Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

UNDANG-UNDANG ABORSI

COMPILED BY MA. ISU TERKINI KESPRO


M.TAUFIK,SKM PROGRAM SARJANA KESEHATAN
FIKES UMP PONTIANAK, 2010 MASYARAKAT
DEFINISI ABORSI

Abortus (aborsi) adalah penghentian


kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar
rahim (viable)
•20-28 minggu : partus immaturus
•28-37 minggu : partus prematurus
•37-40 minggu : partus maturus / aterm
•>40 minggu : partus postmaturus /
posterm
Pembagian Macam Aborsi
1. Aborsi Spontan / Alamiah
Berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan
disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel
telur dan sel sperma
2. Aborsi Buatan / Sengaja
Pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan
28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang
disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si
pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau
dukun beranak)
3. Aborsi Terapeutik / Medis
Pengguguran kandungan buatan yang dilakukan
atas indikasi medik
Aspek Hukum Tindakan Aborsi
• Wanita Yang Menggugurkan Kandungan
• Orang lain yang menggugurkan kandungan si
wanita
• Orang lain yang membantu dan turut serta
menggugurkan kandungan si wanita
• Orang yang menyuruh menggugurkan
kandungan si wanita
DASAR HUKUM
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan :
Pasal 75
1. Setiap orang dilarang melakukan aborsi
2. Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dikecualikan berdasarkan:
• Indikasi kedaruratan medis yang di deteksi sejak
usia kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu
dan/atau janin, yang menderita penyakit
genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun
yang tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi tersebut hidup di luar
kandungan; atau
Dasar Hukum (2)

• Kehamilan akibat perkosaan yang dapat


menyebabkan trauma psikologis bagi korban
perkosaan
• Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
hanya dapat dilakukan setelah melalui
konseling dan/atau penasehatan pra tindakan
dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan
yang dilakukan oleh konselor yang kompeten
dan berwenang.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi
kedaruratan medis dan perkosaan,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat
(3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Dasar Hukum (3)
Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 hanya
dapat dilakukan:
• Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu
dihitung hari pertama haid terakhir, kecuali dalam
hal kedaruratan medis;
• Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan
dan kewenangan yang memiliki sertifikat yang
ditetapkan oleh menteri;
• Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
• Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
• Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat
yang ditetapkan oleh menteri.
Dasar Hukum (4)
Pasal 77
Pemerintah wajib melindungi dan mencegah
perempuan dari aborsi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 75 ayat (2) dan ayat (3)
yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak
bertanggung jawab serta bertentangan
dengan norma agama dan ketentuan
peraturan perundang-undangan
KUHP
Pasal 299 KUHP:
• Barangsiapa dengan sengaja mengobati seorang wanita
atau menyuruh supaya diobati, dengan memberitahukan
atau menimbulkan harapan bahwa dengan pengobatan
itu kandungannya dapat digugurkan, diancam pidana
penjara paling lama empat tahun atau pidana denda
paling banyak empat puluh lima ribu rupiah
• Bila yang bersalah berbuat demikian untuk mencari
keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut
sebagai pekerjaan atau kebiasaan, atau bila dia seorang
dokter, bidan atau juru-obat, pidananya dapat ditambah
sepertiga
• Bila yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam
menjalankan pekerjaannya, maka haknya untuk
melakukan pekerjaan itu dapat dicabut
Pasal 347 KUHP:
• Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan
atau mematikan kandungan seorang wanita
tanpa persetujuan wanita itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua belas
tahun.
• Bila perbuatan itu mengakibatkan wanita itu
meninggal, ia diancam dengan pidana
penjara paling lama lima belas tahun
Pasal 348 KUHP:
• Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan
atau mematikan kandungan seorang wanita
dengan persetujuan wanita itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima
tahun enam bulan.
• Bila perbuatan itu mengakibatkan wanita itu
meninggal, ia diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 348 KUHP:
• Bila seorang dokter, bidan atau juru obat
membantu melakukan kejahatan tersebut dalam
pasal 346, ataupun melakukan atau membantu
melakukan salah satu kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka
pidana yang ditentukan dalam pasal-pasal itu
dapat ditambah denpn sepertiga dan dapat
dicabut haknya untuk menjalankan
pekerjaannya dalam mana kejahatan itu
dilakukan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai