punggung belakang dan kepalanya juga terbentur, pada saat kedatangan di IGD kondisinya kesadaran menurun, gelisah, dan pernapasannya ireguler dan disertai periodik apnea, tuliskan urutan pemeriksaan dan tatalaksana primary survey pada pasien tersebut Pengkajian : 1. Airway : Tidak ada snoring gurgling stridor Pasien gelisah Tidak ada trauma wajah 2. Breathing (look, listen, feel) Pernapasan irreguler Pasien apneu Tidak ada sianosis 3. Circulation Tidak ada sianosis Nadi meningkat karena pasien gelisah 4. Desabilitis Pasien kesadaran menurun 5. Exposure Panggul, punggung belakang dan kepalanya terbentur Penatalaksanaan : 1. Airway Lakukan chin lift / jaw thrust 2. Breathing (look, listen, feel) Berikan oksigen 3. Circulation Takikardia karena pasien gelisah Berikan infus cairan 4. Desabilitis Cek kesadaran pasien dengan tentukan GCS 5. Exposure Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari semua cedera yang mungkin ada. Jika ada kecurigaan ceera leher atau tulang belakang maka imobilisasi in-line harus dikerjakan. Seorang pria usia 45 tahun dibawa ke IGD akibat luka tembak pada dada kirinya, terdapat pernapasan paradoksal pada dinding dada kiri, datang dengan kondisi penurunan kesadaran, dan pernapasan ireguler, tuliskan urutan pemeriksaan dan tatalaksana primary survey pada pasien tersebut Urutan pemeriksaan : 1. Circulation Langkah-langkah dalam pengkajian terhadap status sirkulasi pasien, antara lain : Cek nadi dan mulai lakukan CPR jika diperlukan. Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan pemberian penekanan secara langsung. Palpasi nadi radial jika diperlukan: 1. Menentukan ada atau tidaknya 2. Menilai kualitas secara umum (kuat/lemah) 3. Identifikasi rate (lambat, normal, atau cepat) 4. Regularity Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda hipoperfusi atau hipoksia (capillary refill). Lakukan treatment terhadap hipoperfusi 2. Airway Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara atau bernafas dengan bebas? Look dan listen bukti adanya masalah pada saluran napas bagian atas dan potensial penyebab obstruksi. Jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan nafas pasien terbuka. Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas pasien head till chin lift 3. Breathing Look, listen dan feel; lakukan penilaian terhadap ventilasi dan oksigenasi pasien. Inspeksi dari tingkat pernapasan sangat penting. Apakah ada tanda-tanda sebagai berikut : cyanosis, penetrating injury, flail chest, sucking chest wounds, dan penggunaan otot bantu pernafasan. Palpasi untuk adanya : pergeseran trakea, fraktur ruling iga, subcutaneous emphysema, perkusi berguna untuk diagnosis haemothorax dan pneumotoraks. Auskultasi untuk adanya : suara abnormal pada dada. Buka dada pasien dan observasi pergerakan dinding dada pasien jika perlu. Tentukan laju dan tingkat kedalaman nafas pasien; kaji lebih lanjut mengenai karakter dan kualitas pernafasan pasien. Penilaian kembali status mental pasien. Dapatkan bacaan pulse oksimetri jika diperlukan Pemberian intervensi untuk ventilasi yang tidak adekuat dan / atau oksigenasi: › Pemberian terapi oksigen › Bag-Valve Masker › Intubasi (endotrakeal atau nasal dengan konfirmasi penempatan yang benar), jika diindikasikan › Catatan: defibrilasi tidak boleh ditunda untuk advanced airway procedures Kaji adanya masalah pernapasan yang mengancam jiwa lainnya dan berikan terapi sesuai kebutuhan. 4. Exposure Menanggalkan pakaian pasien dan memeriksa cedera pada pasien. Seorang pria dibawa ke IGD setelah habis “carok” dengan temannya, terdapat luka tusukan pisau di abdomen sebelah kanan, terdapat distensi abdomen, pasien dalam kondisi sadar, akral dingin dan kulit pucat tuliskan urutan pemeriksaan dan tatalaksana primary survey pada pasien tersebut 1. Urutan pemeriksaan A:(Airway) Menilai jalan nafas bebas : Jalan nafas bebas
B:(Breathing) Menilai pernapasan cukup : oksigen cukup
dibuktian dengantidak ada pergerakan dinding dada,
C: (Circulation)Menilai sirkulasi atau peredaran darah : ada
perdarahan di abdomen kanan, distensi abdomen
D: (Disability) : pasien dalam kondisi sadar
E: (Expossure) : tidak ada cedera tambahan
Tatalaksana Primary survey Fiksasi / Hentikan perdarahan Eksternal Segera pasang 2 jalur infus dengan jarum besar ( 14-16 G ) Berikan cairan infus RL dengan tetesan cepat Observasi Tanda-tanda Vital Seorang remaja usia 17 tahun dibawa ke IGD setelah kecelakaan sepeda motor, dibawa berserta helm masih terpasang, dan terdapat luka terbuka di paha kanan atas, terdapat krepitasi pada paha kanan sekitar luka dan terdapat tulang yang menonjol, kesadarab menurun, akral dingin dan kulit pucat. Tuliskan urutan pemeriksaan dan tatalaksana primary survey pada pasien tersebut Airway: Mempertahankan kepatenan jalan napas.Dengan membuka helm dengan benar sesuai prosedur. Pertama kita lepaskan helm pada kepala korban, dengan cara ambil posisi dikepala pasien dan pegang dengan hari-hati dalam garis stabilisasi dengan menempatkan ibu jari dimandibula pasien dan jari telunjuk diarea oksipital. Potong atau lepaskan pelindung muka pasien. Jika helm mempunyai pelindung telinga, lepaskan pelindung tersebut dengan sudiplidah. Lepaskan helm dari sisi lateral secara hati-hati. Setelah helm mencapai oksiput, rotasikan helm kearah anterior kewajah,hati- hati agar tidak mengenai hidung. Breathing: Setelah mengamankan airway maka selanjutnya kita harus menjamin ventilasi yang baik. Beberapa sumber mengatakan pasien dengan fraktur ekstremitas bawah yang signifikan sebaiknya diberi highflowoxygen 15 lpm lewat non-rebreathing mask dengan reservoir bag. Circulation. Patah tulang terbuka. Patah tulang femur dapat menyebabkan kehilangan darah dalam paha 3 – 4 unit darah dan membuat syok. Menghentikan perdarahan yang terbaik adalah menggunakan penekanan langsung dan meninggikan lokasi atau ekstremitas yang mengalami perdarahan di atas level tubuh. Pemasangan bidai yang baik dapat menurunkan perdarahan secara nyata dengan mengurangi gerakan dan meningkatkan pengaruh tamponade otot sekitar patahan. Pada patah tulang terbuka, penggunaan balut tekan steril umumnya dapat menghentikan perdarahan. Penggantian cairan yang agresif merupakan hal penting disamping usaha menghentikan perdarahan. Disability Menjelang akhir survey primer maka dilakukan evaluasi singkat terhadap keadaan neurologis. Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil, tanda-tanda lateralisasi dan tingkat cedera spinal . Exposure. Pasien harus dibuka keseluruhan pakaiannya, seiring dengan cara menggunting, guna memeriksa dan evaluasi pasien. Setelah pakaian dibuka, penting bahwa pasien diselimuti agar pasien tidak hipotermia.