Anda di halaman 1dari 19

Asuhan keperawatan pada

pasien Meningitis
suyanto
Learning outcome
• Mampu mengetahui pengertian meningitis
• Mampu mengetahui penyebab meningitis
• Mampu mengetahui tanda-gejala meningitis
• Mampu mengetahui fokus pengkajian
keperawatan pasien meningitis
• Mampu mengetahui problem keperawatan
• Mampu mengetahui tindakan keperawatan
Review Anatomi
Pengertian
• meningitis adalah kondisi dimana terjadi
proses peradangan pada jaringan meningen
yang melapisi otak dan sumsum tulang
belakang.
Penyebab
• Meningitis dapat disebabkan oleh adanya
virus, bakteri, jamur, dan parasit lainnya. Akan
tetapi bakterilah yang paling banyak
menyebabkan terjadinya meningitis (Hickey,
2014).
Tanda-gejala meningitis
• rigiditas nukal (kaku kuduk),
• tanda brudzinki dan kernig, serta fotofobia.
• sakit kepala, demam, takikardia, kelemahan,
menggigil, mual, dan muntah.
• Klien mungkin tampak pemarah pada awalnya,
tetapi saat infeksi berlanjut, klien tampak sakit
akut dan kebingungan, stupor, atau koma.
• Kejang dapat terjadi, petekie atau ruam
perdarahan dapat muncul (Black & Hawks, 2014).
Fokus pengkajian
• Riwayat sakit sebelumnya
• tingkat kesadaran
• tanda-tanda vital
• Skala nyeri kepala
• tanda-tanda refleks meningeal (brudzinski 1,2
positif, kaku kuduk, kernig)
• tanda-tanda peningkatan TIK
• pola tidur
• Kekuatan otot
Problem keperawatan
• nyeri akut, risiko perfusi serebral tidak efektif
(penurunan kapasitas adaptif intrakranial),
hipertermia, gangguan pola tidur, resiko tinggi
cidera (Hickey, 2014)
Nyeri akut
• Tujuan intervensi yang disusun berdasar pada Nursing
Oucome Classification (NOC) berupa kontrol nyeri dan
tingkat nyeri.
• NIC yang dilakukan antaralain : Manajemen nyeri,
pemberian analgetik.
• Aktifitas pada manajemen nyeri yaitu lakukan
pengkajian nyeri, gunakan strategi komunikasi
terapeutik, ajarkan prinsip-prinsip manjemen nyeri.
• Sedangkan aktifitas pada pemberian analgetik adalah
tentukan lokasi dan keparahan nyeri, cek perintah
pengobatan, cek adanya riwayat alergi obat
Resiko perfusi serebral tidak efektif
• Tujuan intervensi pada diagnosis ini berdasar pada NOC
berupa perfusi jaringan dan perfusi jaringan: serebral.
• NIC yang dilakukan antarlain manajemen edema
serebral dan monitor Tekanan Intra Kranial (TIK).
• Aktifitas pada manajemen edema serebral yaitu
monitor adanya keluhan pusing atau pingsan, monitor
status neurologi, monitor karakteristik
serebrospinal,monitor status pernapasan,posisikan
ringgi kepala 30 derajat atau lebih, berikan pelunak
feses.
• Sedangkan aktivitas pada monitor TIK adalah monitor
suhu, kesadaran, MAP, periksa ada tidaknya kaku
kuduk, monitor tingkat CO2
Hipertermia
• Tujuan intervensi pada diagnosis ini berdasar
pada NOC berupa kontrol suhu.
• NIC yang dilakukan antaralain perawatan
demam.
• Aktifitas perawatan demam antaralain pantau
suhu, monitor asupan dan keluaran, dorong
konsumsi cairan, berikan obat atau cairan
Intra Vena (IV).
Gangguan pola tidur
• Tujuan intervensi pada diagnosis ini berdasar
pada NOC berupa tidur.
• NIC yang dilakukan : peningkatan tidur.
• Aktifitas yang dilakukan adalah tentukan pola
tidur, anjurkan pasien untuk menghindari
maanan sebelum tidur, anjurkan pasien
tidur siang, terapkan langkah-langkah
kenyamanan seperti pijat, pemberian posisi
dan sentuhan afektif.
Resiko tinggi cidera
• Tujuan intervensi pada diagnosis ini berdasar pada
NOC berupa kejadian jatuh dan keparahan cidera
fisik.
• NIC yang dilakukan antara lain manajemen lingkungan:
keselamatan, pencegahan jatuh, identifikasi risiko.
• Aktifitas manajemen lingkungan: keselamatan yang
dilakukan antaralain identifikasi kebutuhan keamanan
pasien, identifikasi hal-hal yang membahayakan,
gunakan peralatan perlindungan.
• Sedangkan aktifitas pencegahan jatuh adalah
identifikasi kekurangan baik kognitif atau fisik, bantu
ambulasi, monitor kemampuan berpindah, tempatkan
pagar tempat tidur.
Reference
• Black& Hawk .(2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen
Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Elseiver: Singapura.

• Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Buku Ajar Fisiologi


Kedokteran. (L. Y.Rachman, H. Hartanto, A. Novrianti, & N.
Wulandari, Eds.) (11th ed.). Jakarta: EGC.

• Ignatavicius, D. D., & Workman, M. . (2006). Medical surgical


nursing; Critical Thinking for Collaborative Care. (5th ed.).
Philadelphia: W.B. Sounders Company.

• Hickey, J. V. (2014). The Clinical Practice of Neurological and


Neurosurgical Nursing (7th ed.). Philadelphia: Lippincot Williams &
Walkins

Anda mungkin juga menyukai