Anda di halaman 1dari 27

REVIEW SEDIAAN PARENTERAL

NUR HAIRANI SAMAL


15020160009
INJEKSI FUROSEMID DALAM
BENTUK SEDIAAN AMPUL
FUROSEMID
Furosemid praktis tidak larut dalam air, mudah larut
dalam aseton, dalam dimetilformamida dan dalam
larutan alkali hidroksida, larut dalam metanol, agak
sukar larut dalam etanol, sukar larut dalam eter, sangat
sukar larut dalam kloroform (Depkes RI, 2014).
inkompatibilitas dari furosemid yaitu furosemid larut
dalam larutan alkali yang disiapkan sebagai produk
alkali yang sedikit buffer. Seharusnya tidak dicampur
dengan asam solns memiliki pH di bawah 5,5.
furosemid dapat mengendap jika dikombinasikan
dengan asam askorbat, epinefrin, norepinefrin, atau
tetrasiklin. (Pubcem, 2014)
stabilitas dari furosemid yaitu tidak stabil apabila
terkena cahaya, namun stabil diudara (Pubchem, 2014).
FORMULA INJEKSI FUROSEMID

BAHAN JUMLAH FUNGSI


Furosemid 10 mg Zat aktif
NaOH 1,34 mg pH adjust
WFI (water for add 1 mL Pembawa
injection)
Alasan bahan tambahan dan metode sterilisasi

• Digunakan NaOH karena furosemid tidak stabil


dalam larutan asam tetapi stabil dalam larutan
alkali dan netral sehingga ditambahkan pH
adjust agar pH furosemid dapat di adjust hingga
pH netral, dalam larutan NaOH dapat bereaksi
dengan asam lemak membentuk garam
sehingga furosemid bersama NaOH akan
membentuk garam furosemid yang mudah larut
• Digunakan WFI karena WFI merupakan pelarut
yang cocok digunakan dengan sediaan
furosemid injeksi dan untuk melarutkan manitol
dan furosemid yang sudah diteteskan NaOH
• Metode sterilisasi yang digunakan yaitu metode
sterilisasi panas basah dengan menggunakan
autoklaf dengan suhu 121ºC selama 15 menit.
Evaluasi Sediaan
1. Uji pH (FI IV hal. 1039 – 1040)
Cek pH larutan dengan menggunakan pH
meter atau kertas indikator universal.
Dengan pH meter : sebelum digunakan periksa
elektroda dan jembatan garam. Kalibrasi pH
meter. Pembakuaan pH meter : bilas elektroda
dan sel beberapa kali dengan larutan uji dan isi
sel dengan sedikit larutan uji. Baca harga pH.
Gunakan air bebas CO2 untuk pelarutan dengan
pengenceran larutan uji
2. Uji kejernihan (Lachman hal. 1355)
Pemeriksaan dilakukan secara visual biasanya
dilakukan oleh sseorang yang memeriksa wadah
bersih dari luar dibawah penerangan cahaya yang
baik, terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya,
dan berlatar belakang hitam dan putih, dengan
rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar,
harus benar-benar bebas dari partikel kecil yang dapat
dilihat dengan mata.
3. Uji kebocoran (Lachman III hal. 1354)
letakkan ampul didalam zat warna (biru metilen 0,5 –
1%) dalam ruangan vakum. Tekanan atmosfer
berikutnya kemudian menyebabkan zat warna
berpenetrasi kedalam lubang, dapat dilihat setelah
bagian luar ampul dicuci untuk membersihkan zat
warnanya
FORMULASI INFUS
DEXAMETHASONE NA SULFAT
500ML
Dexamethasone Na Sulfat
Pemeriaan dari dexametason Na sulfat yaitu
serbuk hablur, putih atau agak kuning tidak berbau
atau agak berbau etanol, dan higroskopik.
Kelarutannya yaitu mudah larut dalam air, sukar
larut dalam etanol, sangat sukar larut dalam
dioksan, tidak larut dalam kloroform dan eter.
Stabilitasnya yaitu ppada 4 mg/mL larutan jernih
dan tidak berwarna, pada 24 mg/mL larutan jernih
dan berwarna kuning lemah. Larutan harus
dilindungi dari cahaya dan dingin. Pada keadaan
lain dexametason Na Sulfat labil panas dan tidak
dapat disterilisasi di autoklaf.
(FI IV hal. 289, Martindale 28 hal. 469)
Bahan dan Formulasi Sediaan

Bahan Jumlah Fungsi


Dexamethasone NaSulfat 0,5 mg Zat aktif

Na2EDTA 0,1% Chelating agent


(Penghelat)
Benzyl Alkohol 0,5% Pengawet

Aqua Pro Injeksi (API) add 500 mL Pembawa


Alasan bahan tambahan dan metode sterilisasi
• Na2EDTA (Dinatrium Edetat)
Dinatrium edtat dalam pembuatan infus pada formula yang dibuat
berfungsi sebagai chelating agent, dimana dinatrium edetat dapat
mengandalkan ion logam dan menghilangkan kesadahan air (Wade
and Weller. 1994 : 436)

