Anda di halaman 1dari 15

EKONOMI ISLAMI

By:
Maulana Yudha Pratama
Denny Wong Ruitan
Fajar Hafiz Sandiawan
Ilham Andaru
Jual-Beli
• Jual beli secara etimologi adalah pertukaran sesuatu dengan lainnya.
Sedangkan secara terminologi adalah pertukaran harta dengan harta
dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan syara'.

• Apabila proses terjadinya transaksi atau disebut juga dengan jual-beli


itu menyangkut suatu barang yang sangat besar atau lumayan besar
nilainya, dan agar tidak terjadi kekurangan di kemudian hari, al-Qur’an
memberikan saran atau menganjurkan agar dicatat, dan ada saksi yang
terlibat dalam proses jual beli tersebut. Penjelasan tentang ini terdapat
pada Q.S. al-Baqarah/2: 282.
• a. Syarat-syarat jual-beli :
Syarat Penjual dan pembelinya: Syarat Uang dan barangnya:
1.Harus telah melewati masa 1. Haruslah barang yang halal
kanak-kanak (ballig) dan suci
2. juga haruslah berakal sehat, 2. Haruslah memiliki nilai
3.Tidak ada keterpaksaan atau manfaat bagi pembeli
atas kehendak sendiri. 3. Keadaan barang dapat
diserahterimakan dengan
baik.
4. Keadaan barang baik dan
diketahui oleh penjual dan
pembeli.
RIBA
• Riba adalah penetapan bunga atau
melebihkan jumlah pinjaman saat
pengembalian berdasarkan persentase
tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang
dibebankan kepada peminjam. Riba secara
bahasa bermakna ziyadah (tambahan).

• Dalam Islam, memungut riba atau


mendapatkan keuntungan berupa riba
pinjaman adalah haram. Ini dipertegas
dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 275 :
...padahal Allah telah menghalalkan jual-beli
dan mengharamkan riba....
• Jenis-Jenis Riba :
1. Riba Qardh 4. Riba Nasi’ah
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan Penangguhan penyerahan atau
tertentu yang disyaratkan terhadap penerimaan jenis barang ribawi
kreditur (muqtaridh) yang dipertukarkan dengan jenis
2. Riba Jahiliyyah barang ribawi lainnya. Riba dalam
nasi’ah muncul karena adanya
Utang dibayar lebih dari pokoknya, perbedaan, perubahan, atau
karena kreditur tidak mampu membayar tambahan antara yang
utangnya pada waktu jatuh tempo. diserahkan saat ini dengan yang
3. Riba Fadhl diserahkan kemudian.
Pertukaran antarbarang sejenis
dengan kadar atau takaran yang berbeda,
sedangkan barang yang dipertukarkan itu
termasuk dalam jenis barang ribawi.
Pengertian Syirkah dalam Islam

• Secara bahasa, kata syirkah (perseroan) berarti mencampurkan dua bagian


atau lebih hingga tidak dapat dibedakan lagi antara bagian yang satu
dengan bagian lainnya. Menurut istilah, pengertian syirkah adalah suatu
akad yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang telah bersepakat untuk
melakukan suatu usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan.
• b. Rukun dan Syarat Syirkah
1. Dua belah pihak yang berakad (‘aqidani). Persyaratan orang yang
melakukan akad adalah harus memiliki kecakapan (ahliyah)
melakukan tasharruf (pengelolaan harta).
2. Objek akad yang disebut juga ma’qud ‘alaihi mencakup pekerjaan
atau modal. Adapun persyaratan pekerjaan atau benda yang boleh
dikelola dalam syirkah harus halal dan diperbolehkan dalam
agama dan pengelolaannya dapat diwakilkan.
3. Akad atau yang disebut juga dengan istilah shigat. Adapun syarat
sah akad harus berupa tasharruf, yaitu harus adanya aktivitas
pengelolaan.
• Macam-Macam Syirkah 4. Syirkah Mufawadhah
1. Syirkah ‘Inan syirkah antara dua pihak
Syirkah ‘inan adalah syirkah antara dua pihak atau atau lebih yang
lebih yang masing- masing memberi kontribusi menggabungkan semua jenis
kerja (amal) dan modal (mal) syirkah yang telah dijelaskan
di samping.
2. Syirkah ‘Abdan
Syirkah ‘abdan adalah syirkah antara dua pihak
atau lebih yang masing-masing hanya
memberikan kontribusi kerja (amal), tanpa
memberikan kontribusi modal (amal)
3. Syirkah Wujuh
Syirkah wujuh merupakan kerja sama karena
didasarkan pada kedudukan, ketokohan, atau
keahlian (wujuh) seseorang di tengah masyarakat
BANK,BANK SYARIAH,ASURANSI,ASURANSI
SYARIAH
• BANK • A. Pekerjaan Bank Yang Boleh
adalah sebuah lembaga 1. Transfer uang dari satu tempat ke
tempat lain dengan ongkos pengiriman.
intermediasi keuangan umumnya
didirikan dengan kewenangan untuk 2. Menerbitkan kartu ATM untuk
memudahkan pemiliknya ketika bepergian
menerima simpanan uang, tanpa harus memberatkan diri dengan
meminjamkan uang, dan menerbitkan membawa uang di tas atau dompet.
promes atau yang dikenal sebagai
3. Menyewakan lemari besi bagi orang
banknote. yang ingin menaruh uang di situ.
Pekerjaan Bank ada yang boleh 4. Mempermudah hubungan dengan
dan ada yang haram, hal itu dapat kita Negara-negara lain, di mana Bank banyak
gambarkan secara global sebagai membantu para pedagang dalam mewakili
disamping penerimaan kwitansi
• B. Pekerjaan Bank Yang Tidak Boleh

