Anda di halaman 1dari 58

FRAKTUR DENTOALVEOLAR

KELOMPOK 4
SAFRIANI AULIA RAHMATILLAH
BERLIANA DARA SAFITRI
SALSABILLA LATANSA NAZARUDDIN
SALWA SALSABILA RACHMAN
NUR RIZKA ALFIRA HUSNA
HARIS MAULANA
AULIA AYU SARJANI
RAIHAN PUTRI KAHAR
JANNATUN FARADISA
MIFTAHUL JANNAH
GIAN SALSABILA SINTA
FAJRIANA RIZKI The Power of PowerPoint | thepopp.com 2
Add a full screen image

1
DEFINISI FRAKTUR
DENTOALVEOLAR
definisi

Fraktur dentoalveolar dapat didefinisikan sebagai fraktur

yang dapat menyebabkan perpindahan, subluksasi, avulsi

gigi atau fraktur pada struktur gigi yang melibatkan tulang

alveolar.

Turkistani J, Hanno A. Recent trends in the management of dentoalveolar

traumatic injuries to primary and young permanent teeth. Dental

traumatology 2011;27:46-54.
Fraktur dentoalveolar dapat berdiri sendiri atau terjadi

bersamaan dengan fraktur pada wajah dan bagian tubuh

lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya karies dan

penyakit periodontal sebagai masalah baru dan tentunya juga

akan mengganggu estetik, psikologis dan ekonomi.

Balaji SM. Textbook of oral and maxillofacial surgery. 2nd ed., New

Delhi: Elsevier, 2013:864-74.


Add a full screen image

2FAKTOR
PREDISPOSISI
FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA FRAKTUR DENTOALVEOLAR

Perkembangan gigi dan


Kekuatan Anatomi tulang
rahang.Anak-anak lebih
tekanan,jumlah,arah,lo rahang,prognasi maksila
berisiko tinggi
kasi dan kecepatan dan mandibula lebih
dikarenakan
maksimal dari suatu berisiko mengalami
pergerakannya yang
tekanan trauma
belum terkontrol
Kesehatan
Posisi gigi dalam tulang periodontal.Kesehatan Oklusi yang abnormal
rahang.Prokllinasi gigi periodontal yang
insisivus memiliki resiko indekuat meningkat
lebih besar resiko avulsi pada gigi
meskipun hanya dengan
trauma kecil
SUMBER : Balaji SM.Textbook of oral
Maxillofacial surgery.2 ed,New
The Power of PowerPoint | thepopp.com
Delhi:Elsevier,2013:864-74 7
LANJUTAN...

Adanya overjet lebih Inklinasi gigi insisal Bibir yang


Pendeknya bibir atas
dari 4 mm ke arah labial inkompeten

SUMBER : Pedersen,1996,buku ajar praktis


bedah mulut,EGC,Jakarta

The Power of PowerPoint | thepopp.com 8


Add a full screen image

3
ETIOLOGI
Etiologi Dentoalveolar injuries

Disebabkan oleh berbagai trauma.


01

Umumnya karena terjatuh, kecelakaan, kekerasan


02 pada anak, hingga terjatuh saat anak belajar
berjalan.
Benturan kuat secara langsung atau tak
03 langsung dapat menyebabkan fraktur
alveolar.

04 Luka pada jaringan lembut Selalu diikuti


dengan luka pada Dentoalveolar.
SUMBER :Contemporary Oral and Maxillofacial
Surgery 5th edition, Hupp, Ellis II, Tucker 10
Add a full screen image

4
KLASIFIKASI
FRAKTUR
DENTOALVEOLAR
Insert an image

Klasifikasi menurut Ellis


Ellis dan Davey (1970) menyusun klasifikasi trauma pada gigi anterior menurut banyaknya struktur gigi yang terlibat, yaitu :

Kelas 1
01 Fraktur mahkota sederhana yang hanya melibatkan
jaringan email.

Kelas 2
02 Fraktur mahkota yang lebih luas yang telah
melibatkan jaringan dentin tetapi belum melibatkan pulpa.

Kelas 3
03 Fraktur mahkota gigi yang melibatkan jaringan dentin
dan menyebabkan terbukanya pulpa.

Kelas 4
04
Trauma pada gigi yang menyebabkan gigi menjadi
non vital dengan atau tanpa kehilangan struktur
SUMBER :Contemporary Oral and Maxillofacial mahkota
Surgery 5th edition, Hupp, Ellis II, Tucker 12
LANJUTAN...

