik (cegah ISPA)
• Pencegahan paparan asap rokok/iritan lain(cegah ISPA)
• Jika terkena ISPA langsung diobati
• Saat mandi telinga ditutup (perforasi MT)
• Tidak berenang (perforasi MT)
Komplikasi
• 6 dinding cavum timpani
 Atap : CT dg Duramater fossa cranii
mediameningitis, abses otak
Dasar: CT dg Bulbus superior
VJItromboflebitis
Lateral:CT dg MTotitis eksterna
Media: CT dg auris internalabirintitis, Tuli
sensorineural
Ante: CT dg canalis caroticussepsis,
tromboflebitis
Poste: CT dg mastoidmastoiditis(aditus ad
antrum), paresis/paralisis N.facialis(canalis
NVII)
Prognosis

• Tingkat rekurensi tinggi, jika berlanjut dpt menyebabkan gangguan


bicara pd anak
• Dengan penanganan yg lebih baik & lebih dini berdasarkan stadium,
umumnya prognosis OM baik dan biasanya sembuh sendiri
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai