Anda di halaman 1dari 24

KONSEP HYGIENE

PERUSAHAAN
Higiene Perusahaan
spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang dengan
mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit
kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan
melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan
korektif kepada lingkungan tersebut serta bila perlu pencegahan, agar
pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari bahaya
akibat kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan setinggi-
tingginya.
Higiene Perusahaan
Ilmu pengenalan, penilaian dan pengendalian factor berbahaya,
shingga masyarakat tenaga kerja dan masyarakat terhindar dari efek
samping kemajuan teknologi

• Jenis sifat-sifat Higiene Perusahaan; sasaran adalah lingkungan kerja


dan bersifat teknik.
Konsep hygiene perusahaan terdiri dari 3
tahapan kegiatan:

1. Pengenalan lingkungan
2. Penilaian lingkungan
3. Pengendalian lingkungan
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat
memperoleh derajat kesehatan setingg-tingginya, baik fisik, atau
mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif,
terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta
terhadap penyakit-penyakit umum.

Jenis sifat-sifat kesehatan kerja yaitu; sasaran adalah manusia dan


bersifat medis
• Kesehatan lingkungan kerja yang sering kali dikenal juga dengan istilah
Higiene Industri atau Higiene Perusahaan. Tujuan utama dari Higiene
Perusahan dan Kesehatan Kerja adalah menciptakan tenaga kerja
yang sehat dan produktif. Selain itu Kegiatannya bertujuan agar
tenaga kerja terlindung dari berbagai macam resiko akibat lingkungan
kerja, masyarakat sekitar perusahaan dan masyarakat umum yang
menjadi konsumen dari hasil-hasil produksi perusahaan, diantaranya
melalui pengenalan, evaluasi, pengendalian dan melakukan tindakan
perbaikan yang mungkin dapat dilakukan. Sehingga dibutuhkan
pemahaman mengenai hygiene perusahaan dan kesehatan kerja.
• Tujuan utama dari Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja adalah
menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan demikian
mungkin dicapai, oleh karena terdapatnya korelasi diantara derajat
kesehatan yang tinggi dengan produktivitas kerja atau perusahaan,
yang didasarkan kenyataan-kenyataan sebagai berikut :
• Untuk efisiensi kerja yang optimal dan sebaik-baiknya. Pekerjaan
harus dilakukan dengan cara dan dalam lingkungan kerja yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan.

• Lingkungan dengan cara yang dimaksud meliputi diantaranya :


tekanan panas, penerangan ditempat kerja, debu di udara ruang
kerja, sikap badan, perserasian manusia dan mesin, pengekonomisan
upaya. Cara dan lingkungan tersebut perlu disesuaikan pula dengan
tingkat kesehatan dan keadaan gizi tenaga kerja yang bersangkutan.
• Biaya dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta penyakit umum
yang meningkat jumlahnya oleh karena pengaruh yang memburukkan
keadaan oleh bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan adalah
sangat mahal dibandingkan dengan biaya untuk pencegahannya.
Biaya-biaya kuratif yang mahal seperti itu meliputi : pengobatan,
peralatan rumah sakit, rehabilitasi, absenteisme, kerusakan mesin,
peralatan dan bahan oleh karna kecelakaan, terganggunya pekerjaan,
dan cacat yang menetap.
• Untuk penerapan higiene perusahaan di tempat kerja suatu
perusahaan akan di perlukan pemahaman terhadap tiga prinsip dasar
yaitu :
1. Pengenalan terhadap bahaya faktor-faktor
lingkungan kerja
• Pengenalan dalam prinsip dasar penerapan Higiene
Industri/perusahaan yang pertama adalah pengenalan terhadap
bahaya faktor – faktor yang timbul di lingkungan kerja sebagai akibat
penerapan teknologi proses produksi suatu industri (yang meliputi
faktor kimia, faktor fisik, faktor ergonomik dan faktor biologi) yang
dapat berpengaruh buruk kepada pekerjaan dan lingkungan kerja,
yang terhadap tenaga kerja dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan (sakit) yang akan mencakup pengetahuan dan pengertian
tentang berbagai jenis bahaya serta pengaruhnya terhadap kesehatan
tenaga kerja atau akibat – akibat yang dapat ditmbulkan kepada
kesehatan tenaga kerja.
• Mengenal atau rekognisi merupakan serangkaian kegiatan untuk
mengenali suatu bahaya lebih detil dan lebih komprehensif dengan
menggunakan suatu metode yang sistematis sehingga dihasilkan
suatu hasil yang objektif dan bisa dipertanggungjawabkan. Dimana
dalam rekognisi ini kita melakukan pengenalan dan pengukuran untuk
mendapatkan informasi tentang konsentrasi, dosis, ukuran (partikel),
jenis, kandungan atau struktur, dan sifat. Adapun tujuan dari
pengenalan, yaitu :
• Mengetahui karakteristik suatu bahaya secara detil (sifat, kandungan,
efek, severity, pola pajanan, besaran).
• Mengetahui sumber bahaya dan area yang berisiko.
• Mengetahui pekerja yang berisiko.
2. Penilaian/evaluasi terhadap bahaya faktor-
faktor lingkungan kerja.
• Di dalam higiene industry/perusahaan evaluasi adalah proses
pengambilan keputusan untuk menilai tingkat resiko pajanan dari
bahaya semua faktor yang timbul (yang ada) di lingkungan tempat
kerja kepada tenaga kerja, sebagai akibat penerapan teknologi proses
produksi suatu industry ( termasuk faktor kimia, faktor fisik, faktor
ergonomic, dan faktor biologi ).
Tujuan dari pengukuran dalam evaluasi, yaitu :

• Untuk mengetahui tingkat risiko.


• Untuk mengetahui pajanan pada pekerja.
• Untuk memenuhi peraturan (legal aspek).
• Untuk mengevaluasi program pengendalian yang sudah dilaksanakan.
• Untuk memastikan apakah suatu area aman untuk dimasuki pekerja.
• Mengetahui jenis dan besaran hazard secara lebih spesifik.
3. Pengendalian terhadap bahaya faktor-
faktor lingkungan kerja.
• Pengendalian faktor – faktor lingkungan kerja sesungguhnya
dimaksudkan untuk menciptakan atau memelihara lingkungan kerja
agar tetap sehat dan aman atau memenuhi persyaratan kesehatan
dan norma keselamatan, sehingga tenaga kerja terbebas dari
ancaman gangguan kesehatan dan keamanan atau tenaga kerja tidak
menderita penyakit akibat kerja dan tidak mendapat kecelakaan kerja.
Ada beberapa bentuk pengendalian atau
pengontrolan di tempat kerja yang dapat
dilakukan , yaitu :
• Eliminasi : Merupakan upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya
serta menghentikan semua kegiatan pekerja di daerah yang
berpotensi bahaya.
• Substitusi : Modifikasi proses untuk mengurangi penyebaran debu
atau asap, dan mengurangi bahaya, pengendalian bahaya kesehatan
kerja dengan mengubah beberapa peralatan proses untuk
mengurangi bahaya, mengubah kondisi fisik bahan baku yang
diterima untuk diproses lebih lanjut agar dapat menghilangkan
potensi bahayanya.
• Isolasi : Menghapus sumber paparan bahaya dari lingkungan pekerja
dengan menempatkannya di tempat lain atau menjauhkan lokasi kerja
yang berbahaya dari pekerja lainnya, dan sentralisasi kontrol kamar.
• Engineering control : Pengendalian bahaya dengan melakukan
modifikasi pada faktor lingkungan kerja selain pekerja.
• Administrasi control: Pengendalian bahaya dengan melakukan
modifikasi pada interaksi pekerja dengan lingkungan kerja.
• APD (Alat Pelindung Diri) : Langkah terakhir dari hirarki pengendalian.
• Ventilasi umum : Mengalirkan udara bersih, aman, dan untuk
menekan kadar kontaminan dari bahan yang berbahaya.
• Ventilasi lokal : Menangkap bahan kontaminan sebelum
membahayakan pekerja.
Pengujian lingkungan kerja dilakukan atas inisiatif pejabat yang
berwenang untuk menentukan sejauh mana pekerja terpajan oleh
faktor lingkungan kerja, menentukan efektivitas alat pengendali di
perusahaan, meneliti tempat kerja berdasarkan keluhan atau gangguan
kesehatan pekerja, peningkatan kesehatan pekerja dan produktivitas
pekerja dan memenuhi komitmen perusahaan dalam penerapan
Hiperkes dan Keselamatan Kerja dalam sistem manajemen nasional dan
internasional. Terdapat juga NAB yang ditentukan sebagai pengendali.
Nilai ambang batas (NAB) adalah sebagai pedoman dalam
pengendalian bahaya lingkungan kerja.
Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja

• Bahaya di lingkungan kerja dapat didefinisikan sebagai segala


kondisi yang dapat memberi pengaruh yang merugikan terhadap
kesehatan atau kesejahteraan orang yang bekerja. Faktor bahaya di
lingkungan kerja meliputi faktor Kimia, Biologi, Fisika, Fisiologi dan
Psikologi.
Bahaya Biologi

• Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang


berasal dari sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus,
bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari
tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi. Bahaya
biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan
non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi
menjadi organisme viable, racun biogenik dan alergi biogenik.
• Organisme viable dan racun biogenic
• Organisme viable termasuk di dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun biogenik termasuk
endotoxins, aflatoxin dan bakteri. Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu,
kelembapan dan media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko: pekerja pada silo bahan pangan,
pekerja pada sewage & sludge treatment, dll. Contoh : Byssinosis, “grain fever”, Legionnaire’s disease.
• · Alergi Bionik
• Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim. Bahan alergen dari pertanian
berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari bulu dan protein dari urine dan feaces binatang. Bahan-
bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat, bakery, kertas, proses
pengolahan kayu , juga dijumpai di bioteknologi ( enzim, vaksin dan kultur jaringan). Pada orang yang
sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala alergi seperti rinitis, conjunctivitis atau asma. Contoh
: Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung bawang dsb.
• · Bahaya Infeksi
• Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang potensial mengalaminya
yaitu pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak, penjaga binatang, dokter hewan dll. Contoh :
Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus, salmonella, chlamydia, psittaci.

Anda mungkin juga menyukai