Kelas 5

Trauma pada gigi yang


menyebabkan kehilangan gigi
atau avulsi. Kelas 6

Fraktur akar dengan atau


tanpa kehilangan struktur
Kelas 7 mahkota.

Perubahan posisi atau


displacement gigi.
13
Kelas 8

Kerusakan gigi akibat trauma atau


benturan pada gigi yang
menyebabkan fraktur mahkota
Kelas 9
yang besar tetapi gigi tetap pada
tempatnya dan akar tidak
kerusakan pada gigi sulung
mengalami perubahan.
akibat trauma pada gigi
depan

SUMBER :Contemporary Oral and Maxillofacial


Surgery 5th edition, Hupp, Ellis II, Tucker

The Power of PowerPoint | thepopp.com 14


KLASIFIKASI MENURUT WHO
klasifikasi WHO yang diterangkan hanya pada trauma yang mengakibatkan
fraktur dentoalveolar, yaitu cedera pada jaringan keras gigi dan pulpa,
jaringan periodontal, dan tulang pendukung

SUMBER : Paediatric dentistry; Richard


Welbury, Monty S. Duggal, Marie Thérèse
Hosey,Oxford University Press,2005
Insert an image
1. Cedera pada jaringan keras gigi dan
pulpa

Enamel infraction
01 jenis fraktur tidak sempurna dan hanya berupa
retakan tanpa hilangnya substansi gigi.

Fraktur email
02 hilangnya substansi gigi berupa email saja.

Fraktur email-dentin
03 hilangnya substansi gigi terbatas pada email dan
dentin tanpa melibatkan pulpa gigi.

Fraktur mahkota kompleks (complicated crown


04 fracture)
fraktur email dan dentin dengan pulpa yang
terpapar.
SUMBER :Contemporary Oral and Maxillofacial
Surgery 5th edition, Hupp, Ellis II, Tucker 16
Insert an image

Fraktur mahkota-akar tidak kompleks Fraktur mahkota-akar kompleks


Fraktur akar
(uncomplicated crown-root fracture) (complicated crown-root fracture)
fraktur email, dentin, fraktur email, dentin, dan fraktur email, dentin, dan
sementum, tetapi tidak sementum dengan pulpa yang sementum dengan pulpa yang
melibatkan pulpa. terpapar. terpapar.

SUMBER :Contemporary Oral and Maxillofacial


Surgery 5th edition, Hupp, Ellis II, Tucker
17
SUMBER : Oral and maxillofacial trauma 4th edition; R.
Fonseca, dkk
2.Cedera pada jaringan periodontal

Luksasi ekstrusif (partial


Concussion Subluksasi
avulsion)
tidak ada perpindahan kegoyangan abnormal perpindahan gigi
gigi, tetapi ada reaksi tetapi tidak ada sebagian dari soket.
ketika diperkusi. perpindahan gigi.

Luksasi lateral Luksasi intrusif Avulsi

perpindahan ke arah perpindahan ke arah gigi lepas dari soketnya.


aksial disertai fraktur tulang alveolar disertai
soket alveolar. fraktur soket alveolar.

SUMBER : Sanders B. Brady FA. Johnson R: Injuries. In


Sanders B. editor: Pediatric oral and maxillofacia!
surgery, St Louis. 1 979. Mosby. 19
SUMBER : Oral and maxillofacial trauma 4th edition; R. Fonseca, dkk
3. Cedera pada tulang pendukung

Pecah dinding soket alveolar Fraktur dinding soket alveolar Fraktur prosesus alveolar Fraktur mandibula
mandibula atau maksila mandibula atau maksila mandibula atau maksila atau maksila
hancur dan fraktur yang terbatas fraktur prosesus dapat atau tidak
tertekannya soket pada fasial atau alveolar yang dapat melibatkan soket
alveolar, ditemukan lingual/palatal melibatkan soket alveolar.
pada cedera intrusif dinding soket. gigi.
dan lateral luksasi.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 21


SUMBER : Oral and maxillofacial trauma 4th edition; R. Fonseca, dkk
Add a full screen image

5
PEMERIKSAAN
KLINIS
Anamnesa

Langkah pertama dalam setiap proses diagnostik adalah untuk


memperoleh riwayat tingkat akses. Riwayat cedera yang
komprehensif harus diperoleh dari pasien, memasukkan informasi
tentang siapa, kapan, di mana, dan bagaimana.

24
Pertanyaan yang diajukan oleh dokter gigi
Dimana cedera itu
Siapa pasiennya? terjadi?
01 02 03
Nama, usia, alamat, Penting karena Perawatan apa yang telah
telepon pasien, dan data kemungkinan dan derajat diberikan sejak cedera
demografis terkait lainnya bakteri atau bahan kimia (jika ada)?
harus termasuk dalam kontaminasi harus
jawabannya. dipastikan.

Kapan cedera Bagaimana cidera


04 terjadi? 05 itu terjadi? 06
penelitian telah Sifat trauma memberikan Adakah yang mencatat
menunjukkan bahwa wawasan berharga gigi atau potongan gigi di
semakin cepat sebuah gigi tentang apa kemungkinan lokasi kecelakaan?
avulsi dapat direposisi, cedera
semakin baik prognosisnya

The Power of PowerPoint | thepopp.com 25


Lanjutan

Apa kesehatan umum Apakah pasien Apakah ada gangguan


pasien? mengalami ? pada gigitan?
Berkenaan dengan alergi obat, mual, muntah, tidak sadar, Jawaban ini dapat menjadi
murmur jantung, amnesia, sakit kepala, alternative untuk
gangguan penglihatan, atau mengindikasikan perpindahan
gangguan pendarahan,
kebingungan setelah gigi atau dentoalveolar atau
penyakit sistemik lainnya
kecelakaan itu? fraktur rahang.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 26


Radiografi ekstra oral

Radiografi ekstra oral adalah pemeriksaan


radiografi yang digunakan untuk melihat area yang
luas pada tengkorak kepala dan rahang. Pada
radiografi ekstraoral film yang digunakan diletakan
diluar rongga mulut.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 27


The Power of PowerPoint | thepopp.com 28
The Power of PowerPoint | thepopp.com 29
TEKNIK PANAROMIK

Radiografi ini akan memperlihatkan daerah mandibula dan maksila yang


lebih luas dalam satu film yang bertujuan untuk melihat perluasan suatu
lesi atau tumor, fraktur rahang, dan fase gigi bercampur.
FOTO LATERAL

Teknik ini bermanfaat untuk


melihat keadaan sekitar lateral
tulang muka, diagnosa fraktur
dan keadaan patologis tulang
tengkorak dan muka untuk
evaluasi kondisi dari tulang dan
posisi impaksi gigi/resi yang
besar radiografi kepala, struktur
anatomis sinus paranasal,
radiografi maksila dan
mandibula.
Cephalometri

Digunakan untuk melihat tengkorak tulang Digunakan untuk melihat Jaringan lunak
wajah akibat trauma penyakit dan kelainan nasofaringeal sinus paranasal dan palatum
keras

The Power of PowerPoint | thepopp.com 32


Posterior - Anterior

Insert an image
Digunakan untuk melihat keadaan penyakit
trauma, kelainan pertumbuhan

Insert an image

Untuk melihat struktur wajah (sinus


frontalis,etmoidalis,Fossa nasalis dan Orbita)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 33


(1) Letakkan hidung (2) Fleksikan leher (3) MSP tubuh diatur
pasien dan dahi pada sehingga OML tegak lurus tepat dipertengahan
meja pemeriksaan terhadap kaset kaset

The Power of PowerPoint | thepopp.com 34


Sinar pusat

(1) Pusat sinar tegak lurus


kaset/sejajar OML keluar pada (2)Minimum SID 100 cm
glabela

The Power of PowerPoint | thepopp.com 35


Antero-posterior

Foto Anteroposterior merupakan metode


radiografi ekstraoral dengan proyeksi frontal
dimana proyeksi sinar-x ditampilkan memasuki
bagian depan (anterior) permukaan tubuh dan
keluar dari belakang (posterior).

The Power of PowerPoint | thepopp.com 36


Teknik Pemotretan
Foto Anteroposterior terdiri atas beberapa teknik proyeksi, teknik proyeksi pada skull terbagi 3 yaitu:

1. Proyeksi tengkorak AP dengan angulasi pusat 2. Proyeksi tengkorak AP dengan angulasi pusat
sinar 0 ͦ ( Petrous pyramids filling orbits view) sinar 25º cephalad
a. Posisi
a. Posisi →Tempatkan pasien dalam posisi berdiri atau supinasi,
dalam proyeksi anteroposterior→ Pesawat midsagittal dan OML Tempatkan pasien dalam posisi supinasi. Sesuaikan kepala
(orbito meatal line) tegak lurus terhadap kaset dalam proyeksi anteroposterior dengan disokong oksipital.
b. Central Ray→ Arahkan sinar tegak lurus dengan nasion (nasofrontal b. Central Ray
suture line) Sinar vertikal diarahkan ke nasion pada sudut 25 derajat
terhadap cephal (terhadap OML) 37
LANJUTAN...

Insert a background image

3. Axial AP Skull : Metode Townes


Metode ini adalah metode yang
paling sering digunakan dalam
kedokteran gigi.

a. Posisi:
Tempatkan pasien baik pada posisi terlentang, duduk atau berdiri dalam proyeksi anteroposterior. Sesuaikan kepala pasien
sehingga bidang mid-sagittal dan OML tegak lurus terhadap bidang kaset
b. Central Ray
Sinar masuk sekitar 6 cm diatas glabella dan melewati mid area dari EAM (external acoustic meatus) menuju foramen
magnum pada sudut 25-35 derajat ke OML 38
Submentovertex

Untuk melihat keadaan dasar


tengkorak, posisi mandibula, dinding
lateral sinus maksila dan archus
zygomatic

39
a) Posisi Pasien
Atur pasien dalam keadaan erect
(berdiri), jika memungkinkan untuk
menampakkan batas ketinggian cairan.
b) Posisi Objek:
(1) MSP tegak lurus kaset
(2) Tengadahkan Dagu,
hyperextensikan leher jika
memungkinkan hingga IOML paralel
kaset. Puncak kepala menempel pada
kaset.
c) Sinar pusat :
(1) Arah sinar tegak lurus IOML e) Pernafasan
(2) Titik bidik jatuh di pertengahan
Pasien tahan nafas selama eksposi
sudut mandibular
berlangsung
(3) Minimum SID 100 cm
f) Kriteria radiograf : Tampak sinus
d) Kolimasi
sphenoid, ethmoid, maksillaris dan fossa
Pada semua rongga sinus nasal
Proyeksi waters
Keuntungan proyeksi waters adalah mengetahui keadaan sinusitis
Kerugian proyeksi waters adalah pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan
yang kurang nyaman
karena pasien harus membuka mulutnya dan sedikit mendongak keatas, karena ketidak
nyamanan ini lah pasien cenderung merubah posisi dari posisi awal yang sudah diatur
oleh radiografer. hal ini dapat mengurangi kualitas
hasil gambaran.dengan menaruh kedua tangan pada wall bucky maka kenyamanan pasie
n akan meningkat dan dapat mengurangi adanya perbahan posisi dari apa yang telah
radiograferatur.
Proyeksi revense towne

Teknik
Pasien menghadap film dengan ujung dahi dan ujung hidung menyentuh dahi ( forehead-nose
position )

Jarak tube ke film kira - kira 50 cm. Kondisi sinar X 70 kV dan 10 mA

Ukuran film 24 x 30 cm

Tubehead diarahkan ke atas dari bawah occipital dengan arah sinar sentral membentuk sudut 30
derajat terhadap horizontal

Sinar melewati kondilus


6
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
K
O

Radiografi
M
periapikal B
I
N
A
occlusal S
I

SUMBER : Contemporary Oral and


Maxillofacial Surgery, Hupp, Ellis II, Tucker,
Sixth Edition
Adanya fraktur akar

Derajat ekstrusi dan intrusi


Penyakit periapical
sebelumnya
Tingkat perkembangan akar
SUMBER : Contemporary Oral and
Maxillofacial Surgery, Hupp, Ellis II, Tucker,
Sixth Edition
Ukuran ruang pulpa dan saluran
akar

Fraktur pada rahang

Pecahan gigi benda asing yang


terdapat pada jaringan lunak

SUMBER : Contemporary Oral and


Maxillofacial Surgery, Hupp, Ellis II, Tucker,
Sixth Edition
1 radiograf tidak efektif untuk melihat fraktur,
sinar pusat x-ray harus diletakkan secara
parallel pada fraktur, jika tidak,maka
gambaran tidak terlihat. Beberapa tampilan
dengan angulasi vertikal dan horizontal yang
berbeda dari sinar sentral mungkin
diperlukan. SUMBER : Contemporary Oral and
Maxillofacial Surgery, Hupp, Ellis II,
Tucker, Sixth Edition
Contemporary Oral and
Maxillofacial Surgery,
Hupp, Ellis II, Tucker,
Sixth Edition
Add a full screen image

7
PENATALAKSANAA
N FRAKTUR
DENTOALVEOLAR
Tujuan Penatalaksanaan

Insert an image Insert an image

Tujuan perawatan fraktur dentoalveolar


adalah mengembalikan bentuk dan fungsi
Perawatan fraktur dentoalveolar sebaiknya organ pengunyahan senormal mungkin.
dilakukan sesegera mungkin, karena Prognosis fraktur dentoalveolar dipengaruhi
penundaan perawatan akan oleh keadaan umum dan usia pasien serta
mempengaruhi prognosis gigi geligi kompleksitas fraktur