• Benzyl Alkohol
Penggunaan benzyl alkohol pada penambahan bahan untuk infus yang
dibuat yaitu berfungsi sebagai pengawet dengan konsentrasi yang
digunakan adalah 0,5 – 10,0. (Lachman ed III 1298)

• Aqua Pro Injeksi (API)


Aqua pro injeksi dalam pembuatan formulasi ini berfungsi sebagai zat
pembawa (IMO : 193)

• Metode Sterilisasi menggunakan sterilisasi dengan sterilisasi C


(Penyaringan) karena pada dasarnya bahan yang digunakan tidak
tahan terhadap pemanasan tinggi.
Evaluasi Sediaan
• UJI KEJERNIHAN
Botol infus diputar 180 oC berulang di depan tempat yang
gelap dan diberi penerangan cahaya. Diamati bahan atau
partikel yang terlihat bila terkena cahaya (Latar Belakang
putih untuk larutan jernih).
• UJI PH
Infus dexamethasone Na Sulfat di uji PH nya sebelum
dimasukkan ke dalam botol. Setelah di sterilisasi di uji
kembali PH Larutan infus dexamethasone Na Sulfat yang
dilakukan dengan cara diambil larutan infus secukupnya
dengan pipet tetes dan letakan pada plat tetes. Kemudian
diuji PH larutan menggunakan PH Stick atau PH meter. Catat
PH yang didapat pada saat sebelum disterilkan dan sesudah
di sterilkan kembali.
• UJI KESERAGAMAN VOLUME
Diambil botol yang telah di isi dengan sediaan, lalu tuangkan
dalam beaker glass dan di ukur volume keduanya. Catat
volume yang dihasilkan.
• UJI KEBOCORAN
ambil botol infus yang telah di isi sediaan
kemudian bagian ujung tutup dilapisi dengan
tisue dari luar yang telah di ikat, dan di putar
dengan posisi 180oC diamkan selama 30 menit.
Catat hasil yang diperoleh.
• UJI MIKROBA
Goreskan sediaan pada media agar dalam cawan
petri yang telah dibuat. Goreskan perlahan –
lahan secara zig – zag dalam media agar
tersebut. Kemudian masukan ke dalam oven
kembali selama 12 jam, lalu hitung jumlah
mikroba dalam Plate Count Agar.
FORMULASI DAN EVALUASI SODIUM
DIKLOFENAK INJEKSI MENGGUNAKAN
BENZYL ALKOHOL (KOSOLVEN)
Sodium diklofenak/ Na diklofenak
Natrium diklofenak mudah larut dalam metanol,
larut dalam etanol, agak sukar larut dalam air,
praktis tiddak larut dalam kloroform dan dalam
eter, solubilitas Na-diklofenak bergantung pada pH.
Solublitasnya rendah dalam pH rendah, namun saat
pH meningkat diatas pKa, maka solubilitasnya akan
meningkat.
Bahan dan Formulasi Sediaan

Bahan Jumlah Fungsi


Sodium diklofenak 75 mg Zat aktif
Benzyl alkohol 0,2 mL Kosolven
Sodium metabisulfit 9,08 mg Pengawet
Sodium hidroksid/NaOH 3,80 mg Adjust pH
WFI Ad 3 mL Pembawa
Evaluasi sediaan
1. Penampilan fisik
larutan natrium diklofenak yang sudah disiapkan
secara visual diamati dengan mata telanjang
menunjukkan penampilan fisik mereka atau solusinya
pada awalnya dan berefek selama 6 minggu
2. Pengukuran pH
pH dari formulasi yang disiapkan diukur
menggunakan pH meter pada 25±10ºC
3. Zat partikulat
zat partikulat dalam formulasi dapat ditentukan
dengan cara inspeksi visual/dengan mata telanjang
dibawah sinar cahaya
.

FORMULASI SEDIAAN STERIL


INJEKSI ASAM ASKORBAT DALAM
PENGEMAS VIAL
ASAM ASKORBAT/VITAMIN C
Vitamin C merupakan substansi obat yang
sangat tidak stabil pada larutan air (mudah
teroksidasi) membentuk asam dihiroaskorbat.
Bahan dan Formulasi Sediaan

