Anda di halaman 1dari 14

Perbandingan Keefektifan Antara

Penggunaan Steroid dan Acyclovir


Pada Pasien Bells Palsy

OLEH :
Rismayati (17174094)

PEMBIMBING :
dr. Maulida, Sp.S

BAGIAN/ SMF ILMU SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
BPK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DATU BERU TAKENGON
ACEH TENGAH
2019
PENDAHULUAN

 Saraf wajah memainkan peran penting dalam ekspresi emosional.


Penurunan fungsi otot-otot wajah menyebabkan gangguan fungsional,
psikososial dan estetika .
 Bells palsy adalah suatu kelumpuhan wajah yang terjadi mendadak secara
unilateral.
 Data Bell palsy sekitar 70% dari semua kasus kelumpuhan saraf fasialis
dan insiden ini terjadi sekitar 30/100 000 populasi setiap tahunnya dengan
kejadian puncak antara dua dan empat dekade kehidupan.

2
Lanjutan…

 Dalam kebanyakan kasus sekitar 30% dari pasien akan


memiliki beberapa gejala sisa dan 4% akan mengalami gejala
sisa yang berat seperti synkinesis atau kontraktur.
 Ada dua pengobatan utama yang digunakan pada bell palsy
yaitu steroid dan antiviral.
 Sampai sekarang masih ada perdebatan tentang keefektifan
penggunaan antara antivirus dan steroid.

3
TUJUAN

Untuk mengetahui keefektifan dari penggunaan steroid,


acyclovir atau kombinasi keduanya.
BAHAN DAN METODE
 Pasien berjumlah 84 orang, dibagi lagi menjadi empat kelompok yang
masing-masing kelompok terdiri dari 21 pasien.
Kelompok I hanya diberi steroid (prednisolon 60 mg
/ hari selama seminggu kemudian tappering off
selama 10 hari),

Kelompok II menerima acyclovir saja (800


mg / hari selama 5 hari),

Kelompok III pasien diberikan steroid dan acyclovir


( prednisolon 60 mg / hari selama seminggu
kemudian tappering off selama 10 hari dan Ac

Kelompok IV hanya diberi plasebo (multivitamin).


BAHAN DAN METODE

Kriteria Inklusi

• usia 18 - 75 tahun
• Onset lebih dari 72 jam

Study Prospectif
Kriteria Eksklusi

• Pasien dengan kondisi komorbid


• ibu hamil dan menyusui,
• Pasien dengan infertilitas
• pasien yang pernah
mengkonsumsi antiviral dan steroid
• pasien dengan riwayat trauma dan
immunodeficiency .

6
BAHAN DAN METODE

 Semua data yang dimasukkan dan dianalisis dengan menggunakan SPSS


versi 21, dengan menggunakan :
T-independent test
Mann Whitney U test
ANOVA
 tes Kuruskal Wallis
Dengan p <0,05 sebagai signifikan secara statistik.
HASIL
DISKUSI

 Tingkat keparahan Bell Palsy dinilai menggunakan House Brackhmann


Facial Grading Scale
 Tingkat kerusakan saraf diukur dengan menggunakan Nerve Conduction
Study
 Semua pasien diberikan perawatan mata, pendidikan tentang penyakit,
fisioterapi dan latihan wajah dengan pengamatan selama 6 bulan.
 Pada kelompok yang diberikan steroid menunjukkan perbaikan yang sangat
baik dan prednisolon juga bekerja dalam waktu singkat untuk pemulihan
fungsi wajah dibandingkan dengan kelompok lain.
 Valasiklovir tidak terbukti efektif, dan tidak memberikan efek aditif untuk
prednisolon.
 Beberapa penelitian lain juga mengatakan hasil yang sama dengan
penelitian ini
KESIMPULAN

• Terapi steroid pada pasien Bell Palsy sangat efektif terhadap


pemulihan dan perbaikan fungsi wajah.

• Kombinasi terapi antiviral dengan steroid untuk pasien dengan


kelumpuhan otot wajah berat yang tidak terkait dengan virus
varicella zoster masih dipertanyakan keefektifannya
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai