Anda di halaman 1dari 13

Bioteknologi Dalam Pengelolaan

Industri

Disusun Oleh :

 Larasati prihantari
 Nina ayuning rahayu FS
 Helti Deli Kesih
 Uswatun Hasanah
Latar Belakang
Kontaminasi logam berat di lingkungan perairan merupakan
suatu permasalahan, karena akumulasinya sampai pada rantai
makanan dan keberadaannya di alam tidak mengalami
transformasi (persistent), sehingga menyimpan potensi
keracunan yang laten (Notodarmojo, 2005).
Keberadaan logam berat yang berlebih perlu
mendapatkan perhatian yang serius karena tiga hal, meliputi:
1) bersifat racun dan berpotensi karsinogenik; 2) logam dalam
air pada umumnya bersifat mobile 3) mempunyai sifat
akumulatif dalam tubuh manusia (Notodarmojo, 2005).
salah satu contoh logam berat yang ada di remediasi
misalnya cadmium (Cd²+) dan merkuri (Hg)
Solusi

bioremediasi fitoremediasi

Mikroalga
Kangkung air
(Chlorella sp)
Bioremediasi
Tujuan
Bioremediasi adalah salah satu
teknologi alternatif untuk mengatasi
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan
masalah lingkungan dengan
yang kurang beracun atau tidak beracun
memanfaatkan bantuan
(karbondioksida dan air) atau dengan kata
mikroorganisme.
lain mengkontrol, mereduksi bahan
pencemar dari lingkungan.

Bioaugmentasi

Bioremediasi
Biostimulasi
intrinsik

Macam-
macam
proses
bioremediasi
BIOREMEDIASI

Chlorella sp Kemampuan remediasi logam berat oleh alga


sangat baik bila dibandingkan dengan
beberapa mikroba atau jamur. Karena struktur
dinding sel alga berbentuk dari berbagai serat
metrik polisakarida (Niczyporuk, dkk, 2012).

Proses Sterilisasi Alat

•Sterilisasi alat gelas dilakukan dengan menggunakan autoklaf


•alat non gelas dicuci dengan air mengalir dan direndam
dengan kaporit.

Pembuatan Media

. Media yang digunakan yaitu media air tawar, pupuk aqua


walne dan, vitamin, dan larutan logam CdCl2 yang digunakan
untuk perlakuan.
Uji Resistensi
Pertumbuhan
Chlorella sp
Chorella sp
Kurva pertumbuhan diamati dengan cara dilakukan pada wadah kacavolume ± 250
mengukur kepadatan sel dengan optical ml, inokulum didapatkan dari awal
density (OD) menggunakan fasepertumbuhan. Digunakan konsentrasi
spektrofotometer dengan panjang 5 mg/L, 10 mg/L, 15mg/L, 25 mg/L, dan
gelombang 600 nm.Pengukuran dilakukan 50 mg/L untuk perlakuan uji
setiap 2 jam dari jam ke 0 sampai jam ke resistensi.Pemaparan dilakukan selama 5
24 berikutnya. Umur inokulum ditentukan jam dan diamati tiap satu jamsekali.
pada awal faseeksponensial. Pengamatan sel hidup menggunakan
haemacytometer.
Keunggulan Chlorella sp sebagai
bioremediator

 Alga mempunyai kemampuan yang cukup tinggi dalam mengadsorpsi logam berat
karena di dalam alga terdapat gugus fungsi yang dapat melakukan pengikatan dengan
ion logam. Gugus fungsi tersebut terutama gugus karboksil, hidroksil, amina, sulfudril
imadazol, sulfat dan sulfonat yang terdapat dalam dinding sel dalam sitoplasma
Bahan bakunya mudah didapat dan tersedia dalam jumlah banyak.
Biaya operasional yang rendah.
Sludge yang dihasilkan sangat minim.Tidak perlu nutrisi tambahan.
Fitoremediasi merupakan salahsatu metode remediasi denganmengandalkan
pada peranan tumbuhanuntuk menyerap, mendegradasi,mentransformasi dan
FITOREMEDIASI mengimobilisasibahan pencemar logam berat. Daripenelitian yang dilakukan oleh
Syahputra (2005) menunjukkan bahwakonsentrasi awal logam dan waktukontak
berpengaruh terhadap penyerapan logam oleh tanaman Kangkung air

Phytoacumulation
(phytoextraction)

Rhizofiltration Phytovolatization
Proses
fitoremediator
dalam mengolah
air tercemar
secara alami
Phytodegradation
Phytostabilization (phyto transformation)

Rhyzodegradetion
Fitoremediasi

Kangkung Air

Kangkung air mulai dari bagian batang, dan


daun dapat dikonsumsi oleh manusia sebagai
bahan makanan, selain itu tanaman ini juga
memiliki kemampuan dalam menyerap bahan-
bahan pencemar dan logam berat yang
terlarut dalam media tumbuh sehingga
kandungannya menjadi menurun atau mutu
air limbah menjadi meningkat
Proses Kangkung air sebagai
fitoremediator