• 1. Menerima tabungan dengan imbalan bunga, lalu uang tabungan tersebut


akan digunakan oleh Bank untuk memberikan pinjaman kepada manusia
dengan bunga yang berlipat-lipat dari bunga yang diberikan kepada penabung.

• 2. Memberikan pinjaman uang kepada para pedagang dan selainnya dalam


tempo waktu tertentu dengan syarat peminjam harus membayar lebih dari
hutangnya dengan peresentase.

• 3. Membuat surat kuasa bagi para pedagang untuk meminjam kepada Bank
tatkala mereka membutuhkan dengan jumlah uang yang disepakati oleh kedua
belah pihak. Tetapi bunga di sini tidak dihitung kecuali setelah menerima
pinjaman.
Bank Syariah
• Perbankan syariah atau perbankan Islam (Arab: ‫المصرفية اإلسالمية‬al-
Mashrafiyah al-Islamiyah) adalah suatu sistem perbankan yang
pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah). Pembentukan
sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk
meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga
pinjaman (riba),
Asuransi
• Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan,
sistem, atau bisnis di mana perlindungan finansial (atau ganti rugi
secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya
mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat
diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan
atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara teratur
dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin
perlindungan tersebut.
Di dalam asuransi konvensional, perusahaan asuransi akan
menentukan jumlah besaran premi dan berbagai biaya lainnya yang
ditujukan untuk menghasilkan pendapatan dan keuntungan yang
sebesar-besarnya bagi perusahaan itu sendiri.

• Dana Hangus
Di dalam beberapa jenis asuransi yang dikeluarkan oleh
perusahaan asuransi konvensional, kita mengenal istilah “dana hangus”
yang mana hal ini terjadi pada asuransi yang tidak diklaim (misalnya
asuransi jiwa yang pemegang polisnya tidak meninggal dunia hingga
masa pertanggungan berakhir)
Asuransi Syariah
• Kewajiban Zakat
Perusahaan asuransi syariah mewajibkan pesertanya untuk membayar zakat
yang jumlahnya akan disesuaikan dengan besarnya keuntungan yang
didapatkan oleh perusahaan. Hal ini tidak berlaku di dalam asuransi
konvensional.

• Klaim dan Layanan


Di dalam asuransi syariah, peserta bisa memanfaatkan perlindungan biaya
rawat inap di rumah sakit untuk semua anggota keluarga. Di sini diterapkan
sistem penggunaan kartu (cashless) dan membayar semua tagihan yang
timbul.
• Pengawasan
Di dalam asuransi syariah, pengawasan dilakukan secara ketat
dan dilaksanakan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) yang dibentuk
langsung oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan diberi tugas untuk
mengawasi segala bentuk pelaksanaan prinsip ekonomi syariah di
Indonesia,
• Instrumen Investasi
Hal ini juga menjadi sebuah perbedaan yang besar dalam
asuransi syariah dan konvensional. Di dalam asuransi syariah, investasi
tidak bisa dilakukan pada berbagai kegiatan usaha yang bertentangan
dengan prinsip syariah dan mengandung unsur haram dalam
kegiatannya.

Anda mungkin juga menyukai