Konsentrasi (%) Fungsi


Bahan
FI F II F III F IV
Vit. C 50 50 50 50 Zat aktif
Na2 EDTA 0.0025 0.005 0.0025 0.005 Penghelat
Na Asetat qs qs qs qs Pengatur pH
Na Benzoat 0.5 0.5 0.25 0.25 Pengawet
API 20mL 20mL 20mL 20mL Pembawa
Alasan Bahan Tambahan dan Metode Sterilisasi
• Na2EDTA sebagai bahan penghelat untuk mengikat ion
logam yang kemungkinan berasal dari botol vial dan
membentuk senyawa kompleks.
• Natrium benzoate berfungsi sebagai pengawet untuk
mencegah pertumbuhan mikroba pada sediaan.
• Natrium asetat berfungsi dalam mengatur pH sediaan
untuk berada dalam rentang stabil yaitu 5,5-7.
• Vitamin C merupakan substansi obat yang sangat tidak
stabil pada larutan air (mudah teroksidasi) membentuk
asam dihiroaskorbat. Untuk alasan tersebut,
digunakanlah aqua pro injection bebas oksigen. Vial
yang digunakan berupa vial berwarna coklat, yang
fungsinya juga untuk mencegah proses oksidasi
sediaan.
Formulasi dan Uji Stabilitas Tetes
Mata Sulfasetamida
Sulfasetamid
Sulfasetamida atau N-(4- aminophenyl) sulfonyl-
acetamide, adalah serbuk hablur putih yang tidak
berbau dan memiliki rasa pahit. Senyawa ini
termasuk golongan sulfonamida, merupakan
turunan N-tersubstitusi dari senyawa sulfanilamid,
berkompetisi dengan p-amino benzoat di dalam
sintesis enzimatik asam folat.2 Bentuk garam dari
sulfasetamida, yaitu natrium sulfasetamid mudah
larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, serta
praktis tidak larut dalam kloroform dan eter.1
Bahan dan Formulasi sediaan

Bahan F1 F2 F3
Sulfasetamid 10 15 30
natrium

Natrium tiosulfat 0,1 0,1 0,1


Dinatrium edetat 0,05 0,05 0,05
Timerosal 0,01 0,01 0,01
Dapat fosfat pH 7 pH 7 pH 7
(pH)

Air untuk injeksi Ad 100 mL Ad 100 mL Ad 100 mL


Alasan Bahan Tambahan
• Penambahan dapar fosfat sebagai tidak mencegah perubahan pH. Hal ini karena
adanya pelepasan ion OH- secara perlahan dari wadah gelas (vial coklat) serta pada
formula terdapat beberapa bahan baku yang berupa garam natrium (mempunyai sifat
basa kuat) sehingga semakin meningkatkan kebasaan larutan.
• Penentuan kadar natrium sulfasetamida dilakukan dengan metode standar adisi
karena pada sediaan yang dibuat terdapat beberapa zat tambahan (timerosal,
natrium tiosulfat, dinatrium edetat dan dapar fosfat) yang dikhawatirkan dapat ikut
memberikan absorbansi saat pengukuran. Berdasarkan data-data hasil pengukuran,
terlihat bahwa semakin besar konsentrasi natrium sulfasetamida di dalam sediaan,
penurunan kadarnya juga semakin besar. Hal ini diperkirakan karena natrium
sulfasetamida terhidrolisis menjadi sulfanilamida, makin pekat larutan natrium
sulfasetamida maka proses hidrolisis akan lebih mudah terjadi, menyebabkan
natrium sulfasetamida lebih mudah mengkristal dan mengendap.3 Dapat disimpulkan
bahwa natrium sulfasetamida memberikan sediaan tetes mata yang paling stabil
pada konsentrasi 10%.
Evaluas sediaan
• Pemeriksaan visualisasi
Pemeriksaan visualisasi merupakan uji
kejernihan, dilakukan dengan mengamati
endapan atau kekeruhan pada sediaan tetes
mata selama waktu penyimpanan (28 hari).
• pH
Pemeriksaan pH sediaan tetes mata dilakukan
pada hari ke- 1, 3, 7, 14 dan 28 dengan alat pH
meter. Sediaan tetes mata natrium sulfasetamid
dinyatakan stabil bila memiliki pH pada rentang
pH stabilitas yaitu 8,09,53 dan tidak terdapat
adanya perubahan pH yang signifikan.
Lanjutan..
• Penentuan kadar natrium sulfasetamid
Penentuan kadar natrium sulfasetamida dilakukan dengan
mengukur absorbansi pada spektrofotometer UV dengan
metode standar adisi. Natrium sulfasetamid dalam air akan
memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang
yaitu 255 nm. Pemeriksaan dilakukan pada hari ke-1, 3, 7, 14,
dan 28.
• Uji sterilitas sediaan
Sebelum melakukan uji sterilitas dari sediaan, pada meja
lemari aseptis terlebih dahulu dilap dengan alkohol 70%, lalu
dinyalakan lampu ultraviolet (UV) dan aliran udara laminar
selama 1 jam. Kemasan obat tetes mata bagian luarnya
dibersihkan dengan alkohol 70%. Tiga tabung reaksi yang
berisi media Tioglikolat, ke dalam masing-masing tabung
diteteskan 2 mL sediaan uji dan diinkubasikan pada suhu
3035 oC. Hal yang sama dilakukan terhadap tiga tabung
reaksi yang berisi media Soybean-Casein Digest, dan
diinkubasikan pada suhu

Anda mungkin juga menyukai