Anda di halaman 1dari 11

Anggota :

Ilham taufik
Meita dea
M .irgi N
Oktaviani
Pengertian
 Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu
atau lebih bahan obat yang dibuat dengan
pemadatan.Tablet memiliki perbedaan dalam ukuran,
bentuk, berat, kekerasan, ketebalan. Kebanyakan tipe
atau jenis tablet dimaksudkan untuk ditelan dan
kemudian dihancurkan dan melepaskan bahan obat ke
dalam saluran pencernaan.
 Tablet dapat diartikan sebagai campuran bahan obat
yang dibuat dengan dibantu zat tambahan yang
kemudian dimasukankedalam mesin untuk dikempa
menjadi tablet.
 Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi (FI Edisi IV)
Macam – macam bentuk Tablet

 Bentuk silinder
 Bentuk kubus
 Bentuk cakram
 Bentuk bundar
 Bentuk batang
 Bentuk telur/peluru
 Bentuk pipih/sirkuler
 Bentuk oval
 Bentuk cincin
 Bentuk segitiga,segiempat,segi lima, banyak segi,
segiempat, panjang, bentuk hati.
Jenis tablet berdasarkan metode
pembuatan
 Tablet cetak
Dibuat dari bahan obat dan bahan
pengisi, umumnya mengandung
laktosa dan serbuk sukrosa salam
berbagai
perbandingan. Pembuatan
dengan cara menekan massa
serbuk lembab dengan tekanan
rendah pada lubang cetakan.
Kemudian dikeluarkan dan
dibiarkan kering. Tablet cetak
agak rapuh sehingga tablet dapat
di potek dan harus hati-hati saat
pengemasan dan
pendistribusiannya., besar
tekanan pada tablet 25-50 bar.
 Tablet kempa
Tablet kempa didefinisikan sebagai bentuk sediaan
padat yang dibuat dengan cara pengempaan dari
sebuah formula dengan memberikan tekanan tinggi
(tekanan di bawah beberapa ratus kg/cm2) pada
serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja.
Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif,
bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan
lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan
pewarna, bahan pengaroma, dan bahan
pemanis.Tablet biasanya mempunyai ketebalan
kurang dari ½ diameternya.Tablet kempa ganda,
tablet kempa yang dibuat dengan lebih dari satu kali
siklus tekanan.
Berdasarkan Cara Pemakaian
 Tablet biasa / tablet telan.
Dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral dengan cara ditelan,
pecah di lambung.
 Tablet kunyah (chewable tablet)
Bentuknya seperti tablet biasa, cara pakainya dikunyah dulu
dalam mulut kemudian ditelan, umumnya tidak pahit.
Dimaksudkan untuk dikunyah sehingga meninggalkan residu
yang memberikan rasa enak di mulut.
 Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastiles)
umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang
membuat tablet melarut atau hancur perlahanlahan dalam
mulut. Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar
rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam
mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut. Tablet ini
dibuat dengan cara tuang disebut pastilles atau dengan cara
kempa tablet menggunakan bahan dasar gula disebut trochisi.
Umumnya mengandung antibiotic, antiseptic, adstringensia.
 Tablet larut (effervescent tablet)
Dibuat dengan cara dikempa. Selain zat aktif, tablet mengandung
campuran zat asam dan natrium bikarbonat yang jika dilarutkan
dengan air akan menghasilkan CO2. Diberi wadah yang tertutup
rapat dan terlindung dari lembab, di etiket diberi tanda “bukan
untuk ditelan”. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru
diminum.Contohnya Ca-D-Redoxon, tablet efervesenSupradin.
 Tablet Implantasi (Pelet)
Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril, dan berisi hormon steroid,
dimasukkan ke bawah kulit dengan cara merobek kulit sedikit,
kemudian tablet dimasukkan, dan kulit dijahit kembali. Zat khasiat
akan dilepas perlahan-lahan. Dibuat berdasarkan teknik aseptik,
mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan
(Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).
 Tablet hipodermik (hypodermic tablet)
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut
sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan
injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril (FI
IV). Umumnya berbobot 30 mg dan disuntikkan di bawah kulit
(subkutan).Dilarutkan lebih dahulu sebelum dijadikan injeksi
hipodermik.
 Tablet bukal (buccal tablet)
Digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi,
sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
Tablet biasanya berbentuk oval, keras dan berisi hormon. Bekerja
sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu
yang lama (secara perlahan).
 Tablet sublingual
Digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah lidah sehingga zat
aktif secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral.
Tablet kempa berbentuk pipih yang berisi nitrogliserin. Biasanya
untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina
pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi
efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.
 Tablet vagina (ovula)
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam
vagina yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat
aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen. Digunakan
untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian
steroid dalam pengobatan sistemik. Tablet vagina mudah melemah
dan meleleh pada suhu tubuh, dapat melarut dan digunakan sebagai
obat luar khusus untuk vagina.
 Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang
digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya
untuk kerja lokal atau sistemik.
 Komponen Tablet
Komponen atau formulasi tablet kempa terdiri dari zat
aktif bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran,
dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan
pewarna, yang diabsorpsikan pada alumunium
hidroksida yang tidak larut yang di izinkan pada
pengaroma dan bahan pemanis.
Cara Pembuatan Tablet
 Metode Granulasi Basah
Keuntungan metode granulasi basah:
 Meningkatkan kohesifitas dan kompaktibilitas serbuk sehingga diharapkan
tablet yang dibuat dengan mengempa sejumlah granul pada tekanan
kompresi tertentu akan menghasilkan bentuk tablet yang bagus, keras, dan
tidak rapuh.
 Mencegah segregasi komponen penyusun tablet yang telah homogen
sebelum proses pencampuran.
 Zat-zat yang bersifat hidrofob, dapat memperbaiki kecepatan pelarutan zat
aktif dengan perantara cairan pelarut yang cocok dengan bahan pengikat.

Kekurangan metode granulasi basah:


 Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidas.
 Biaya cukup tinggi.
 Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan
dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut.
 Metode Granulasi Kering (Slugging)
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
 Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan
larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan pengeringan
yang memakan waktu
 Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan
lembab
 Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh
pengikat

Kekurangan cara granulasi kering adalah:


 Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
 Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
 Proses banyak menghasilkan debu sehingga
memungkinkan terjadinya kontaminasi silang

Anda mungkin juga menyukai