Anda di halaman 1dari 18

Seorang pria usia 25 tahun jatuh dari

lantai 2, dia jatuh mengenai panggul,


punggung belakang dan kepalanya
juga terbentur, pada saat kedatangan
di IGD kondisinya kesadaran menurun,
gelisah, dan pernapasannya ireguler
dan disertai periodik apnea, tuliskan
urutan pemeriksaan dan tatalaksana
primary survey pada pasien tersebut
Pengkajian :
1. Airway :
 Tidak ada snoring gurgling stridor
 Pasien gelisah
 Tidak ada trauma wajah
2. Breathing (look, listen, feel)
 Pernapasan irreguler
 Pasien apneu
 Tidak ada sianosis
3. Circulation
 Tidak ada sianosis
 Nadi meningkat karena pasien gelisah
4. Desabilitis
 Pasien kesadaran menurun
5. Exposure
 Panggul, punggung belakang dan kepalanya terbentur
Penatalaksanaan :
1. Airway
 Lakukan chin lift / jaw thrust
2. Breathing (look, listen, feel)
 Berikan oksigen
3. Circulation
 Takikardia karena pasien gelisah
 Berikan infus cairan
4. Desabilitis
 Cek kesadaran pasien dengan tentukan GCS
5. Exposure
 Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari
semua cedera yang mungkin ada. Jika ada kecurigaan ceera
leher atau tulang belakang maka imobilisasi in-line harus
dikerjakan.
Seorang pria usia 45 tahun dibawa ke
IGD akibat luka tembak pada dada
kirinya, terdapat pernapasan paradoksal
pada dinding dada kiri, datang dengan
kondisi penurunan kesadaran, dan
pernapasan ireguler, tuliskan urutan
pemeriksaan dan tatalaksana primary
survey pada pasien tersebut
Urutan pemeriksaan :
1. Circulation
Langkah-langkah dalam pengkajian terhadap status sirkulasi pasien, antara lain :
 Cek nadi dan mulai lakukan CPR jika diperlukan.
 Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan pemberian
penekanan secara langsung.
 Palpasi nadi radial jika diperlukan:
1. Menentukan ada atau tidaknya
2. Menilai kualitas secara umum (kuat/lemah)
3. Identifikasi rate (lambat, normal, atau cepat)
4. Regularity
 Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda hipoperfusi atau hipoksia (capillary
refill).
 Lakukan treatment terhadap hipoperfusi
2. Airway
 Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah
pasien dapat berbicara atau bernafas
dengan bebas?
 Look dan listen bukti adanya masalah
pada saluran napas bagian atas dan
potensial penyebab obstruksi.
 Jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka
pastikan jalan nafas pasien terbuka.
 Gunakan berbagai alat bantu untuk
mempatenkan jalan nafas pasien head till
chin lift
3. Breathing
 Look, listen dan feel; lakukan penilaian terhadap ventilasi dan oksigenasi pasien.
 Inspeksi dari tingkat pernapasan sangat penting. Apakah ada tanda-tanda sebagai berikut :
cyanosis, penetrating injury, flail chest, sucking chest wounds, dan penggunaan otot bantu
pernafasan.
 Palpasi untuk adanya : pergeseran trakea, fraktur ruling iga, subcutaneous emphysema,
perkusi berguna untuk diagnosis haemothorax dan pneumotoraks.
 Auskultasi untuk adanya : suara abnormal pada dada.
 Buka dada pasien dan observasi pergerakan dinding dada pasien jika perlu.
 Tentukan laju dan tingkat kedalaman nafas pasien; kaji lebih lanjut mengenai karakter dan
kualitas pernafasan pasien.
 Penilaian kembali status mental pasien.
 Dapatkan bacaan pulse oksimetri jika diperlukan
 Pemberian intervensi untuk ventilasi yang tidak adekuat dan / atau oksigenasi:
› Pemberian terapi oksigen
› Bag-Valve Masker
› Intubasi (endotrakeal atau nasal dengan konfirmasi penempatan yang benar), jika
diindikasikan
› Catatan: defibrilasi tidak boleh ditunda untuk advanced airway procedures
 Kaji adanya masalah pernapasan yang mengancam jiwa lainnya dan berikan terapi sesuai
kebutuhan.
4. Exposure
 Menanggalkan pakaian pasien dan
memeriksa cedera pada pasien.
Seorang pria dibawa ke IGD setelah
habis “carok” dengan temannya,
terdapat luka tusukan pisau di abdomen
sebelah kanan, terdapat distensi
abdomen, pasien dalam kondisi sadar,
akral dingin dan kulit pucat tuliskan
urutan pemeriksaan dan tatalaksana
primary survey pada pasien tersebut
1. Urutan pemeriksaan
A:(Airway) Menilai jalan nafas bebas : Jalan nafas bebas