50
Trauma pada Gigi Sulung

Perawatan gigi sulung yang mengalami trauma pada umumnya tidak


berbeda dengan perawatan gigi tetap. Gigi sulung yang intrusi biasanya
akan erupsi secara spontan. Gigi yang tidak terlalu bergeser dan tidak
menyebabkan gangguan oklusi dapat diobservasi saja. Fraktur
dentoalveolar yang kompleks pada gigi sulung jarang terjadi karena
elastisitas tulang alveolar

SUMBER : Paediatric dentistry; Richard


Welbury, Monty S. Duggal, Marie Thérèse
Hosey,Oxford University Press,2005
Trauma pada Gigi Tetap
Bila patahan gigi cukup besar, Penambalan dengan semen kalsium
fragmen mahkota dapat disemen hidroksida dan restorasi komposit sudah
kembali menggunakan resin cukup ideal
komposit
Fraktur pulpa dapat dirawat
dengan pulp capping, Fraktur dentin sebaiknya ditambal sesegera
pulpotomi, atau ekstirpasi mungkin, khususnya pada pasien muda
pulpa karena penetrasi bakteri melalui tubulus
dentin cepat terjadi.

SUMBER : Fraktur email hanya memerlukan


penghalusan bagian yang tajam, atau
penambalan dengan komposit

Trauma yang mengenai jaringan keras gigi


Fraktur mahkota
The Power of PowerPoint | thepopp.com 52
2. FRAKTUR AKAR

Fraktur akar horizontal Fraktur mahkota yang oblik


prognosisnya tergantung pada dapat meluas ke subgingiva
garis fraktur (fraktur mahkota-akar).

Bila fraktur meluas sampai jauh ke Bila garis fraktur tidak terlalu jauh
apikal, atau bila gigi terbelah ke apikal dan pulpa tidak terbuka,
secara vertikal, umumnya cukup ditambal dengan restorasi
ekstraksi harus dilakukan komposit

The Power of PowerPoint | thepopp.com 53


LANJUTAN...
Bila garis fraktur terletak di
dekat gingiva, fragmen
mahkota dapat diekstraksi dan
dilakukan perawatan
endodontik serta pembuatan
mahkota pasak.
Bila garis fraktur terletak jauh ke
apikal, gigi sebaiknya diekstraksi
ligamen periodontal tidak
mengering, yakni tidak lebih
dari 30 menit. Kemudian
dilakukan imobilisasi dengan
pemasangan splint.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 54


Trauma yang Mengenai Tulang Alveolar

Perawatan fraktur tulang


Reduksi tertutup fraktur
alveolar biasanya hanya Imobilisasi tersebut harus
alveolar tertutup biasanya
memerlukan anastesi menyertakan beberapa
dilakukan dengan
lokal, dan paling baik gigi yang sehat.
manipulasi jari yang diikuti
dilakukan segera setelah
dengan splinting
trauma

The Power of PowerPoint | thepopp.com 55


LANJUTAN...

Fiksasi intermaksilar kadang- Reduksi terbuka jarang Pasien diberi obat tetes
Pada ekstraksi gigi
kadang diperlukan bila dilakukan untuk hidung ephedrine 0,5
fragmen fraktur sangat besar,
yang menyebabkan
fraktur alveolar, komunikasi oro antral, persen untuk membantu
atau bila prosedur splinting kecuali bila merupakan
harus dilakukan drainase antral, dan
tidak menghasilkan bagian dari perawatan
imobilisasi yang adekuat, penutupan segera antibiotik untuk
fraktur rahang mencegah timbulnya
dengan memperhatikan dengan flap bukal
oklusi yang benar. fistula oro-antral.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 56


Trauma yang mengenai jaringan lunak mulut

Fraktur dentoalveolar hampir selalu Prinsip perawatannya terdiri atas


disertai vulnus. pembersihan, pembuangan jaringan
nekrotik (debridement), penghentian
perdarahan dan penjahitan

Pada bagian dalam laserasi degloving Fraktur dentoalveolar sering


sering ditemukan debris atau kotoran mengakibatkan luka terbuka,
tanah, sehingga debridement perlu sehingga perlu diberikan antibiotik
diikuti dengan irigasi yang cermat profilaksis dan obat kumur antiseptik

The Power of PowerPoint | thepopp.com 57


Thank you!

Anda mungkin juga menyukai