Alat :
Bahan:
1. Labu ukur 100 dan 250 ml 10. Neraca analitik
1. larutan standart
2. pipet volum 50 ml dan 100 ml 11. Penggaris
Hg 1000 ppm,
Persiapan Alat 3. karet penghisap 12. Benang nilon
2. SnCl2, 5 g
4. pipet tetes 13. Gunting
dan Bahan 5. batang pengaduk 14. Ember
KmnO4, 51 Ml
H2SO4 98%,
6. Oven 15. Toples
3. Aquades,
7. tanur, 16. Beker Glass
4. Aquabides asam,
8. penangas air, 17. Cawan Porselin
5. HNO3 0,75 Ml,
9. tisu, SSA. 18. Spatula
6. kangkung air

1. Kangkung dianalisis dengan SSA (untuk mengetahui keberadaan logam Hg pada kangkung)
Penumbuhan 2. Lalu pilih kangkung yang tidak termakan ulat daunnya
kangkung air 3. Setelah itu kangkung dibersihkan
4. Lalu batang kangkung diukur dari pangkal ujung batang kemudian dipotong sepanjang 7 cm
5. Kangkung ditanam di areal tempat tumbuhnya
6. Tunggu sampai 28 hari

Untuk membuat larutan Hg 0,5 ppm, terlebih dahulu membuat larutan Hg 100 ppm yaitu dengan
mengencerkan larutan standart Hg 1000 ppm sebanyak 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml, ditambah
Pembuatan lautan dengan aquades hingga mencapai garis takaran lalu di homogenkan. Kemudian ambil 5 ml larutan 100
ppm, tuangkan ke dalam labu ukur 1000 ml sampai batas ambang lalu dihomogenkan. Untuk membuat
tercemar logam Hg
larutan Hg 1 ppm yaitu mengambil larutan Hg 100 ppm dengan pipet sebanyak 100 ml, kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 ml ditambah dengan aquades hingga mencapai garis takaran lalu
dihomogenkan. Untuk membuat larutan 5 ppm, yaitu mengambil larutan Hg 100 ppm dengan pipet
sebanyak 500 ml ditambah dengan aquades hingga mencapai garis takaran lalu dihomogenkan.
1. Kangkung air yang telah ditanam selama 28 hari diambil lalu dibersihkan
kemudian pndahkan ke dalam ember
Perlakuan
2. Setiap ember berisi 9 batang kangkung air
3. Lalu kangkung air di tanam dengan tambahan aquades sebanyak 1 liter, larutan
Hg dan pupuk NPK sebagai Nutrisi
4. Agar Batang Kangkung air tumbuh tegak maka dikelilingi oleh sterofoam
5. Taruh di bawah sinar matahari yang cukup

Pengamatan dilakukan untuk perubahan yang terjadi pada masingmasing perlakuan.


Pada ember pengamatan 5 hari pertama pada konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 5 ppm
Pengamatan yaitu dengan mengukur tinggi batang dan jumlah daun dimulai dari awal penanaman
sampai setelah hari ke-5. Begitu juga pada ember pengamatan hari ke-10 dan hari ke-
15. Pengamatan juga dilakukan pada tanaman Kontrol.
Proses Fitoremediasi

• Biaya operasional relatif murah


• Tanaman bisa dengan mudah dikontrol
Keunggulan kangkung pertumbuhannya.
air sebagai • Kemungkinan penggunaan kembali polutan yang
bernilai seperti emas (Phytomining).
fitoremediator
• Merupakan cara remediasi yang paling aman bagi
lingkungan karena memanfaatkan tumbuhan.
Memelihara keadaan alami lingkungan
Kelebihan dan kekurangan
bioremediasi dan fitoremediasi
kelebihan kekurangan
• Proses pelaksanaan dapat dilakukan • Tidak semua bahan kimia dapat
langsung di daerah tersebut dengan diolahsecara bioremediasi.
lahan yang sempit sekalipun.
• Mengubah pollutant bukan hanya • Membutuhkan pemantauan yang
memindahkannya. ekstensif .
• Proses degradasi dapat dilaksanakan • Membutuhkan lokasi tertentu.
dalam jangka waktu yang cepat. • Pengotornya bersifat toksik
• Bioremediasi sangat aman digunakan
karena menggunakan mikroba yang • Padat ilmiah
secara alamiah sudah ada dilingkungan • Berpotensi menghasilkan produk
(tanah). yangtidak dikenal
• Bioremediasi tidak • Dapat digabung dengan teknik
menggunakan/menambahkan bahan
kimia berbahaya. pengolahan lain
• Teknik pengolahannya mudah • Persepsi sebagai teknologi yang
diterapkan dan murah biaya. belum teruji

Anda mungkin juga menyukai