B:(Breathing) Menilai pernapasan cukup : oksigen cukup


dibuktian dengantidak ada pergerakan dinding dada,

C: (Circulation)Menilai sirkulasi atau peredaran darah : ada


perdarahan di abdomen kanan, distensi abdomen

D: (Disability) : pasien dalam kondisi sadar

E: (Expossure) : tidak ada cedera tambahan


Tatalaksana Primary survey
 Fiksasi / Hentikan perdarahan Eksternal
 Segera pasang 2 jalur infus dengan
jarum besar ( 14-16 G )
 Berikan cairan infus RL dengan tetesan
cepat
 Observasi Tanda-tanda Vital
Seorang remaja usia 17 tahun dibawa ke
IGD setelah kecelakaan sepeda motor,
dibawa berserta helm masih terpasang,
dan terdapat luka terbuka di paha kanan
atas, terdapat krepitasi pada paha kanan
sekitar luka dan terdapat tulang yang
menonjol, kesadarab menurun, akral dingin
dan kulit pucat. Tuliskan urutan
pemeriksaan dan tatalaksana primary
survey pada pasien tersebut
 Airway:
Mempertahankan kepatenan jalan napas.Dengan
membuka helm dengan benar sesuai prosedur.
Pertama kita lepaskan helm pada kepala korban,
dengan cara ambil posisi dikepala pasien dan
pegang dengan hari-hati dalam garis stabilisasi
dengan menempatkan ibu jari dimandibula pasien
dan jari telunjuk diarea oksipital. Potong atau
lepaskan pelindung muka pasien. Jika helm
mempunyai pelindung telinga, lepaskan pelindung
tersebut dengan sudiplidah. Lepaskan helm dari sisi
lateral secara hati-hati. Setelah helm mencapai
oksiput, rotasikan helm kearah anterior kewajah,hati-
hati agar tidak mengenai hidung.
 Breathing:
Setelah mengamankan airway maka
selanjutnya kita harus menjamin ventilasi
yang baik. Beberapa sumber
mengatakan pasien dengan fraktur
ekstremitas bawah yang signifikan
sebaiknya diberi highflowoxygen 15 lpm
lewat non-rebreathing mask dengan
reservoir bag.
 Circulation.
Patah tulang terbuka. Patah tulang femur dapat
menyebabkan kehilangan darah dalam paha 3 – 4
unit darah dan membuat syok. Menghentikan
perdarahan yang terbaik adalah menggunakan
penekanan langsung dan meninggikan lokasi atau
ekstremitas yang mengalami perdarahan di atas
level tubuh. Pemasangan bidai yang baik dapat
menurunkan perdarahan secara nyata dengan
mengurangi gerakan dan meningkatkan pengaruh
tamponade otot sekitar patahan. Pada patah tulang
terbuka, penggunaan balut tekan steril umumnya
dapat menghentikan perdarahan. Penggantian
cairan yang agresif merupakan hal penting
disamping usaha menghentikan perdarahan.
 Disability
Menjelang akhir survey primer maka
dilakukan evaluasi singkat terhadap
keadaan neurologis. Yang dinilai disini
adalah tingkat kesadaran, ukuran dan
reaksi pupil, tanda-tanda lateralisasi dan
tingkat cedera spinal .
 Exposure.
Pasien harus dibuka keseluruhan
pakaiannya, seiring dengan cara
menggunting, guna memeriksa dan
evaluasi pasien. Setelah pakaian dibuka,
penting bahwa pasien diselimuti agar
pasien tidak hipotermia.

Anda mungkin juga menyukai